Kedatangan Delila

Agam tersenyum dan ia pun menawarkan kepada Gendis untuk menjadi asisten pribadinya. Tentu saja Gendis ragu untuk menerima penawaran itu, karena tentunya ia akan selalu ada untuk Tuannya dan tentu saja jika Agam pergi kemanapun, Gendis akan ikut serta.

"Bagaimana, kamu setuju?" tanya Agam serius.

"Tapi Tuan, saya takut tidak bisa bekerja dengan baik, saya tidak tahu kebiasaan Tuan, lagipula pasti akan lebih merepotkan, takut kerjaan saya lelet, belum pengalaman Tuan!" ujar Gendis. Mendengar ucapan dari sang pembantu, Agam justru tertawa.

"Belum pengalaman? Apa itu benar?" pria itu bertanya dengan berjalan mendekati Gendis, sehingga langkah kaki Gendis menjadi berjalan mundur karena Agam semakin mendekatinya.

"Emm ... i-iya, Tuan! Bukankah saya baru beberapa hari di rumah ini, jadi saya belum terlalu hafal dengan kebiasaan Anda seperti apa," jawab Gendis dengan suara gugupnya. Tanpa terasa tubuh Gendis sudah bersandar pada dinding, gadis itu tampak gemetar, entah apa yang sudah terjadi padanya, tiba-tiba saja perasaannya menjadi seperti itu.

"Ya Tuhan! Ngapain sih Tuan Agam deket-deket, bikin salting aja deh," Gendis bermonolog dengan tersenyum paksa. Kemudian Agam berhenti dan menatap wajah manis gadis itu.

"Perlahan, kamu akan terbiasa bersamaku, jangan takut! Aku bukanlah pria yang cerewet, pasti kamu akan senang bekerja denganku, percayalah!" ucapnya dengan tatapan yang penuh harapan, Agam memang memiliki perasaan terhadap Gendis, ia harus berusaha keras untuk menaklukkan hati seorang Gendis. Sementara itu Gendis merasa jika situasi itu sangat membuatnya tidak nyaman, maka ia pun meminta izin kepada sang majikan untuk pergi ke kamarnya.

"Emm ... maaf, Tuan! Saya permisi ke kamar, sudah malam saya ngantuk," seru Gendis beralasan. Tidak semudah itu Gendis bisa pergi dari hadapan sang majikan. Agam justru menghadang kan satu tangannya pada tembok agar Gendis tidak bisa pergi.

"Katanya tadi tidak mengantuk, kenapa sekarang mendadak jadi mengantuk?" tanya Agam yang semakin membuat jantung Gendis berdegup dengan kencang.

"Aduuh! Ngapain sih Tuan Agam kayak gini, nggak tahu aja kalau kakiku ini gemetaran, jadi pingin pipis, kan?" lagi-lagi Gendis bermonolog dengan ekspresi panik.

"Maaf Tuan! Saya harus segera ke dalam, sa-saya kebelet pipis! Aduhhh permisi-permisi!!" Gendis segera pergi dari hadapan Agam melewati tangan Agam dengan menundukkan kepalanya, sehingga membuat Gendis bisa segera pergi dari hadapan sang majikan yang sudah membuat nafasnya cukup berat.

Gendis berlari menuju ke dalam rumah, sementara itu Agam terlihat senyum-senyum melihat tingkah sang pembantu. Dan ia pun semakin semangat untuk mendekati Gendis secara personal.

*

*

*

Semakin hari, hubungan Gendis dan sang majikan semakin dekat, apalagi Gendis yang kini sudah menjadi asisten pribadi Agam, Gendis selalu diajak pergi majikannya untuk menyiapkan segala keperluan sang majikan, tentu saja itu adalah kesempatan Agam untuk mencuri hati Gendis.

Sikap Gendis pun kini semakin terbuka kepada sang majikan, ia pun sering bercerita tentang sekolahnya dan teman-temannya, dan ia pun bercerita tentang keluarganya. Untuk masalah keluarga, Gendis agak sensitif, ia terlihat sedih jika menceritakan tentang keluarganya.

Tak jarang Gendis menangis kala ia teringat bagaimana kedua orang tuanya selalu mendapat ejekan dari tetangganya, karena keluarga Gendis termasuk keluarga yang tidak mampu, hatinya sakit saat mengingat bagaimana tetangganya selalu mengucilkan keluarganya.

"Saya sedih, Tuan! Apakah salah jika kami terlahir dari keluarga miskin, apa salah kami sehingga mereka selalu mengolok-olok ayah dan ibu, jika ingat itu saya ingin sekali membalas mereka yang sudah menghina keluarga saya, saya hanya ingin membahagiakan ayah dan ibu, itu saja!" ungkap Gendis yang diiringi oleh air matanya yang menetes dari sudut matanya.

Tak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba Agam meraih tangan sang pembantu dan mengatakan sesuatu kepadanya, "Jangan bersedih! Aku tidak suka melihat air mata itu jatuh membasahi wajahmu. Gendis! Apa selama ini kamu tidak merasakan apapun kepadaku? Apa hubungan ini hanyalah sekedar hubungan antara pembantu dan majikan?" pertanyaan Agam membuat Gendis mengernyitkan dahinya dan ia pun spontan melepaskan tangannya dari genggaman tangan Agam.

"Ma-maaf Tuan! Saya tidak mengerti maksud, Tuan!" jawab Gendis gugup.

"Sejak aku bertemu denganmu untuk pertama kali, aku sudah jatuh cinta padamu. Gendis! Aku mencintaimu, semakin hari rasa cinta itu semakin dalam, dan aku ingin kamu menjadi istriku, apa kamu bersedia?" Mendengar ucapan sang majikan, tentu saja Gendis dibuat terkejut bukan main, apa maksud sang majikan berkata seperti itu.

"Maksud Tuan, apa?" tanyanya dengan ekspresi bingung.

"Aku ingin melamar mu menjadi istriku! Hanya kamu gadis yang mampu membuat hati seorang Agam yang terluka, kini luka itu telah menemukan obatnya, dan obatnya adalah dengan kehadiranmu, aku mohon terimalah aku!" ungkap Agam yang kembali meraih tangan sang pembantu. Dan entah kenapa Gendis merasa tidak bisa untuk menghindari situasi ini, akankah ia harus menerima lamaran sang majikan, sementara dalam hatinya Ia masih bingung, apakah dirinya juga memiliki perasaan yang sama kepada Agam.

"Sa-saya ... iya saya akan ...!"

Belum sampai Gendis merampungkan kata-katanya, tiba-tiba saja datang seorang pelayan yang mengatakan jika ada seorang wanita yang sedang menunggu sang majikan di ruang tamu. Gendis pun segera menarik tangannya dan segera menjauh dari Agam. Ia merasa tidak enak jika ada orang lain yang melihat kebersamaan mereka.

"Maaf permisi, Tuan! Ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda," seru pelayan itu.

"Siapa?" tanya Agam penasaran.

"Dia bilang namanya Delila, Tuan! Katanya nenek Anda yang mengirimkan wanita itu ke sini, dia adalah wanita yang akan dijodohkan dengan Anda, Tuan! Katanya dia datang atas perintah Nyonya besar," seru sang pelayan yang tentu saja membuat Agam terkejut, apalagi Gendis.

"Apa? Calon istri Tuan Agam?" batin Gendis.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘴𝘢𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘯𝘥𝘪𝘴 𝘯𝘪𝘩

2023-04-23

0

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

saingan datang 😌

2023-03-09

0

Nena Anwar

Nena Anwar

haduh baru Gendis mau menjawab lamarannya Tuan Agam malah datang hama pengganggu 🤦‍♀️

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!