🦀Keluarga itu seharusnya saling melengkapi. Bukan saling menjatuhkan🦀
Malam ini keluarga besar Raharja berkumpul. Semua keturunan dari kakek Raharja biasa berkumpul satu bulan sekali untuk memperet tali persaudaraan. Kakek Raharja dan nenek Rosi mempunyai tiga orang anak. Dua laki-laki dan satu perempuan.
Andra merupakan sulung dari ketiga bersaudara. Kedua, Naila Debora Raharja yang telah menikah dengan Johan Bramasta, mereka mempunyai dua anak laki-laki kembar seusia dengan Safna. Jason dan Jack. Keduanya menyayangi Aira karena mereka tidak mempunyai adik.
Johan adalah pemilik perusahaan PT. Johan Food yang bergerak di bidang makanan ringan. Sedangkan Naila mempunyai beberapa restoran yang tersebar di ibu kota. Sedangkan dua anak kembarnya membantu sang suami di perusahaan milik keluarganya.
Anak ketiga dari Raharja adalah Roy Maxim Raharja, anaknya Delia Putri Raharja yang seusia dengan Aira. Tapi keduanya tidak pernah akur. Aira tidak terlalu cocok dengan sifatnya yang manja dan tukang mengadu. Istri dari Roy bernama Desi Damayanti.
Roy sendiri sudah mendapat satu cabang perusahaan dari Raharja. Dia adalah pemilik dari PT. RK yang bergerak di bidang konstruksi.
Raharja sebelumnya memiliki dua perusahaan yang sekarang telah diwariskan pada kedua anak laki-lakinya. Sedangkan untuk Naila, dia juga mendapat restoran dari nenek Rosi. Dan warisan untuk ketiganya sama besarnya. Tergantung pada ketiganya untuk mengembangkan perusahaan yang dipimpin.
Malam ini, seluruh keluarga sudah berkumpul di ruang makan rumah besar Raharja. Makan dalam diam. Hanya dentingan suara sendok, garpu, pisau dan piring yang beradu.
Setelah acara makan malam yang membosankan itu, mereka duduk rapi di ruang tamu. Membahas perkembangan perusahaan masing-masing. Saling bertukar solusi antar keluarga.
Aira dari tadi hanya diam. Dia bahkan hampir mati karena bosan. Di antara seluruh keluarganya, hanya dia yang tidak menimpali sama sekali pembicaraan mereka. Bukannya karena tidak mengerti. Dia hanya malas. Tidak tertarik sedikitpun.
Bagaimana dia tidak mengerti jika selama ini hanya masalah perusahaan yang akan mereka bahas. Sejak kecil Aira sudah hafal dengan masalah dan intrik yang sering terjadi di perusahaan.
Dia mendengus. Menatap layar handphonenya yang sepi. Entah mengapa hari ini handphone nya bahkan mendukung situasi menyebalkan ini. Grub Whatsapp Berandal Sekolah yang biasanya ramai bahkan sepi tanpa ada pesan apapun.
"Lo kenapa diam aja Sa?" tanya Delia melirik Sinis pada Aira yang duduk di sebelah Safna. Semua orang kini memperhatikan Aira.
"Memangnya apa yang akan dia katakan? Dia kan tidak mengerti sama sekali." kata Desi.
Aira tidak menanggapi keduanya. Dia hanya melirik sekilas dan kembali menatap handphone miliknya yang menampilkan game teka-teki silang.
"Lihatlah dia bahkan berlaku tidak sopan." cibir Delia.
"Sudahlah. Kenapa malah membahas Salsa?" tanya Raharja. Dia pun kurang dekat dengan Aira.
"Salsa ayo minta maaf." perintah Andra mutlak.
Aira mendengus. Lalu berdiri dan sedikit membungkukkan badannya untuk meminta maaf. Setelah itu dia kembali duduk tanpa sepatah katapun. Ia benar-benar bosan.
Pembicaraan bisnis masih berlangsung. Aira sudah beberapa kali menguap. Neneknya yang menyadari hal itu segera memanggilnya. Dia tak mau jika cucunya itu akan di olok lebih buruk.
"Salsa, bisa ikut nenek sebentar?"
Tanpa menjawab, Aira segera berdiri dan mengikuti neneknya. Setidaknya dia terbebas dari pembicaraan yang membosankan di ruang tamu itu.
"Sampai kapan kamu seperti ini sayang?" Rosi membelai lembut pipi Aira. Dia tahu maksud dari sikap Aira selama ini. Ia tahu betul cucu perempuan di depannya ini tidak ingin mempunyai sesuatu yang sama dengan Safna. Cukup hanya mempunyai darah yang sama dengan kakaknya. Dia tidak mau selalu dibanding-bandingkan.
"Entah." Aira memegang tangan neneknya. Mencium telapak tangannya. Mengalirkan kehangatan dalam sentuhannya. Neneknya itu selalu tahu apa yang ada di fikirannya tanpa dia harus bilang.
"Nenek harap kamu segera menemukan kebahagiaanmu."
"Aku juga berharap seperti itu nek. Aku tidak tahu sampai kapan aku bisa bertahan. Aku hanya ingin dihargai. Apa aku salah?"
"Mungkin jika kamu menunjukkan kemampuanmu, mereka akan sadar bahwa mereka salah menilaimu."
"Apakah keluarga hanya menerima semua kelebihan nek? Tidak bisakah mereka menerima kekurangan?"
"Keluarga yang sesungguhnya memang seperti itu sayang. Saling melengkapi. Tapi kita berada dalam pusaran keluarga yang selalu memandang kelebihan."
"Bukankah itu menyebalkan nek?" dengus Aira.
"Yah kau benar. Kadang aku merasa telah gagal mendidik anak-anakku yang tidak bisa menghargai orang lain." Rosi menghela nafas. Ketiga anaknya selalu serius. Berwajah datar. Kadang senyum mereka tampak seperti di setting.
"Mereka sudah dewasa nek. Mereka lah yang akan bertanggung jawab jika wajah mereka keriput karena terlalu serius. Jangan kaget jika suatu saat nanti, wajah nenek bahkan lebih berkilau daripada wajah mereka. Hahahaha." canda Aira. Neneknya mengelus pucuk kepalanya.
"Yah kau benar sayang. Apa kamu sudah tidak bosan sekarang?"
"Sedikit."
"Baiklah, Ayo kita kesana. Bantu nenek membawa camilan ini." Rosi mengeluarkan beberapa toples berisi camilan untuk menemani keluarganya berbincang-bincang.
Aira kembali duduk di samping Safna setelah dia meletakkan toples kaca di meja di depan keluarganya. Kembali fokus menjawab pertanyaan sederhana yang muncul di layar handphonenya. Untuk sekedar menghilangkan bosan.
"Sebentar lagi semesteran ya Delia?" tanya Andra pada Delia. Dia bahkan tak pernah menanyakan tentang perkembangan sekolah Aira.
"Ya Om. Doain Delia jadi juara umum lagi ya."
'Ck cari muka.' batin Aira. Dia sangat hafal perangai sepupunya yang satu itu.
"Tentu saja. Keturunan keluarga Raharja memang dianugerahi kecerdasan." sindir Andra sambil melirik Aira. Yang dilirik hanya cuek.
"Ujiannya tanggal berapa Sa?" tanya Jason memecah kecanggungan.
"Tanggal Dua belas bulan ini kak." jawab Aira.
"Belajar yang rajin ya dek." Jack berdiri dan mengelus rambut gadis yang duduk di depannya itu. Dari tadi kembar bersaudara itu sudah jengkel melihat Aira dipojokkan.
"Tentu."
"Jangan sampai membuat malu lagi." lagi-lagi kata-kata menyakitkan yang Aira dengar dari mulut papinya.
"Tidakkah papi puas dengan hasil yang Salsa dapat?" tanya Aira pada Andra.
"Tentu saja tidak. Kamu tidak pernah memenuhi keinginan papi."
"Itu sudah hasil terbaik Salsa Pi."
"Kalau kamu mau berusaha lebih keras kamu juga bisa. Kamu lihat kakakmu selalu menjadi juara umum. Delia juga sama."
"Karena aku bukanlah kak Safna yang mempunyai otak cerdas. Aku juga bukan Delia yang otaknya mampu menampung gunung. Aku adalah Salsa dengan otak pas pasan."
"Berani melawan kamu?" nada bicara Andra sudah naik.
"Ra minta maaf sama Papi." perintah Amira tegas tanpa ada penolakan.
"Maafin Salsa Pi." kata Aira sebelum lergi dari tempat yang sudah membuatnya kesal sejak tadi. Semua orang tidak ada yang peduli. Rosi yang ingin mengejar cucunya saja dihalangi oleh Raharja.
"Biarkan anak manja itu berfikir." Rosi hanya bisa menatap punggung cucunya yang naik turun karena menangis.
Jason dan Jack akhirnya mengejar Aira. Membawa gadis itu pergi dari rumah besar Raharja dengan mobil mereka. Membawa gadis itu ke apartemen mereka.
"Tidurlah disini malam ini dek. Aku yakin semua akan membaik." kata Jason memeluk sepupunya. Aira membalas pelukan Jason.
"Seragam Aira gimana kak?"
"Besok pagi sebelum berangkat sekolah kita ambil. Oke?"
"Hem." Aira segera masuk salah satu kamar yang memang sudah disediakan khusus untuknya. Dia sering kabur dari rumah. Dan disanalah tempatnya menjauh dari masalahnya untuk sementara. Kedua kakak kembarnya pun memahami apa yang dirasakan oleh gadis itu. Tapi mereka tidak bisa banyak membantu. Aira adalah gadis yang keras kepala.
*
*
*
...Terima kasih sudah mampir 😍...
...TINGGALIN jejak dengan cara like 👍...
...VOTE 😇...
...Rate 🌟lima...
...dan Juga Komentar 📝...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Ipti Rokhah
kasihan aira thor😭😭😭, kpan bahagianya untuk aira jgn lama2
2023-09-01
1