...Halo😀😀😀, selamat datang di bab yang ke 4. Semoga kalian suka yah, jangan lupa untuk dukung author....
...HAPPY READING❤...
...****************...
Ujian akhir di mulai hari ini, Clarie sudah mempersiapkan diri dari hari-hari sebelumnya. Begitu juga dengan Rena, dia sudah menyiapkan sebuah rencana untuk membuat kakaknya gagal dalam ujian.
"Aku tidak percaya ini akan seratus persen berhasil. Tidak ada jaminan sama sekali." Kata Rena dengan ragu-ragu pada gadis di sebelahnya.
Gadis itu mendengus, "Huh, kamu pikir ini hanya sekedar air? Aku sudah memasukkan obat di dalam botol. Sebelum dia masuk kelas, buat dia supaya mau minum."
Rena mengangkat sebelah alisnya, "Lalu apa yang akan terjadi pada kakakku? Apa yang akan kamu lakukan padanya?"
"Jalankan sesuai rencana dan lihat apa yang akan terjadi."
Rena keluar dari toilet kampus perempuan, dan segera mencari Clarie. Demi semua warisan, Rena rela melakukan apa saja.
Hah, untung kakak ada di sana. Aku harus melakukannya, aku harus merebut harta warisan milik kakak.
"Kak Clarie!" Panggil Rena dari kejauhan dengan melambaikan tangannya. Rena melihat Clarie yang berjalan mendekat. "Kak, ayo ke taman sekolah dulu. Sesuatu yang natural dapat menenangkan jiwa." Lalu, Renapun mendapat sebuah anggukan dari Clarie.
Di taman, kedua orang gadis itu duduk bersebelahan. "Rena, jarang sekali kamu memanggil kakak. Ada apa? Apa ada masalah?"
"Kak Clarie, karena hari ini kakak ujian akhir. Maka aku merencanakan semua ini, kakak minum ini dulu. Bukankah akan terasa lebih rileks jika kakak minum ini?"
"Hm? Terima kasih, akan kuminum setelah ujian akhir selesai." Ujar Clarie sambil memasukkan botol pemberian Rena ke dalam tas.
Aduh, jika kakak tidak minum sekarang rencanaku akan gagal total. Rena cepat-cepat menghentikan tangan Clarie, "Hehehe, kakak ini aku belikan khusus untukmu. Kamu harusnya minum sekarang, aku akan merasa sangat kecewa." Kata Rena dengan wajah memelas.
"Baiklah." Clarie mulai membuka botol dan menengguk sebagian isinya. Rena, aku tau kamu sedang merencanakan sesuatu. Tapi aku berpura-pura tidak tahu akan hal ini.
"Sudah bukan? Apa kamu masih merasa kecewa?" Tanya Clarie kepada Rena setelah menutup isi botol.
......................
"Clarie, Clarie, kau sudah bangun? Clarie..."
Mata Clarie mulai terbuka dan pandangannya mulai jelas, kepalanya sedikit pusing. "Ugh...aku...ada di mana??" Tanya Clarie lingung sambil berusaha duduk di tempat tidur.
Ben benar-benar merasa khawatir dengan Clarie, melihat keadaan gadis tadi di gudang membuatnya merasakan kesedihan. Dengan cepat Ben menghentikan pergerakan Clarie, "Clarie, istirahatlah, berbaring. Biar aku bawakan makanan dan minuman untukmu, berbaring."
Ben segera pergi ke dapur, kakinya yang panjang sangat membantunya saat ini. "Kakak, apa Clarie sudah siuman??" Tanya Diena yang melihat Ben tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu saat ini.
"Kak." Panggil Diena lagi karena Ben tidak menggubris pertanyaannya barusan. "Kak, apa kamu tuli? Aku menanyaimu barusan."
Dengan nada yang khawatir Ben menjawab, "Ya, Clarie sudah siuman. Aku sedang mengambilkannya bubur dan jus apel."
Ini aneh, kak Ben tidak pernah merasa sekhawatir ini jika mengenai seseorang. Apa ada sesuatu di antara Clarie dan kakak? Apa itu?
. . .
"Tuan Ben, anda tidak perlu mengkhawatirkan saya sampai berkeringat dingin. Saya hanya..."
"Diam, aku tidak suka jika ada seseorang yang bicara sambil mengunyah makanan." Kata Ben memotong perkataan Clarie. Clarie langsung diam dan memakan bubur yang diberikan oleh Ben.
Clarie memasukkan satu sendok bubur lagi ke dalam mulutnya. Tadinya Ben ingin menyuapi Clarie, tapi Clarie menolak dengan tegas. Dia merasa seperti menjadi beban.
Sambil makan, Clarie juga memikirkan apa yang terjadi setelah ia meminum minuman yang diberikan oleh adiknya, Rena. Semoga tidak ada hal yang buruk terjadi padaku tadi saat aku tidak sadar. Kenapa semua ini harus terjadi padaku?
"Uhuk...uhuk..."
Ben segera memberikan gelas yang berisi jus apel tadi kepada Clarie. "Hais, kalau makan jangan terburu-buru. Telan dulu baru masukkan lagi makanan ke mulutmu, lagi pula kenapa kamu terlihat seperti sedang berpikir? Ada hal yang mengganggumu? Kamu bisa mengatakannya kepadaku, itu bukan masalah besar."
"..."
Seakan mengerti bagaimana perasaan Clarie, Ben berusaha untuk tetap diam, tidak menanyakan pertanyaan, atau yang lainnya.
Beberapa saat kemudian...
Tuk, Clarie meletakkan mangkuk buburnya di nampan. "Te...terima kasih Tuan Ben, anda merawat saya lagi. Dan, juga merepotkan anda lagi." Ucap Clarie dengan suara mencicit seperti tikus. "Apa, anda yang menyelamatkan saya tadi?"
"Ya, lagi."
"Di mana anda menemukan saya? Saya tidak ingat apa yang terjadi setelah meminum air yang diberikan oleh adik saya."
"Gudang, jika kamu mau melihat foto dirimu di sana. Kamu bisa melihatnya nona, tapi jangan terkejut." Jawab Ben dengan nada yang dibuat semenyesal mungkin.
Clarie menjadi was-was, apa yang terjadi padanya tadi? Ku harap jangan hal yang aneh-aneh. Tangannya bergetar, keringat dingin mulai keluar dari kulit Clarie saat dirinya hendak mengambil hp yang ada di sampingnya.
"Jika kamu sulit membukanya, kamu bisa membukanya, lalu melihat lain kali. Sekarang waktu untuk makan malam, cepat mandi dan ganti bajumu. Sudah aku siapkan di dalam kamar mandi, jika butuh bantuan kamu tinggal jatuhkan salah satu barang kaca. Ingat itu."
Setelah panjang lebar memberi intruksi kepada Clarie, Ben akhirnya keluar dari kamar dan meninggalkan Clarie seorang diri. Tubuh Clarie masih terasa lemas karena efek obat yang ada di dalam minumannya tadi.
...****************...
Di taman, di bawah sinar rembulan, Ben memainkan biolanya. Ben tidak tau apa yang membuatnya ingin memainkan biola hadiah dari ibunya itu. Walaupun dia tau dia sangat membenci ibunya saat ini.
Matanya yang tertutup menampilkan bulu mata yang lentik. Dia benar-benar tampan saat ini, apa lagi ditambah dengan musik dari biola yang dimainkannya, lalu sinar rembulan yang menyinarinya saat ini.
Krak...
Suara patahan dari ranting membuat Ben menghentikan permainannya. "Siapa?!" Teriak Ben.
"Siapa??!!! Jika tidak keluar aku bisa saja menemukanmu dengan mudah. Dan jika kamu masih sayang dengan nyawamu itu!" Sambung Ben, tapi tidak ada jawaban.
Tap tap tap tap
Dasar penyusup, aku akan menemukanmu. Lihat saja betapa aku ahli dalam hal seperti ini. Suara langkah kakimu bisa kudengar.
Ben berlari mengikuti suara dari langkah kaki. Tapi, orang itu malah masuk ke dalam rumah. Ben menjadi bingung, kenapa penyusup itu masuk ke dalam rumah? Apakah dia memang berniat mati atau bagaimana?
"Hah...hah...hah..." napas Ben memburu, dia tidak bisa menemukan penyusup tadi. "Tunggu, apa dia sudah tau setiap celah rumah ini? Bagaimana mungkin?! Siapa yang berani memberi tahu?!"
Tap tap, terdengar langkah kaki lagi.
Tidak jauh dari sini, pasti ada di sana. Ben segera berlari, instingnya sangat tajam. Dia tidak pernah salah.
GREP
"Ah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
pinnacullata pinna
aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2021-02-25
2
🫧Alinna 🫧
Like like like
2020-12-29
0
IntanhayadiPutri
Aku mampir nih kak, udah 5 like dan 5 rate juga.. jangan lupa mampir ya ke ceritaku
TERJEBAK PERNIKAHAN SMA
makasih 🙏🙏
2020-12-21
0