...Halo😀😀😀, selamat datang di bab yang ke 5. Semoga kalian suka yah, jangan lupa untuk dukung author....
...HAPPY READING❤...
...****************...
Tap tap, terdengar langkah kaki lagi.
Tidak jauh dari sini, pasti ada di sana. Ben segera berlari, instingnya sangat tajam. Dia tidak pernah salah.
GREP
"Ah!"
......................
"Halo, selamat pagi. Bangun lebih awal rupanya?" Sapa Ben saat dia melihat Clarie yang berjalan memasuki area dapur. Seketika tubuh Clarie mematung.
"Ha...halo, em...saya ingin minum segelas air. Makannya itu saya bangun." Clarie menjawab dengan sedikit canggung, kecanggungan ini dimulai dari tadi malam.
Dengan gerakan yang secepat kilat dan ekstra hati-hati, Clarie menuangkan air mineral ke dalam gelas. Eits, jangan tanya kenapa berasa rumah sendiri. Semua orang yang ada di rumah ini bisa menerima Clarie sebagai bagian dari mereka, tinggal menunggu persetujuan dari Clarie.
Setelah selesai menengguk habis isi gelas, Clari berniat kembali ke dalam kamar. Kecanggungan adalah hal paling menakutkan bagi orang dengan kepribadian tertutup, seperti Clarie. Tapi, niatan itu langsung dikurung di penjara kerendahan hati milik Clarie. Melihat berbagai bahan makanan yang masih belum diolah, Ben juga masih sibuk dengan acara potong-memotongnya.
"Tuan Ben..." dengan susah payah Clarie mencoba berbicara sesantai mungkin. "Bisakah saya...membantu Anda?"
"Kamu bisa memasak?" Ben menanggapi tanpa menatap Clarie, dia terus fokus pada acaranya itu (potong-memotong).
"Em...tidak, saya tidak bisa memasak. Tapi, tapi saya masih bisa membantu anda memotong sayuran dan yang lain."
"Baiklah, kamu lanjutkan ini, sementara aku akan menyiapkan bumbunya."
"Baik."
Clarie memotong sayuran dengan hati-hati, jika dalam hal memasak dia memang kurang bisa diandalkan. Itupun efek dari kejadian di masa lalu, sehingga Clarie menjadi trauma untuk memasak. Saking fokus ke sayuran yang dipotong olehnya, Clarie tidak menyadari ada sepasang mata yang terus memperhatikan dirinya sedari tadi.
Ya, Ben. Sedari tadi Ben terus memandangi Clarie, meski untuk beberapa saat dia harus beralih ke bumbu-bumbu yang akan dipilihnya. Keadaan seperti ini membuat Ben merasa...dia menemukan seseorang yang belum ditemukan olehnya.
"Baik, sudah selesai. Em, untuk sarapan nanti anda ingin memasakkan apa?" Tanya Clarie sambil mengalihkan pandangannya ke Ben.
"Sup."
"Ohh, saya rasa semua sayuran ini segar semua. Kapan anda membelinya? Saya tidak pernah melihat anda pergi untuk membeli."
"Sayuran ini dibeli oleh Diena, dia membelinya setelah sepulang dari kerja. Kamu tau? Dia bekerja di club kota, sebagai seorang pramutama bar."
"Em, sama seperti Anda?"
"Ya, tepat. Tidak aku sangka kamu masih dapat mengingatnya, padahalkan itu pertemuan pertama."
Obrolan mereka terus berlanjut sampai sup matang. Selain itu, atmosfer diantara Clarie dan Ben juga telah berubah, dari canggung menjadi sedikit hangat.
"Setelah sarapan nanti silahkan mandi dan mempersiapkan diri. Pagi ini aku akan mengantarmu ke kampus."
Clarie mengkerutkan keningnya, untuk apa ke kampus? Aku sudah tidak mengikuti ujian kemarin, mukaku mau di taruh di mana?
"Ujian susulan, semoga kamu siap. Sebelum aku membawamu pulang, aku meminta izin dosen supaya kamu diberi ujian susulan hari ini. Sebenarnya sih tidak boleh, tapi karena siswa yang ingin ujian susulan adalah Clarie. Maka dosenpun mempertimbangkannya."
"Be...benarkah? Terima kasih, maaf merepotkan anda lagi tuan." Tiba-tiba Clarie membungkukkan badan, dan itu membuat Ben sedikit terkejut.
...****************...
"Mama, Papa, Clarie pulang." Kata Clarie setengah berteriak, Clarie baru saja pulang setelah dia mengerjakan ujian, lalu memutuskan untuk jalan-jalan seorang diri.
Kenapa tidak ada yang menjawab? Apa mereka pergi? Tetapi kenapa pintu rumah tidak dikunci?
Pertanyaan demi pertanyaan terus bermunculan dibenak Clarie, pasalnya dengan suara setengah berteriak itu pastilah ada yang mendengar.
Memutuskan untuk tidak memikirkan hal yang sama sekali tidak penting, akhirnya Clarie berjalan ke dalam kamarnya. Tetapi, saat hendak berbelok ke arah kamar Clarie, gadis itu mendengar suara tawa beberapa orang. Karena rasa penasaran yang dimiliki oleh Clarie sangatlah over, maka Clarie memutuskan untuk melihatnya.
"Hahaha...nak Dean, anda benar-benar seorang pria yang baik. Putri kami sangat beruntung bisa bertemu dengan anda."
Dean? Apa Dean yang itu?
"Ah...anda bisa saja Tuan Lin, em...saya hanya berusaha menjadi pria yang baik dan sopan."
Ini suara Dean, telingaku tidak akan pernah salah mengenali seseorang.
"Ternyata kalian ada di sini?" Tanya Clarie dengan sebuah senyuman. Lalu Clarie duduk di samping Mamanya.
Papa dan Mama Clarie sedikit terkejut dengan perubahan sikap dan sifat anaknya, jarang sekali putri mereka itu mau menyapa atau mengeluarkan suara jika ada orang asing di dekat mereka.
Setelah kembali dari keterkejutan sikap dan sifat Clarie. Kini papa dan mama Clarie juga terkejut dengan penampilan yang dimiliki Clarie. Seorang gadis cupu dan berkacamata, sekarang berubah menjadi gadis yang menawan.
"Cla...Clarie, apa ini benar-benar kamu nak? Papa tidak pernah melihatmu mau berdandan seperti ini." Ucap sang Papa kepada Clarie dengan terbata-bata.
"😅😅"
Sebenarnya baju ini milik Diena, aku akan mengembalikannya dalam waktu yang cepat. Kira-kira Diena, Lena, Deo, Martin, dan Tuan Ben sedang apa ya?
"Clarie, Clarie, Clarie. Nak kamu tidak apa-apa kan?"
"Oh Mama, tidak kok. Kalau begitu Clarie mau ke kamar dulu, sampai nanti Dean." Ucap Clarie sambil melambaikan tangannya.
...
DEG DEG DEG
Sedari tadi jantung milik Dean berdetak sangat cepat. Selain bertemu dengan Papa dan Mama Clarie, dia juga membuat suatu kesalahan. Dan yang pastinya akan membuat Clarie hancur berkeping-keping.
Tetapi...Clarie datang, dengan penampilan yang berbeda. Rambut yang dibiarkan terurai, kemeja biru muda yang pas di badan Clarie, dan rok berwarna abu-abu selutut. Membuatnya tampak menawan, cantik, dan menggoda.
"Tante, paman, saya mau pamit pulang dulu ya."
"Loh, buru-buru sekali. Jangan pulang dulu, nak Dean ikut makan malam sekalian aja."
"Mama..."
Mama Clarie mulai menyiapkan makan malam untuk mereka semua. "Clarie, ayo makan malam." Panggil mama Clarie dengan berteriak.
"Mama."
"Huwa!!!!!!"
Clarie masih menatap mamanya dengan pandangan datar, menunggu beliau kembali ke keadaan semula. Setelah dirasa sudah cukup tenang Clarie mulai mengatakan sesuatu.
"Mama, bisakah aku berbicara dengan Dean? Berdua saja." Tanya Clarie.
"Kakak, jika kamu ingin bicara sesuatu kamu bisa membicarakannya di sini secara langsung. Tidak perlu ditutup-tutupi, bukankah itu malah terlihat aneh?"
Clarie menatap dalam-dalam Rena, kebenciannya pada gadis itu sudah sangat besar. Rena, apa rencanamu? Apa rencanamu untuk menghancurkanku?
"Hah...baiklah. Jadi Dean, apa yang kamu lakukan disini? Kenapa kesini? Apa tujuanmu? Siapa yang mengundangmu?"
Semua orang di sana melihatnya, mereka melihat Clarie bertanya tanpa ekspresi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
pinnacullata pinna
semangat ya thor 😁 aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah
2021-02-25
2
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like..like..like..
2021-01-09
0
🫧Alinna 🫧
Aku nyicil baca plus like ya thor
2020-12-29
1