Bab 11 : Tak ingin menyakiti

Matahari tertutup awan kelabu yang seperti siap menumpahkan air kapan saja, angin berhembus dingin, cukup untuk membuat tangan mendekap diri sendiri agar terasa hangat

Layla terpaksa memberhentikan motornya di pos ronda kosong tepi jalan, bukan karena mogok tapi karena awan kelabu sudah menjatuhkan beban yang dikandungnya. Bisa saja ia menerobos hujan, tapi buku-bukunya yang akan basah. Selain itu, ia mulai merasa tak enak badan sejak bangun tadi pagi, kalau terkena hujan sekarang, sudah dipastikan dirinya akan sakit

Sebuah moge hitam berhenti juga didepan pos ronda, laki-laki berjaket kulit hitam itu membuka helm full face yang menutup wajahnya hingga Layla bisa mengenali laki-laki itu, laki-laki yang membuat kedua sepupunya merasakan rasa cinta

Sepertinya laki-laki itu tak mengenalinya atau memang ia sudah menunjukkan sikap aslinya yang cuek kepada perempuan seperti cerita Zara dan Yasmin. Yang pasti laki-laki itu langsung duduk dan terlihat mengusap rambutnya yang basah tanpa menyapa Layla

Layla justru bersyukur akan hal itu, ia memajukan tubuhnya sedikit ke tengah karena rembesan air hujan yang turun membasahi bagian pinggir

Hening, keduanya hanya menikmati suara hujan tanpa ada pembicaraan sama sekali, sudah sekitar lima belas menit dan belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti

"Kenapa?" Layla langsung berjingkat kaget saat mendengar suara Qais yang ternyata sudah ada didepannya

"Apanya yang kenapa?" Ia heran mendengar seseorang bertanya seperti itu, memangnya ia pikir kenapa hanya untuk satu pertanyaan?

"Kenapa aku ditolak?"

"Nolak apa? Bisa nggak kalau bertanya jangan setengah-setengah?!" Semprot Layla dengan suara kesal, udara dingin ternyata tak membuat hatinya cukup dingin untuk menjawab pertanyaan seperti itu

"Kenapa kamu nolak jadi pasanganku?"

"Pacaran itu dosa, mendekati zina" jawab Layla, padahal yang ia dengar dari Zara prinsip laki-laki itu tidak mengajak pacaran

"Kalau gitu ayo nikah"

"Kamu gila ya?! Aku masih sekolah" Layla tak habis pikir dengan laki-laki itu, ia tak ingin pacaran tapi bukan berarti ingin menikah juga sekarang

"Kalau gitu setelah kamu lulus SMA" sambil menikmati air hujan yang kian deras, Qais dengan santainya mengatakan itu

"Apa yang membuat kamu begitu mendekatiku? Padahal dari cerita yang aku dengar kamu anti dengan perempuan"

"Karena aku sudah memberikan hatiku padamu tiga belas tahun lalu. Aku tak ingin mengambilnya untuk diberikan pada orang lain, tapi aku ingin membuatnya bersatu dengan separuh hati yang ada padaku"

"Kisah cinta masa kecil, apa tidak terdengar terlalu konyol?" Kekeh Layla, ia bisa ingat sekarang, anak laki-laki berseragam merah putih yang menunduk dihadapannya memberi permen

"Bagi sebagian orang mungkin iya, tapi bagi aku tidak"

"Kita nggak mungkin bisa bersama" gumam Layla, namun masih bisa terdengar oleh Qais. Ia percaya kalau Allah bisa membolak balikkan hati hambanya, ia kemungkinan bisa menyukai Qais walaupun terkesan kurang menyukai laki-laki itu sekarang. Tapi untuk menyakiti perasaan dua sepupunya ia tak akan mungkin bisa melakukan itu

"Kenapa? Kamu nggak suka sama aku? Apa kamu nggak percaya kalau hati manusia bisa dibolak balikkan sang pencipta" Qais dengan lancar menyebut sang pencipta, padahal untuk menghadap padanya lima kali sehari saja kadang tak ia lakukan

"Bukan, tapi karena ada hati lain yang harus ku jaga"

"Kamu suka sama orang lain?" Nada bicara Qais terdengar berubah tak suka. Layla menggeleng sebagai jawaban

"Hati perempuan yang menyukai kamu" jawaban Layla membuat Qais tergelak tawa

"Yang suka aku banyak, sudah pasti itu bukan salah kamu"

"Tapi mereka adalah saudaraku" Layla hanya berani mengatakan itu dalam hatinya

"Kamu juga bukan tipeku" jawab Layla agar laki-laki itu tak melambung terlalu percaya diri

.

Sementara Bilal disisi lain juga mengalami nasib yang sama, ia terpaksa berteduh karena hujan deras yang tepat sekali mengguyur setelah pulang sekolah sedangkan jarak rumahnya masih cukup jauh dan lebih menjengkelkan, ia lupa membawa jas hujan, padahal biasanya benda itu tak pernah keluar dari jok motornya

Seorang gadis dengan pakaian batik yang sama dengan dirinya sedikit berlari dan menggunakan tasnya sebagai pelindung kepala dari air hujan. Gadis itu mengatur nafasnya dan berhenti di tempat yang diduduki Bilal

"KAMU!" Kedua orang itu berucap serentak, dengan mata sama-sama tak percaya

"Gadis preman?"

"Ustadz sombong?" ucap keduanya lagi-lagi serentak dengan panggilan yang berbeda

"Apa?" Dua orang itu langsung terdiam, lagi-lagi mereka mengatakan kata yang sama

"Ternyata kamu sekolah" bukan maksud Bilal menyindir tapi gadis itu seperti tersindir mendengar itu

"Iya, biar pinter ngitung hasil rampok" jawab Bela santai

Bilal tak bicara lagi, takut menyakiti hati gadis yang sedang memeras ujung bajunya yang basah saat ini. Pandangannya teralihkan pada tangan kiri gadis itu, tepatnya pada pergelangan tangan yang diperban. Artinya memang benar yang ia lihat dirumah sakit tiga hari lalu adalah gadis yang duduk disampingnya saat ini

"Hanya orang bodoh yang mau bunuh diri" gumamnya namun masih sedikit terdengar karena volume air hujan yang mengecil

"Urusannya sama kamu apa? Ini hidupku, terserah mau sampai kapan aku mengakhirinya"

"Kamu bukan tuhan yang mengawali dan mengakhiri, sekeras-kerasnya kamu menyakiti diri sendiri agar bisa hilang dari dunia ini, jika tuhan masih menginginkan nafasmu dan dzikir dari mulutmu, kau tak akan mati" jawab Bilal menatap hujan yang kembali deras, padahal sempat mengecil tadi

"Memang kamu percaya dia ada? Kamu percaya tuhan itu ada" Bilal beristigfar dalam hati mendengar itu

"Jika kamu tidak percaya tuhan, kenapa percaya pada surga dan neraka beberapa hari lalu saat kita bertemu" kini gadis itu yang terdiam, Bela juga ingat ia mengatakan itu pada orang tuanya tiga hari lalu

"Salah satu dzatnya yang maha adil, kenapa dia tidak adil untukku? Karena itu aku meragukannya" balas Bela sedikit terkekeh

"Kamu bukan satu-satunya manusia yang menganggap dia tidak adil, tapi semua manusia menganggap itu, bukankah artinya dia adil?" Tanya Bilal balik, ia pernah menganggap Rabb-Nya tak adil, kala bundanya pergi dan ia hanya bisa menahan rindu melihat anak lain yang memberikan hadiah istimewa pada ibu mereka di hari 22 desember. Sedangkan ia dan adiknya hanya bisa memberi doa dan setangkai bunga, padahal doa lebih besar dari segalanya.

"Kamu pernah menganggap dia tidak adil?" Tanya Bela, ia pikir laki-laki seperti Bilal tak pernah berpikiran seperti itu

"Tentu saja pernah"

"Tapi kalau dia ada kenapa dia menjauh dariku? Apa karena aku anak yang durhaka dan nakal? Bukankah ia seharusnya mengampuni semua itu?"

"Dia akan mengampuni dosa hambanya yang bertaubat. Dia tidak pernah menjauh, dia selalu dekat, sangat dekat kepada kita sampai kita tidak bisa melihatnya" Bilal jadi teringat kata-kata bundanya dulu saat ia bertanya tentang sang pencipta

"Hanya kadang kita sebagai hambanya terlalu sombong, berpikir bisa menyelesaikan semuanya sendiri sampai menjauh darinya. Kita yang menjauh bukan dia" lanjut Bilal membuat Bela terdiam

Terpopuler

Comments

adara

adara

lanjut ka

2023-02-16

1

melia

melia

🥰🥰🥰🥰

2023-02-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Cinta tak seindah itu
2 Bab 2 : Dia suka ya?
3 Bab 3 : Gadis Preman
4 Bab 4 : Qais
5 Bab 5 : Terjebak Rasa
6 Bab 6 : Sepupu?
7 Bab 7 : Isabela
8 Bab 8 : Selamanya
9 Bab 9 : Kenzo dan Qais
10 Bab 10 : Curhatan Zara
11 Bab 11 : Tak ingin menyakiti
12 Bab 12 : Masih ada?
13 Bab 13 : Kisah Layla Majnun
14 Bab 14 : Hanya Satu
15 Bab 15 : Tau
16 Bab 16 : The Devils
17 Bab 17 : Cukup satu selamanya
18 Bab 18 : Tak semudah itu
19 Bab 19 : Terlahir Untuk Bermimpi
20 Bab 20 : 18 Tahun
21 Bab 21 : Selalu Terbuka
22 Bab 22 : Dendam
23 Bab 23 : Benci Dia
24 Bab 24 : Misterius
25 Bab 25 : Rencana
26 Bab 26 : Paman?
27 Bab 27 : Dendam Terbalas
28 Bab 28 : Salah Paham
29 Bab 29 : Qais dan Layla
30 Bab 30 : Kesempatan itu ada
31 Bab 31 : Yang Terbaik
32 Bab 32 : Tak Pantas
33 Bab 33 : Maaf?
34 Bab 34 : Hanya Satu
35 Bab 35 : Dibalik The Devil
36 Bab 36 : Maksudnya?
37 Bab 37 : Maaf dari Yasmin
38 Bab 38 : Siapa?
39 Bab 39 : Kunjungan Yusuf
40 Bab 40 : Rayu Tuhannya
41 Bab 41 : Rahasia
42 Bab 42 : Dibuly?
43 Bab 43 : Jalur Hukum
44 Bab 44 : Penangkapan
45 Bab 45 : CCTV?
46 Bab 46 : Ujian atau Karma
47 Bab 47 : Aku Kembalikan Putrimu
48 Bab 48 : Mungkin bukan sekarang
49 Bab 49 : Taj Mahal
50 Bab 50 : Bela dan Bilal
51 Bab 51 : Bantu Aku
52 Bab 52 : Aku pulang
53 Bab 53 : Zara dan Rio?
54 Bab 54 : Berujung Salah Paham
55 Bab 55 : Kembali
56 Bab 56 : Yang pasti, hanya satu
57 Matahari Senja
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 : Cinta tak seindah itu
2
Bab 2 : Dia suka ya?
3
Bab 3 : Gadis Preman
4
Bab 4 : Qais
5
Bab 5 : Terjebak Rasa
6
Bab 6 : Sepupu?
7
Bab 7 : Isabela
8
Bab 8 : Selamanya
9
Bab 9 : Kenzo dan Qais
10
Bab 10 : Curhatan Zara
11
Bab 11 : Tak ingin menyakiti
12
Bab 12 : Masih ada?
13
Bab 13 : Kisah Layla Majnun
14
Bab 14 : Hanya Satu
15
Bab 15 : Tau
16
Bab 16 : The Devils
17
Bab 17 : Cukup satu selamanya
18
Bab 18 : Tak semudah itu
19
Bab 19 : Terlahir Untuk Bermimpi
20
Bab 20 : 18 Tahun
21
Bab 21 : Selalu Terbuka
22
Bab 22 : Dendam
23
Bab 23 : Benci Dia
24
Bab 24 : Misterius
25
Bab 25 : Rencana
26
Bab 26 : Paman?
27
Bab 27 : Dendam Terbalas
28
Bab 28 : Salah Paham
29
Bab 29 : Qais dan Layla
30
Bab 30 : Kesempatan itu ada
31
Bab 31 : Yang Terbaik
32
Bab 32 : Tak Pantas
33
Bab 33 : Maaf?
34
Bab 34 : Hanya Satu
35
Bab 35 : Dibalik The Devil
36
Bab 36 : Maksudnya?
37
Bab 37 : Maaf dari Yasmin
38
Bab 38 : Siapa?
39
Bab 39 : Kunjungan Yusuf
40
Bab 40 : Rayu Tuhannya
41
Bab 41 : Rahasia
42
Bab 42 : Dibuly?
43
Bab 43 : Jalur Hukum
44
Bab 44 : Penangkapan
45
Bab 45 : CCTV?
46
Bab 46 : Ujian atau Karma
47
Bab 47 : Aku Kembalikan Putrimu
48
Bab 48 : Mungkin bukan sekarang
49
Bab 49 : Taj Mahal
50
Bab 50 : Bela dan Bilal
51
Bab 51 : Bantu Aku
52
Bab 52 : Aku pulang
53
Bab 53 : Zara dan Rio?
54
Bab 54 : Berujung Salah Paham
55
Bab 55 : Kembali
56
Bab 56 : Yang pasti, hanya satu
57
Matahari Senja

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!