Beberapa detik kemudian bibik kembali dengan kotak obat di tangannya.
"Sini biar bibik obati"
Dina menyodorkan tangannya pada bik Dahlia, bibik mulai membersihkan luka di jari Dina setelah itu mengobatinya dan menutupnya dengan plester luka.
"Dina, bibik yakin tuan muda sepertinya suka pada mu sebelumnya dia tidak pernah seperti itu pada asistennya.
"Tidak bik, tuan muda hanya iseng saja"
"Tapi bibik yakin"
"Ya sudah terserah bibik saja"
"Lihat saja nanti" ucap bik Dahlia sambil tersenyum
Bik Dahlia tidak pernah tahu kelakuan tuan mudanya itu, padahal yang sebenarnya adalah tuan mudanya itu selalu meniduri asisten pribadinya dengan iming-iming uang.
Dan jika sudah bosan dia akan memecat asistennya itu dan memberikan mereka uang tutup mulut.
Di kantor
Saat ini Danial tengah sibuk dengan pekerjaannya, setelah meeting tadi pagi dia kembali ke ruangannya.
Walaupun Danial suka bermain-main dan juga dia adalah seorang casanova tapi saat bekerja dia akan sangat fokus.
Dia juga cukup kompeten dengan tugasnya sebagai pemimpin perusahaan, tapi memang terkadang dia akan memanggil para wanitanya ke kantor hanya untuk di puaskan.
Dia akan melakukan itu di kantor setiap kali sedang suntuk saja, sisanya dia akan melakukannya di tempat lain.
Tok tok
"Masuk"
Setelah mendapat persetujuan dari Danial seorang pria melangkah masuk ke dalam ruangan Danial.
"Bos 10 menit lagi ada pertemuan dengan pihak tuan Danu" ucap asistennya
"Di mana?" tanya Danial
"Di ruang pertemuan bos, mereka akan tiba 5 menit lagi"
"Oke, aku selesaikan ini dulu"
"Baik"
Drtt drtt
Danial melirik ke arah ponselnya, lalu menjawab panggilan yang masuk ke ponselnya
"Halo"
"Danial !!"
Danial segera menjauhkan ponselnya dari telinganya saat mendengar suara teriakan dari balik sana
"Ada apa nek? tolong jangan berteriak"
"Mana janji mu Danial?" sang nenek menagih janjinya
"Janji apa nek?" tanya Danial
"Kamu bilang akan memberikan nenek cicit, mana?"
"Nenek kan kasih aku waktu 1 bulan" ucap Danial
"Sekarang sudah lewat dua minggu Danial"
"Iya kan masih ada waktu nek"
"Baiklah, waktu mu tinggal 2 minggu lagi, jika dalam dua minggu kamu tidak memberikan nenek cicit atau menantu kamu akan tahu akibatnya" ancam sang nenek
"Nek bagaimana caranya memberikan nenek cicit dalam waktu 2 minggu? itu tidak mungkin" ucap Danial
"Kalau begitu bawa saja menantu untuk nenek"
"Itu juga tambah tidak mungkin nek, ayolah nek" rayu Danial
"Tidak! Pokoknya Kamu bawa salah satu, cicit atau menantu"
"Jika cicit nenek mau dari perempuan baik-baik dan jika menantu nenek mau gadis dari keluarga baik-baik tidak masalah jika dari keluarga kurang mampu asalkan mereka keluarga baik-baik"
"Hah.... Baiklah Danial akan bawakan salah satunya, sudah dulu nek aku masih ada meeting"
"Baiklah" ucap nenek
Tutt
Sang nenek langsung memutus panggilannya
"Haiss... Nenek terus saja mendesak ku"
"Bos, Tuan Danu sudah berada di ruang pertemuan"
"Baiklah, ayo"
Danial melangkah ke arah ruang pertemuan di ikuti Dani di belakangnya.
Di rumah Danial
Saat ini Dina tengah membersihkan kamar tuan mudanya, sejak 1 minggu yang lalu Danial ingin Dina yang membersihkan kamarnya.
Danial memerintahkan mulai saat itu kamarnya hanya boleh di sentuh asisten pribadinya yaitu Dina.
Jadi selain Dina tidak ada yang boleh masuk ke dalam sana kecuali Danial memperbolehkannya masuk.
Saat ini Dina tengah membersihkan nakas yang berada di dekat ranjang Danial, Dina mengelap bagian atas nakas lalu dia melihat sebuah majalah yang ada di atas nakas.
Dina yang penasaran membuka majalah itu dan saat membukanya alangkah terkejutnya Dia, ternyata majalah itu adalah majalah dewasa seketika Dina menghempaskan majalah itu.
"Dasar tuan muda mesum, pantas saja kelakuannya seperti itu" gerutu Dina
Karena tak tahan dengan gambar di majalah Dina memasukkan majalah itu ke dalam laci paling bawah di nakas.
Biasanya laci itu selalu terkunci tapi kali ini tidak, mungkin Danial lupa menguncinya atau bisa jadi dia sengaja melakukan itu karena dia tahu bahwa hanya Dina yang bisa masuk ke dalam kamarnya.
Tapi saat Dina membuka laci itu lagi-lagi dia melihat sebuah majalah dewasa dan juga beberapa benda yang cukup aneh menurutnya
"Apa ini?" tanya Dina sambil bergidik
Dina segera menutup laci yang penuh dengan majalah dewasa dan juga benda-benda aneh di dalamnya
"Dasar pria aneh"
Setelah itu Dina keluar dari kamar tuannya karena sudah selesai membersihkan kamar Danial.
Malam harinya Danial pulang terlambat, dengan tubuh yang sedikit sempoyongan dia masuk ke dalam rumah
Dina yang kebetulan dari dapur setelah mengambil air minum, melihat tuannya yang baru pulang.
Dina meletakkan segelas air di meja lalu menghampiri tuan mudanya yang berjalan sempoyongan
"Tuan muda" Dina menghampiri tuannya yang hampir saja terjatuh di lantai, beruntung dia masih sempat menyanggah tubuh tuannya
"Siapa kamu?" tanya Danial
Dina mengernyitkan keningnya saat mencium sesuatu dari tubuh tuannya
"Saya Dina tuan, anda tidak mengenali saya?"
"Ahhh benar kamu Dina, asisten pribadi ku" racau Danial sambil tersenyum tak jelas
"Apa tuan muda mabuk? apa ini yang namanya mabuk?" tanya Dina dalam hati, karena sebelumnya dia tidak pernah melihat orang mabuk
"Biar saya bantu anda ke kamar"
"Hei aku bisa berjalan sendiri" ucap Danial
"Anda yakin tuan?" tanya Dina
"Tentu saja" jawab Danial sambil melangkah naik ke anak tangga
Dina mengikuti tuan mudanya dari belakang, dia takut tuannya tiba-tiba jatuh
Danial melangkah perlahan dengan tubuh sempoyongan, Dina yang tidak sabar melihat tuannya berjalan seperti siput pun membantunya naik
"Hei aku bilang aku bisa sendiri" ucap Danial yang tidak mau di bantu
"Saya tahu tuan tapi akan lebih cepat jika saya membantu anda"
"Kenapa kamu selalu membantah ku Dina?" tanya Danial masih dalam keadaan mabuk
Dina tidak mendengarkan racauan tuannya. Sesampainya di depan pintu kamar Dina membuka pintu kamar Danial lalu melangkah masuk.
Dina menidurkan tubuh tuan mudanya di Ranjang
"Hah berat sekali dia" gumam Dina
Dina menatap Danial yang sudah tertidur di atas kasurnya
"Hah.... " Dina menghela nafas lalu mulai bergerak melepas jas dan sepatu Danial
Setelah beberapa menit jas dan sepatu Danial sudah terlepas, Dina memperbaiki posisi tubuh Danial lalu mengambil selimut untuk menyelimuti tubuh Danial
"Oh iya aku lupa Dasinya" ucapnya saat melihat ke arah leher tuan mudanya
Dina duduk di samping Danial lalu dengan perlahan membuka dasi yang masih melilit di leher Danial
Dina juga melepas kancing kemeja Danial, agar tuannya itu lebih nyaman saat tidur. Tapi di kancing ketiga tangan Danial mencengkram tangan Dina yang sedang membuka kancing bajunya.
"Tuan..."
"Kamu sedang apa?" tanya Danial
"Saya membuka kancing atas anda agar anda bisa tidur dengan nyaman" jawab Dina sambil menatap wajah Danial
Danial melepas cengkramannya dari tangan Dina
"Buka semua" ucap Danial lalu dia meletakkan tangan kanannya di atas keningnya
"Baik"
.
.
.
Setelah baca, like dan komen ya teman-teman 😊.
Jangan lupa subscribe juga, biar makin semangat updatenya, tinggalkan jejaknya ya... 😊❤.
Baca juga novel aku yang lain ya... Thank You 😊💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments