*Novi Stevenson

Selesai makan malam, Reyn tak langsung mengantarkan Rosyi pulang. Mereka berbincang sebentar dengan keluarga besar dari ayah Reyn itu.

Tak lupa, Reyn memperkenalkan Rosyi kepada semua orang sebagai pacar nya. Sang ayah, Raditya tak menunjukkan respon apapun tentang hubungan keduanya, namun Flo sang ibu malah terlihat antusias.

Ia tentu tahu jika sang putra memiliki begitu banyak pacar, karena itulah ia sangat excited ketika Reyn memperkenalkan Rosyi. Ia berharap jika Rosyi adalah gadis yang tepat yang akan merubah Reyn.

"Reyn semakin hari semakin tampan saja ya," Puji salah seorang wanita dengan rambut yang di sanggul cukup tinggi.

Reyn yang bersandar di bahu Rosyi hanya tersenyum tipis, "Baru nyadar tan? Tante kemana aja selama ini?" Laki-laki itu dengan pedenya menyugar rambutnya itu, membuat leher Rosyi geli.

"Sok ganteng banget," Cibir Rosyi pelan.

Reyn langsung bangkit, "Lho, aku ini emang ganteng. Coba aja tanya sama para wanita cantik ini, siapa di sini yang paling ganteng, pasti jawabannya Reynhart Adhitama."

Amira dari sebrang menyindir dengan keras, "Iya deh, paling ganteng, yang pacar nya paling banyak!!"

BUGH...

Sebuah bantal sofa melayang hingga mengenai wajah cantik Amira. "Diem Lo curut!"

"Oh, jadi pacar banyak itu patokan untuk mengukur ketampanan seseorang?" Rosyi menaikan satu alis.

"Kalau gitu gimana kalau kit_hmpp..." Reyn bergegas menutup mulut Rosyi sebelum gadis itu melanjutkan ucapannya.

"No! aku tidak akan membiarkan kata-kata tak pantas itu keluar dari bibir kamu!"

"Woy!" Tangan kekar Reyn terlepas dari bibir Rosyi. "Bekap sih bekap aja, tapi hidung gak udah di tutup juga dong! Nanti kalau aku kehabisan nafas terus meninggoy gimana?!" Marah gadis itu.

"Ya maaf, aku gak mau aja kamu lanjutin kata-kata kamu tadi." Reyn memasang wajah melas, supaya sekiranya Rosyi tak memarahinya lagi.

"Terserah!"

"Aduh, terserah. Kata-kata legend ketika cewek marah." Vincent tertawa jahat, Reyn tak menghiraukan sepupunya yang satu itu.

Di peluk nya Rosyi dari samping, "Sayang, jangan marah dong. Babe, jangan marah. Sayang, honey, my love, my sweet heart." Reyn merengek manja, dan itu sungguh membuat Rosyi risih, apalagi ketika ia sadar bahwa ia dan Reyn tengah menjadi tontonan.

"Reyn, apaan sih?! Lepas!" Ia sedikit mendorong Reyn menjauh namun laki-laki itu benar-benar lengket seperti prangko.

"Gak mau, kamu marah." Cicitnya dengan suara pelan.

"Enggak, aku gak marah."

"Beneran?" Reyn menatap Rosyi dengan tatapan melas.

Gadis itu mengangguk, "Udah ah, ayo antar aku pulang, ini sudah malam, nanti mommy nyariin lagi."

"Lho, gak mau nginep aja sayang? besok kan bisa di anterin pulang sebentar sama Reyn, terus kalian berangkat sekolah bareng." Tawar ibu Reyn.

Rosyi tersenyum tipis menanggapi, "Lain kali aja aunty, mommy pasti lagi nyariin sekarang."

"Oh, ya udah. Reyn, kamu anterin Rosyi ya. Jaga dia baik-baik, jangan sampai lecet." Amanat aunty Flo pada sang anak.

"Ay ay kapten!"

Mereka pun berpamitan kepada ibu dan ayah Reyn, lalu dengan om dan Tante laki-laki itu yang jumlahnya sungguh tidak sedikit.

Mereka baru saja setengah jalan menuju rumah Rosyi, namun tiba-tiba gadis itu berucap. "Nanti turun di halte depan ya, gue udah pesen taxi."

Dahi Reyn berkerut saat itu juga, "Ngapain pesen taxi? Gue aja yang anterin Lo sampai rumah."

"Gue gak mau mommy liat gue pulang sama cowok, jadi tolong turutin gue." Ayolah, Rosyi benar-benar tak mau jika sang ibu kembali marah seperti beberapa hari lalu.

Reyn menurut, ia sudah tahu apa yang akan terjadi jika ia ngeyel nganterin Rosyi sampai rumah, itu pasti jadi petaka yang besar buat gadis itu.

"Kenapa masih di sini? balik sana. Sebentar lagi taxi nya datang." Usir Rosyi pada Reyn sudah turun dari motornya.

"Sesuai amanat dari mommy, gue harus anterin Lo sampai rumah dengan selamat. Jadi gue bakal ikut Lo naik taxi." Karena Reyn ini anak yang sangat berbakti, ia tentu harus mendengarkan ucapan sang ibu dong ya?

"Terus motor Lo gimana? masa mau Lo tinggal disini gitu aja sih." Pertanyaan Rosyi mendapatkan anggukan dari Reyn, "Ya mau gimana lagi?"

Mulut Rosyi menganga tak percaya, "Lo beneran? ini motor kalau ilang gimana?"

"Tinggal beli lagi lah, gitu aja kok susah." Dengan entengnya Reyn mengatakan itu, Rosyi hanya bisa menghela nafas. "Dasar orang kaya."

Setelah beberapa saat, akhirnya taxi yang Rosyi pesan telah sampai. Keduanya pun masuk, Rosyi memberikan alamat rumahnya dan taxi itupun mulai melaju pergi.

"Sampai kamar langsung bersih-bersih, terus tidur istirahat. Jangan lupa mimpiin gue oke?" Reyn mengedipkan matanya genit.

Rosyi memicingkan mata, "Kenapa mata lo? kelilipan?"

"Yang~"

Sang supir taxi hampir saja tertawa mendengar rengekan Reyn yang sungguh sangat menggelikan itu.

Rosyi tak perduli dengan rengekan Reyn, ia pun langsung turun dari taxi tanpa melirik Reyn sedikit pun.

Laki-laki itupun hanya bisa menghela nafas pasrah ketika Rosyi mulai memasuki gerbang rumahnya, berjalan menuju rumah besar itu seorang diri.

"Balik ke tempat tadi pak."

"Baik Mas."

Seperti sebuah kebiasaan baru, Reyn menjemput Rosyi namun ia menunggu kekasihnya itu di halte bus dekat rumahnya.

Rosyi yang sudah mendapatkan pesan dari laki-laki itupun langsung menghampiri nya di halte.

"Gue bisa naik motor sendiri, gak usah lo jemput lagi," Ucap gadis itu menggerutu sambil memakai helm yang Reyn berikan.

"Gak ada berangkat sendiri! Naik!" Perintah Reyn penuh penekanan.

Di dalam hatinya, Rosyi sudah menggerutu kesal. Ia itu sangat suka kebebasan dan Reyn? laki-laki itu selalu membatasi ruang geraknya dan Rosyi benci itu.

"Kak Rosyi!!" Sebuah suara melengking seorang gadis meramaikan suasana sepi parkiran pagi itu.

Rosyi yang baru saja turun dari motor Reyn langsung menoleh ketika mendengar namanya di sebut. Senyum nya langsung mengembang melihat siapa yang tengah berlari ke arahnya.

Bruk...

Sebuah pelukan erat langsung membelenggu tubuh ramping Rosyi. Di balasnya pelukan dari adik sepupu kesayangan nya itu.

"Vivi rindu sama kak Rosyi, kenapa kak Rosyi tidak datang tadi malam?" Saat itu juga, Reyn merasakan bulu kuduknya berdiri. Seperti ada aura jahat yang tengah mengintai dirinya.

Senyuman manis namun seolah siap membunuh dari Rosyi sungguh mengerikan, "Kakak semalam habis di culik sama monyet hutan, sayang."

Gadis kecil langsung mendongak dengan raut khawatir, "Kok bisa sih? Tapi kak Rosyi Gapapa kan? Ada yang sakit gak?"

Rosyi menggeleng, "Kakak gapapa kok,Vivi tenang aja."

Disana, Orion terlihat kebingungan. Ia sedang memikirkan, seberapa besar monyet hutan itu sampai bisa menculik Rosyi? Atau jangan-jangan monyet jadi-jadian lagi?

Hih! Orion jadi merinding sendiri kan.

Sadar jika Reyn masih berdiri disana menunggu dirinya, Rosyi pun menyuruh laki-laki itu untuk pergi duluan. "Gue masih lama, mending lo pergi duluan."

"Gue bakal disini sampai Lo selesai, mau sampai kapan pun, gue gak akan biarin Lo berduaan sama nih ketos abal-abal. Masa bodoh sepupu atau apa." Mulai tuh, Reynhart Posesif Adhitama.

Rosyi memutar bola matanya, lelah dengan tingkah Reyn yang ada-ada aja.

"Ih, kakak ganteng! Kakak pergi aja, biar kak Rosyi sama Vivi aja!" Novi memeluk lengan Rosyi erat.

Reyn berjongkok di hadapan Novi dan mencolek hidung gadis SMP itu, "Kakak bakal selalu ada di samping kakak Rosyi mu itu, kamu faham?"

Mata tajam Reyn memicing mengerikan, membuat Novi takut dan bersembunyi di belakang tubuh Rosyi.

Orion memegang pundak Reyn yang masih memicingkan mata pada adik tersayang nya, "Matanya biasa aja dong bro, takut nih adik gue liatnya." Tegur nya.

"Oh, sorry, kelepasan." Reyn pun berdiri, ia juga merangkul Rosyi setelah nya.

Walaupun Novi hanyalah seorang gadis kecil yang tak berdosa, Reyn tetap tidak suka jika gadis itu mencoba merebut Rosyi nya. Cemburu yang tidak wajar? Siapa peduli, ini Reyn! Jika sudah tidak, maka tidak!

Rosyi menggerakkan bahunya untuk menyingkirkannya tangan Reyn dari sana, namun laki-laki itu tentu tak akan membiarkan nya.

"Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, ayo!" Ajaknya.

"Duluan, gue masih mau ngobrol sama Novi."

"Gue bakal tetap disini kalau gitu."

Rosyi menatap tajam kekasihnya itu, "Lo pergi atau kita put_"

"Oke! Gue pergi, bye!" Dengan perasaan yang kesal entah mengapa, Reyn pun pergi dari sana meninggalkan Rosyi dan kedua sepupunya.

Gadis itu hanya mampu menggelengkan kepalanya maklum.

"Ya udah, gue tinggal ya. Masih ada rapat OSIS soalnya."

"Hem, sana lanjut jadi babu sekolahan, biar Novi sama gue."

"Oke, gue duluan, bye."

Si Ketos tampan melambaikan tangan yang di balas oleh Rosyi dan Novi. "BYE ABANG~"

Rosyi cukup senang dengan keberadaan Novi di sana, pertama karena ia sangat merindukan sepupu kecilnya itu, yang kedua ia bisa membolos kelas pagi ini.

"Kakak~" Novi sedang bergelayut manja pada Rosyi, gadis cantik itu hanya menanggapi dengan kekehan kecil. "Kenapa hem? Butuh sesuatu?"

Yang lebih muda menggeleng, "Kakak tampan tadi itu pacar kakak ya?" Tanyanya dengan muka polos.

"A...em..." Rosyi tak tahu harus menjawab apa. Di bilang enggak, tapi mereka pacaran, tapi kalau di jawab iya, nanti Novi cepu lagi.

Gini ya, Novi itu keponakan kesayangan Tari. Nah, masalah nya, Novi itu suka menceritakan semuanya kepada Tari. Tak jarang Rosyi kena marah karena Novi yang entah sengaja atau tidak menceritakan tentang kenakalan nya di sekolah kepada Tari.

"Tapi Novi jangan bilang sama aunty Tari ya?"

Novi menatap polos Rosyi, "Kenapa tidak boleh?"

"Ya tidak boleh saja, Novi janji?"

Gadis kecil itu mengangguk, lalu mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Rosyi. "Janji."

"Kakak tampan itu memang pacar kakak, tapi inget, Novi jangan cerita ke aunty Tari oke?"

Mulut Novi terbuka, membentuk huruf O. Gadis itu mengangguk atas ucapan Rosyi. "Novi ndak akan bilang aunty Tari, janji!"

"Anak pintar."

Novi tertawa senang ketika Rosyi mengacak rambutnya gemas.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Si David jarang banget nongol ya.

Terpopuler

Comments

faquuu Fidinn

faquuu Fidinn

Semangat

2023-03-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!