Semua kekacauan Roland telah dibereskan. Setelah dia berlumuran darah goblin, Maria serta seluruh pelayan rumah memandikan Roland dengan sebersih mungkin. Mereka amat begitu jijik dengan apa yang telah Roland alami. Namun Roland tak dapat melawan ibunya, begitulah dia seharian dimandikan dan digosok dengan berbagai bahan wewangian.
Sedangkan untuk mayat goblin yang telah dibawa Roland, para prajurit perbatasan berusaha membereskannya sebaik mungkin. Mereka mengubur goblin agak jauh dari ladang untuk menghindari kontaminasi zat hara yang akan diserap para tanaman di lahan. Sambil mereka pun memberi tanda pada tempat dimana goblin dikubur agar memepermudah mereka membongkarnya kembali dan menunjukkan mayat goblin tersebut ke sang Paladin apabila dia datang nanti.
Sebenarnya, cara paling efektif untuk mengenyahkan mayat makhluk malam; apa pun itu makhluknya, entah goblin, cobolt, atau pun chimera, adalah dengan dibakar. Memberangus jasad mereka, menguapkan darah ke udara, menghabisi tanpa sisa.
Hari pun berlalu begitu saja. Mayat goblin telah dikuburkan, Roland telah dimandikan, dan sore pun makin menggelincirkan matahari hingga malam menyelimuti daratan Franka. Maria kembali memainkan ocarina miliknya, namun sekarang dia tak memainkan ocarina itu sendirian seperti tadi pagi. Dia meniupkan nada-nada damai untuk menenangkan Roland.
Beberapa hari kemudian, dengan membawa pasukan kecilnya paladin dari lerbatasan tiba di wilayah ladang keluarga Hidalgo Cletus. Masing-masing dari mereka menunggang kuda. Mereka diterima dengan baik oleh Maria serta para penghuni rumah, seluruh penjelasan mengenai kemana Cletus pergi dan masalah apa yang keluarga itu hadapi; pencurian hewan ternak oleh goblin, bandit yang sudah tertangkap, sampai Roland yang telah membunuh seekor goblin, diterima dengan baik oleh paladin.
Paladin tersebut membawa empat orang bawahan. Mereka semua mengenakan helm yang penuh menutup paras mereka. Armor mereka terlihat serupa, hanya milik paladin saja yang terlihat lebih berar serta lebih banyak ornamen salih di bahu dan dadanya. Sedangkan para prajurit lebih simpel.
Mereka dipersilahkan sejenak untuk beristirahat pada ruangan yang telah disediakan. Namun, tanpa membuka helm dan berlama-lama, paladin serta pasukan kecilnya meminta untuk diantar menuju tempat kejadian sebelumnya dan meminta diantarkan juga ke tempat goblin yang telah dikubur.
Setelah sampai di lokasi, paladin serta pasukannya mengecek tanda yang diberikan oleh para prajurit perbatasan dan menemukan mayat goblin yang telah dikubur. Mereka menggali kembali kuburan goblin itu.
Mereka segera memeriksa mayat tersebut dengan seksama, memperhatikan ciri pada badan goblin yang mulai membusuk, mencari tanda-tanda siapa yang mungkin menjadi dalang di balik serangan goblin tersebut. Namun sayangnya, tidak ada petunjuk yang dapat mereka temukan.
Dengan liang yang masih terbuka, paladin meminta para pasukan ladang menimbun mayat goblin dengan sisa dahan gandum kering tak terpakai untuk membkarnya, lalu menutup liang kubur kembali setelah mayat goblin menjadi abu.
Mereka pun berpindah ke lokasi pencurian, yaitu kandang peternakan.
Ketika paladin dan pasukannya tiba di lokasi penjarahan hewan ternak, mereka menemukan bekas-bekas jejak sihir yang ditinggalkan oleh para goblin. Paladin merasakan tipis aura jejak mana goblin perapal sihir. Sesaat setelah melihatnya, sang paladin menyadari bahwa ini bukan hanya sekadar serangan liar dari para goblin, namun ada sesuatu yang lebih besar dan lebih jahat di balik semua ini.
Tanpa ragu-ragu, sang paladin dan pasukannya mulai melakukan proses pengejaran terhadap para goblin tersebut. Mereka mengikuti jejak-jejak sihir yang ditinggalkan oleh para goblin tersebut dengan penuh tekad dan semangat. Mereka mulai menyusuri ladang dan menemukan arah pergi pasukan goblin.
Paladin serta pasukannya kembali ke rumah maria. Mereka mempersiapkan bekal perjalanan seefisien mungkin. Paladin memperkirakan para goblin sudah jauh berada di pegunungan karena beberapa hari telah berlalu. Maka dari itu, mereka mempersiapkan kuda dengan sedikit barang bawaan agar paladin dan pasukannya dapat mengejar dengan kecepatan maksimal.
Selama beberapa hari, mereka menelusuri pegunungan dan lembah untuk menemukan jejak para goblin tersebut. Setiap kali mereka merasa sedikit mendekati, para goblin berhasil melarikan diri dengan trik sihir mereka. Rapalan sihir untuk menyembunyikan diri membuat paladin dan rombongannya cukup kualahan. Sang paladin semakin yakin bahwa di balik serangan para goblin ini terdapat sesuatu yang jauh lebih besar dan lebih kuat dari yang pernah ia bayangkan.
Setelah berhari-hari berusaha menemukan para goblin tersebut, akhirnya sang paladin dan pasukannya menemukan sarang para goblin yang penuh dengan barang-barang curian dari wilayah-wilayah sekitarnya. Tak hanya hewan ternak, namun juga zaitun, anggur, produk olahan ternak, dan berbagai perabot berada pada sarang mereka.
Sebelum memasuki sarang goblin, paladin serta empat anggotanya telah menyembunyikan kuda mereka di luar dengan rapalan mantra sama seperti milik goblin perapal, tapi mantra sihir paladin lebih mutakhir karena peningkatan yang telah dia lakukan. Berbeda dengan rapal mantra pada kudal, saat berada dalam saran, paladin merapalkan sihir lain, yaitu aura provokasi.
Dengan aura provokasi, para goblin pun keluar dan ingin menyerang paladin serta pasukannya dengan membabibuta. Tanpa ragu-ragu, paladin menyerbu sarang tersebut dan berhasil mengalahkan para goblin dengan mudah.
Namun, sang paladin tidak merasa lega. Dia merasa bahwa masih ada kekuatan sihir yang kuat di balik semua ini dan memutuskan untuk menelusuri lebih jauh lagi. Mereka akhirnya menemukan petunjuk yang mengarah pada seorang penyihir jahat yang berencana untuk menaklukkan wilayah tersebut dengan bantuan pasukan goblinnya.
Bukti yang mereka dapat adalah, adanya alat sihir pada goblin serta aura rune pengendali makhluk hidup di badan para goblin. Dibadan mereka terukir rune berwarna ungu. Tak seperti pada goblin dikuburan ladang yang tak memilikinya. Paladin menyimpulkan bahwa goblin yang dibunuh Roland berbeda dengan rombongan di sarang ini.
Setelah memastikan bahwa tidak ada ancaman lagi di daerah pegunungan, paladin serta pasukannya kembali ke rumah keluarga Hidalgo Cletus untuk memberikan laporan mengenai hasil penyelidikan mereka. Mereka berkuda dengan lebih cepat untuk membawa bukti yang mereja temukan.
Sementara itu, Roland terus menjalani hari-harinya dengan aktivitas yang biasa dilakukannya. Namun setelah ia membunuh goblin, ada yang berbeda pada dirinya. Ia merasa memiliki kekuatan yang lebih besar dan tahu bahwa ia harus menggunakannya untuk melindungi keluarganya dan lingkungannya dari ancaman yang mungkin datang di kemudian hari.
Dalam keheningan malam, Roland merenungkan perjalanannya, Memikirkan masa depan yang belum pasti. Namun ia yakin, dengan kekuatan yang dimilikinya, Ia dapat melindungi segala yang ia cintai, Dengan tekad yang kuat dan tangan yang siap melawan.
Maria telah meninggalkan Roland dan kembali ke kamarnya sendiri. Roland yang gundah memainkan ocarinya yang ditinggalkan ibunya. Nada merdu penuh kegundahan mengudara ke seluruh penjuru lahan. Walau pun hari telah petang, Maria tak melarang Roland. Dia membiarkan anaknya mengekspresikan dirinya setelah masalah yang menimpa.
Nada ocarina Roland mengalun, didengar oleh ribuan kuning gandum, awan yang saling berkejaran, bahkan dua goblin yang lolos dari Roland. Mereka kembali, entah untuk mencuri, entah untuk membalas satu rombongannya yang telah mati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
nesaric
semangat kakkkk
aku hadirrrrr
2023-02-16
1