Bertemu Arif

Gendis akhirnya mengepel kembali lantai kamar Agam, disaat Gendis sedang sibuk mengepel, tiba-tiba saja ponselnya berdering, Ia pun berhenti sejenak untuk mengangkat telepon.

"Arif!"

Gendis melihat ke layar ponsel jadul miliknya, ternyata itu panggilan masuk dari sang pacar. Dengan senang Gendis menerima telepon dari pacarnya.

"Halo Arif! Ada apa?"

"Ndis! Kamu kemana aja sih, kenapa kamu nggak sekolah? Kamu sakit, tapi tadi aku tanya ayahmu kamu sedang bekerja di rumah Tuan Agam, apa benar?" tanya Arif serius. Gendis pun tidak bisa menutupinya.

"Iya, Rif! Sekarang aku harus bekerja di rumah Tuan Agam, dan aku nggak bisa melanjutkan sekolahku lagi, tapi jangan khawatir aku pasti setia kok sama kamu," balas Gendis yang sangat menyayangi pacarnya itu, Gendis dan Arif berpacaran sejak mereka kelas 2, hampir dua tahun mereka menjalin kasih, tapi sayangnya hubungan mereka terhalang oleh orang tua Arif yang tidak setuju jika Arif berpacaran dengan Gendis, tapi mereka berdua tetap memutuskan untuk berpacaran secara backstreet.

"Terus gimana, aku nggak bisa dong ketemu kamu lagi! Padahal aku kangen banget sama kamu, kita masih bisa nggak sih bertemu di luar?" ucap Arif yang mengajak Gendis untuk ketemuan. Dan Gendis pun berusaha untuk mencari cara supaya bisa bertemu dengan sang pacar.

Sejenak Gendis berpikir bagaimana caranya agar ia bisa keluar rumah sambil bertemu dengan Arif tanpa sepengetahuan Agam jika mereka janjian untuk ketemuan. Dan akhirnya Gendis mempunyai akal untuk bisa bertemu dengan sang pacar secara sembunyi-sembunyi.

"Ok ... kita ketemu besok pagi di tempat biasa, tapi aku nggak bisa lama-lama, kamu tahu sendiri Tuan Agam itu seperti apa, lihat mukanya aja udah greget, apalagi omongan nya itu ya ampun, pingin tak timpuk aja, sok banget tahu nggak sih, kalau bukan karena untuk melunasi hutang-hutang ayah aku ogah ketemu sama tuh orang, gedek sumpah, mukanya serem ngalah-ngalahin setan." Ungkap Gendis yang tanpa sengaja terdengar oleh Agam yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Pria itu berjalan pelan menghampiri Gendis yang saat itu sedang asyik mengobrol dengan sang pacar di ponselnya, Gendis pun terdengar mengumpat sang majikan tanpa ia sadari jika sang majikan sedang berdiri di belakang nya.

"Ya udah deh, aku tutup dulu ya, takut aja kalau si Tuan resek itu udah selesai mandi, bisa-bisa kena marah lagi, daahh jangan lupa besok." Gendis menutup ponselnya dan Ia pun segera membalikkan badannya, spontan Gendis berteriak karena terkejut saat melihat penampakan Agam dengan bertelanjang dada yang memperlihatkan bulu-bulu halus di dadanya yang bidang, perut kotak-kotak yang menambah betapa seksinya duda itu, tubuhnya hanya dililit oleh sebuah handuk putih sebatas pinggang

"Huaaaaaaa .... mmmmm!" mendengar teriakan sang pembantu, Agam spontan menutup mulut Gendis agar teriakan gadis itu tidak terdengar dari luar.

"Sssttt diam! Berisik kamu!" seru Agam saat satu telapak tangannya menutupi mulut Gendis, karena merasa terancam, Gendis spontan memberontak dan Ia tak sengaja menyikut bagian sensitif Agam yang terletak di antara kedua pahanya. Pria itu pun melepaskan Sang pembantu karena ia merasa kesakitan.

"Waduh! Lato-lato nya, mampus tuh syukurin," batin Gendis sembari pergi dari kamar Agam saat itu juga.

"Shiiit! Gendis tunggu! Sialan tuh anak. Cukup liar juga nih anak, membuatku semakin penasaran saja. Aaarrrgggghhhh gila sakit nih peloran!" pekik Agam sembari merangkak ke atas ranjang tidurnya, ia mencoba menenangkan dirinya.

Gendis berlari menuju ke arah dapur dengan terengah-engah, seorang pelayan bernama Mbok Juwar.

"Loh Mbak Gendis kenapa ngos-ngosan seperti itu?" tanya wanita paruh baya itu.

"Nggak apa-apa Mbok, tadi ada curut ngejar saya." Jawaban Gendis membuat Mbok Juwar bingung, mana ada curut di rumah semewah ini.

"Curut??" Mbok Juwar mengernyitkan dahinya. Gendis pun tersenyum dan berkata, "Nggak apa-apa, Mbok! Ya sudah jangan dipikirkan, sekarang saya harus melakukan apa?" tanya Gendis tentang tugas apa lagi yang akan segera ia lakukan.

"Emm Mbak Gendis bisa ikut saya belanja di swalayan. Ada beberapa bahan makanan dan sayuran yang harus kita beli, nanti Mbak Gendis akan saya tunjukkan kita belanja di tempat mana, supaya nanti Mbak Gendis tidak bingung jika berbelanja sendiri." Terang Mbok Juwar yang merupakan kepala pelayan itu. Gendis pun mengangguk senang, sejenak Gendis berpikir jika ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan Arif. Ia pun segera mengirim pesan singkat kepada pacarnya itu.

Hari itu juga Gendis ikut Mbok Juwar untuk pergi berbelanja ke swalayan, Gendis terlihat bahagia akhirnya Arif membalas pesannya untuk bertemu di suatu tempat saat Gendis ikut berbelanja dengan Mbok Juwar, di situ Gendis akan meminta izin sebentar kepada Mbok Juwar yang tentunya tidak tahu apa-apa.

Sementara di dalam kamar, setelah Agam berganti pakaian, ia pun mendapatkan telepon dari kantor untuk segera datang secepatnya, ada sesuatu yang penting yang harus ia kerjakan, akhirnya hari itu juga Agam juga keluar untuk pergi ke kantor miliknya.

Sesampainya di swalayan, mbok Juwar terlihat menunjukkan kepada Gendis belanjaan apa saja yang biasa mereka beli, dari sayur mayur dan buah-buahan, Agam adalah seorang vegetarian. Jadi, mbok Juwar tidak pernah berbelanja menu daging-dagingan, karena sang majikan alergi jika makan sesuatu yang mengandung protein hewani. Gendis pun baru tahu jika Agam yang menurutnya pria menyebalkan itu ternyata penyuka sayur mayur.

Setelah semua daftar belanjaan sudah masuk ke dalam keranjang, akhirnya waktunya istirahat sejenak, Mbok Juwar mengajak Gendis untuk membeli minuman sebentar di sebuah warung sambil melepaskan lelah setelah berkeliling swalayan. Gendis melihat ke layar ponsel nya jika sang pacar menunggunya di sebuah ujung jalan di depan swalayan dimana Gendis berbelanja.

"Gendis! Aku sudah ada di depan jalan, keluar dong!"

"Oke! Tunggu aku, aku segera kesana!"

Akhirnya, Gendis minta izin kepada Mbok Juwar untuk pergi ke toilet sebentar. Dan mbok Juwar pun mengangguk. Akhirnya, Gendis bisa keluar dari swalayan dan Ia segera menghampiri sang pacar yang sudah menunggunya di bawah pohon rindang di seberang jalan swalayan.

Arif tampak melambaikan tangannya untuk memberikan kode jika dirinya sedang berada di bawah pohon, Gendis pun segera menghampiri sang pacar dan akhirnya mereka bisa bertemu.

Keduanya melepaskan rindu dengan saling menggenggam tangan. Meskipun mereka adalah tetangga, nyatanya mereka jarang ketemu karena ibunya Arif melarangnya anaknya untuk berhubungan dengan Gendis.

"Gendis! Aku kangen banget sama kamu!"

"Aku juga kangen tahu, nggak!"

Keduanya saling melepaskan rindu dengan saling mengobrol dan bercanda. Hingga secara tak sadar sepasang mata tengah memperhatikan mereka berdua.

"Shiiit! Apa yang dilakukan Gendis di sana? Kurang ajar siapa laki-laki itu, berani-beraninya dia mendekati Gendis."

Pria itu terlihat marah saat melihat pembantunya berdua dengan seorang laki-laki, dan itu membuat Agam sangat marah.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Enung Samsiah

Enung Samsiah

bknnya satuan mau kekantor, wkkk,, ko ada dkt swalayan,,,,, marah nih yeeee

2023-09-30

0

Erna Susanti

Erna Susanti

waduuuh Gendis dalam bahaya,harimaux mengauum😀

2023-06-03

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘎𝘦𝘯𝘥𝘪𝘴 𝘣𝘢𝘬𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘯𝘢 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮 𝘯𝘪𝘩

2023-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!