"Berhenti di depan kedua bocah itu!" titah Agam kepada sopirnya.
"Baik, Tuan!"
Mobil mewah itu berhenti tepat di depan kedua pemuda-pemudi yang sedang berduaan itu, seketika keduanya sangat terkejut saat melihat mobil yang tiba-tiba berhenti, Gendis pun tampak melototkan matanya bukankah itu adalah mobil majikannya? Mobil milik Tuan Agam.
"Mobil siapa tuh?" tanya Arif penasaran.
"Itu mobil Tuan Agam, Rif!" jawab Gendis lirih.
Gendis pun bersembunyi di balik punggung sang pacar, bukannya takut hanya saja ia sangat malas untuk melihat wajah sang majikan. Tentu saja Arif yang saat itu tidak tahu mobil siapa yang berhenti, ia pun bersikap biasa dan tetap menenangkan sang pacar.
"Udah, kamu nggak usah takut, ada aku di sini, aku nggak akan biarkan Tuan Agam menyakitimu." Ucap Arif bak pahlawan yang akan melindungi sang pacar. Agam keluar dari mobilnya dan dengan elegan ia berjalan menghampiri kedua bocah yang sedang berpacaran itu.
Perawakan yang sempurna, tubuh tinggi tegap dan sangat berkharisma, sangat bertolak belakang dengan seorang Arif, pemuda kampung dengan tubuh kurus kerempeng dan rambut yang disemir warna coklat, seolah-olah penampilan pemuda itu mirip artis boyband Korea yang digandrungi oleh banyak remaja.
Agam berhenti saat berada sekitar tiga meter dari hadapan Arif, tanpa membuka kacamatanya, Agam langsung memanggil Gendis yang sedang bersembunyi di balik punggung Arif.
"Gendis! Pulang kamu!" titah Agam kepada dengan suara baritonnya. Tentu saja sebagai seorang pacar, Arif tak terima jika Agam tiba-tiba datang dan menyuruh Gendis untuk pulang.
"Maaf Tuan Agam, Gendis tidak bisa mengikuti perintah Anda, dia juga punya hak untuk bertemu dengan siapapun." Arif tampak membela sang pacar, dan ,Agam hanya tersenyum smirk melihat tingkah bocah yang masih ingusan itu.
"Hai kamu! Bukankah kamu anak yang ku tabrak itu, kan? Lebih baik kamu fokus belajar saja, jangan pacaran dulu, lagipula Gendis tidak akan pernah menjadi milikmu, Gendis sudah ada yang punya dan pastinya bukan kamu orangnya. Masih ingusan mau kamu beri makan apa Gendis, buat uang saku saja masih minta orang tua." Ungkap Agam yang memaksa Gendis keluar dari persembunyiannya.
"Maaf, Tuan! Anda sangat salah, saya dan Arif akan menikah suatu hari nanti, karena kami saling mencintai, dan Tuan tidak berhak melarang saya berhubungan dengan Arif, Anda tidak perlu ikut campur urusan kami, urus saja urusan Anda sendiri. Repot banget sih jadi orang." Umpat Gendis dengan wajah kesalnya. Agam tidak membalasnya, ia hanya memerintahkan sang sopir untuk membawa Gendis ke dalam mobil.
Sang sopir pun mengikuti perintah sang majikan, Gendis dibawa paksa pulang dan dimasukkan ke dalam mobil secara paksa. Tentu saja Gendis meronta dan tidak mau dibawa secara paksa seperti itu.
"Aawww lepasin saya, Tuan! Saya bisa pulang sendiri, nggak usah dipaksa juga dong, saya mau bicara dulu dengan Arif." Gendis tampak memohon kepada Agam untuk membiarkan dirinya sedikit lebih lama bersama sang pacar. Namun, rupanya Agam tidak akan membiarkan Gendis berlama-lama dengan pria lain.
"Kamu sekarang adalah tanggung jawabku, apapun yang kuperintah kamu harus menurut, bawa dia!" titah Agam agar sang sopir segera membawa Gendis masuk ke dalam mobil, sementara Arif terlihat bingung dan tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya mengumpat kepada Agam menyumpahi pria itu.
"Anda kejam sekali, Tuan! Saya sumpahi Anda tidak akan bahagia, hidup Anda akan selalu kesepian, dasar duda kejam, Gendis itu pacar saya. Lepaskan dia, dasar Rentenir!" umpat Arif dengan menggebu-gebu. Agam pun hanya tertawa sembari berkata, "Kamu mau Gendis bebas? Tak masalah, berikan aku uang seratus juta maka kamu akan mendapatkan Gendis, jika tidak jangan salahkan aku jika Gendis akan menjadi milikku." Seru Agam dengan senyum smirk nya.
"Apa, seratus juta? Gila ya tuh orang, dia memanfaatkan Gendis hanya karena hutang-hutang pak Sulaiman, benar-benar nggak waras tuh orang." Arif tak henti-hentinya mengumpat Agam yang saat itu sedang berjalan menuju ke mobilnya, dimana Gendis sudah berada di dalam dengan wajah yang sangat kesal dan emosi.
Agam melihat Gendis yang saat itu sedang tidak menatap wajahnya. Kemudian Agam segera memerintahkan sopir untuk segera melajukan mobilnya pulang ke rumah. Selama dalam perjalanan, Gendis tak bicara sepatah katapun, ia benar-benar semakin benci kepada sang majikan.
Sesampainya di rumah, Gendis tidak berbicara sama sekali dengan Tuannya, ia hanya menjawab seperlunya, Gendis sudah memutuskan untuk tidak terlalu dekat dengan Sang majikan, karena majikannya sudah sangat membuat dirinya kesal dan marah.
Mbok Juwar yang sudah pulang terlebih dahulu, ia terkejut melihat Gendis pulang bersama sang majikan. Gendis yang tiba-tiba menghilang ternyata gadis itu sedang bersama majikannya. Dan Agam pun berpesan agar Gendis tidak dibiarkan pergi keluar rumah. Dan mulai saat itu Gendis tidak diperbolehkan bertemu dengan Arif lagi, tugas Gendis sekarang fokus di dalam rumah.
"Mulai saat ini, kamu tidak usah keluar rumah, tugasmu hanya ada di dalam, dan kamu tidak perlu lagi bertemu dengan pacarmu itu, tidak usah berhubungan lagi dengannya, mengerti!" titah Agam dengan wajah seriusnya.
"Memangnya siapa, Anda! Anda bukan siapa-siapa, ingat Tuan! Saya bukan budak Anda, jadi tidak usah mengatur-atur hidup saya." Sahut Gendis dengan kesal.
Agam pun hanya diam, dan pria itu segera pergi lagi ke luar untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum selesai, ia mengantarkan Gendis pulang ke rumah dulu sebelum dirinya pergi untuk menyelesaikan urusan bisnisnya.
Gendis menatap kepergian sang majikan, entah apa yang dipikirkan oleh pria itu sehingga ia harus turut ikut campur masalah pribadinya. Mbok Juwar pun berusaha untuk menenangkan Gendis.
"Mbak Gendis beruntung bisa membuat Tuan sangat perhatian kepada Mbak Gendis, saya yakin dibalik sikap Tuan, pasti ada sesuatu yang dikhawatirkan dan nanti Mbak Gendis akan tahu jika yang dilakukan oleh Tuan pasti ada alasannya, baru kali ini saya melihat sikap Tuan sangat berbeda." Ungkap Mbok Juwar yang membuat Gendis mengernyitkan dahinya.
Agam mulai masuk kembali ke dalam mobil, kini ia bisa tenang setidaknya Gendis sudah berada di rumahnya dengan penjagaan ketat, ia tidak akan khawatir lagi karena gadis itu sudah berada di rumah.
"Tidak boleh ada pria yang bisa memilikimu kecuali aku, Gendis. Dan suatu hari nanti kamu akan tahu kenapa aku melakukan semua ini, perlahan aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, karena aku tidak ingin mendapatkan sesuatu dengan paksaan," Agam bermonolog sembari memperhatikan jendela mobil. Hingga akhirnya terdengar ia melihat dua orang yang sedang naik sepeda motor dengan sangat mesra, sepasang muda-mudi yang tengah dimabuk cinta. Dua pasangan sejoli itu tampak tidak menghiraukan kendaraan yang ada di sampingnya, keduanya sibuk bercanda hingga akhirnya motor pasangan itu hampir saja menabrak mobil Agam. Beruntung sang sopir bisa menghindar dan tabrakan itu bisa dielakkan.
Kedua remaja itu terjatuh karena tidak bisa kehilangan keseimbangan, akhirnya keduanya terjatuh di semak-semak, Agam melihat kedua remaja itu lewat pantulan kaca spion mobil, sejenak Agam mengerutkan keningnya saat melihat wajah salah satu remaja itu.
"Bukankah itu pacarnya Gendis?"
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Erna Susanti
Nalhooo si babang Arif bonceng cewek🥺
2023-06-03
0
Erviana Erastus
yaela Arif selingkuh 🤣 betul kata Agam masih minta uang jajan sama emak udah pacaran 🤭
2023-05-03
0
Ingka
Eh...ternyata c Arif selingkuh, dasar ya playboy cap badak. Kirain setia taunya berhati 2. Kasihan kamu Gendis. Dah...skrg mah mening nurut aj sm c babang Agam, biar skrg nyebelin bikin naik darah dan memperlakukan kamu spt pembantu tp kamu kan pembantu yg spesial. Lihat aj nanti kamu bakal diperlakukan kyk ratu...makanya sabar ya...jalani dgn ikhlas..💪
.
2023-03-10
0