Eps 14: Para Penunggang Angin

Desa yang telah ditunjuk Cletus saat melakukan rapat dengan paladin adalah Muguet. Sebuah desa di daerah lembah gunung yang amat asri. Dengan rerumputan seluas permadani tuhan, Muguet menjadi daerah subur penghasil hewan ternak dengan kualitas bagus. Para peternak di sana mendistribusikan produk mereka hampir ke seluruh daratan Franka. Namun, dalam beberapa bulan belakangan produk mereka semakin surut di sektor distribusi perdagangan.

Hal tersebut membuat turunnya stok daging, keju, serta susu dan menyebabkan kenaikan harga signifikan pada pasar dengan permintaan konsumen yang tetap sama. Kenaikan harga tersebut membuat banyak orang menjadi kesulitan memenuhi kebutuhan. Menyebabkan pencurian mewabah, karena para buruh dengan pendapatan pas-pasan mengalami hambatan dalam pengelolaan keuangan domestik mereka.

Dengan dikuasainya desa Muguet oleh penyihir, mengakibatkan dampak sebesar itu. Dan hal tersebut pun mungkin telah menjadi rencana penyhir ahli hipnosis tersebut yang bernama Dormir. Penyirih penghianat kerajaan, menginginkan pembalasan tak hanya dengan penyerangan membabibuta saja, namun juga memikirkan strategi pra-penyerangan yang bahkan dampaknya sangat merugikan sebelum terjadinya penyerangan pemberontakan sebenarnya.

Penguasaan sektor pangan, menahan stok pasar untuk menimbulkan dampak pada masyarakat, serta pengumpulan bala pasukan menggunakan bandit dan makhluk malam adalah strategi matang milik Dormir.

Anehnya, Para warga desa Muguet pun tak ada yang disakiti oleh Dormir, mengapa? Karena, dia lebih membutuhkan para warga yang bugar badannya serta mudah diatur pikirannya untuk tetap mengelola seluruh hewan ternak serta apa pun pekerjaan mereka untuk keberlangsungan produksi.

Hipnosis penyihir Dormir terhadap para warga membuatnya tak perlu pusing dengan hal-hal sekitar kebutuhan dasar. Hasil produk peternakan tetap didapatkan Dormir untuk memberi makan bala tentaranya serta persiapan besar-besaran. Selain dari pengolahan warga, dia juga memanfaatkan makhluk malam seperti goblin atau bandit untuk mencuri lebih banyak dan menimbun sumber daya lain.

Jarak Muguet dengan daerah Cletus sejauh tujuh hari perjalanan. Dengan sihir rapalan milik Lector, mereka mampu menembus dan melipat jarak empat hari perjalanan menjadi satu hari saja. Sekompi awan berarak menjadi pijakan kuda mereka. Tak lagi tanah atau bebatuan yang menopang tuan serta tunggangannya. Dalam sekejap mereka telah menjadi para penunggang angin. Kuda melangkah dengan amat bergairah, para penunggang pun amat merasa lebih hebat.

Perjalanan luar biasa menembus awan dan berpijak pada udara biasanya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan pegasus atau griffon belaka. Dan mereka yang memiliki hewan-hewan tersebut hanya orang-orang terkemuka. Maka paladin atau pasukan setaranya menggunakan sihir udara untuk membuat tunggangan mereka mengapung di udara.

Pun tak semua dapat membuat kuda-kuda mereka melaju kencang bak angin badai dan menggenggam mega-mega. Hanya merak yang memiliki kemampuan merapal sihir udara serta tekanan saja yang mampu melakukannya. Dalam bidang ini, Paladin Lector mampu melakukannya.

Selama dalam perjalanan udara, mereka amat fokus dengan kecepatan di luar nalar itu. Pertama, Cletus memang ahli menunggang kuda, tapi kecepatan itu tak biasa baginya. Hilangnya fokus atau sedikit saja kecerobohan akan mengakibatkan hal fatal, maka dari itu, baik Cletus maupun pengikut paladin seperti Mouton, Vache, Chevre, dan Poulet memegangi erat pelana kuda mereka.

Penerbangan tersebut pun dipimpin Lector dengan amat teraturnya. Mereka membentuk formasi migrasi angsa. Lector menjadi yang paling depan untuk membelah langit dan memasang sihir pertahanan untuk melindungi dirinya dari tekanan udara. Diikuti oleh Mouton di kanan belakangnya dan Poulet di kanan paling belakang. Untuk bagian kiri ada Chevre dan Vache secara berurutan. Lalu Cletus, dia berada pada tengah belakang pasukan tersebut. Tekanan dinding udara ditahan oleh paladin serta pasukannya dan Cletus dapat aman mengikuti mereka.

Karena tekanan udara juga, jika terlalu tinggi dan tak dikurangi maka akan membuat pernapasan akan terasa sulit. Dengan sulitnya menghirup udara akan membuat paru-paru menjadi terasa panas. Dalam hal ini, Cletus diletakkan pada formasi paling aman karena hanya dia yang tak terbiasa dalam perjalanan udara.

Tak terasa, malam telah mendahului mereka. Matahari telah lelah menjelajah luasnya setengah bagian bumi. Dengan datangnya seluruh pertanda ini, Lector melambatkan rombongannya. Mereka mendarat denga hati-hati dan perlahan menghentikan tunggangan kuda mereka.

Setelah melakukan pendaratan, mereka semua pun turun dari kuda, Vache langsung bergegas menuju kuda-kuda untuk mengurus mereka; mengikat kuda agar tak kemana-mana; melepas pelana agar kuda-kuda terlepas dari beban dan rasa lelah karena perjalanan seharian tadi; pun memberi makan dan mencari air.

Mouton menggali tanah tak terlalu dalam, menumpukkan kayu dan menyuruh Chevre untuk membakar kayu itu dengan sihirnya. Tanah digali untuk menghindarkan api dari angin yang mungkin akan menyambar dan mematikan api mereka.

Lalu, Poulet dengan sihir jalarnya, menjerat hewan liar di tengah hutan. Dia pun menyusuri hutan untuk mengambil hewan jeratannya yang sudah dilumpuhkan melalui rapalan mantra untuk menjerat mangsa dari jauh.

Sedangkan Cletus mempersiapkan air panas di atas api untuk menjerang teh. Paladin Lector kembali mengeluarkan peta serta catatannya, memastikan keberadaan mereka dan memikirkan siasat selanjutnya.

“Jika kita melanjutkan perjalanan dari titik ini,” Ucap Lector memecah keheningan, “maka kita tak kurang dari tiga hari lagi akan sampai pada desa Muguet di lembah sana.”

Sambil mengasah pedang-pedangnya, Chevre pun menanyakan apa tindakan yang akan mereka lakukan selanjutnya di sepanjang perjalanan tiga hari itu. Cletus pun ikut mencurahkan pertanyaan seraya tangannya masih penuh dengan gelas serta air panas, “Apa kita akan tetap melakukan perjalanan dengan kecepatan yang sama seperti tadi, tuan paladin?”

Paladin Lector menghampiri Cletus dan membantunya untuk menyiapkan lima gelas teh panas, “Tidak. Kita akan melakukan perjalanan dengan kecepatan kuda pada umumnya sambil meneliti setiap jalur. Apakah masih ada hal normal atau malah daerahnya sudah dipenuhi oleh anomali.”

“Aku pun setuju tuan Paladin.”

Saat Cletus menyahuti Lector, dari dalamnya hutan mucul kembali Poulet dengan rusa di bahunya. “Tebak apa yang aku bawa?”

“Jelas itu rusa. Kami tak buta.” Timpal Vache sambil menertawakan lelucon Poulet setelah selesai mengurus kuda.

Tawa merekah diantara mereka. Chevre pun segera membantu Poulet untuk menyembelih rusa tersebut. Setelah mereka menguliti serta memotong-motong rusa tersebut, tiba lah tugas Mouton untuk memasak.

Paladin dengan para pengikutnya ini amat mempercayakan bidang konsumsi ke Mouton, apa pun yang dibuatnya pasti akan sedap belaka, entah itu masakan rumahan atau sekadar membakar daging rusa. Pokoknya mereka telah percaya dengan tangan dingin Mouton.

Malam pun semakin larut. Olahan daging rusa Mouton serta teh seduhan Cletus yang berkualitas membuat pasukan kecil tersebut jenak beristirahat. Rasa kenyang dan tenang membuat mereka mudah merebah di atas tanah. Beristirahat dengan diselimuti bintang dan dihangatkan api sederhana. Entah apa yang akan terjadi esok hari, yang terpenting malam ini istirahat mereka telah terpenuhi.

Terpopuler

Comments

nesaric

nesaric

semangat kakkkk

2023-02-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!