Dina melepaskan jambakannya, sedangkan Dhana tersenyum menang. Dina menatap tajam ke arah Danial.
Rambutnya berantakan, matanya merah dan di pipinya terdapat bekas cakaran kuku. Danial menatap tak tega ke arah Dina.
"Argghhh" teriak Dina saat rambutnya tiba-tiba kembali di jambak oleh Dhana
Danial dan Dani segera bergerak membantu Dina di bantu beberapa karyawan, Dani berhasil menjauhkan Dhana dari Dina.
Danial membawa Dina ke dalam dekapannya dan dengan cepat dia mengangkat tangannya hendak mendaratkan sebuah tamparan pada Dhana.
"Jangan bos" ucap Dani menghentikan bosnya yang akan menampar Dhana
Bukan karena apa tapi dia tidak mau bosnya malah terlibat masalah setelah menampar seorang wanita.
Danial mengurungkan niatnya yang hendak menampar Dhana, dia segera beralih pada Dina yang ada di dekapannya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Danial dengan lembut sambil menangkup wajah Dina.
Dina menghempaskan kedua tangan Danial yang berada di wajahnya, kemudian mendorong tubuh Danial agar menjauh dari dirinya lalu Dina pergi dari sana.
"Dina" Danial mengejar Dina tapi lengannya di tahan oleh Dhana
"Danial" panggil Dhana
"Lepas!" ucap Danial menghempaskan tangan Dhana
Danial kembali menatap ke arah Dina pergi tapi dia sudah tidak bisa menemukan Dina.
Danial beralih menatap Dhana, ekspresi wajahnya nampak sangat murka.
"Kau! jangan sampai kamu berani datang ke sini lagi!" peringat Danial pada Dhana
"Seret dia pergi!!" teriak Danial pada petugas keamanan
"Pastikan dia tidak berani menunjukkan wajahnya di sini!" ucap Danial
"Baik bos" sahut dua petugas keamanan.
"Danial! kamu tidak bisa melakukan ini pada ku!" teriak Dhana
"Danial!"
"Ingat ini! kamu akan menerima pembalasan ku Danial!" ancam Dhana yang di seret petugas keamanan
"Dimana Dina?" tanya Danial pada Dani
"Nona Dina sudah keluar bersama sopir nyonya besar, bos" ucap Dani
Danial bernafas lega, setidaknya gadis itu akan pulang dengan selamat.
"Pastikan kejadian ini tidak tersebar" ucap Danial pada Dani
"Baik bos"
Danial melangkah masuk ke dalam lift dan kembali ke ruangannya.
Di dalam mobil
Dina sedang termenung menatap jalan raya.
"Neng, anda baik-baik saja?" tanya pak Dedi
"Saya baik-baik saja pak" jawab Dina
"Sebenarnya apa yang terjadi neng? tadi saya masuk karena mendengar keributan dan setelah saya sudah sampai di sana, saya lihat neng Dina di jambak seorang wanita"
"Saya juga tidak tahu pak, saat saya keluar dari lift perempuan itu tiba-tiba datang dan menjambak saya"
"Ohh begitu"
1 jam kemudian
"Dina kamu sudah pulang? loh ada apa dengan mu?" tanya Nenek Dharma yang khawatir saat melihat Dina yang tadinya rapi dan cantik berubah berantakan setelah pulang dari kantor Danial.
"Dina tidak apa-apa nek tadi di jalan ketemu orang gila, Dina permisi ke kamar dulu mau mandi ya nek" ucap Dina sambil tersenyum
"Apa? orang gila?" tanya Nenek terkejut
Dina segera pergi ke kamarnya, meninggalkan nenek yang masih terkejut.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya nenek pada sopirnya yang tadi ikut masuk mengantar Dina.
"Begini nyonya... " pak Dedi menceritakan semua yang dia tahu
"Apa! pacar Danial?"
"Benar nyonya, sepertinya wanita yang menjambak neng Dina itu pacarnya Den Danial, karena yang saya dengar tadi wanita itu mengatakan Den Danial mencampakkannya gara-gara neng Dina"
"Benar-benar cucu sialan" ucap Nenek kesal
"Baik mang, terima kasih"
"Sama-sama nyonya"
"Nyonya saya mau cek Dina dulu" ucap bik Dahlia
"Iya bik, tolong di obati juga. Barusan saya lihat pipinya luka" ucap nenek
"Baik nyonya"
Nenek kembali duduk di sofa, dia mengambil ponselnya dan segera menghubungi cucunya
"Halo nek?"
"Pulang Sekarang juga!"
"Baik nek" ucap Danial patuh
Tutt... tutt...
Tak sampai 1 jam Danial sudah sampai di rumahnya, dia mengendarai mobilnya dengan cepat. Danial turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumahnya.
"Nenek"
"Kemari dan duduklah"
Danial menghampiri neneknya yang sedang duduk di ruang keluarga, dia duduk di samping neneknya.
"Ada apa nenek menyuruh ku pulang?" tanya Dania
"Apa yang terjadi di kantor mu?" tanya nenek
"Dina mengadu pada nenek?" tanya Danial
"Tidak, tadi nenek lihat dia pulang dengan tubuh yang berantakan, saat nenek tanya dia cuma mengatakan ketemu orang gila di jalan"
Danial terkekeh "Memang pantas di sebut orang gila" gumam Danial
"Apa?"
"Tidak bukan apa-apa nek"
"Katakan Danial apa yang terjadi? nenek hanya meminta Dina mengantar makan siang untuk mu tapi kenapa dia kembali seperti itu?"
"Kata mang Dedi, Dina di jambak seorang wanita"
"Benar nek, tadi Dina di jambak seorang wanita"
"Siapa wanita itu Danial?"
Glek
"Itu nek..."
"Jangan bilang dia salah satu wanita mu" tanya sang nenek
Danial terdiam
"Benar wanita mu?" tanya nenek
Danial hanya sanggup menganggukkan kepalanya pelan.
"Lihat inilah akibat perbuatan mu Danial!" ucap nenek sambil memukuli cucu satu-satunya
"Aduh nek ampun sakit"
"Gara-gara kamu Dina sampai terluka" ucap nenek yang masih memukuli cucunya
"Ampun nek"
"Karena inilah nenek meminta mu berhenti Danial! perbuatan mu itu bisa berakibat buruk untuk orang di sekitar mu Danial"
"Maaf nek, Danial akan coba berhenti"
"Bukan akan tapi harus" ucap nenek
"Iya iya Danial usahakan nek, Danial janji. Sekarang berhentilah memukuli ku nek"
Nenek Dharma berhenti memukuli cucunya.
"Mulai sekarang kamu fokus saja carikan nenek menantu"
"Kata nenek cicit?"
"Iya cicit tapi kalau bisa sekalian sama ibunya"
"Tidak bisa nek, cicit ya cicit saja tidak perlu dengan ibunya"
"Terserah pokoknya nenek terima jadi saja"
"Dasar merepotkan" gerutu Danial
"Apa kamu bilang?!"
"Bukan apa-apa nek" ucap Danial sambil tersenyum
"Ya sudah nenek pulang dulu, nanti sore nenek ada arisan" ucap Nenek Dharma beranjak dari sofa dan melangkah ke arah dapur untuk mengambil tasnya yang ada di meja makan.
"Iya" jawab Danial sambil mengikuti neneknya
"Oh iya tadi makan siang yang di bawa Dina sudah kamu habiskan?"
"Apa nek?"
"Makan siang yang di bawa Dina sudah kamu habiskan?" ucap nenek mengulang pertanyaannya
"Oh.. itu sudah nek" ucap Danial berbohong padahal dia hanya makan satu sendok saja
"Bagaimana rasanya?" tanya nenek
"Enak, malah lebih enak dari biasanya" jawab Danial dan kali ini dia berkata jujur
"Benarkah?" tanya nenek Dharma sambil tersenyum
"Iya nek, kemampuan memasak nenek meningkat" ucap Danial sambil mengacungkan kedua ibu jarinya
"Bukan nenek yang masak" ucap nenek melangkah keluar
"Lalu siapa?" tanya Danial
Mereka berdua sudah sampai di teras
"Dina yang masak"
"Benarkah? bukankah itu resep nenek?"
"Iya nenek mengajari Dina resep keluarga kita, agar kamu bisa sering-sering makan masakan kesukaan mu"
Danial menganggukkan kepalanya
"Ya sudah nenek pulang dulu" ucap nenek setelah mobilnya sudah siap
"Iya hati-hati di jalan nek"
"Iya, nanti sampaikan salam nenek ke Dina"
"Iya nek"
Pak Dedi membukakan pintu mobil untuk Nenek Dharma lalu nenek Dharma masuk ke dalam mobilnya.
"Mang hati-hati nyetirnya"
"Siap Den, saya permisi dulu" ucap Pak Dedi setelah menutup pintu mobil untuk nyonya-nya
"Iya"
"Sampai jumpa nek" ucap Danial sambil melambaikan tangannya
Nenek membalas lambaian tangan cucunya
"Kapan-kapan kamu bawa Dina main ke rumah"
"Iya nek"
Mobil yang di tumpangi nenek Dharma sudah meninggalkan halaman rumah Danial, Danial masuk ke dalam rumah.
"Den Danial sudah pulang?"
"Iya bik, bibik dari mana?"
"Bibik dari belakang Den, nyonya sudah pulang?
"Iya baru saja, Dina mana bik?"
"Dina tidur Den, baru saja bibik ngobatin Dina"
"lukanya parah bik?" tanya Danial, padahal tadi dia sudah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana luka Dina.
"Tidak den, hanya goresan kecil saja"
"Tolong obati dengan baik bik, jangan sampai ada bekas luka di wajahnya"
"Siap den"
"Kalau begitu aku ke kamar dulu bik. Katakan pada Dina hari ini tidak usah menyiapkan keperluan ku, suruh saja dia istirahat"
"Baik Den"
Danial melangkah naik ke lantai atas, sesampainya di kamarnya Danial menghempaskan tubuhnya di sofa.
"Oh iya makan siang ku" ucap Danial yang ingat dengan makan siangnya.
Danial merogoh kantong jasnya lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Halo"
"Dani, antarkan makan siang ku yang ada di ruangan mu tadi"
"Maaf Bos"
"Jangan bilang kamu memakannya Dani!" ucap Danial ngegas
"Sorry Bos saya baru saja menghabiskannya" ucap Dani sambil terkekeh tanpa rasa bersalah
"Dani!!" teriak Danial
"Saya kira anda sudah tidak mau bos jadi saya makan, sayang kalau di buang" ucap Dani tanpa rasa bersalah
.
.
.
Setelah baca, like dan komen ya teman-teman 😊.
Jangan lupa subscribe juga, biar makin semangat updatenya, tinggalkan jejaknya ya... 😊❤.
Baca juga novel aku yang lain ya... Thank You 😊💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments