*Hukuman

Tim A memenangkan pertandingan dengan skor 10-5. Tim B benar-benar kalah telak.

Suara sorakan dari penonton mulai terdengar di studio basket itu, begitu ramai suara para gadis yang menyoraki nama Reyn dengan semangat.

Jujur, Andrew sama sekali tak peduli dengan sorakan gadis-gadis itu yang di tujukan pada Reyn. Namun, ekor matanya menangkap sosok Rosyi yang tersenyum lebar atas kemenangan lawan nya dan Andrew tidak suka itu.

Andrew lebih tak suka lagi ketika Rosyi tiba-tiba turun kelapangan dan memeluk Reyn erat sambil berteriak, "Lo hebat, gue bangga sama lo!!"

Kedua human itu memeluk erat satu sama lain, tak peduli akan des*han kecewa dari beberapa orang.

Sejujurnya Reyn juga terkejut dengan Rosyi yang tiba-tiba memeluknya, namun disisi lain ia juga merasa senang karena mendapatkan pelukan dari gadis brandal itu.

Reyn semakin senang lagi ketika melihat raut masam yang Andrew tunjukkan, benar-benar memuaskan.

Laki-laki itu menjulurkan lidahnya untuk mengejek Andrew yang tengah menatap tajam ke arahnya.

"Gak akan ada yang bisa dapetin Rosyi selain gue!"

Reyn baru saja selesai mengganti seragam basket nya dengan seragam abu-abu bersama teman satu tim nya yang lain.

Saat keluar dari ruang ganti, pas sekali Reyn dan timnya berpapasan dengan Andrew yang juga bersama timnya.

Kedua kapten tim itu saling menatap tajam satu sama lain. Tatapan angkuh nan mengejek terlihat jelas dari mata Reyn. Sedangkan Andrew, laki-laki itu menatap Ryan dengan tajam dan menusuk.

"Hei, udahlah bro. Pertandingan percobaan udah selesai." David merangkul bahu Reyn, menarik laki-laki itu mundur.

Reyn tak bereaksi apapun, ia hanya menatap Andrew dari atas hingga bawah lalu tersenyum remeh sebelum pergi dari sana tanpa mengatakan apapun.

Kedua tangan Andrew terkepal, ia merasa di rendahkan oleh sikap Reyn.

"Sorry bro, Reyn emang gitu kalau sama lawannya."

Andrew menepis kasar tangan David yang ada di bahunya, lalu pergi berlawanan arah dengan Reyn.

"Heh! Tuh orang bener-bener ya! Songong amat mukanya, pengen gue geprek deh!!" David jadi kesal sendiri.

"Gak usah marah-marah, ayo kekantin." Liam merangkul sahabatnya itu.

"Lo traktir ya?"

"Hem."

"YES, AKHIRNYA BISA MAKAN ENAK TANPA HARUS KELUARIN UANG!" Teriak David kegirangan, sedangkan Liam hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkah random sahabat nya yang satu ini.

Rosyi yang tengah berjalan menuju kantin harus terpaksa menghentikan langkahnya ketika Orion tiba-tiba saja menghalangi jalannya.

Dahi gadis itu berkerut dalam, "Lo ngapain? Minggir sana, gue mau ke kantin."

"Gue cuma mau ngingetin sama lo. Andrew udah balik ke Indonesia dan pindah sekolah ke sini, lo pasti udah liat dia kan?" Raut wajah Orion nampak serius.

"Hem, ya, gue tau." Rosyi hanya menanggapi dengan malas.

Melihat reaksi sepupunya yang begitu cuek membuat Orion gemas sendiri hingga ia mencengkram bahu gadis itu. "Lo itu, bisa lebih care gak? Ini bahaya lho! Andrew itu bukan orang biasa. Lo tau kan seberapa nekatnya tuh manusia satu?"

"Lo tenang aja, gue gak bakal kenapa-napa. Lo kayak gak kenal gue aja sih." Dengan santainya, Rosyi menurunkan tangan Orion dari pundaknya.

"Amelia! Ini bahaya dia_"

"Apanya yang bahaya?" Entah bagaimana bisa, Reyn tiba-tiba muncul dan sekarang sudah merangkul Rosyi dengan entengnya.

Laki-laki itu menatap Rosyi dalam dan penuh tanya, "Hal apa yang bisa bikin anjing hutan satu ini dalam bahaya?"

"AKHH!" Reyn menggerang sakit ketika kakinya di injak dengan gemas oleh Rosyi, rasanya begitu sakit hingga Reyn rela melepaskan rangkulannya untuk memegang kakinya yang terasa berdenyut sakit.

"Anjing hutan anjing hutan, Lo tuh mirip babi hutan!!" Sungut Rosyi kesal.

Bukannya meminta maaf, Reyn malah terkekeh, masih dengan posisi tangan yang menggenggam kakinya. "Lo kan emang mirip anjing hutan."

"Ck, tau ah, ngomong sama babi hutan yang gak bisa ngaca emang susah, mending gue ke kantin aja. Bye!" Rosyi berjalan pergi, tak peduli dengan Reyn yang berteriak memanggil nya sambil berjalan dengan satu kaki.

Sebelum pergi, laki-laki itu sempat melirik Orion sejenak. "Pulang sekolah tunggu di atap sekolah, gue mau ngomong." Raut yang tadinya masih terlihat bercanda kini tiba-tiba berubah menjadi begitu serius.

Orion mengangguk, ia hanya diam menatap punggung Rosyi dan Reyn yang perlahan menghilang dari jangkauan penglihatan nya.

Sehari saja tak masuk ruang bk, rasanya sulit sekali untuk Rosyi dan Reyn. Siang ini, keduanya kepergok oleh satpam tengah memanjat dinding sekolahan untuk mencuri sebuah mangga milik warga yang berada di belakang rumah.

Awalnya mereka gak ada niatan mau ngambil mangga itu. Keduanya cuma gabut, jadi mereka inisiatif mau manjat dinding terus nongkrong sambil duduk di atas sana. Eh, tiba-tiba ada buah mangga yang bergelantungan di depan mata Rosyi.

Mangga itu bergoyang ke kiri dan ke kanan, sungguh menggoda untuk di petik dan dinikmati dagingnya.

"Aduh, sungguh menggoda iman ya bestie." Tanpa pikir panjang, Rosyi langsung memetik buah mangga yang sudah setengah matang itu lalu mengupasnya dengan pemes yang ia ambil dari kelas 11 IPS 3, entah milik siapa, ia tak peduli.

Reyn hanya melihat apa yang di lakukan Rosyi tanpa berkomentar atau melakukan apapun.

"Lo mau gak?" Dengan senang hati laki-laki itu langsung melahap potongan daging mangga yang Rosyi sodorkan, bahkan ia turut memasukkan tangan gadis itu ke dalam mulutnya.

"Hih! Tangan gue gak usah ikutan Lo makan juga kalik!" Rosyi mengelap tangan nya yang baru saja masuk ke dalam mulut Reyn menggunakan rok sekolah nya.

"Mangga nya enak, ambil lagi gih."

"Dih, nyuruh!"

Berawal dari satu mangga, dan berakhir keduanya menghabiskan sekitar 8 buah mangga yang tumbuh dekat dengan tempat Mede duduk.

Namun, s*al nya kegiatan menyenangkan keduanya makan mangga di atas dinding pembatas sekolahan di kacau kan oleh satpam yang tengah berkeliling siang itu.

Dan akhirnya, disini lah mereka berakhir. Di dalam ruang BK dengan Bu Rena yang sudah memijat pangkal hidung nya, lelah dengan kelakuan kedua muridnya ini.

"Kemarin kalian curi ayam warga waktu pulang sekolah, lalu mengambil barang-barang adik kelas tanpa izin dan mengganggu kakak kelas yang sedang berolahraga di lapangan sekolah. Saya heran, apakah kalian tidak bosan jika setiap hari selalu masuk ruang BK seperti ini?"

"Dan kamu Reyn, saya tahu kamu murid yang nakal dan suka masuk ruang BK. Tapi kenapa akhir-akhir ini kamu lebih sering masuk ruang BK hah?!" Bu Rena mengalihkan pandangan pada Reyn yang hanya diam.

"Kenapa kalian ini selalu kompak membuat masalah sih?!" Bu Rena nampak begitu setres menghadapi anak didiknya satu ini.

Reyn menggenggam tangan Rosyi, lalu menunjukkan genggaman tangan mereka kepada Bu Rena dengan bangga. "Kami itu pacaran Bu, kami tak bisa terpisahkan. Kami akan selalu saling mendukung satu sama lain."

"Kalau saling mendukung dalam hal kebaikan, tentu saja bagus. Tapi kalian itu saling mendukung dan bekerjasama dalam berbuat onar! Setiap hari ada saja keributan yang kalian ciptakan."

"Lho, harusnya ibu tuh berterimakasih sama kami. Karena adanya kami, SMA Tunas Harapan jadi tidak sepi dan selalu ramai." Kali ini Rosyi yang menjawab.

Terlihat wanita yang menjabat sebagai guru Fisika dan guru konseling siswa itu menghela nafas berat. "Kalian tanam semua tanaman yang telah saya beli untuk di tanam di taman depan, cepat."

"Nanti lah Bu, kita masih capek nih." Rosyi menyandarkan bahunya pada punggung kursi.

"SEKARANG! TIDAK ADA NANTI-NANTI!"

Benar-benar si*l, siang ini Reyn dan Rosyi harus terjebak di dalam gudang belakang sekolah yang kotornya nauzubillah.

"Ini gudang atau apaan dah? kotor amat kayak udah di telantarin selama seabad aja." Bukannya langsung membersihkan seperti apa yang Reyn lakukan, Rosyi malah sibuk menggerutu sendiri.

"Iuh... debunya banyak banget." Gadis itu mencolek sebuah kursi lalu bergerak geli melihat debu yang menempel di kursi itu.

"Wih, apaan nih?" Rosyi mendekati sebuah kardus yang menarik perhatiannya.

Gadis itu berteriak kegirangan ketika melihat sebuah benda yang ada disana. Ia mengambil benda itu tanpa pikir panjang. "Tongkat baseball!!"

Reyn yang tadinya bersikap tak peduli pun akhirnya menoleh, ia penasaran dengan apa yang membuat Rosyi sampai berteriak seperti itu.

"Kenapa disini ada tongkat baseball?" Maksudnya, di SMA Tunas Harapan ini sama sekali tak ada bola atau peralatan baseball. Guru olahraga pun selalu melarang mereka bermain baseball, bahkan para murid bersedia membelikan alat baseball dengan uang kas kelas.

Rosyi mengangkat bahunya, "Gue ambil aja kalik ya, lagian di taroh sini, pasti udah gak kepake."

"Jangan!"

Rosyi menoleh, menatap kesal pada Reyn. " Kenapa?! Lagian kan tongkatnya gak kepake, mending gue ambil kan."

Reyn menggeleng kukuh, tatapan nya begitu serius, membuat Rosyi jadi was-was.

"Lo tau gak, kenapa SMA Tunas Harapan gak pernah bolehin muridnya main baseball?" Rosyi menggeleng pelan.

"Katanya, kalo kita main baseball di sekolahan, maka anak yang main baseball bakal di hantui sama arwahnya anak kepala sekolah. Katanya dia mati karena teman kelasnya gak sengaja melempar tongkat baseball dengan kuat ke arahnya, kepalanya bocor dan dia... HEK!" Rosyi terkejut ketika Reyn berteriak. "Mati." Lanjutnya.

"Dan..." Reyn menunjuk tongkat yang sedang Rosyi pegang. "Ini adalah tongkatnya, tongkat yang membunuh nya."

BRAK!

"AAAAA!" Rosyi reflek membuang tongkat itu ketika pintu tiba-tiba tertutup, entah karena angin atau apa. Dan tanpa sadar, ia malah memeluk Reyn erat dengan mata terjebak.

Oknum yang tengah di peluk oleh Rosyi memasang sebuah senyuman, ia membalas pelukan Rosyi dan merengkuh gadis itu dengan erat.

"Hiks... takut..." Gumam Rosyi pelan.

"Syut... jangan bersuara, dia akan menemui jika kau menangis sekarang." Bisik Reyn.

Reflek Rosyi membekap mulutnya sendiri, takut untuk bersuara.

Didalam hatinya Reyn sudah tertawa puas. "Hehehe, terus peluk aku, jangan di lepas." Reynhart Modus Adhitama.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Adek...kiw~ kiw~ 😗

Terpopuler

Comments

hadiya nur Jannah

hadiya nur Jannah

hehe kalian berdua ini horang kaya ya kali nyolong ayam😅😅😅😅😅😂😂😂😂bikin ngakak aja😂😂😂😂😄

2023-03-20

0

hadiya nur Jannah

hadiya nur Jannah

ya ampun emang kalian pasangan somplak gabut nyolong mangga orang😅😅😄😄😄

2023-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!