Menembus pertahanan di wilayah kekuasaan Dormir, para cecunguk yang berada di Muguet bukanlah tandingan Poulet atau pun pengikut paladin lainnya. Dia dengan mudah merambatkan akar-akar dari dalam tanah, menjalar ke permukaan sampai pada setiap tiang pada menara-menara penjaga. Akar-akar tersebut merambat dengan amat alami hingga keberadaan atau pergerakan akar tersebut tak diketahui. Dan saat mendekati atap menara yang berisi entah: goblin, cobolt, atau pun bandit, maka akar Poulet dengan sekejap meringkus mereka; mengikat tubuh para korban dengan amat erat; menjerat mulut mereka sampai tak sadarkan diri karena kehabisan napas, bahkan mematahkan leher makhluk-makhluk malang itu dengan lilitannya.
Kekuatan lilitan akar-akar Poulet melebihi python belaka. Lahan subur adalah tempat kekuasaannya. Semakin melimpahnya zah hara, semakin gila kekuatan akar-akar milik Poulet dikeluarkan. Konon, pada pertarungan-pertarungan lalu, saat amarahnya memuncak pada titik paling tinggi, Poulet pernah membuat perbukitan dengan padang rumput menjadi sebuah hutan dengan kekuatannya.
Pertama-tama, Poulet menguasai sebuah menara setelah membungkam para penjaga yang berada di atasnya. Lalu dengan akarnya pula, dia naik ke atas menara. Poulet menyalurkan akar ke tangannya, mengarahkannya ke atas menara, mengikatkan akar tersebut pada bagian yang kokoh, lalu membuat akar tersebut menarik dirinya menuju ke atas.
Lalu dari menara tempatnya berdiri sekarang, dia dapat melihat mana saja daerah di bawahnya yang penuh dengan musuh. Tak hanya lingkungan di bawah menara, Poulet juga harus melumpuhkan beberapa menara lain terlebih dahulu sebelum menghabisi musuh-musuh yang berada di bawah menara. Dengan dibungkamnya penjaga di atas menara, maka tak akan ada yang mencurigai berjatuhannya makhluk-makhluk yang berkeliaran di atas tanah.
Setelah mengetahui di mana saja musuh berada, seketika Poulet menyeruakkan akar-akar dari dalam tanah, “Kala jenggala telah membenihkan rahmatnya. Tiada daya jalar menohok udara tanpa seutas mantra. Seruakkan akar, tumbangkan mereka, yang deksura.” Akar-akar bermunculan dalam tanah, menjerat setiap mereka yang berada pada lanskap pandangan Poulet. Mereka yang tak bersiaga terjerat begitu saja.
Para bandit kebanyakan hanya dijerat sampai tak berdaya. Sedangkan makhluk malam banyak yang diremukkan tulang-tulangnya, bahkan banyak pula dari mereka yang langsung ditarik ke dalam tanah oleh akar-akar Poulet. Menara-menara menjadi rimbun dengan jalar-jalar, ada yang bisa selamat darinya. Jika ada pun, paling goblin yang berusaha melompat dari atas menara, namun saat dia sedang di udara, dari bawah tanah akar langsung menyambutnya dan menarik goblin itu masuk ke dalam tanah. Dihancurkan tulangnya, diserap haranya.
Melihat kegesitan Poulet dalam menghabisi musuhnya, Chevre dan Vache menjadi semakin bersemangat. Sambil bergerak, mereka melesatkan anak panah mereka dari busur dengan cekatan. Pertama sepasang bandit, lalu panah kembali menancap ke segerombolan goblin.
Satu, dua, empat, delapan, enam belas, tiga puluh dua, enam puluh empat, dan seterusnya, pasukan penjaga milik Dormir di sisi barat berjatuhan di mata anak panah Chevre dan Vache. Seakan-akan sedang melakukan perlombaan, mereka berdua melenyapkan banyak musuh, baik yang di atas menara maupun di permukaan tanah yang sejajar dengan mereka.
Tanpa menggunakan sihir atau anugrah milik mereka. sisi barat Muguet dengan mudah diamankan oleh Chevre dan Vache. Kerja sama mereka dalam menentukan target sungguh menakjubkan. Tak pernah mengenai target yang sama, atau meloloskan target sekali pun. Tembakan panah mereka saling mengisi satu sama lain.
Di sisi lain, Mouton dan Cletus hampir mendekati peternakan. Terlalu banyak goblin dan cobolt yang menjaga daerah itu, untuk para banti sepertinya tak perlu diperhatikan secara berlebihan karena banyak dari mereka masih dalam keadaan mabuk berat. Mungkin dengan banyaknya makanan dan sumber daya untuk dinikmati membuat para bandit itu merasa seperti di surga saja, tinggal berpura-pura menjaga daerah namun sebenarnya cuma menghabiskan sumber daya. Mereka tak takut dengan goblin atau pun cobolt karena makhluk-makhluk itu berada dalam kendali Dormir sepenuhnya untuk melakukan hal-hal yang diperintahkan saja.
Para bandit tak menyadari bahwa malam itu mungkin saja adalah malam terakhir mereka bersenang-senang sebelum dijerat untuk diringkus dan dibawa ke pengadilan kerajaan, atau malah dihabisi oleh pasukan paladin secara cuma-cuma.
Selain pasukan goblin dan cobolt yang berkeliaran menjaga daerah sekeliling peternakan, ada pula dua orc berbadan besar di sana. Dua orc tersebut berjalan beriringan dan berdekatan. Orc-orc tersebut membawa batang kayu besar sebagai senjata mereka. mukanya yang seperti babi dengan dua taring penuh liur amat menyeramkan jika dilihat di bawah kegelapan malam. Dengusan mereka benar-benar layaknya babi kelaparan. Tanda rune berwarna ungu mengitar pada lingkar perut kedua orc tersebut.
Sebenarnya Cletus mampu saja untuk menumbangkan satu orc di antara mereka. kemampuan berpedangnya terbilang telah berada pada level pejuang. Namun, dalam keadaan ini sungguh amat menyulitkannya. Selain banyaknya musuh lain mengelilingi, jumlah orc di sana pun ada dua. Tapi kekhawatiran Cletus mudah dihentikan oleh Mouton. Dia bilang bahwa hal ini mudah untuk mereka atasi. Mouton mengeluarkan pedang yang selama ini tersarung di pinggang kirinya. Dia juga menyarankan Cletus untuk menghunuskan pedangnya.
Dalam tabir bayangan ciptaan Mouton, dia menjelaskan kalau kecepatan pergerakan serta ketepatan serangan mereka berdua akan berada di atas rata-rata. Mouton pun kembali merapalkan mantra anugrah bayangan untuk menyelimuti mereka berdua, membuat armor mereka terselimuti oleh bayangan sempurnya dan hanya menyisakan tatapan tajam mata mereka.
Armor mereka terlihat lebih buas dari sebelumnya.dengan selimut bayangan itu pula, kekuatan seakan mengalir lebih deras dalam denyut nadi Cletus. Kekuatannya meluap-luap, menebas dua orc secara bersamaan pun serasa mampu dilakukannya seorang diri setelah mendapat anugrah dari sihir bayangan Mouton.
Pedang telah terhunus, kegelapan bayangan menyertai mereka berdua, dan serangan kilat pun segera meraka layangkan. Mereka berdua bergerak amat cekatan melebihi kucing kelaparan di dalam kegelapan. Pedang mereka menebas banyak pasukan goblin dan cobolt. Para makhluk itu kebingungan dengan keberadaan dua bayangan yang menyambar-nyambar.
Para makhluk itu amatlah malang, tak ada yang sempat berlari meninggalkan area tersebut. Tiba-tiba badan mereka terpotong, kepala tertebas, bahkan sekadar akan berteriak meneriakan sebuah keputusasaan saja para makhluk itu tidak bisa. Mereka hanya sempat melihat teror tanpa pernah mengetahui muasal serangan mematikan tersebut. Dalam sekejap, serangan kombinasi Mouton dan Cletus melenyapkan para keroco.
Para bandit sempat kebingungan mendengar keributan dari goblin dan cobolt. Namun, seperti nasib para makhluk lainnya, bandit-bandit itu pun segera meregang nyawa setelah terkena tebasan-tebasan dari bayangan yang bergerak secara cekatan. Tak peduli spesies apa yang berada di medan pertempuran itu, Cletus dan Mouton menebas semua yang mereka anggap musuh kerajaan atau bawahan penyihir Dormir.
Sekarang hanya tertinggal dua orc. Sebelum sempat orc-orc itu mengangkat lengan mereka untuk mengayunkan kayu besar yang jadikan senjata, lengan para orc itu sudah putus terlebih dahulu karena tebasan Cletus dan Mouton. Tak sempat berbalik badan pula, kepala kedua orc itu sudah menggelinding di atas permukaan tanah.
Serangan telah berhasil dilancarkan. Tanah sekeliling peternakan penuh mayat berantakan. Tak ada penyintas bagi orc, goblin, cobolt, maupun bandit dalam serangan tersebut. Kini tugas mereka berdua adalah mengurus para warga dalam peternakan tersebut untuk dievakusi menggunakan jalur yang telah dipersiapkan. Membawa mereka keluar dari tabir bayangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments