"Apa yang nona Clarie lakukan di dalam kamar bersama dengan pria tampan itu kemarin malam?" tanya salah seorang pelayan dengan berbisik.
"Entahlah, bahkan tuan besar saja sampai dibuat marah. Begitu juga dengan nyonya, tapi apa kalian kemarin melihat ekspresi calon suami nona Renata?" kata pelayan yang lain. Kebiasaan bergosip sangat sulit untuk tidak dilakukan, apalagi di kediaman Lin. Banyak sekali bahan untuk para pelayan bergosip. Seperti sekarang ini.
"Aku rasa, tuan Dean sakit hati, kalian bisa melihatnya kemarin kan? Wajahnya terlihat terkejut, bahkan dia hampir menangis,"
"Tapi, aku percaya pada nona Clarie. Aku percaya bahwa dia tidak melakukan hal yang tidak sopan. Kalian tahukan kalau nona Renata terus menerus menindas nona Clarie?"
"Iya benar,"
Prang! Suara pecahan keramik membuat para pelayan itu berhenti bergosip. Mereka segera datang ke asal suara. "Nona Anda tidak apa-apa?!" tanya salah satu pelayan yang sudah sampai duluan di sana.
Clarie terlihat lemas, tangan yang satu berusaha menopang tubuhnya dan yang satu memegang kepala. "Ya, aku tidak apa-apa. Hanya saja aku masih merasa pusing," jawab Clarie. Para pelayan itu memapah Clarie sampai ke dalam kamar, kemudian membaringkannya.
"Nona, ini sarapan Anda," kata salah seorang pelayan.
"Kalian tidak seharusnya repot seperti ini, aku bisa melakukannya sendiri," Clarie merasa canggung dengan perlakuan para pelayan di rumahnya, karena dia jarang sekali dilayani. Berbeda dengan Rena, dialah yang paling sering menyuruh pelayan-pelayan untuk menyiapkan segala kebutuhan miliknya.
Ada sekitar lima orang pelayan di kamar Clarie saat ini, dan mereka setia menunggu di sana. Ini sangat canggung. "Kalian lanjutkan saja pekerjaan yang harus dilakukan. Mama bisa-bisa marah kalau hampir semua pelayan di rumah ini berada di dalam kamarku semua,"
"Tuan dan nyonya besar pagi-pagi sekali berangkat keluar kota, nona Renata juga pergi berlibur dengan teman-temannya,"
Dahi Clarie berkerut, "Jadi, aku akan di rumah besar ini berapa lama? Maksudku...berapa lama mereka akan meninggalkanku?"
Pelayan itu menggelengkan kepala, mereka tidak tahu berapa lama Clarie akan tinggal di sini sendiri.
Ting tong! Bel rumah berbunyi, Clarie menyuruh salah satu pelayan untuk membukakan pintu. "Nona, tamu ini ingin bertemu dengan Anda,"
Clarie mempersilahkan dan dia sedikit terkejut siapa yang datang. Ben. Dengan setelan jas yang rapi.
"Hai," sapa Ben dari kejauhan, kemudian dibalas dengan sebuah anggukan kecil dan senyuman simpul. "Bagaimana keadaanmu? Apa masih pusing?"
"Uhm, sedikit?" jawab Clarie malu-malu. Pelayan yang ada di dalam kamar pun mulai salah tingkah dengan sikap Clarie, berusa menggoda. "Ada apa kemari?"
"Melihat keadaanmu, tadi malam kamu lumayan banyak minum,"
"Nona, kami akan undur diri dulu. Jika Anda membutuhkan kami, tinggal panggil saja. Kami pamit," kelima pelayan itu pamit undur diri dan hanya menyisakan Clarie dan Ben di dalam kamar. Calrie merasa sikap pelayan rumahnya sedikit aneh, tapi tak apalah, terserah mereka.
Ben tersenyum lembut, mengetahui Clarie baik-baik saja cukup membuatnya lega. Dan untungnya seluruh keluarga Clarie sedang tidak ada di rumah untuk sementara waktu. Ben mendudukkan dirinya di sebelah Clarie.
"Lain kali jangan minum terlalu banyak. Jika tidak ada aku, mungkin adikmu bisa menjalankan sebuah rencana mendadak," ucap Ben. Clarie mengangguk.
"Kamu mau kemana? Rapi sekali,"
"Nanti aku akan datang ke perusahaan, jadi ayah menyuruhku memakai pakaian yang rapi. Kenapa?"
"Tidak, tidak apa-apa,"
Percakapan berhenti sejenak, tidak ada yang berniat membuka percakapan karena semua yang ingin ditanyakan sudah terjawab. Sedangkan Ben dan Clarie tidak sadar jika kelima pelayan tadi masih berada di sekitar mereka, tepatnya di depan pintu. Mereka berniat mengintip. Selain ingin tahu hubungan antara tuan muda yang kemarin malam membawa pulang nona mereka, mereka juga ingin tahu interaksi antara mereka berdua.
"Ya Tuhan, lama-lama aku jadi geram melihat mereka saling diam-diaman. Khususnya nona kita, dia sedikit tidak peka ternyata," kata salah seorang pelayan, pendapat itu disetujui oleh yang lain. Rasanya ingin sekali membantu nona mereka tentang masalah yang seperti ini. Masalah percintaan. "Bagaimana jika kita maju duluan saja, percuma kalau kita terus bersembunyi seperti ini. Nona pasti tidak akan mengalami kemajuan,"
Sayangnya sebelum para pelayan bertindak, Ben terlebih dahulu membuka percakapan dengan Clarie.
"Boleh aku merapikan rambutmu?" tanyanya. "Di mana sisir rambutnya?"
Clarie menunjukkan tempatnya, lalu Ben mengambilnya. Ben mulai menyisir rambut milik Clarie. Lumayan menyenangkan sebenarnya, tapi Clarie malah sedikit malu. "Hei, tidak usah diteruskan. Aku jadi merepotkan dirimu," kata Clarie, tangannya menghentikan tangan Ben. Dengan tatapan yang malu, Clarie masih tetap memberanikan diri menatap Ben. Tatapan lembut milik Ben berhasil membuat Clarie salah tingkah. Ini kali pertamanya ada yang menatap selembut itu, bahkan lebih lembut dari tatapan yang Dean berikan.
"Tidak apa, tidak terlalu merepotkanku kok. Apa Dean menghubungi dirimu? Aku sedikit penasaran dengan hubungan diantara kalian. Bagaimana bisa dia berbuat seperti itu,"
Clarie kembali menghadap ke depan, jari tangannya memainkan bantal, tatapan matanya sedikit sayu. "Aku dan Dean mulai menjalin hubungan enam bulan lalu. Dia sangat baik kepadaku dan aku percaya dia adalah laki-laki yang bertanggung jawab. Hubungan kami baik-baik saja. Aku senang ada yang memperhatikan diriku lagi setelah Papa dan Mama mulai mengesampingkan diriku yang tidak berguna.
Suatu hari aku dan Dean berkencan, tapi ternyata Rena membuntutiku secara diam-diam. Dan setelah kencan itu, kami mulai jarang bertemu. Entah karena sibuk dengan tugas atau sibuk dengan teman-temannya, tapi dia masih tetap memberiku perhatian,"
Nada bicara Clarie lama-lama terdengar semakin lirih. Jelas sekali bahwa dirinya sedang mengenang masa lalu bersama dengan Dean. Ben menghela napas, "Tidak usah diteruskan lagi. Mungkin alurnya masih bisa tertebak olehku. Apa kamu tidak berniat membalas semua perbuatan mereka? Apa kamu tidak muak Clarie?"
Sebelum menjawab, Clarie berpikir dulu. Jika dia ingin membalas, pastinya tidak akan semudah yang dikatakan. Dan jika dia tidak membalas, tentunya pasti sakit hati. "A...aku ingin, tapi tentu saja tidak semudah yang aku pikirkan. Semuanya pasti akan menganggapku iri atau tidak rela bukan?"
"Aku bisa membantumu, tapi harus ada imbalan tentunya," Ben berbisik tepat di telinga Clarie sebelah kanan. Sedikit geli, tapi bukan saatnya untuk tertawa. "Ini tawaranku nona, batas waktu untuk memutuskannya adalah saat semua orang dikeluargamu ini sudah pulang. Mungkin kira-kira 13 hari dari sekarang. Pikirkan baik-baik dan ambil keputusan yang tepat,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
pinnacullata pinna
13 hari
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah
2021-03-06
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
asisten dadakan berkunjung lagi..😘
mampir juga yuk
semangat kak💪
2021-01-18
0
🫧Alinna 🫧
next
2021-01-01
0