"Terserah kamu percaya atau tidak, yang jelas aku sudah melihat dengan mata kepala ku sendiri jika pacarmu itu sedang bersama seorang teman wanitanya, mungkin juga itu adalah temanmu," seru Agam sembari dirinya beranjak duduk di kursi meja makan. Gendis pun segera menyahuti, tidak mungkin sang pacar tega melakukan hal itu kepadanya.
"Tuan pasti berbohong, Arif tidak mungkin seperti itu, kami berdua saling menyayangi, dan dia akan tetap setia menunggu saya, tidak peduli berapa lama saya akan berada di rumah terkutuk ini, kami akan bersatu." Mendengar ucapan dari sang pembantu, memaksa Agam berbalik badan dan menatap dalam-dalam wajah sang gadis.
"Kamu masih terlalu lugu untuk dibohongi, usia kalian masih sangat labil, aku memang bukan siapa-siapa mu, tapi aku sangat membenci sekali dengan pengkhianatan, apapun itu. Apalagi hal itu dilakukan oleh anak-anak ingusan seperti pacarmu itu, masih kecil tapi sudah pandai membohongi mu, bagaimana jadinya jika kalian nanti menikah, bukan hanya diselingkuhi kamu bahkan akan diduakan secara terang-terangan," ucap Agam dengan tatapan matanya yang serius.
Gendis pun membuang muka dan merasa jika majikannya sengaja memisahkan mereka berdua, setelah mengatakan hal itu kepada Gendis, Agam pun menarik tangan Gendis dan memintanya untuk menemani sarapan pagi ini.
Tentu saja apa yang dilakukan oleh duda kaya itu membuat Gendis sangat terkejut dan spontan Gendis menepis tangan sang majikan.
"Lepaskan, Tuan! Apa sih mau Anda?" Gendis menatap kesal wajah sang majikan yang sepertinya tak lelah membuat Gendis percaya kepada dirinya. Agam pun melepaskan tangannya dan Ia pun tetap santai dan tersenyum kepada sang gadis yang sudah membuatnya mulai terbuka dengan wanita. Agam yang dulu terkenal dengan duda sombong dan pilih-pilih, entah kenapa sejak melihat Gendis untuk pertama kali, Agam merasa ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.
"Ya sudah! Aku minta maaf, aku cuma memintamu untuk menemaniku sarapan, duduklah! Dan makanlah bersamaku!" permintaan Agam yang cukup membuat semua pelayanannya tercengang, kenapa sang majikan sangat perhatian kepada Gendis, padahal selama ini Agam adalah majikan yang tempramen dan tak jarang memarahi pelayan-pelayannya.
Apalagi Mbok Juwar, wanita yang sudah tidak muda lagi itu terlihat mulai menyadari jika sang majikan yang selama ini ia layani, menunjukkan sikap yang berbeda akhir-akhir ini sejak sang majikan mengenal sosok Gendis, gadis desa dengan segala kesederhanaan dan keluguan nya, meskipun terkadang Gendis terlihat kasar kepada sang majikan dan itu wajar Gendis lakukan, karena sikap Agam yang dulu memang adalah seorang pria yang kasar, dingin dan sombong.
"Tuan! Apakah saya tidak salah lihat, saya melihat ada tatapan cinta dalam mata Tuan Agam, dan Gendis adalah gadis yang sudah membuat Tuan Agam berubah, semoga Gendis bisa menyembuhkan luka hati Tuan Agam," Mbok Juwar bermonolog sendiri sembari melihat keduanya dan ikut bahagia.
Sementara itu, Gendis masih bingung dengan permintaan Agam yang ingin dirinya menemani sarapan pagi.
"Maaf Tuan, saya tidak pantas untuk duduk di sebelah Tuan, lebih baik saya makan di dapur saja bersama yang lainnya," ucap Gendis menolak permintaan Agam, ia juga merasa tidak enak dengan pelayan yang lainnya.
"Ya sudah! Aku tidak akan memaksamu."
Agam pun akhirnya sarapan pagi tanpa ditemani oleh siapapun, ada beberapa pelayan termasuk Gendis yang berdiri di belakang Agam, hingga akhirnya setelah beberapa sendok makanan, Agam merasa tidak selera makan, dan ia memutuskan untuk berhenti.
"Kenapa Tuan? Apa masakan si Mbok nggak enak?" tanya Mbok Juwar yang merasa tidak enak, kenapa sang majikan tidak menghabiskan makanannya, padahal biasanya Agam menghabiskan satu piring menu kesukaannya, tapi kali ini Agam berhenti sebelum makanannya habis.
"Badanku kurang fit, Mbok! Hari ini aku tidak akan ke kantor, mungkin aku kecapekan, biar aku istirahat saja. Dan kalian makan saja makanan ini, aku tidak selera makan." Agam tampak lemas, sepertinya pria itu sedang sakit karena wajahnya kelihatan pucat.
Gendis memperhatikan Agam yang sedang naik ke kamarnya, ia melihat pria itu sepertinya memang sedang sakit, entah kenapa tiba-tiba Gendis merasa kasihan melihat Agam seperti itu.
"Tuan sakit apa, Mbok? Kok wajahnya pucat banget kayak gitu?" tanya Gendis sembari membantu Mbok Juwar membersihkan meja makan.
"Biasa, namanya juga pebisnis yang sibuk, Tuan jarang istirahat, dia sering begadang bahkan tidak tidur untuk mengurus pekerjaannya, kadang Mbok juga kasihan sama dia, mana nggak ada keluarga di sini, jika Tuan sakit ya si Mbok yang selalu jagain Tuan," ungkap Mbok Juwar yang membuat Gendis mulai kasihan kepada sang majikan yang hidup sendirian.
"Memangnya keluarga nya kemana, Mbok?" tanya Gendis penasaran.
"Keluarga Tuan ada di luar negeri semua, dulu Tuan hidup bersama istrinya, tapi istrinya pergi ninggalin Tuan dan selingkuh dengan temannya Tuan, ya akhirnya mereka bercerai, mantan istri Tuan sudah menikah tapi Tuan yang sampai sekarang nggak mau menikah, padahal Oma Tuan Agam sudah mengirimkan banyak gadis cantik ke rumah ini, tapi tak ada satupun yang dilirik oleh Tuan." Mendengar pengakuan dari Mbok Juwar, sejenak Gendis berpikir, ternyata sang majikan dikhianati oleh istrinya. Pantas saja Agam berkata seperti itu saat memberi tahukan kepada Gendis tentang kelakukan Arif yang sebenarnya belum Gendis ketahui kebenarannya.
Setelah semuanya beres, Mbok Juwar pun segera mengambilkan wedang jahe dan juga obat untuk Agam, sementara itu Gendis sedang sibuk membersihkan kaca jendela. Tiba-tiba saja Mbok Juwar dipanggil oleh seorang pelayan, dimana ada tukang ledeng yang akan memperbaiki saluran air yang mampet. Karena Mbok Juwar yang tahu betul seluk beluk rumah mewah Agam Brandon, maka untuk sejenak Mbok Juwar meletakkan kembali minuman dan obat yang akan Mbok Juwar berikan kepada Agam di atas meja dapur.
Setelah itu Mbok Juwar segera pergi keluar rumah untuk melihat tukang ledeng yang sudah datang, sementara itu Gendis yang melihat segelas wedang jahe panas yang akan diberikan kepada Agam, akan segera dingin jika minuman itu tidak segera diberikan kepada sang majikan.
"Nunggu Mbok Juwar pasti lama, nanti tuh wedang bakalan dingin, lebih baik aku antar saja ke kamar Tuan, kasihan juga!" Gendis pun segera membawa wedang jahe itu kepada Agam.
Agam yang saat itu sedang beristirahat di atas tempat tidurnya, Ia mendengar suara pintu yang diketuk, dan dengan suara yang lemah, Agam menyuruh masuk.
Perlahan, pintu itu mulai terbuka, Gendis mulai masuk ke dalam kamar dengan membawa nampan yang berisi segelas wedang jahe dan obat untuk Tuannya. Tentu saja Agam sangat terkejut saat melihat Gendis yang membawakan wedang untuknya.
"Gendis, kamu? Kemana Mbok Juwar? Kenapa bukan dia yang membawakan?" tanya Agam.
"Apa pelayan di rumah ini cuma Mbok Juwar saja, Mbok Juwar sedang menemui tukang ledeng, tadi Mbok Juwar sudah membuat kan wedang ini untuk Tuan, karena ditinggal si Mbok sebentar, jadi saya putuskan untuk membawanya ke kamar Tuan, biar nggak dingin. Sekarang silahkan diminum obatnya!" titah Gendis yang membuat Agam terkejut dengan sikap Gendis kepadanya.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
alina
aku hoby baca tapi milih2 novel untuk di baca.
novel ini trllu kelebihan kata,ngga simple.
2023-07-11
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘯𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘭 𝘣𝘢𝘱𝘦𝘳 😅😅😅
2023-04-23
0
Nena Anwar
ngomong jujur dong Agam sama Gendis kalo kamu menyukai dan ingin memiliki Gendis,,,hati hati Gendis sekarang benci lama lama kamu jatuh cinta loh sama Tuan Agam
2023-02-12
1