Tentang Edward

Mulai dari part 15, kita tidak pakai POV Amira lagi, ya. Kita pakai POV orang ketiga saja, supaya semuanya jelas.

***

Di perusahaan, setelah Edward selesai menghubungi security di rumah nya untuk mengusir Rahayu, lama Edward duduk termenung di kursi kebesaran nya, ia sedang melamun, pikirannya tertuju kepada masalalu bagaimana ia bisa jatuh cinta kepada Amira pada pandangan pertama.

Awalnya ia kira dirinya tidak akan pernah mencintai satu perempuan pun di dunia ini, karena sebelum bertemu dengan Amira, tidak ada satu wanita pun yang sanggup menggetarkan hatinya yang terlampau membeku. Padahal sebelum bertemu dengan Amira, dirinya sudah banyak sekali bertemu dengan wanita cantik nan seksi yang bermacam-macam bentuk, yang secara terang-terangan mengejar dan menyatakan cinta kepadanya, tetapi tetap saja tak ada satupun wanita yang mampu membuat dirinya tertarik. Termasuk Rahayu, Rahayu merupakan wanita yang cerdas, cantik dan begitu merawat tubuh nya, tetapi Edward sama sekali tak tertarik dengan Rahayu, ia tidak tertarik menjadikan Rahayu sebagai kekasihnya, selama ini ia hanya menganggap Rahayu sebagai teman nya saja.

Awal mula saat bertemu dengan Amira di restoran ternama, Edward melihat ada yang berbeda dari sosok seorang Amira. Bila biasanya wanita-wanita lain akan terkagum-kagum melihat dirinya, berbeda dengan Amira yang terus menunduk kepala, tanpa ekspresi di wajahnya. Wajah cantik alami Amira tanpa polesan make up, sifat pemalu yang ada pada dirinya membuat Edward merasa tertantang dan penasaran, dan pada akhirnya ia menerima perjodohan yang di tawarkan oleh Handoko, Papa kandung Amira untuk menyelamatkan perusahaan nya yang hampir saja bangkrut.

Hari demi hari setelah pernikahan mereka, Edward sengaja menyiksa Amira, dengan berat hati ia melakukan itu semua, semua itu ia lakukan karena ia ingin melihat sesabar apa sosok wanita yang telah dinikahi nya, ia ingin membuktikan sebesar apa rasa cinta nya kepada Amira, dan ternyata dirinya benar-benar telah jatuh cinta begitu dalam kepada Amira, karena pada saat dirinya menyiksa Amira, ia ikut merasakan sakit yang teramat dalam di sudut hatinya melihat Amira menangis meminta ampun.

Edward melakukan penyiksa terhadap Amira bukan tanpa alasan, ia tidak ingin wanita yang di cintainya, wanita yang sudah menjadi istri nya punya sifat seperti wanita yang telah melahirkan nya. Iya, Edward punya masalalu yang sungguh kelam, masalalu yang membuatnya memiliki rasa trauma. Sebelum menjadi seorang CEO, hidupnya tidak baik-baik saja, ia harus berjuang sendirian untuk mencapai posisi tertinggi di perusahaan tanpa bimbingan dari orang tua kandung nya.

Kedua orang tua Edward sudah lama bercerai, mereka bercerai saat Edward masih duduk di bangku SMP, kedua orang tua egois itu memutuskan bercerai dan memilih pasangan baru yang mereka anggap cocok, mereka mengabaikan kehadiran seorang Edward, mereka tidak peduli dengan Edward, sehingga mereka dengan tega menitipkan Edward di panti asuhan. Mereka lebih memilih merawat anak yang bukan anak kandung mereka dari pasangan baru mereka di bandingkan merawat Edward yang merupakan anak kandung mereka sendiri. Pertengkaran demi pertengkaran yang mereka tunjukkan di depan Edward membuat rasa trauma itu hadir di diri Edward. Bentakan-bentakan keras yang di terima oleh Edward dari kedua orang tua kandungnya membuat saraf-saraf otak nya terputus hingga ia tumbuh menjadi anak lelaki yang kaku, dingin dan jarang sekali tersenyum.

Hari itu, saat Edward di titipkan di panti, Edward terus saja menangis, air matanya tak mau berhenti menetes, ada perasaan benci yang teramat dalam yang ia tunjukkan dan ia pendam terhadap kedua orang tua kandung nya. Di panti pun Edward menjalani hari-hari tidak dengan baik-baik saja, di panti, ia di paksa oleh pengurus panti untuk bekerja membersihkan area panti bersama anak-anak panti yang lain, bahkan untuk urusan makan, kadang dia dan anak-anak panti yang lain makan hanya sekali sehari, hingga kerap kali saat mereka tidur, mereka memegang perut mereka kerena perut mereka yang terasa begitu perih menahan lapar, cacing-cacing di dalam perut sudah pada demo dan menggigit-gigit organ di dalam perut mereka.

Hingga setelah setahun ia berada di panti, ia di adopsi oleh keluarga kaya yang belum memiliki seorang anak.

Edward memiliki wajah yang teramat tampan dengan postur tubuh yang begitu sempurna sedari kecil, jadi wajar saja kalau dirinya di adopsi oleh keluarga kaya raya, karena rupa nya seperti anak orang kaya. Warna kulit nya pun putih bersih. Tidak ada bekas luka koreng ataupun bekas penyakit kulit yang tersisa di kulit nya.

Dan semenjak ia di adopsi ia merasa menjadi anak yang di butuhkan dan di anggap ada kehadiran nya, karena keluarga barunya sangat menyayangi dirinya. Tetapi tetap saja, terkadang sesekali ia menjadi anak yang temperamental dan pemarah saat ia teringat dengan kedua orang tua kandungnya yang telah tega membuang nya ke panti. Rasa trauma itu begitu sulit untuk ia hilang kan di hidup nya. Saat orang tua angkat nya tahu ia memiliki rasa trauma yang berlebihan yang membuat nya tumbuh menjadi pria dingin dengan wajah datar, membuat orang tua angkat nya perlahan memintanya agar berkonsultasi dengan seorang psikolog. Tanpa penolakan, Edward pun menurut saja, karena ia tahu, orang tua angkat nya selalu ingin yang terbaik untuk dirinya, berbeda dengan orang tua kandung nya.

Edward di sekolah kan di SMA ternama oleh orang tua angkat nya, selain tampan, ternyata nya ia juga cerdas, hingga ia sering sekali mendapat juara satu di kelas dan memenangkan berbagai macam lomba, dan hal itu semakin membuat orang tua angkat nya terkagum-kagum dengan sosok nya.

Edward meminta kepada kedua orang tua nya untuk menjadi donatur tetap di panti asuhan tempat dirinya pernah tinggal, karena ia tidak ingin lagi teman-teman nya yang ada di panti merasa kelaparan seperti dirinya dulu. Orang tua angkat nya pun menyetujui permintaan nya yang sederhana tersebut, karena kedua orang tua angkat Edward merupakan orang yang kaya raya yang memiliki perusahaan utama dan anak cabang perusahaan di mana-mana.

Semenjak Edward dititipkan di panti dan di adopsi, tidak pernah lagi ia bertemu dengan kedua orang tua kandungnya, bahkan ia juga tidak tahu bagaimana kabar orang tua kandung yang telah tega mencampakkan nya.

Hingga saat ini, saat Edward sudah menjadi seorang CEO utama di perusahaan, ia tetap tidak peduli lagi dengan keberadaan orang tua kandungnya, dirinya tidak tahu apakah orang tua kandungnya masih hidup atau sudah meninggal.

Edward menggantikan posisi Papa angkat nya yang telah meninggal dunia dari beberapa tahun yang lalu, begitu juga dengan Mama angkat nya, ia juga telah meninggal dunia. Mereka meninggal dunia meninggalkan banyaknya harta untuk Edward, semua harta mereka, mereka wariskan kepada Edward, karena mereka menganggap Edward sudah seperti anak mereka sendiri, begitu juga dengan Edward, ia menganggap orang tua angkat nya sudah seperti orang tuanya sendiri, dan Edward sangat-sangat menyayangi mereka, Edward selalu rutin mengunjungi makam kedua orang tua angkat nya setiap minggu nya.

Edward memang belum menceritakan apa-apa kepada Amira perihal kehidupan nya, suatu saat nanti ia akan menceritakan semua itu kepada istrinya.

Oleh sebab itu, saat Edward tahu, Papa kandung Amira bersikap begitu tega kepada Amira hanya karena dirinya sudah memiliki keluarga baru membuat Edward merasa sangat marah, ia sungguh benci dengan orang tua orang tua egois yang hanya mementingkan perasaan mereka sendiri, Edward berjanji, ia akan menjadi orang pertama untuk melindungi sang istri dari kejam nya sikap seorang Papa kandung. Tidak akan ia biarkan istri nya di sakiti oleh Handoko dan keluarga barunya.

Bersambung.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!