Aku bangun dari tidur dengan seluruh persendian terasa mau copot, otot-otot tubuh terasa begitu tegang dan pegal, perlahan aku menyingkirkan tangan kekar yang memeluk perut ku. Begitu sudah berhasil, aku duduk di atas kasur seraya meregangkan otot-otot dengan mengangkat kedua tangan serta meliuk-liukkan tubuhku. Aku lihat Tuan Edwar tidur dengan begitu lelapnya. Dengkuran halusnya terdengar berirama. Saat sedang tidur, wajahnya terlihat begitu teduh dan tampan, aku suka sekali menatap wajah nya yang sedang pulas, bahkan sering kali aku melakukan hal seperti ini dengan diam-diam di setiap malam setelah Tuan Edward selesai menyalurkan hasratnya kepada ku. Aku ingin dia menjadi suami yang sempurna, suami yang baik dan peduli kepada aku, istrinya, tapi terkadang amarahnya suka meledak-ledak dan akulah yang akan menjadi sasaran empuknya. Kalau lagi baik, dia bisa memperlakukan aku dengan begitu lembut, tapi kalau lagi marah, ia tak akan segan-segan untuk memukul aku, dan hal itu membuat aku menjadi sangat takut dan trauma. Entah kenapa suamiku bisa mempunyai dua kepribadian yang berbeda seperti itu.
Setelah dirasa puas menatap wajah tampan suamiku, aku perlahan turun dari kasur, lalu aku mengambil pakaian ku yang teronggok di atas lantai. Aku memakai nya cepat, karena aku harus kembali ke kamar ku, kamar pembantu yang Tuan Edward sendiri meminta aku untuk menghuni kamar itu. Katanya dia tidak mau sekamar dengan aku, tapi setiap malam nya ia selalu membutuhkan aku. Aneh memang. Aku belum mengenal betul kepribadian suamiku, bahkan keluarga nya pun tidak ada satupun yang aku tahu. Mama nya, Papa nya dan saudara-saudara nya, aku sama sekali tidak mengenali mereka. Saat aku bertanya tentang mereka kepada suamiku, maka suamiku akan diam dengan wajahnya yang memerah seperti menahan amarah. Dulu, saat kami menikah, yang menjadi saksi dari pihak laki-laki hanyalah asisten pribadi Tuan Edward yang bekerja di perusahaan nya. Iya, hanya dia seorang.
***
Keesokan paginya, seperti biasa, aku membangunkan dan menyiapkan pakaian kerja untuk suamiku. Hari ini Tuan Edward terlihat baik moodnya, setelah ia selesai bersiap-siap dengan pakaian kantoran nya, kami sarapan pagi bersama.
Saat sedang sarapan pagi, aku memberanikan diri untuk bersuara, aku ini istrinya, jadi aku harus bersuara menyampaikan apa yang pantas untuk aku nikmati dan aku lakukan, aku tidak ingin seperti ini terus melewati hari-hari.
''Tuan, apa boleh hari ini aku kerumah orang tua aku? Soalnya aku sudah sangat merindukan Papa,'' kataku hati-hati. Aku memang sudah sangat-sangat merindukan Papa, iya, hanya Papa seorang yang aku rindukan, tidak dengan Mama dan kakak tiri ku. Sudah hampir sebulan lamanya Tuan Edward tidak mengizinkan aku keluar rumah, dan hal itu tentu membuat aku merasa sangat bosan, aku terkurung di sangkar emas, aku tidak bisa bebas menikmati hari-hari.
Aku lihat Tuan Edward sama sekali tidak menyahuti perkataan dan keinginan aku, ia masih tetap menyuapi makanan ke dalam mulutnya tanpa mempedulikan aku. Melihat itu, membuat aku merasa sedih.
''Tuan,'' aku memelas, dengan wajah aku buat sesedih mungkin.
''Diamlah, Amira! Habiskan makananmu!'' bentaknya, membuat aku kaget. Seketika sesak di dada begitu kentara aku rasa, susah payah aku tahan agar air mata ku tak tumpah. Aku paling anti di bentak-bentak, sama siapapun itu, karena saat di bentak, aku merasa tidak ada harga diri sama sekali.
''Tuan, apa Tuan tak kasihan dengan ku? Aku capek di rumah terus!'' mohon ku dengan suara serak, aku menundukkan kepala, makanan di dalam piring terus aku aduk-aduk tanpa memakan nya.
''Amira, apalagi yang kau cari? Di rumah ini kau bebas mau berbuat apa dan melakukan apapun, semuanya sudah ada! Mau berenang? Sudah ada kolam renang, mau membaca novel dan buku-buku sudah ada perpustakaan di rumah ini. Semuanya sudah tersedia, tinggal kau nikmati saja. Tidak usah lah kau menemui orang tua mu itu, lagian orang tua mu lagi sibuk sekarang, dan belum tentu mereka juga merindukan mu,'' Tuan Edward berkata dengan senyum sinis.
''Apa maksud Tuan? Lagian aku hanya merindukan Papa ku saja, tidak dengan Mama tiri dan Adik tiri ku,''
''Papa mu sedang berlibur keluar negeri sekarang, mereka pergi bertiga. Apa Papa yang sangat kau rindukan itu tidak memberi kabar kepada kamu lewat sambungan telepon?''
''Ti-tidak, Papa sama sekali tidak menghubungi aku. Dari mana Tuan tahu kalau Papa, Mama serta Kakak ku sedang berlibur?'' sahutku lagi, aku benar-benar tidak tahu kalau Papa lagi berlibur, kemarin aku pernah mencoba menghubungi Papa, tapi tak kunjung di angkat, aku kirim pesan tapi tak kunjung di balas, hanya di baca saja. Dan hal itu membuat aku khawatir, aku kira Papa sedang sakit atau apalah.
''Jangan kau tanyakan itu. Aku tahu semuanya, karena perusahaan Papa mu sekarang berada di bawah pengawasan ku. Aku sudah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk menyelamatkan perusahaan itu dari kebangkrutan, eh, bisa-bisanya tuh Handoko mengambil cuti untuk menyenangkan istri dan putrinya,''
''Kak Arumi bukanlah putri Papa!''
''Iya, aku tahu, tapi sepertinya dia lebih menyayangi Arumi dari pada kamu anak kandung nya,''
''Tuan!'' aku berkata dengan nada lebih tinggi, aku menatap Tuan Edward lekat.
''Sudahlah Sayang, terkadang orang terdekat kitalah yang sering menyakiti kita, membuat kita merasa terasingkan. Jadi, jangan kamu berniat untuk menemui mereka lagi. Tetap lah di sini, menjadi ratu di istana ku, aku akan menjaga mu dengan sebaik mungkin,'' Tuan Edward berkata dengan begitu lembut seraya tersenyum simpul. Aku jadi penasaran, seperti hubungan Tuan Edward dengan keluarga juga sedang tidak baik-baik saja.
''Tapi aku merasa bosan di rumah terus, Tuan! Aku pengen jalan-jalan keluar menghirup udara segar,''
''Baiklah, nanti malam mari kita jalan-jalan menghirup udara segar, memutari pusat kota,''
''Tuan serius ingin mengajak aku jalan-jalan nanti malam?'' aku berkata dengan perasaan teramat bahagia, selama kami menikah belum pernah sekalipun Tuan Edward mengajak aku jalan-jalan.
''Iya, kenapa tidak,'' katanya santai seraya meneguk susu yang ada di dalam gelas di hadapannya.
''Kenapa Tuan mendadak menjadi baik kepada ku?''
''Sudah, jangan banyak tanya lagi, sekarang buruan habiskan makananmu. Kau harus menghabiskan makanan mu, karena aku tidak suka sama wanita kurus. Sekarang ini tubuh mu sudah begitu ideal untuk melayani aku, jangan sampai aku merasa bosan melihat mu lalu berpikir untuk mencari pengganti mu, ck!''
''Iih dasar kejam!''
''Apa katamu? Apa kau mau di pukul seperti kemarin?''
''Ti-tidak Tuan,''
''Kau semakin terlihat cantik kalau lagi ketakutan seperti itu,''
''Aku kerja dulu, kamu baik-baik di rumah,'' Tuan Edward berdiri dari duduknya, ia berjalan menghampiri aku, lalu ia mengusap pucuk kepalaku. Mendapati perlakuan langka seperti barusan, mendadak saja membuat aku gugup. Hari ini Tuan Edward terlihat berbeda dari hari-hari kemarin yang selalu bersikap dingin dengan wajah datarnya.
''I-iya,'' balas ku kikuk.
''Oh ya, nanti akan ada orang suruhan ku yang akan mengantarkan pakaian untukmu, pakaian untuk kau pakai pada siang hari saat di rumah dan juga gaun-gaun yang indah. Kalau kau terus memakai lingerie pada pagi hari, bisa-bisa aku selalu kepikiran dengan mu saat sedang bekerja, kau terlihat seperti wanita penggoda, ck!'' katanya lagi tersenyum simpul.
''Baik, Tuan,'' aku mengangguk, lagi-lagi aku merasa begitu heran dengan kebaikan Tuan Edward.
''Salah sendiri kenapa juga harus membeli lingerie yang banyak untukku, lalu membakar semua pakaianku yang aku bawa dari rumah,'' ucapku di dalam hati, iya, hanya di dalam hati. Waktu itu Tuan Edward telah membakar semua pakaianku yang aku bawa dari rumah, karena katanya dia tidak suka melihat semua pakaian ku yang tertutup.
Setelah itu Tuan Edward berlalu dari ruang makan, dan aku melanjutkan menghabiskan makanan aku.
Mungkin sebagian dari kalian merasa heran kenapa aku tidak diam-diam saja keluar dari rumah ini, kalau aku bisa akupun akan melakukan itu. Tapi di luar, Tuan Edward telah menyiapkan beberapa orang Bodyguard untuk menjaga aku, serta ia juga telah memasang cctv di setiap sudut ruangan yang ada di rumah ini. Menurut ku Tuan Edward terlalu berlebihan.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yoo anna 💞
tetep semangat thor 🥰
2023-02-11
0