Ladang yang dikelola keluarga Hidalgo Cletus amatlah luas. Penduduk sekitar pun banyak yang dipekerjakan menjadi buruh petani. Dapat dipastikan bahwa para warga daerah sana amat makmur. Para remaja yang masih bimbang menentukan masa depan mereka sebelum mengadu peruntungan di kota, biasanya akan bekerja pada ladang Cletus terlebih dahulu untuk mengumpulkan modal. Pun para orang tua yang tak memiliki keahlian tertentu dapat bekerja dengan tekun di ladang Cletus. Keluarga Cletus adalah salah satu keluarga yang memiliki kemakmuran berlebih di daerah Perbatasan Breton.
Gandum adalah tanaman paling lumrah yang ditanam di sana. Hamparan ladang saat gandum-gandum itu menguning sepenuhnya terlihat bagaikan koin-koin emas bertebaran yang mengkilap terkena bias cahaya surya. Di sisi lain, ada pula sebagian lahan yang ditanami sayur-sayuran menyesuaikan dengan musim tanamnya. Pekerja di ladang Cletus tak hanya mereka yang bertani saja, tapi ada juga beberapa penjaga ladang yang berasal dari pasukan garda depan di Perbatasan Breton.
Para pasukan tersebut memang ditugaskan ke tiap-tiap ladang atau perkampungan, guna melindungi sektor-sektor paling lemah terhadap serangan dan menahan atau mengejar musuh apabila ada pasukan musuh yang lolos dari sergapan pasukan garda depan. Setidaknya, pendidikan dasar pertahanan diri serta perlindungan properti pribadi diberikan oleh pasukan Perbatasan Breton agar para warga tak mudah untuk ditaklukan. Lokakarya penggunaan senjata semacam pedang, kapak, tombak, dan panah pun diberikan.
Pendidikan tersebut diberikan kepada anak-anak yang masih belia sampai kepada orang-orang dewasa. Rasa awas ditanamkan ke siapa saja, karena serangan musuh tak akan pandang bulu kepada siapa-siapanya. Porsi latihan pun disesuaikan antara anak-anak dan orang dewasa. Biasanya sesi pelatihan dilakukan ketika sore hari saat seluruh pekerjaan telah diselesaikan.
Untuk membayar jasa para penjaga dan rasa cinta tanah air, Cletus tak segan memberikan berkarung-karung gandum untuk diberikan ke para prajurit dan dikirimkan ke garda depan. Cletus amat memahami bahwa orang Breton amat keras kepala dan serangan ke perbatasan selalu menyulitkan para prajurit Frank. Maka dari itu, jika Cletus tak dapat membantu melalui jalan pedang maka dia berharap dapat membantu para prajurit melalui sokongan lumbung gandum dan ketersediaan pangan.
Alasan kenapa para prajurit lebih memilih gandum daripada produk yang sudah jadi adalah, gandum yang masih belum diolah akan lebih awet bertahan dari pada produk semacam roti yang sudah dicampur ragi dan dapat dengan mudah menjamur. Maka dari itu, para prajurit mengolah sendiri gandum-gandum mereka sesuai kebutuhan pangan mereka. Tak hanya gandum saja, tetapi para warga juga ada yang mengirim bahan makanan lain sesuai dengan kekayaan milik mereka masing-masing.
Apabila ada warga pemilik peternakan, mereka bisa saja mengirim keju, atau daging olahan. Terkadang pun susu, tapi susu biasanya akan langsung dihabiskan oleh para prajurit agar tidak sia-sia dan menjadi basi. Pengelolaan dan menejemen pangan para prajurit sangat diperhatikan, dan para warga juga telah memahaminya.
Daerah kekuasaan Frank di Perbatasan Breton tepatnya bernama Comte du Maine. Daerah ini pun berbatasan langsung dengan Normandie di sebelah utaranya. Terdapat dua benteng yang berdiri di Comte du Maine yang menghadap Perbatasan Breton yaitu, Benteng Mayenne yang agak menjorok ke utara dan Benteng Laval yang menghadap langsung daerah Breton.
Tak banyak memang benteng-benteng penjagaan yang ada di daerah Comte du Maine itu. Tetapi dengan bersinerginya para para prajurit dan warga dapat membuat pertahanan pada daerah ini cukup solid. Tak seperti daerah selatan Comte du Maine yang masih daerah milik Frank yaitu Anjou, daerah Anjou memiliki lebih banyak benteng di perbatasan mereka. Walau pun begitu, benteng-benteng Anjou yang berdekatan dengan Comte du Marie yaitu Benteng Chateau-Gontier, Craon, dan Pouance tetap memberi bala bantuan apabila daerah Comte du Marie mengalami kesulitan.
Penghalang benteng satu sama lain untuk saling mengirim bantuan hanyalah jarak dan persoalan daerah administrasi. Selain itu, tak ada perbedaan karena mereka semua adalah prajurit perbatasan di bawah pemerintahan Raja yang sama. Saling bahu membahu mempertahankan keutuhan daerah kekuasaan Karel Yang Agung adalah tanggung jawab para kaum Frank.
Selain para pasukan Breton di perbatasan, para warga dan prajurit pun harus selalu awas dengan para makhluk malam, sebutan untuk para makhluk buas selain manusia. Makhluk malam terdiri dari banyak jenis, mulai dari mereka yang berbentu humanoid seperti; goblin, orc, ghoul, troll, dan semacamnya, lalu; naga, chimera, pun makhluk air atau makhluk rawa yang banyak macamnya.
Penyerangan makhluk malam ada yang masih bisa diatasi oleh warga sendiri dan prajurit biasa, tapi ada juga makhluk yang tak bisa mereka tangani dan harus melibatkan paladin untuk turun tangan langsung. Makhluk-makhluk pencuri seperti goblin mudah saja dibasmi oleh para orang dewasa yang sudah menguasai ilmu dasar pedang. Untuk makhluk seperti naga dan chimera, tentu warga biasa akan sangat kesulitan menanganinya.
Pada tahun-tahun tersebut, pembasmian para makhluk malam belum sepenuhnya dilakukan. Para paladin dan pasukan kerajaan sedang bersinergi untuk peperangan yang sedang dipersiapkan Karel Yang Agung. Untuk saat-saat seperti itu, para warga memang harus awas dan waspada terhadap serangan makhluk malam yang dapat terjadi kapan saja.
Pun ladang gandum milik Cletus tak lepas dari incaran para makhluk malam. Kejadian yang paling sering dialami adalah kasus pencurian ikatan-ikatan gandum yang belum digiling dan pencurian sayuran. Kadang-kadang, kandang kuda dan peternakan sederhana keluarga Cletus pun diterobos juga.
Jika pencurinya adalah manusia itu sepertinya tak mungkin. Cletus menganggap bahwa para warga sekitar ladangnya pasti hidup berkecukupan. Apalagi keluarga Hidalgo Cletus tak segan meminjamkan atau memberikan sebagian milik mereka untuk orang-orang yang memang tak mampu. Jadi, mencuri adalah hal keji yang tak akan dapat Cletus ampuni.
Pada minggu-minggu panen gandum, kasus pencurian gandum di ladang Cletus semakin meningkat. Karena geram, Cletus pun mengajak para tukang kebun serta beberapa prajurit untuk berpatroli malam menggunakan obor atau lentera.
Mendengar hal tersebut, Roland kecil tertarik untuk ikut. Tetapi Cletus melarangnya. Cletus amat khawatir apabila benar-benar yang mencuri di ladang adalah para makhluk malam, dia tak ini anaknya menjadi korban atau menyaksikan kejadian-kejadian yang tak diinginkan.
Dengan ijin dari para prajurit, Cletus, serta tukang kebun dapat mempersenjatai diri mereka. Pedang dan kapak dipersiapkan. Busur-busur direntangkan dan diteliti kekuatan renggang serta pegasnya, anak panah dikumpulkan, tombak-tombak diruncingkan.
Persiapan telah selesai, Cletus segera memerintahkan para tukang kebun dan prajurit untuk berkeliling sesuai rute masing-masing.
Cahaya terang obor serta lentera-lentera menyebar luas ke berbagi sudut ladang. Mereka menyebar seperti kunang-kunang yang menerangi bimbang. Cahaya-cahaya itu harusnya dapat menggentarkan niat mereka yang ingin mencuri.
Sejatinya pencuri, mereka akan tetap mencuri. Gentar di hati akibat nyala lentera tak mengurungkan niat pencuri-pencuri itu. Mereka malah memanfaatkan keadaan dengan bersembunyi di area gelap yang tak terkena bias cahaya obor dan lentera.
Roland yang ditinggalkan di rumah merasa tak jenak dan berdebar hatinya. Petualangan di depan matanya tak boleh dilewatkan begitu saja. Maka dengan siasat bocahnya, Roland mulai mencari jalan kabur dari rumah untuk melakukan penyelidikan secara pribadi dan sembunyi-sembunyi dari ayahnya untuk mencari pencuri yang mengusik ladangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments