Gendis menangis

Kini Agam berdiri di hadapan sang pembantu, memperhatikan dalam-dalam raut wajah lugu itu, tampak begitu manis. Gendis pun menatap wajah sang majikan yang cukup membuatnya deg-degan itu.

"Emm ... saya minta tolong sama, Tuan! Tapi saya takut ...!!" Gendis tidak melanjutkan kata-katanya.

"Takut? Kenapa harus takut? Apa aku kelihatan seperti hantu dan sangat menakutkan?" pertanyaan Agam spontan membuat Gendis tersenyum, semakin Agam dibuat terpesona oleh senyuman gadis itu, baru kali ini Agam melihat senyum dari seorang Gendis.

"Manis ...!!!" ucapnya lirih memuji sang pembantu.

"Apa, Tuan?" Gendis membulatkan matanya saat Agam berkata seperti itu. Agam pun berpura-pura dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Oh ... tidak! Tidak apa-apa, oh ya kamu minta tolong apa, katakan saja!" Seru Agam. Gendis pun memberanikan diri untuk mengatakan bahwa dirinya sedang memerlukan uang untuk membawa sang ibu ke Puskesmas. Dan ia pun menjelaskan bagaimana kondisi sang ibu yang sedang sakit, sementara dirinya tidak bisa pergi menjenguk ibunya tanpa seizin dari Agam.

"Kamu ingin meminjam uang dan ingin bertemu dengan ibumu, begitu?" pertanyaan Agam yang membuat Gendis gugup. Gendis pun mengangguk pelan.

Kemudian Agam mengatakan sesuatu kepada Gendis agar gadis itu datang menemui ibunya dan dia akan diantarkan oleh sopir. Tentu saja Gendis sangat gembira bisa berenang dengan ayah dan ibunya, tapi anehnya Agam tidak memberikan uang kepada Gendis untuk meminjamkan nya.

"Pergilah bersama sopir, dia akan mengantarkanmu bertemu dengan kedua orang tuamu, tapi aku tidak akan memberikan uang, kamu cukup datang saja menemui mereka," ucap Agam yang tentu saja membuat Gendis mengernyitkan dahi.

"Tapi Tuan, saya membutuhkan uang untuk membawa ibu berobat, jika saya tidak membawa uang, bagaimana bisa saya membawa Ibu ke Puskesmas?" tanya Gendis bingung. Agam pun tidak banyak bicara, karena pada dasarnya ia sudah membayar semua pengobatan ibunya Gendis. Ia pun memerintahkan kepada Gendis untuk datang saja menemui ibunya.

"Sudah! Jika kamu ingin bertemu dengan ibumu, kamu pergi sekarang, sopir akan mengantarkan mu. Aku mau istirahat, kepala ku masih sedikit pusing, sudah pergi sana!" entah kenapa tiba-tiba sikap Agam membuat Gendis kesal kembali, baru saja ia mulai kagum sekarang rasa kesal itu muncul kembali, seolah-olah Agam tidak mau meminjamkan uangnya kepada Gendis.

"Huuuuuu dasar majikan pelit, bilang aja kalau nggak mau minjemin, pakai drama segala, aku nggak jadi kagum sama Anda, Tuan! Sebel!!!" umpat Gendis sembari pergi keluar untuk menemui kedua orang tuanya.

Untuk sejenak Agam tersenyum simpul, ia sengaja tidak berterus terang jika dirinya sudah membiayai pengobatan ibunya Gendis, ia hanya ingin Gendis bertemu dengan kedua orang tuanya tanpa harus memikirkan lagi tentang biaya berobat sang Ibu.

Akhirnya, Gendis pun pergi menemui kedua orang tuanya di kampung, dalam perjalanan ternyata mobil tidak melaju ke arah kampung di mana ia tinggal, justru pak sopir mengarahkan mobil ke sebuah jalan menuju ke rumah sakit.

"Loh Pak! Kita nggak salah jalan? Jalan menuju rumah saya bukan ke sini, tapi ke sana!" protes Gendis. Sang sopir pun hanya menjawab, "Saya hanya mematuhi perintah Tuan, Mbak Gendis! Kata Tuan saya suruh mengantarkan Anda ke rumah sakit."

"Ke rumah sakit? Kok ke rumah sakit sih? Emang aneh tuh orang, apasih maunya!!" umpat Gendis yang semakin dibuat kesal.

Sesampainya di rumah sakit, Gendis pun bingung apa yang harus dilakukannya, ia pun bertanya kepada sopir, "Pak! Terus saya harus ngapain di sini? Ayolah Pak kita kembali, ayah dan ibu pasti sudah menunggu di rumah," Gendis tampak memaksa sopir untuk kembali ke rumah nya.

"Sudah! Mbak Gendis ikuti saya saja!" titah pak sopir sembari berjalan masuk ke rumah sakit. Gendis pun dengan perasaan kesal tetap mengikuti sopir itu pergi, hingga akhirnya setelah tiba di depan sebuah kamar pasien, pak sopir membuka pintu kamar itu dan menunjukkan kepada Gendis siapa yang berada di dalam kamar itu.

"Silahkan, Mbak Gendis! Ayah dan ibu Anda berada di dalam," seru pak sopir yang seketika membuat Gendis tercengang, bagaimana bisa kedua orang tuanya ada di dalam. Gendis pun segera masuk ke dalam kamar mewah itu, ia melihat pak Sulaiman dan istrinya sedang berada di dalam, sang ibu rupanya sudah mendapatkan penanganan. Gendis terharu bertemu dengan kedua orang tuanya, ia pun memeluk ayah dan ibunya penuh kerinduan, Gendis bahagia akhirnya dirinya bisa bertemu dengan sang ibu yang juga sangat merindukannya.

Gendis pun bertanya kepada keduanya, bagaimana bisa mereka berdua ada di rumah sakit dan siapa yang membawa dan membiayai semua pengobatan ibunya. Kemudian Sang ayah mengatakan sesuatu kepada Gendis, jika sebenarnya yang sudah membawa dan membiayai pengobatan ibunya adalah Tuan Agam.

"Apa, Yah? Tuan Agam? Jadi yang sudah membawa ibu ke sini adalah Tuan Agam?" tanya Gendut yang sangat terkejut.

"Betul, Gendis! Tuan Agam lah yang sudah menanggung biaya rumah sakit, ayah berhutang budi kepadanya, nanti setelah kamu pulang kamu harus benar-benar bersikap baik kepadanya, karena bagaimanapun juga Tuan Agam lah yang membebaskan biaya pengobatan Ibumu."

Mendengar penuturan dari sang ayah, kini tidak ada alasan lagi Gendis untuk tidak mengagumi sosok Agam. Gadis itu tersenyum ternyata Tuannya telah menutupi kebaikannya dari Gendis.

Setelah beberapa lama Gendis melepas rindu dengan kedua orang tuanya, ia pun berpamitan untuk kembali ke rumah sang majikan. Tentu saja ayah dan ibu Gendis selalu memberikan doa terbaik mereka, supaya sang anak bisa segera melunasi hutang-hutang itu dan bisa berkumpul kembali bersama keluarganya.

Gendis keluar dari kamar perawatan sang Ibu, setelah itu Ia berjalan keluar rumah sakit dan menuju ke arah parkiran. Namun, siapa sangka jika Gendis tidak sengaja bertemu dengan bu Sukoco, ibu kandung Arif. Bu Sukoco tampak sedang berjalan bersama seorang gadis cantik dan mereka terlihat akrab, hingga tiba-tiba bu Sukoco melihat Gendis yang sedang berjalan sendirian, dengan wajah sinisnya, bu Sukoco menghampiri Gendis dan mengatakan sesuatu yang membuat gadis itu sangat bersedih.

"Oh ... Gendis! Sedang apa kamu si sini? Oh rasanya tidak penting untuk mengetahui kamu sedang apa, bodo amat. Oh ya kebetulan sekali kita bertemu di sini, kenalkan ini adalah Nira, dia adalah calon mantu saya dan dia nanti yang akan menjadi istrinya Arif, bukan kamu. Jadi, kamu jangan bermimpi untuk menjadi mantu saya, amit-amit punya mantu kere dan miskin seperti kamu, cihhh!!!!" setelah mengatakan hal itu, bu Sukoco segera pergi meninggalkan Gendis yang saat itu pastinya sangat bersedih.

Gendis pulang dengan wajah sembap, sungguh apa yang dikatakan oleh bu Sukoco sangat membuatnya terluka, sesampainya di rumah, Gendis keluar dari mobil sembari berlari kecil menuju ke arah dapur, ia mengambil air minum dan mencoba untuk menenangkan dirinya.

Sementara itu, apa yang dilakukan oleh Gendis, tidak luput dari pantauan Agam, Agam terkejut apa yang sebenarnya terjadi pada Gendis, seharusnya gadis itu bahagia karena sudah bertemu dengan kedua orang tuanya, tapi kenapa ia justru bersedih.

Agam pun menghampiri Gendis yang saat itu masih duduk di ruangan dapur dengan sesekali mengusap air matanya.

"Gendis! Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?" tanya Agam yang spontan membuat Gendis sangat terkejut. Gadis itu menoleh dengan cepat dan segera menghapus air matanya.

"Tidak apa-apa, Tuan! Saya tidak apa-apa," jawabnya mengelak. Betapapun Gendis mencoba menutupi kesedihannya, namun air mata itu tidak bisa berhenti begitu saja, hinaan bu Sukoco sudah sangat menyakiti hatinya. Agam mendekati sang pembantu dan tiba-tiba saja pria itu mengusap air mata yang membasahi wajah manis Gendis.

Seketika Gendis tercengang dengan apa yang dilakukan oleh sang majikan kepadanya.

"Jangan menangis! Gadis seperti mu tidak pantas untuk menangis, katakan padaku! Siapa yang sudah membuat mu menangis? Yang pastinya bukan aku, bukan?" tanya Agam dengan tersenyum.

Sejenak Gendis tersenyum saat sang majikan berkata seperti itu.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Fitri ahmad

Fitri ahmad

sorry typo bukan berenang tp bertemu kak

2025-02-18

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘎𝘦𝘯𝘥𝘪𝘴 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘯𝘨𝘯 𝘈𝘨𝘢𝘮

2023-04-23

0

Nuer Lluviezz Qinsiie Claloe

Nuer Lluviezz Qinsiie Claloe

sedikit amt ceritanya

2023-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!