*Pertandingan Percobaan

"Akh...Shh...Kepalaku sakit sekali." Rosyi terbangun dengan keadaan kepala di perban dan infus di tangan kanannya.

Dahi gadis itu berkerut, ia yakin sekali jika ia masih berada di kamarnya, namun kenapa ada tiang infus beserta infusnya disini? Bahkan benda itu sudah tertancap di tangan kanannya.

Cklek...

Rosyi segera menoleh ketika mendengar suara pintu yang di buka. Itu bibi Na yang datang membawakan Rosyi makan malam.

"Nona sudah sadar? Ayo makan dulu non." Wanita setengah baya itu meletakkan nampan berisi makanan yang ia bawa ke atas nakas.

"Mommy mana?"

Rosyi menatap wanita dihadapan nya lamat, sosok itu terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum. "Nyonya beberapa jam yang lalu baru saja pergi untuk perjalanan bisnis ke Amrik."

"Berapa lama?" Tanya Rosyi dengan nada suara yang terdengar datar, tak seperti biasanya.

"Nyonya bilang, beliau akan kembali dua bulan lagi." Bibi Na terdiam setelahnya, ia ingin mengatakan sesuatu, tapi ia ragu.

Rosyi tentu tak bodoh untuk tidak menyadari raut resah dari sang pembantu rumah tangga. "Kalau mau ngomong, ngomong aja bi."

"I_itu non, nyonya bilang...em...gimana ya." Wanita itu nampak kebingungan, ia tak tahu bagaimana cara mengatakan nya tanpa harus menyakiti perasaan Rosyi.

"Katakan saja, tidak usah ragu."

"Nyonya mau, non sama pacar non putus sebelum nyonya kembali ke Indonesia." Bibi Na melirik khawatir pada Rosyi, namun nampaknya gadis itu tak menunjukkan reaksi apapun.

Dilihatnya Rosyi yang kini malah mengambil piring di atas nakas dan memakan makan malam yang ia siapkan.

"Apakah nona tidak apa-apa?" Tanya sang Bibi dengan hati-hati.

Rosyi menggeleng lalu mengangkat bahu dengan acuh, "Seharusnya mommy tidak usah khawatir, aku berpacaran dengan nya sampai tiga bulan, dan ini sudah lewat bulan pertama."

"Kau dengar?" Rosyi menoleh pada lukisan dirinya di sudut ruangan, dimana disana ada sebuah kamera yang Tari pasang untuk mengawasi sang buah hati.

Rosyi tahu, ibunya memasang kamera pengawas disana sejak wanita itu tahu jika dirinya menjalin hubungan dengan seorang laki-laki.

Disaat Rosyi mengatakan itu, ternyata disaat itu pula Tari ternyata tengah mengawasinya dari kamera tersebut. Wanita itu hanya diam, tak ada ekspresi apapun yang terlihat dari raut wajahnya.

Semakin hari, kedekatan antara Rosyi dan Reyn semakin nyata terlihat. Keduanya mulai sering berangkat dan pulang sekolah bersama, pergi kekantin bersama. Bahkan tak jarang, keduanya kompak di hukum bersama.

Rosyi tak berfikir jika semua ini adalah hal baik, ia tak mau terjerat perasaan apapun dengan Reyn, ia tak mau, sungguh.

Banyak faktor yang membuat Rosyi selalu menghindari yang namanya jatuh cinta, terutama dengan seorang Reynhart Adhitama. Pertama, ibunya, kalian tentu mengerti bukan? Lalu, tentang Reyn yang suka bermain dengan perasaan seorang gadis membuat Rosyi berpikir seribu kali untuk jatuh hati.

Tak peduli seberapa manis dan lembut nya sikap Reyn, laki-laki itu tetap lah seorang buaya yang memiliki banyak kekasih dimana-mana.

Siang ini, tim basket tengah melakukan pertandingan percobaan untuk memilih tim mana yang akan mewakili SMA Tunas Harapan untuk pertandingan persahabatan antar sekolah yang di adakan minggu depan.

Seluruh anggota basket telah di latih dan di persiapkan sejak beberapa minggu yang lalu untuk menghadapi pertandingan yang akan datang.

Di tim A, ada Reyn dan teman-temannya. Reyn berperan sebagai kapten di tim itu. Sedangkan Tim B ada beberapa anak basket yang lain, yang di ketuai oleh seorang pemuda tampan bersama Andrew Aylen.

Kedua kapten tim saling berhadapan, mereka sama-sama saling melemparkan tatapan sengit pada satu sama lain.

Yang lebih tinggi menyeringai, "Lo kalah hari ini, Rosyi milik gue."

Alis Reyn berkerut tak suka, "Gak akan gue biarin."

Seringaian laki-laki itu semakin lebar, "Benarkah? Kita lihat aja nanti."

Reyn berdecak kesal, mata tajamnya melirik Rosyi yang duduk di salah satu bangku penonton bersama kedua sahabat baiknya.

Rosyi sadar akan lirikan Reyn, namun ia hanya diam, berbeda dengan Amira yang entah kenapa malah histeris sendiri.

"Cieee... lirik-lirikan sama pacar nih ye?" Gadis itu menyenggol lengan Rosyi untuk menggoda nya.

"Udah ada rasa ya Syi? Kok kayaknya makin Deket setiap hari." Nadia turut menggoda sahabat nya itu.

Rosyi berdecak kesal menghadapi goda-godaan dari kedua sahabatnya itu. "Kalian berdua bisa diem gak? mending tonton aja pertandingan nya."

Kedua gadis itu hanya terkekeh. "Wah, apa itu? Nomor punggung Reyn adalah 27?" Amira tertawa misterius, menatap Rosyi dengan tatapan menggoda.

"Bukannya tanggal ulang tahun mu itu 27 ya, Ros?" Keduanya semakin gencar menggoda Rosyi yang rasanya ingin memaki kedua sahabatnya itu, dan juga Reyn.

Beberapa hari yang lalu Reyn memang sempat menanyakan tanggal lahir Rosyi, namun ia tak menyangka jika laki-laki itu akan menjadikan tanggal lahirnya sebagai nomor punggung.

Tapi, tunggu dulu. Yang lahir di tanggal 27 bukan hanya Rosyi saja kan? Banyak orang yang lahir di tanggal itu, mungkin itu tanggal lahir pacar Reyn yang lain. Ya, mungkin seperti itu.

Tapi...

"AAA, BISA GILA GUE!" Tanpa sadar Rosyi sudah menjambak rambut nya sendiri, dan itu membuat senyuman Amira dan Nadia mengembang, mereka tahu jika Rosyi sedang salah tingkah sekarang.

Babak pertama telah selesai dengan skor 5:3 untuk tim B. Kini mereka semua tengah beristirahat sambil membicarakan tentang strategi selanjutnya, banyak murid perempuan yang sudah turun kelapangan untuk memberikan minum kepada laki-laki yang mereka suka.

"WOY, BERANI LO SENTUH COWOK GUE, GUE PENGGAL PALA LO!" Peringat Amira pada seorang gadis yang hendak memberikan minuman kepada Liam. Sepersekian detik setelahnya, Amira sudah turun dari bangku penonton dan sampai di area lapangan.

"Gak mau kasih Reyn air minum juga Ros?" Nadia menyiku lengan Rosyi.

"Gak," Jawab gadis berinisial R itu datar.

"Ya udah kalau gak mau, kalau gitu ikut aku ngasih minum ke David aja ya."

Alis Rosyi mengkerut, "Gak, gak mau!"

"Ayo, gak ada penolakan!" Nadia langsung menarik Rosyi untuk turun kelapangan tanpa gadis itu bisa menolak.

Memang benar-benar tidak ada adab kedua teman Rosyi ini. Mereka sibuk dengan pasangan masing-masing dan malah mengoper Rosyi pada Reyn, menyebalkan.

"Gak ada minum buat gue?"

Gadis itu menoleh ketika mendengar suara Ryan yang berbisa di telinga nya. Jarak wajah keduanya begitu dekat, bahkan mereka sempat terpaku untuk sesaat, akan lama jika saja salah seorang pacar Reyn tidak menginstrupsi keduanya.

"Reyn, ini minum buat kamu."

"Ih, apaan sih. Ini Reyn, buat kamu." Seorang gadis menyela gadis pertama.

"Gak gak, Reyn, ini buat kamu." Gadis lainnya pun juga menyela.

"Noh, minuman lo ngantri, buat apa juga gue bawain minuman," Ucap Rosyi dengan nada jutek seperti biasa.

"Lo beneran gak ada bawain gue minuman?"Yang di tanya hanya menggeleng.

"Ya udah, pilih satu minuman dari mereka."

Seketika itu para gadis yang tadi mengerubungi Reyn kini malah berganti mengerubungi Rosyi. S*al, Rosyi di buat kebingungan oleh mereka, dan oknum yang membuat hal itu terjadi malah tertawa puas di sebelah sana.

Dengan asal, Rosyi mengambil sebotol air dari seorang gadis lalu memberikannya kepada Reyn. "Kalian bisa pergi sekarang," Perintah Reyn pada sekumpulan gadis itu.

Rosyi hendak melengos pergi, namun Reyn menahan tangan nya dan menarik Rosyi untuk duduk di sampingnya. "Temenin gue bentar."

Menolak? tentu Rosyi tak bisa, ia tahu seberapa keras kepalanya seorang Reynhart Adhitama.

"Kapten tim basket kok kalah dari anak baru sih, malu-maluin." Reyn mengangkat satu alisnya, "Lo nyindir gue."

Rosyi menatap langsung ke mata Reyn, "Kalau iya?"

"Kalau kalah hari ini, di hari selanjutnya, mendingan lo gak usah sombong lagi ke gue. Orang yang boleh sombong itu cuma orang yang gak pernah kalah."

Entah kenapa, Reyn suka dengan ucapan Rosyi barusan. Ucapan gadis itu seolah memberinya semangat dan ambisi untuk memenangkan pertandingan percobaan hari ini.

"Kalau gue menang, malam ini kita jalan, gimana?" Bisiknya pada Rosyi.

"Coba aja kalau bisa," Terdengar meremehkan, namun Reyn suka, ia benar-benar suka.

"Of course, baby."

Rosyi mendelik, tak suka dengan cara Reyn menyebut dirinya barusan. Baby? sebutan menjijikkan apa itu?

Rosyi dan teman-temannya pun kembali ke kursi penonton, membiarkan Tim A berdiskusi untuk strategi di babak kedua ini. Mereka tidak boleh kalah, harga diri Reyn dan juga hubungan nya dengan Rosyi sedang di pertaruhkan.

Rosyi memperhatikan Reyn dari kursi penonton dengan lamat. "Lo gak boleh kalah dari cowok s*alan itu."

Merasa diperhatikan, Reyn pun menoleh dan mendapati Rosyi yang memperhatikannya. Senyuman laki-laki itu mengembang, Rosyi yang ketahuan pun langsung memalingkan muka.

Interaksi keduanya tak luput dari perhatian seorang Andrew Aylen. Laki-laki itu berdecih pelan, sangat pelan sampai tak ada yang menyadarinya. "Lo milik gue, dan selamanya bakal jadi milik gue."

Pertandingan kembali di mulai, kedua kapten tim sudah saling berhadapan dengan tatapan yang tak kalah sengit dari yang sebelumnya.

"Gue pastiin, Lo bakal kalah."

Reyn menaikan satu alisnya, "Gue bakal ngejar ketertinggalan poin dan bakal ngalahin Lo, jadi gak usah terlalu percaya diri."

"Kita lihat aja nanti."

"Tentu."

Pertandingan kembali di mulai, kali ini Tim A benar-benar mendominasi pertandingan. Mereka bermain jauh lebih serius di bandingkan sebelumnya.

"Eh, eh, liat deh, si Reyn ambisius banget ya. Dia gak ngebiarin tim lawan buat pegang bola sekedikit pun." Ucapan Nadia mendapat anggukan dari Amira.

"Gue tahu Reyn selalu ambisius dalam permainan, tapi gak gini juga kalik. Dia sama sekali, gue ulangi, sama sekali gak biarin tim lawan buat pegang bola. Liat aja sekarang, poin tim A langsung melesat jauh."

Rosyi mendengar ucapan sahabatnya hanya tersenyum miring, "Bagus Reyn, Lo harus menang, harus."

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Andrew Aylen

Kalian sadar gak sih kalau visual novel ini tuh 97Linr semua?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!