Bab 17 : Cukup satu selamanya

Kenangan, sebuah rangkaian peristiwa yang telah berlalu dan tersimpan dengan rapat dalam memori dan hati. Sebuah kisah masa lalu yang pernah terukir dengan seseorang, penuh dengan canda dan tawa. Yang namanya kenangan sudah pasti berlalu dan mungkin tak bisa terulang kembali dengan orang yang sama. Pencipta menciptakan manusia dengan berbagai sifat dan karakter berbeda, karena itu manusia mempunyai kenangan berbeda dengan orang yang berbeda pula.

Kenangan yang indah akan terus tersimpan rapi dalam memori hingga menyisakan rindu kala tempat dan waktu hampir serupa kala sekarang. Lebih sakitnya lagi kala rindu begitu dalam namun takdir tak menggaris untuk tetap bersama. Itu yang dirasakan Naufal, begitu memasuki kamar yang menjadi saksi bisu bagaimana istrinya tumbuh dari kecil hingga memasuki dewasa

Kamar yang penuh dengan kenangan, di dinding masih terpajang foto-foto dari masa merah putih hingga bangku kuliah, di masing-masing ujung bingkai tertempel kertas kecil bertuliskan tanggal dan peristiwa apa yang terjadi

Sebuah kalimat disalah satu foto Aqila dengan dirinya sebelum bertunangan dengan latar belakang senja di pantai menjadi objek perhatian Naufal

"Kau memang seperti pelangi yang indah, tapi sayangnya takdir seperti menyadarkan kalau pelangi tak bisa selamanya"

Naufal memutar memori di masa itu, mereka hampir bersama, tapi dirinya kecelakaan. Kemudian waktu memisahkan mereka hingga lima tahun lamanya

"Pelangi itu masih ada Qil, karena sebagian jiwamu sudah ada pada diriku" Naufal mengusap foto puluhan tahun lalu dibingkai itu. Kadang kala rembulan selalu menjadi teman tangisnya kala malam datang

Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensinya. Naufal menatap seseorang yang baru saja membuka pintu. Seorang laki-laki paruh baya yang telah mempercayakan putrinya untuk ia jaga seumur hidup. Bukan, atau lebih tepatnya kala kematian menjemputnya karena dia yang lebih dulu pergi

"Papa butuh sesuatu?" Naufal bertanya saat Papa Arya duduk ditepi tempat tidur, ia menghampiri dan duduk disebelahnya

"Apa kamu merindukan dia?" Papa Arya bukannya tak melihat apa yang terjadi tadi, walau sudah tau jawaban apa yang akan ia dengar, ia tetap bertanya pertanyaan itu

"Tentu, aku akan selalu merindukannya" jawab Naufal sesuai apa yang ia rasakan, rindu selalu datang setiap waktu, bahkan beberapa hari setelah kepergian Aqila dulu Naufal sering memanggilnya karena sudah terbiasa akan kehadirannya

"Mungkin berat bagimu untuk mendidik mereka sekarang, apa kamu tidak ingin membutuhkan seorang pendamping?"

"Apa papa mengizinkan?"

"Memangnya ada?" Tentu Papa Arya terkejut memdengarnya

"Tidak ada dan tidak akan pernah ada. Kalau mengusulkan itu kenapa papa juga terkejut?" Naufal sedikit tertawa mendengarnya. Ia bisa melihat keterkejutan di wajah yang mulai dipenuhi dengan keriput itu

"Papa hanya bertanya saja, kau mungkin kesepian jika sendiri"

"Tidak, aku justru akan merasa sangat tersakiti dan kesepian jika melakukan itu. Aku seperti melakukan penghianatan pada hatiku, terlebih anak-anak pasti akan sangat kecewa karena ini. Aku sudah terbiasa mendidik mereka dari kecil, mulai dari membimbingnya, menasihati yang baik dan benar, maka sekarang saatnya aku hanya mengawasi mereka dalam upaya menemukan jati diri dan pendamping mereka"

"Apa hatimu tak pernah tertarik pada yang lain?"

"Tidak akan pernah, hatiku telah pergi, aku tak akan menggantinya dengan yang baru, tapi akan menunggu waktu agar bisa menyusul dan bersatu ditempat yang abadi kelak bersamanya" Jawab Naufal penuh keyakinan

"Aku bangga atas cintamu pada putriku, dia pasti sangat senang disana mendengar ini"

"Aku tau, dia pasti senang jika pelanginya terus berwarna"

Sementara tak jauh dari ruangan tadi, Layla berusaha untuk menjawab sebisanya pertanyaan yang dilontarkan Zara tentang Qais. Ia sebenarnya tidak tau cara untuk menjawab lagi, karena rata-rata isinya adalah pertanyaan berulang. Intinya tentang bagaimana sosok Qais

"Tapi kenapa Kak Yusuf nyuruh aku menjauh?"

"Kan Kak Yusuf bilang dia udah ada perempuan yang dia sukai, jadi Kak Yusuf pasti takut kalau Kak Zara sakit hati"

"Tapi kan belum tentu Qais udah punya perempuan itu" Layla jadi gelagapan, tak mungkin jika ia menjawab itu dirinya, takut dikira terlalu percaya diri atau membuat Zara justru sakit hati

"Mungkin aja ada, makanya Kak Yusuf ngelarang Kak Zara dengan keras buat jatuh cinta sama dia"

"Tapi siapa ya?" Zara hanya bisa menebak-nebak sendiri

Dengan pekatnya malam yang beradu dengan dinginnya hawa dingin, terlebih bau tanah yang basah akibat hujan mengeluarkan aroma yang khas, cukup menenangkan di indra penciuman seorang pria yang kini tengah melihat sesuatu di handphonenya

"Kalian bisa bersenang-senang dulu, tunggu beberapa saat lagi lalu bersiaplah karena malaikat maut sudah menunggu kalian" laki-laki itu tersenyum miring melihat seseorang dengan setelan jas kerjanya nampak dalam sebuah video sedang berjabat tangan dengan investor asing

"Teringat jelas bagaimana kamu dengan kejam melihat darah yang menetes tanpa rasa bersalah sama sekali" ia mengusap ujung pistol yang baru ia keluarkan dari saku celananya

"Pistol ini dengan jenis yang sama yang kau gunakan, akan aku gunakan juga untukmu. Bukankah itu adil?" Gumamnya pelan dengan seringaian yang terbit dari bibirnya

"Qais!" laki-laki itu langsung secepat kilat memasukkan pistol yang ia pegang kedalam saku celananya. Ia mendengus melihat siapa yang membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu, memang ia juga yang salah karena lupa menguncinya

"Kenapa Kak? Ini udah malem, aku ngantuk" Kenzo mendengus mendengar jawaban adiknya

"Kalau mengantuk tidak mungkin kamu masih duduk di balkon seperti itu"

"Kenapa? Ada masalah lagi?"

"Kakak yang bertanya itu padamu sekarang. Kamu ada masalah apasih? Kakak dapat telpon dari dosen yang ngajar salah satu matkul, katanya kamu nggak pernah datang dan itu hanya matkul dia aja"

"Siapa? Si botak?" Tanya Qais balik dengan santai, tanpa terdengar nada takut sekalipun

"Dia dosen kamu, yang ngajar kamu, sopan dikit kenapa sih? Dia ada masalah apa sama kamu?"

"Tanyain aja sama anaknya yang suka centil itu, aku nggak suka sama anaknya"

"Terus hubungan sama dosennya apa?" Kenzo gemas sendiri mendengar alasan yang menurutnya tak masuk akal itu

"Dia selalu nganggep putrinya benar, dia nggak pernah mau jika anaknya disalahin. Dia pilih kasih sama mahasiswanya. Dia selalu nyangkal jika putrinya tukang bully"

"Qais, ini masalahnya sama putrinya. Kamu kuliah dan belajar aja yang tenang, biar ada yang bantu kakak buat ngelola bisnis ini, rasanya kakak jadi dua kali lebih cepat kalau kayak gini" Kenzo sampai mengusap rambutnya kasar. Terlihat jelas lingkaran hitam dibawah matanya

"Makanya jangan dikerjain"

"Kamu mau kita bangkrut? Kamu nggak ada modal buat nikahin anak orang nanti" canda Kenzo

"Kalau aku nikah dalam waktu dekat ini gimana kak?" Qais malah menanggapi dengan serius candaan kakaknya

"Memangnya kamu punya calon?, Kakak denger dari gosip teman kamu, katanya kamu nggak pernah mau dekat sama perempuan"

"Justru karena aku punya makanya aku nggak mau deket sama yang lain"

"Siapa?"

"Bentar lagi kakak juga tau, ayahnya orang yang sangat kakak kenal"

Terpopuler

Comments

Sri Wulandari

Sri Wulandari

Apakah orang tua kenzo & qais d bunuh.... itulah yg membuat kenzo d ttpkn d panti asuhan buat melindungi dia😔

2025-02-07

0

Dafina Delisha

Dafina Delisha

cinta sejati, satu hati untuk selamanya 😭😭😭

2024-08-20

1

yellya

yellya

😭😭😭😭🫰🏻🫰🏻🫰🏻

2024-03-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Cinta tak seindah itu
2 Bab 2 : Dia suka ya?
3 Bab 3 : Gadis Preman
4 Bab 4 : Qais
5 Bab 5 : Terjebak Rasa
6 Bab 6 : Sepupu?
7 Bab 7 : Isabela
8 Bab 8 : Selamanya
9 Bab 9 : Kenzo dan Qais
10 Bab 10 : Curhatan Zara
11 Bab 11 : Tak ingin menyakiti
12 Bab 12 : Masih ada?
13 Bab 13 : Kisah Layla Majnun
14 Bab 14 : Hanya Satu
15 Bab 15 : Tau
16 Bab 16 : The Devils
17 Bab 17 : Cukup satu selamanya
18 Bab 18 : Tak semudah itu
19 Bab 19 : Terlahir Untuk Bermimpi
20 Bab 20 : 18 Tahun
21 Bab 21 : Selalu Terbuka
22 Bab 22 : Dendam
23 Bab 23 : Benci Dia
24 Bab 24 : Misterius
25 Bab 25 : Rencana
26 Bab 26 : Paman?
27 Bab 27 : Dendam Terbalas
28 Bab 28 : Salah Paham
29 Bab 29 : Qais dan Layla
30 Bab 30 : Kesempatan itu ada
31 Bab 31 : Yang Terbaik
32 Bab 32 : Tak Pantas
33 Bab 33 : Maaf?
34 Bab 34 : Hanya Satu
35 Bab 35 : Dibalik The Devil
36 Bab 36 : Maksudnya?
37 Bab 37 : Maaf dari Yasmin
38 Bab 38 : Siapa?
39 Bab 39 : Kunjungan Yusuf
40 Bab 40 : Rayu Tuhannya
41 Bab 41 : Rahasia
42 Bab 42 : Dibuly?
43 Bab 43 : Jalur Hukum
44 Bab 44 : Penangkapan
45 Bab 45 : CCTV?
46 Bab 46 : Ujian atau Karma
47 Bab 47 : Aku Kembalikan Putrimu
48 Bab 48 : Mungkin bukan sekarang
49 Bab 49 : Taj Mahal
50 Bab 50 : Bela dan Bilal
51 Bab 51 : Bantu Aku
52 Bab 52 : Aku pulang
53 Bab 53 : Zara dan Rio?
54 Bab 54 : Berujung Salah Paham
55 Bab 55 : Kembali
56 Bab 56 : Yang pasti, hanya satu
57 Matahari Senja
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 : Cinta tak seindah itu
2
Bab 2 : Dia suka ya?
3
Bab 3 : Gadis Preman
4
Bab 4 : Qais
5
Bab 5 : Terjebak Rasa
6
Bab 6 : Sepupu?
7
Bab 7 : Isabela
8
Bab 8 : Selamanya
9
Bab 9 : Kenzo dan Qais
10
Bab 10 : Curhatan Zara
11
Bab 11 : Tak ingin menyakiti
12
Bab 12 : Masih ada?
13
Bab 13 : Kisah Layla Majnun
14
Bab 14 : Hanya Satu
15
Bab 15 : Tau
16
Bab 16 : The Devils
17
Bab 17 : Cukup satu selamanya
18
Bab 18 : Tak semudah itu
19
Bab 19 : Terlahir Untuk Bermimpi
20
Bab 20 : 18 Tahun
21
Bab 21 : Selalu Terbuka
22
Bab 22 : Dendam
23
Bab 23 : Benci Dia
24
Bab 24 : Misterius
25
Bab 25 : Rencana
26
Bab 26 : Paman?
27
Bab 27 : Dendam Terbalas
28
Bab 28 : Salah Paham
29
Bab 29 : Qais dan Layla
30
Bab 30 : Kesempatan itu ada
31
Bab 31 : Yang Terbaik
32
Bab 32 : Tak Pantas
33
Bab 33 : Maaf?
34
Bab 34 : Hanya Satu
35
Bab 35 : Dibalik The Devil
36
Bab 36 : Maksudnya?
37
Bab 37 : Maaf dari Yasmin
38
Bab 38 : Siapa?
39
Bab 39 : Kunjungan Yusuf
40
Bab 40 : Rayu Tuhannya
41
Bab 41 : Rahasia
42
Bab 42 : Dibuly?
43
Bab 43 : Jalur Hukum
44
Bab 44 : Penangkapan
45
Bab 45 : CCTV?
46
Bab 46 : Ujian atau Karma
47
Bab 47 : Aku Kembalikan Putrimu
48
Bab 48 : Mungkin bukan sekarang
49
Bab 49 : Taj Mahal
50
Bab 50 : Bela dan Bilal
51
Bab 51 : Bantu Aku
52
Bab 52 : Aku pulang
53
Bab 53 : Zara dan Rio?
54
Bab 54 : Berujung Salah Paham
55
Bab 55 : Kembali
56
Bab 56 : Yang pasti, hanya satu
57
Matahari Senja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!