19. H-5

Hari pernikahan Renata dan Dean semakin dekat. Mungkin sekitar lima hari lagi. Undangan sudah disebarkan ke teman, saudara, anggota keluarga yang lain, pemilik perusahaan yang bekerja sama, dan masih banyak lagi. Papa dan mama mengundang banyak sekali tamu, apa mereka pikir pernikahan antara Renata dan Dean adalah pernikahan raja dan ratu? Yang perlu dibesar-besarkan sampai semua orang tahu?

Renata sangat senang bisa menikah, jika dia segera melahirkan seorang anak maka dia bisa menjadi pewaris dari L Group. Walaupun Clarie pewaris utama, tapi itu bisa tergantikan jika ada salah satu dari saudara yang sudah memiliki keturunan. Dan beruntungnya Renata, dia bisa segera mendapatkan hal itu. Selama ini kehidupannya sangat buruk, tapi setelah papa dan mama Clarie mengadopsinya dia bisa menikmati hidup yang lebih baik.

Renata tidak mau menyia-nyiakan semua kesempatan yang datang kepadanya. Dia kemudian mulai mencari perhatian, dan akhirnya dia berakhir seperti ini. Orang tua yang sangat peduli kepada dirinya, teman-teman yang tidak pernah mengejeknya, banyak pria yang ingin menjadi kekasihnya, dan terutama harta. Namun masih ada satu batu yang belum bisa Renata singkirkan, Clarie.

Renata ingin sekali membuat sebuah rumor yang bisa menjatuhkan harga diri Clarie. Supaya papa dan mama merasa malu dan akhirnya dia diusir. Tapi bagaimana caranya? Apalagi sekarang, Clarie sudah seperti batu. Keras dan sulit untuk diretakkan.

"Aduh Renata, iri deh sama kamu. Dapet Kak Dean lho," kata temannya, Diva. Renata dan Diva sudah berteman sejak sekolah menengah atas, mereka juga kuliah di kampus yang sama. Seberapa banyak teman Renata, hanya ada Diva di hatinya, Diva adalah sahabat terbaik bagi Renata.

"Eh ngomong-ngomong Kak Clarie ada di mana nih? Bukannya dia bilang cuma pergi sebentar, kenapa masih belum pulang juga? Sudah tiga jam lho," kata Diva lagi. Renata jelas tidak terlalu tertarik dengan topik ini, topik tentang kakaknya. Pastinya Clarie sedang tertekan, bukannya saat hati sedang hancur, seseorang tidak bisa berpikir dengan jernih.

"Hei sudahlah, jangan bahas manusia itu. Kita bahas rencana besok saja, em bagaimana kalau kita berbelanja. Aku akan memilihkan gaun untukmu besok, kamu harus tampil cantik sebagai sahabatku," usul Renata, waktunya untuk bersenang-senang. Bukan memikirkan orang yang sedang bersedih.

......................

Kamar apartemen yang gelap dan terlihat seperti tak berpenghuni itu menyembunyikan satu makhluk hidup. Makhluk hidup yang sedang dilanda oleh keresahan. Dean.

Dean tidak bisa mempercayai sebuah kenyataan, dia akan segera menikah, beberapa hari lagi. Itu...itu membuatnya gugup, apalagi dia akan menikah dengan gadis yang sama sekali tidak dia cintai. Dari sore hingga malam hari ini Dean tidak pernah berkutik dari tempat tidur, dia terus berada di atasnya. Menatap langit-langit.

"Clarie kenapa kamu tidak bisa dihubungi? Apa dia sangat sibuk dengan persiapan pernikahan yang tidak pernah aku inginkan ini?" Dean sangat lelah dengan semua kenyataan yang menimpa dirinya. Hubungannya dengan Clarie berakhir, dan dia tidak punya orang untuk bersandar. Sangat menyedihkan.

Aku berharap waktu bisa diulang kembali, aku yakin akan menghindari semua yang berhubungan dengan Renata. Dan aku akan lebih berusaha dalam mendekati kak Ben. Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi. Waktu akan terus berjalan tanpa sebuah rambu. Waktu tidak pernah memperhatikan kejadian yang menimpa seseorang.