Setelah mengatakan semuanya kepada Gendis, Delila pun pamit untuk pulang, setidaknya ia puas sudah mengatakan kepada Gendis tentang rahasia yang sebenarnya Agam sembunyikan.
"Aku pergi dulu, dan aku berharap kamu pikirkan baik-baik, Agam sudah sangat tega menyakiti kedua orang tuamu, jika dia cinta sama kamu, untuk apa dia lakukan itu? Nonsen, kan? Dan untuk apa dia menjadikan mu sebagai pembantu, pria yang tegas tidak akan pernah sanggup melakukan hal itu, dan kamu sudah dibodohi oleh Agam, hutang-hutang itu tidak pernah ada. Hahh ... lebih baik aku pulang saja, lama-lama di rumah ini aku tidak bisa bernafas ...." Seru Delila yang terus berusaha untuk mempengaruhi Gendis agar membenci Agam.
"Saya tidak percaya dengan ucapan Anda, Tuan Agam tidak mungkin seperti itu, Anda tidak akan bisa mempengaruhi saya, Tuan Agam orang baik, tidak mungkin dia setega itu kepada kami, daripada Anda buang-buang waktu di sini, silahkan segera meninggalkan rumah kami, tidak perlu lama!!" seru Gendis sembari menunjuk ke arah pintu keluar rumahnya.
Delila pun tersenyum smirk dan berkata, "Tidak kamu usir pun aku akan pergi, dan aku berharap kamu tidak menyesal dengan apa yang sudah kamu katakan, Agam itu penipu, ingat kata-kataku!!!"
Setelah mengatakan itu, Delila langsung pergi keluar dari rumah Gendis, terlihat para tetangga yang selalu kepo dengan apa yang terjadi pada keluarga Gendis, rupanya diam-diam mereka memperhatikan rumah Gendis sambil berbisik-bisik.
"Ya ampun! Sejak kepulangan Gendis, ada aja masalah, sebenarnya apa sih yang dilakukan sama Gendis?"
"Halah namanya juga gadis miskin, pastinya dia itu sudah mencuri di rumah Tuan Agam, kemarin aja Tuan Agam nyariin dia, hmm pasti Tuan Agam minta dikembalikan lagi barang-barang yang dicuri Gendis," sahut bu Sukoco.
"Huuuhh sangat memalukan sekali,"
"Benar banget, Bu! Malu-maluin banget, untung saja saya nggak menyetujui hubungan Arif dan Gendis, aduh bisa-bisa saya malu Arif punya pacar seperti Gendis, enggak banget deh ibu-ibu, gadis miskin seperti dia apa yang bisa dibanggakan!" ledek bu Sukoco.
Tak berselang lama, Delila keluar dari
Setelah melihat Delila pergi, para tetangga yang kepo itupun langsung membicarakan tentang Gendis.
"Eh eh tuh perempuan sudah pergi, ya ampun sepertinya itu adalah wanita kaya, tapi kenapa ya dia menemui Gendis?"
"Haduuuh bu Ibu mungkin saja bisa jadi itu adalah tunangan Tuan Agam, atau pacarnya. Bisa jadi wanita itu tidak terima jika Gendis menjadi pembantu di rumah Tuan Agam, mungkin saja kan, siapa tahu Gendis sudah genit dengan Tuan Agam dan wanita itu marah!!"
Para tetangga tak henti-hentinya membicarakan tentang Gendis, Gendis yang tahu itu, ia pun segera menghampiri tetangganya yang sedang berjamaah membicarakan tentang dirinya.
"Ibu-ibu ngapain di sini? Nggak masak buat suami? Pagi-pagi udah bergosip, pulang sana! Noh urusin suaminya biar nggak kabur, kebiasaan banget sih mencampuri urusan orang lain, heran!!"
Setelah mengatakan hal itu, Gendis pun segera masuk ke dalam rumah dan menguncinya. Sementara para tetangga julid kemudian bubar karena mereka lupa jika sedang memasak.
"Ya ampun saya lupa angkat wajan saya, permisi Bu ibu saya pulang dulu, tempe saya gosong kayaknya,"
"Saya juga mau pulang, belum cuci muka saya kelupaan."
"Aduuh saya juga mau pulang, mau lanjutin mandi,"
Akhirnya, para tetangga Gendis pulang ke rumah masing-masing, sementara bu Sukoco juga ikut pulang dengan wajah sinis.
Di sisi lain, Gendis pun mencoba menenangkan dirinya, apa yang dikatakan oleh Delila memang membuatnya sangat terkejut, apa benar seperti itu, sepertinya ia harus minta penjelasan kepada Agam tentang apa yang terjadi dan tentang hutang-hutang itu.
Kemudian sang ayah datang menghampiri Gendis dan bertanya kepada anak gadis satu-satunya itu.
"Siapa perempuan itu, Nak?" tanya pak Sulaiman.
"Gendis tidak tahu siapa dia, Yah! Tapi dia pernah akan dijodohkan dengan Tuan Agam, tapi Tuan Agam tidak mau," balas Gendis.
"Lalu untuk apa dia datang ke sini mencarimu? Apa dia marah karena Tuan Agam akhirnya memilihmu?" pertanyaan sang ayah membuat Gendis menggelengkan kepalanya.
"Entahlah, Yah! Mungkin juga itu maksudnya, dia sengaja mempengaruhi Gendis untuk membenci Tuan Agam, agar bisa menjauhkan kami, tapi itu tidak mungkin kan, Yah? Pasti Tuan Agam tidak mungkin melakukan itu, ayah percaya kan dengan Tuan Agam?" pertanyaan Gendis membuat pak Sulaiman mengerutkan keningnya.
"Apa maksudmu, Gendis? Ayah tidak mengerti," jawab pak Sulaiman.
"Yah, tadi Nona Delila bilang jika Tuan Agam sengaja membesar-besarkan masalah hutang-hutang ayah kepada orang tua Tuan Agam, katanya sebenarnya hutang-hutang itu sudah dianggap lunas oleh almarhum ayah Tuan Agam, dan Tuan Agam sengaja menyalah gunakan wewenang itu untuk menjebak kita terutama untuk menjebak Gendis agar menjadi pembantu di rumah Tuan Agam? Apa ayah percaya? Itu tidak benar kan, Yah? Kalaupun itu benar berarti Tuan Agam kenapa harus melakukan cara seperti itu, itu sama saja sudah menipu Gendis, Yah? Katakan Yah apa benar hutang-hutang ayah itu sebenarnya sudah lunas??" tanya Gendis yang semakin penasaran.
Pak Sulaiman hanya bisa menghela nafas panjang, tidak bisa dipungkiri memang sejatinya hutang-hutang itu sudah dianggap lunas oleh almarhum ayah Agam, karena ayah Agam sudah merelakan hutang-hutang itu dan menganggapnya sebagai hibah.
"Iya Gendis, apa yang dikatakan oleh wanita itu memang benar, hutang-hutang ayah sebenarnya sudah tidak dipermasalahkan lagi oleh almarhum ayah Tuan Agam, hanya saja waktu itu tidak ada hitam di atas putih, sehingga tidak ada bukti yang kuat jika ayah sudah tidak punya hutang lagi kepada keluarga Tuan Agam, mungkin itu yang membuat Tuan Agam mempersoalkan kembali hutang-hutang ayah,"
Mendengar pernyataan dari sang ayah, sejenak Gendis tertegun, jadi selama ini Agam sudah membohonginya, entahlah apa mungkin Gendis bersedih ataukah tidak, yang jelas kenyataan kali ini sangat membuatnya kecewa, tapi kekecewaan itu tidak melebihi rasa cintanya kepada Agam.
"Ya Tuhan! Ternyata itu benar, entahlah apa aku harus marah, kecewa, bersedih, setelah aku tahu kenyataan ini, tapi aku tidak bisa bohongi perasaanku sendiri, aku cinta kepadanya, aku sayang kepadanya, Ya Tuhan berikan aku petunjuk!!" Gendis bermonolog sendiri dalam hati, air matanya menetes dari sudut matanya, gadis itu bersedih antara kecewa dan cinta.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘫𝘯𝘨𝘯 𝘭𝘯𝘨𝘴𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘎𝘦𝘯𝘥𝘪𝘴 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘯𝘨𝘴𝘯𝘨 𝘈𝘨𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢
2023-04-23
0
🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫
tanya aj langsg sm orgnya,jgn mikir sendiri pusing😇
2023-03-09
0
19senja Kimpluk87
jangan dengarkan omongan Delila yg tdk bermanfaat sama sekali Gendis..
2023-02-26
0