"Dina, kenapa kamu kesini?" tanya Danial seolah-olah tidak terjadi sesuatu
"Nenek meminta saya mengantar makan siang untuk anda" ucap Dina dingin
"Benarkah? apa nenek ke rumah tadi?"
"Iya"
Sikap Dina sangat dingin, bahkan lebih dingin dari pada saat Danial melecehk*nnya malam itu.
"Mana makan siang ku?" tanya Danial
Dina membuka kotak makan siang yang dia bawa, dan menyusunnya di meja
"Hmm baunya enak sekali, apa nenek yang masak?"
Dina hanya menganggukkan kepalanya, lalu memberikan sendok pada Danial
"Bisakah kamu menyuapi ku?"
Tanpa menjawab, tangan Dina bergerak untuk menyuapi tuan mudanya, Dina mendekatkan sendok berisi lauk dan nasi pada mulut Danial.
Danial segera melahapnya lalu mengunyahnya.
"Hmmm enak sekali, lebih enak dari biasanya" ucap Danial tak berbohong
Danial mengunyah makanannya sambil menatap wajah Dina, entah kenapa ada rasa menyesal saat dia menatap wajah gadis cantik di depannya itu.
"Dina..." panggil Danial setelah menelan makanannya
Dina mendekatkan kembali sesendok makanan pada Danial, tapi Danial mendorong pelan lengan Dina agar menjauhkan sendoknya.
"Dina... "
"Ya tuan?" jawab Dina tanpa ekspresi
"Tatap aku Dina" ucap Danial
Dina menatap wajah tuan mudanya dengan ekspresi datar.
"Maaf" ucap Danial
"Untuk apa tuan?" tanya Dina heran
"Maaf membuat mu menyaksikan hal kotor itu"
"Itu salah saya sendiri tuan, seharusnya saya mengetuk pintu terlebih dahulu" ucap Dina sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Dina tidak maukah kamu menerima tawaran ku?" tanya Danial
"Maaf tuan, saya tidak bisa" tolak Dina
"Coba pikirkanlah lagi Dina, aku sungguh kehabisan waktu"
"Anda cari saja orang lain tuan"
"Aku tidak mau, aku hanya ingin kamu yang mengandung bayi ku di dalam rahim mu" ucap Danial
Dina menatap tuan mudanya
"Kenapa harus saya tuan?" tanya Dina yang sudah berlinang air mata.
"Kenapa harus saya? kenapa tuan tidak membiarkan saya bekerja dengan tenang, kenapa?!"
"Tolong tuan, biarkan saya bekerja dengan tenang atau anda bisa memecat saya saja"
Dina bangun dari duduknya "Saya akan mengundurkan diri tuan, permisi"
"Kamu tidak boleh mengundurkan diri" ucap Danial menghentikan Dina
"Aku tidak akan menerima pengunduran diri mu, aku juga tidak akan memecat mu. Kamu bisa bekerja dengan tenang mulai sekarang, aku tidak akan mengganggu mu lagi"
"Tapi aku akan tetap memberikan mu waktu berpikir 3 hari dari sekarang, jika kamu berubah pikiran datang dan temui aku" ucap Danial yang masih belum menyerah
Setelah mendengar ucapan Danial, Dina segera pergi dari sana.
"Nona anda mau pulang?" tanya Dani yang berpapasan dengan Dina
Tapi Dina tak menjawab pertanyaan Dani, dia segera masuk ke dalam lift. Lalu Dani segera pergi menemui bosnya.
"Bos"
"Hmm?" sahut Danial
"Saya lihat nona Dina pergi, tapi kenapa dia menangis?"
"Hah.... " Danial menghela nafas
"Bos"
"Dia marah, karena aku memintanya menyewakan rahimnya"
"Dia tidak mau?" tanya Dani
"Hmmm seperti yang aku katakan dia tidak akan mau, bahkan kemarin aku mendapat tamparan darinya."
"Apa! dia menampar anda?" tanya Dani tidak percaya
"Iya dia menampar ku"
"Tapi sekarang dia menangis? apa anda melakukan sesuatu padanya barusan?"
"Tidak aku hanya memintanya menerima tawaran ku kemarin, mungkin dia kesal karena itulah dia menangis"
5 menit kemudian
"Bos bos gawat!!" ucap seorang sekretaris wanita yang berlarian mencari Danial dan Dani
"Ada apa?" tanya Dani
"Nona Dhana sedang bertengkar dengan seorang gadis di lobi" ucap sekretaris Danial
"Apa!?" teriak kedua pria itu terkejut
Danial segera pergi menuju lift di ikuti Dani dan sekretaris wanitanya.
Di lobi
Saat ini tengah terjadi keributan, Dhana wanita yang bermain dengan Danial tadi saat ini tengah menjambak rambut seorang gadis.
"Gara-gara kau Danial mencampakkan ku!!"
"Nona Dhana tolong lepaskan nona ini, anda akan dalam masalah nanti" Ucap salah satu karyawan yang mencoba melerai mereka berdua.
"Nona anda sungguh akan dalam masalah jika nyonya besar sampai mendengar hal ini" ucap karyawan itu lagi
Karyawan pria itu tahu bahwa Dina adalah orang suruhan dari nyonya besar yang tak lain adalah nenek bos mereka, karena dialah yang tadi berbicara dengan kedua resepsionis itu.
"Diam kau!" bentak Dhana
Siapa yang tak kenal dengan wanita bernama Dhana, dia adalah model yang tengah naik daun belakangan ini.
Para karyawan di kantor Danial sangat tahu bahwa wanita itu adalah salah satu mainan bos mereka, bahkan beberapa karyawan wanita di sana juga berharap berada di posisi model cantik itu.
Selain karena ketampanannya Danial di kenal sangat loyal pada para wanitanya dan para karyawannya.
Dia juga menyediakan fasilitas yang lengkap untuk para karyawannya.
Gaji di sana juga lebih besar dari perusahaan lain karena itulah para karyawannya itu betah bekerja di sana walaupun kelakuan bos mereka minus.
"Argghh tolong lepaskan sakit sekali" ucap gadis itu
"Melepaskan mu jangan harap! pelakor seperti mu patut di hukum!" teriak Dhana
"Pelakor?! heh.. siapa yang kau sebut pelakor dasar jal*ng!!" teriak gadis itu marah.
Sejak tadi dia sudah sangat kesal dan di tambah seorang wanita yang mengatakan dirinya pelakor, bertambah emosilah dia.
"Kurang ajar berani-beraninya kau! aku calon nyonya Danial beraninya kau memanggil ku jal*ng!!"
"Heh.. baru calon" ucap gadis itu meremehkan
"Kau!!" Dhana semakin menarik rambut gadis itu.
Karena sudah cukup muak gadis itu menarik balik rambut wanita bernama Dhana itu, dia melampiaskan kemarahannya yang selama beberapa hari ini dia pendam.
"Argghh lepaskan dasar jal*ng!" teriak Dhana
"Siapa yang kau panggil jal*ng hah!!" teriak gadis itu dengan wajah menantang
"Bukankah kau sendiri yang patut di panggil jal*ng!! aku bahkan melihatnya dengan mata kepala ku sendiri!!" ucap gadis itu lagi
Gadis itu semakin menarik rambut Dhana, wanita itu kesakitan dia bahkan sampai melepas jambakannya dari rambut gadis itu.
"Lepaskan sialan! sakit!" teriak Dhana
"Siapa yang mulai lebih dulu? bukankah itu kamu!" ucap gadis itu sambil menambah tarikannya
"Argghhh"
Danial yang sudah beberapa menit lalu sampai di sana di buat tercengang, dia bahkan tidak berani mendekat.
"Bos apa anda hanya akan diam saja?" tanya Dani yang melihat bosnya hanya menonton
"Dia menakutkan sekali" ucap Danial yang masih tercengang
"Tck dasar penakut" ucap Dani, dia segera berlari menuju kerumunan itu
"Hei hentikan" ucap Dani melerai kedua perempuan itu
"Dani lihat apa yang di lakukan jal*ng kecil ini" ucap Dhana sok di kasihani
Gadis itu semakin menarik rambut Dhana setiap kali Dhana memanggilnya jal*ng.
"Arghhh, Dani suruh dia melepaskan ku" teriak Dhana
"Enak saja mau di lepas" ucap gadis itu sambil tersenyum mengejek
"HENTIKAN!!!" teriak Danial dari kejauhan
Danial melangkah mendekati kerumunan itu.
"Danial" rengek Dhana saat melihat Danial melangkah ke arah mereka
"Danial" rengek Dhana
"Lepaskan dia" ucap Danial pada gadis itu
"Tidak akan!" teriaknya menatap nyalang pada Danial, tanpa rasa takut sedikit pun.
Bahkan para karyawan yang ada di sana cukup terkejut karena ada yang berani berteriak pada bos mereka.
"Lepaskan" ulang Danial
"Dia yang mulai duluan bukan aku!" teriaknya
"Aku bilang lepaskan dia, Dina!!" teriak Danial
.
.
.
Setelah baca, like dan komen ya teman-teman 😊.
Jangan lupa subscribe juga, biar makin semangat updatenya, tinggalkan jejaknya ya... 😊❤.
Baca juga novel aku yang lain ya... Thank You 😊💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
Enung Samsiah
semua nama dri huruf D,,, wkwkwk
2024-01-12
1