Ternyata

''Tuan,'' aku bangkit, lalu duduk di pinggir kasur, tatapan mataku berfokus pada suamiku. Tuan Edward masih sama, ia masih tetap terlihat tampan seperti biasa, walaupun wajahnya datar tanpa ekspresi.

Mancung hidungnya, tebal alisnya serta tatapan matanya yang begitu tajam mampu menghipnotis setiap kaum hawa yang melihat nya. Aku tahu, banyak wanita yang memuji ketampanan nya, termasuk semua pelayan wanita di rumah ini, setiap malamnya aku selalu mendengar wanita-wanita itu yang memimpin kan bisa di sentuh oleh pria seperti Tuan Edward, mereka juga tidak ada puasnya memuji ketampanan majikan mereka, bahkan mereka menganggap bahwa diriku adalah wanita yang begitu beruntung bisa menikah dengan Tuan Edward. Akupun sempat merasa bingung dan penasaran, kenapa pria sempurna seperti Tuan Edward bersedia dijodohkan dan menikah dengan wanita menyedihkan seperti diriku.

''Aku pun kalau di siksa dan di kurung di dalam gudang tak apa-apa, asalkan malamnya bisa merasakan hangatnya dekapan seorang pria seperti Tuan Edward,'' kira-kira seperti itu lah kata-kata yang pernah aku dengar dari seorang pelayan yang sedang ngerumpi saat semua pekerjaan di rumah sudah selesai mereka kerjakan.

Aku kembali fokus menatap Tuan Edward.

Tuan Edward mengunci pintu kamar, perlahan ia berjalan ke arah aku.

Ia duduk di samping ku, lalu tatapan matanya seperti mengedar melihat kamar yang aku huni.

''Apakah kamu merasa nyaman di sini, Sayang?'' tanyanya lembut. Aku merasa tangan nya sudah berada di pinggang ku.

''Iya, aku nyaman,''

''Mari kita bermain-main sebentar di kamar ini, setelah itu malam ini juga kamu harus pindah ke kamar atas,''

''Maksudnya?'' aku menatap suamiku dengan kening berkerut. Perkataan nya barusan seperti tidak pernah terjadi masalah apa-apa diantara kami, padahal tadi kami sempat bersitegang karena peristiwa di klub malam.

''Iya, mulai malam ini aku dan kamu akan tidur di dalam kamar yang sama, supaya setiap malamnya aku tidak repot-repot lagi menemui kamu di kamar pengap ini. Supaya aku bebas ingin bermain-main bersama mu kapan saja aku mau,'' jelas nya santai, perlahan Tuan Edward mulai melepaskan pakaian yang di pakai.

''Hm,'' balasku singkat, aku menundukkan kepalaku, aku selalu di buat deg degan setiap kali melihat suamiku bertelanjang dada, padahal sudah sekian kali nya aku melihatnya dalam kondisi seperti itu, tetapi tetap saja aku merasa grogi.

''Maaf,'' ucapnya, ia mengecup keningku dengan pelan dan lembut. Mendadak wajah ku memanas karenanya.

''Iya, tidak apa-apa, wajah mu memar, apa sakit?'' aku melihat pipi Tuan Edward sedikit bengkak dan merah. Kini, kami saling menatap dengan jarak begitu dekat.

''Sakit, tapi lebih sakit lagi saat aku melihat kamu ingin mengakhiri hidup mu. Kenapa kamu nekat melakukan hal itu tadi?'' kini, Tuan Edward sudah membelai pipiku.

''Aku merasa tidak ada orang yang menginginkan kehadiran aku di dunia ini, aku merasa tidak ada orang yang menyayangi aku,'' kataku jujur.

''Aku ini suami mu, sekarang sepenuhnya diri mu sudah menjadi tanggung jawab ku, aku mencintaimu dan aku juga peduli terhadap mu,''

''Perkataan Tuan sungguh tidak dapat di percaya, terkadang Tuan bersikap baik terhadap aku dan terkadang juga Tuan bersikap begitu dingin dan kejam, aku tak mengerti,'' kataku memalingkan wajah ku kesamping.

Aku mendengar Tuan Edward menarik nafas dalam, lalu menghembuskan perlahan.

''Kamu memang belum mengerti sepenuhnya. Tapi, semua yang aku lakukan kepada mu sebelumnya adalah sebagai bentuk sebuah ujian yang sengaja aku berikan untukmu,''

''Maksud nya?''

''Iya, aku sengaja menguji mu dengan bersikap kejam dan aneh, aku ingin melihat wanita seperti apa sebenarnya istri ku ini. Ternyata kamu memang benar wanita baik dan sabar. Tadi, yang terjadi di klub malam semuanya merupakan rencana ku, aku yang telah membayar orang itu untuk melihat seperti apa usaha mu untuk melindungi tubuh mu dari sentuhan pria lain,'' penjelasan Tuan Edward membuat aku melongo tak percaya.

''Jadi, Tuan, Tuan juga sengaja menyiksa aku dan mengurung aku di dalam gudang beberapa hari yang lalu?''

''Iya,''

''Tuan jahat!'' aku memukul dada bidang suamiku untuk melampiaskan kekesalan ku.

''Sudah jangan marah lagi, mulai malam ini, kamu sudah resmi menjadi Nyonya di rumah ini, kedepan nya kamu bebas mau melakukan apapun asalkan masih di luar batas,'' Tuan Edward memegang kedua tangan ku.

''Apakah aku sudah boleh keluar rumah?'' tanyaku.

''Tentu,''

''Em, apakah Tuan sudah mengizinkan aku untuk kuliah lagi?'' kali ini aku bertanya penuh harap.

''Em, iya, kamu boleh kuliah lagi,''

''Terimakasih, Tuan,'' repleks aku memeluk tubuh suamiku, karena aku merasa sangat bahagia mendengar jawaban nya. Dia pun balas memeluk tubuh ku dengan erat, hingga aku merasa sedikit sesak karena nya.

''Meluknya jangan kuat-kuat,'' ucapku terbatuk kecil.

''Aku sangat mencintai mu istri ku,''

''Kenapa Tuan bisa mencintai ku? Sementara kita menikah karena di suatu perjodohan,'' tanya ku penasaran.

''Mm kenapa, ya?''

''Kenapa?'' desak ku.

''Sudah, kamu tidak perlu tahu alasan nya kenapa, yang penting sekarang kamu sudah tahu kalau aku mencintai mu,''

''Iih Tuan,'' aku merenggut.

''Mulai malam ini jangan panggil aku dengan sebutan Tuan lagi. Panggil aku dengan sebutan Mas atau Sayang,''

''Malu ah,''

''Apakah kamu sudah mencintai aku?'' tanya nya.

''Em, entah,''

''Kenapa entah?''

''Aku tidak tahu juga,''

''Kalau begitu rasakan ini, supaya kamu bisa segera menyadari perasaan mu itu,'' Tuan Edward membaringkan tubuhku, lalu tangan nya bergerak nakal meremas dua gundukan kenyal milik ku.

''Hahaha Tuan, geli,''

''Jangan panggil Tuan lagi,''

''Oke, Mas!''

Setelah itu kami saling bercumbu mesra dengan perasaan teramat bahagia, aku merasa hatiku berbunga-bunga. Belum pernah sebelumnya aku merasa perasaan seperti ini, apakah ini yang di namakan jatuh cinta?''

***

Setelah aku dan suamiku bercinta di dalam kamar pelayan malam itu, malam itu juga aku pindah ke kamar atas, kamar utama yang luas dan begitu nyaman.

Mas Edward memperlakukan aku dengan begitu istimewa, ia juga sudah mengizinkan aku untuk kuliah lagi, tapi ia meminta seorang supir untuk menemani aku kemana saja aku mau jikalau dirinya tidak bisa menemani aku. Katanya diri ku akan tetap selalu dalam pengawasan nya, karena ia juga telah mengirimkan mata-mata untuk mematai-matai setiap aktivitas ku di kampus.

Aku merasa begitu beruntung bisa bersuamikan pria seperti suamiku, namun, kebahagiaan ku tidak bertahan lama, setelah seorang wanita seksi masuk ke dalam kehidupan kami, wanita itu seperti menyukai suamiku, dan aku pun sama, pria yang dulu pernah aku kagumi di kampus juga terang-terangan menyatakan perasaan nya terhadap ku. Saat Mas Edward tahu ada pria yang menyukai ku di kampus, Mas Edward menunjukkan kecemburuan nya dengan menyuruh anak buahnya menghajar pria yang menyatakan suka terhadap ku, hingga pria itu koma di rumah sakit. Aku marah karenanya, dan malam itu kami bertengkar hebat.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Yoo anna 💞

Yoo anna 💞

bru di bikin melayang sama kak otor nya mlah di hempaskan lagi 🤭

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!