Menggoda Gendis

Sang ayah mendekati Gendis, kemudian mengatakan sesuatu yang gadis itu.

"Gendis! Ayah tahu perasaanmu, kamu pasti kecewa dengan Tuan Agam, tapi ayah lihat, sepertinya Tuan Agam serius kepadamu, meskipun sebenarnya Ayah juga tidak suka caranya membohongi Ayah seperti ini, tapa Ayah yakin jika Tuan Agam tulus kepadamu, Ayah bisa lihat semua itu dari sorot matanya saat memandang mu, ada ketulusan hati yang begitu dalam untukmu, maafkanlah dia!!" seru pak Sulaiman sembari menepuk pundak sang anak. Kemudian pak Sulaiman pergi keluar dari kamar Gendis.

Untuk sesaat Gendis perlu menenangkan dirinya, ia masih membutuhkan waktu untuk menerima kebohongan Agam, kebohongan yang sangat membuatnya kecewa. Agam pun bertanya-tanya dengan sikap Gendis akhir-akhir ini, kenapa gadis itu terlihat menghindari dirinya, disaat Agam ingin mengajak Gendis pergi, Gendis selalu menolaknya, dan itu tentu saja membuat Agam khawatir.

Apalagi Gendis tiba-tiba mengirimkan pesan jika dirinya tidak ingin diganggu dulu oleh siapapun termasuk Agam.

Sebagai lelaki, Agam harus mendatangi rumah Gendis dan menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi, kenapa akhir-akhir ini Gendis tidak mau menemui dirinya.

Hari itu, Agam bertekad menemui Gendis agar gadis itu mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, padahal Agam sudah mempersiapkan segalanya untuk pernikahan mereka. Ia langsung mendatangi rumah Gendis dan berharap bisa berbicara dengannya.

Pak Sulaiman menyambut kedatangan Agam, dan Agam pun mengatakan keinginannya untuk bertemu dengan Gendis.

"Gendis nya ada, Pak?"

"Gendis!! Tadi dia pamit ke rumah temannya, si Ajeng, baru saja dia pergi, Tuan!" jawab pak Sulaiman.

"Ke rumah temannya? Di mana rumah temannya?" tanya Agam serius. Kemudian pak Sulaiman memberi tahukan dimana alamat teman Gendis. Setelah itu Agam pun segera menyusul Gendis, karena Gendis harus memberikan penjelasan kepadanya.

"Kalau begitu saya permisi, terima kasih banyak Pak!" pamit Agam kepada calon mertuanya. Namun, pak Sulaiman tampak menahan sejenak Agam dan mengatakan sesuatu kepada pria itu.

"Tuan! Maafkan sikap putri saya, Gendis sudah mengetahui semuanya, ia sudah tahu jika sebenarnya hutang-hutang saya kepada ayah Anda sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan lagi, mungkin itulah kenapa Gendis menjadi berubah sikapnya kepada Anda, tapi percayalah Tuan! Gendis sebenarnya sangat mencintai Anda," ungkap pak Sulaiman.

Agam pun meminta maaf kepada pak Sulaiman jika dirinya sudah membohongi pak Sulaiman tentang hutang-hutang itu, itu Agam lakukan karena dirinya ingin lebih dekat dengan Gendis, karena ia tahu jika Gendis sangat membencinya, terlihat egois memang, tapi sungguh Agam tidak bisa berpaling dari Gendis sedikitpun.

"Saya sudah maafkan Tuan!" ucap pak Sulaiman yang langsung dipotong pembicaraan nya oleh Agam.

"Jangan panggil saya Tuan, saya jadi tidak enak, panggil nama saya saja, Pak! Mungkin itu lebih baik," balas Agam sembari menundukkan kepalanya. Pak Sulaiman pun tersenyum.

Hingga akhirnya, Agam pun segera menyusul Gendis, pak Sulaiman berharap putrinya bisa memaafkan Agam dengan ikhlas, karena Pak Sulaiman tahu jika sang anak sangat mencintai mantan majikannya itu.

Agam pergi dengan menggunakan mobil mewahnya, ia pun langsung pergi ke alamat yang diberikan oleh pak Sulaiman. Tak menunggu lama, Agam tiba di alamat tersebut, dan dari kejauhan ia melihat Gendis yang masih berada di rumah salah seorang temannya.

Agam tampak menunggu Gendis keluar dari rumah itu, setelah beberapa saat, akhirnya Gendis keluar dan berjalan menuju ke arah jalan raya, dari kejauhan Gendis tak sengaja melihat mobil Agam yang terparkir di seberang jalan.

"Tu-tuan Agam! Darimana dia tahu jika aku sedang di sini?" batin Gendis. Ia pun pura-pura tidak tahu jika Agam sudah menunggunya, Gendis terus berjalan tanpa memperdulikan Agam yang mulai mengikutinya dari belakang.

Gendis berjalan di sepanjang jalan, sementara Agam menaiki mobilnya sambil mengejar Gendis.

Gendis tampak mempercepat langkah kakinya saat ia tahu jika mobil Agam semakin mendekat. Namun, Agam pun tetap mengikuti Gendis sambil membuka kaca jendela mobilnya.

"Hai cewek! Senyum dong!" goda Agam sambil bercanda. Gendis pun masih cuek dan terus berjalan tanpa menghiraukan Agam yang masih berusaha untuk mendekatinya.

Agam tak pantang menyerah, ia terus menggoda Gendis dengan mengatakan hal-hal yang membuat Gendis terpaksa menghentikan langkah kakinya.

"Ehem ... kok diem aja sih, Mbak! Saya pingin kenalan nih, nama saya Saipul, Mbak! Tapi nggak pakai Jamil," seru Agam yang membuat Gendis terpaksa menarik ujung bibirnya, gadis itu tampak sedang menahan rasa ingin tertawanya.

Agam pun terus menggoda Gendis dan mengatakan sesuatu yang langsung membuat Gendis tidak bisa lagi menyembunyikan rasa gelinya karena ucapan Agam.

"Mbak! Noleh dong! Lihat muka saya, Mbak! Muka saya nggak nyeremin kok, Mbak. Malah imut banget, muka saya masih baby face, Mbak! Nih lihat deh!!"

Seketika Gendis menoleh ke arah belakang dengan berjalan menghampiri Agam yang saat itu masih di dalam kemudi mobil.

"Ihhh ... apa sih, Tuan! Gangguin aja deh, saya ini lagi kesel sama Tuan, mode marah ini!!" ucap Gendis sambil mengerucutkan bibirnya.

Agam pun tertawa kecil mendengar ucapan dari Gendis.

"Oh ya! Lagi marah kok senyum!?" goda Agam sambil membuka pintu mobilnya kemudian Ia pun segera meraih tangan Gendis.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘣𝘢𝘱𝘦𝘳

2023-04-23

0

Syaquena Arsyila Rahmah

Syaquena Arsyila Rahmah

lanjutin Thor

2023-02-27

2

Nena Anwar

Nena Anwar

Gendis yg digodain aku yg ngakak 🤣🤣🤣🤣🤣

2023-02-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!