"Apa terasa sakit?"
"Iya, bisa pelan sedikit?"
"Akan kuusahakan,"
Beberapa menit yang lalu...
Ben yang semakin berjalan mendekati Clarie membuat Clarie terancam. Bayangkan, setelah beberapa kalimat, pria ini malah menyuruh Clarie untuk membuka bajunya. Itu gila, dan kemudian dia malah berkata bahwa tidak ada maksud dari kata-katanya barusan.
Clarie perlahan mengambil satu bantal di sebelahnya, lalu dia melemparnya ke arah Ben sembari berteriak, "Jangan mendekat!"
Dengan mudah, bantal yang dilempar ke arah Ben bisa dihindari.
"Hei jangan lakukan apapun, aku tahu kita memang sudah kenal dan sedikit dekat...kurasa. Tapi sungguh aku belum siap...tidak siap maksudku, tidak akan siap mengerti? Bisakah kamu bermain dengan wanita lain?" Clarie mengucapkan setiap kata dengan tempo yang cepat, Ben tidak bisa menangkap semua kata yang keluar, tapi ada satu kata kunci.
"Bisa aku jelaskan dulu..."
"Tidak usah dijelaskan juga aku pasti sudah mengerti semua tawaranmu, seorang pria tampan dan kaya. Uang, barang mewah, kartu kredit, perawatan tubuh, liburan, atau yang lainnya.Itu bisa menggoyahkan seorang perempuan, tapi aku menolak!" Clarie salah paham, itu yang bisa Ben simpulkan. Dan ini harus segera diluruskan, supaya tidak mengundang perhatian para pelayan di dapur. Di ujung tempat tidur, Ben mendudukkan dirinya, menatap Clarie lurus-lurus. Gadis itu tampak seperti sedang melihat hantu, dahinya sudah berkeringat, dan tubuhnya sedikit bergetar. "Jangan mendekat," peringat Clarie sambil memegang sebuah pulpen.
Ben menghembuskan napas, pelan. "Aku ingin mengoleskan salep ini di punggungmu. Ada banyak lebam di sana, tidak ingin segera sembuh?" Ben berkata dengan pelan dan lembut, matanya masih tetap bertatapan dengan mata Clarie.
"Lebam? Kenapa tidak bilang dari tadi?"
"Bagaimana aku bisa menjelaskannya jika Nona Clarie terus berteriak? Huh?" Malu, sangat malu. Clarie ingin pergi dari sana sejenak untuk menghilangkan rasa malunya, mukanya pasti sudah merah kan?
"Maaf, aku tidak tahu,"
Ben mengangguk, rasanya tidak percuma bersosialisasi dengan orang semacam Clarie. Pendiam bukan berarti tidak bisa berkata banyak atau tidak memiliki kata-kata. Pendiam memiliki banyak rahasia yang hanya ditampilkan untuk orang-orang tertentu saja.
"Aku akan mulai mengoleskannya. Ingat, kalau kamu merasa sakit bilang, jangan diam saja,"
......................
Liburan bersama dengan temannya diselesaikan lebih awal oleh Rena. Dia mendapat kabar kalau Clarie sudah berhasil keluar dari dalam gudang olahraga lama di kampus, menurut laporan, Clarie dibantu oleh seseorang. Tapi tidak apa-apa, karena tubuh Clarie sudah dihajar habis-habisan. Dan saat ini Rena sedang menyusul orang tuanya di luar kota.
"Renata?! Ini benar kamu sayang? Ya ampun kenapa kamu malah menyusul kami nak?" Mama terlihat terkejut akan kedatangan Rena yang tiba-tiba, kemudian dia melihat ke belakang Rena. "Kakak nggak ikut?"
Senyum licik yang simpul, ini kesempatanku untuk mencari perhatian. Dengan segera wajah Rena berubah sedih, "Ma," panggil Rena dengan nada sedih. "Tadi Rena mau ajak Kak Clarie, tapi kakak malah nolak Ma. Padahal aku takut banget kalau harus pergi jauh sendiri,"
"Terus di rumah, Kakak ngapain?"
"Rena nggak pernah tahu Ma, soalnya setiap pagi Kakak suruh Rena buat main sama temen aja. Mungkin Kakak nggak suka sama aku ya Ma,"
"Dia butuh waktu sayang," ada jeda sebentar. "Oh iya, setelah Papa sama Mama pulang kita akan mempersiapkan pernikahan kamu sama Dean. Tolong Dean diberi tahu ya sayang,"
"Iya Ma, Ma kalau bisa tolong bujuk Kakak buat bantu ya. Misal bantu Rena pilih gaun,"
"Iya sayang,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like lagi kak😘
asisten dadakan hadir
mampir yuk..
semangat selalu💪
2021-01-30
0
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt yaa xixixi
yuk baca lagi cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
ada part baru lohh 😍
mari saling support ya thorr ❤️
thanks
2021-01-10
1
🫧Alinna 🫧
Aku mampir lagi nih thor
2021-01-06
0