Bab 18. Antara Aira Dan Juna

Berkat semangkok bakso mercon kemarin, suasana hati Aira sudah kembali baik. Dia juga sudah berkumpul dengan teman-temanmya yang lain. Juna juga lega karena tadi pagi Aira sudah menyapanya dengan pukulan keras di bahunya. Bukankah itu berarti gadis yang kemarin mengibarkan bendera perang padanya sudah memaafkan dirinya. Huh! Dia lega.

Aira dan Juna berjalan di belakang Mikaila dan Wildan yang saling berpegangan tangan. Ridwan sendiri juga berada di belakang mereka dengan dua orang gadis yang baru dia kenalkan pada teman-temannya. Sindy dan Lidya.

Kadang teman-temannya heran, entah dari mana Ridwan selalu mendapat stok gadis yang mau diajak jalan olehnya. Ridwan memang tampan, ramah dan loyal pada setiap gadis yang dibawanya. Tapi, setidaknya playboy cap ikan teri itu selalu membawa gadis lebih dari satu. Apakah Ridwan memang setampan itu sehingga membuat gadis-gadis rela diduakan di depan matanya?

Juna sesekali berusaha merangkul pundak Aira sepanjang perjalanan ke kantin siang itu. Tapi gadis itu selalu menepis lengan kekar Juna. Juna hanya terkekeh mendengar gerutuan gadis tomboy di sampingnya.

"Lama-lama gue patahin tangan Lo Na!" Aira sungguh tidak bersemangat kali ini. Dia yakin jika Juna berhasil mendaratkan tangannya dengan nyaman di pundaknya, akan banyak lirikan sinis yang mengarah kepadanya.

"Ampun Ra." Juna terkekeh. Menggoda gadis di sampingnya sungguh menyenangkan. Kini tangannya punya sasaran lain. Digenggamnya erat tangan Aira. Gadis itu berusaha melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Juna.

"Kalo lo makin berontak, akan makin banyak cewek yang perhatiin kita. Nikmatin aja tangan gue." bisik Juna. Aira mendengus sebal. Lagi-lagi dia kalah dari Juna. Dengan terpaksa dia membiarkan tangan hangat Juna menggengam erat tangannya.

Jarak antara kelas dan kantin lumayan jauh. Mereka yang sudah duduk di kelas dua belas mengharuskan mereka menempati kelas yang dekat dengan ruang guru.

Selama perjalanan, Juna mengayunkan tangannya yang bertautan dengan tangan Aira dengan senyum yang tersungging di bibir kissable nya. Juna seperti seseorang yang baru saja memenangkan sebuah lomba. Tapi baginya kebanggaan saat menggenggam tangan Aira bahkan lebih dari itu. Ya. Gadis itu sulit ditaklukkan. Sedangkan di sampingnya, Aira sendiri berwajah masam. Gerutuan pun tak berhenti keluar dari bibir tipisnya.

Wildan dan Mikaila tersenyum mendengar perdebatan kecil antara Juna dan Aira. Sungguh hiburan menarik bagi mereka selama perjalanan yang lumayan panjang. Keduanya kini yakin bahwa Juna mempunyai rasa yang lain terhadap Aira.

"Wil, gue rasa Juna kepincut sama Aira." bisik Mikaila sambil cekikikan. Dia tadi sempat menoleh ke belakang dan mengetahui wajah cemberut Aira.

"Gue rasa juga begitu Mik. Gue nggak nyangka ternyata yang seperti Aira lah yang bisa menaklukkan hati Juna." Balas Wildan juga berbisik.

"Aira memang berbeda dengan cewek lain."

"Lo benar. Gue rasa mereka cocok."

"Hem. Pasti akan ramai kalau mereka berdua benar-benar jadian." Mikaila kini membayangkan jika mereka berdua benar-benar jadian, hubungan mereka berdua pasti akan ramai dengan perdebatan-perdebatan receh antara keduanya yang amatlah sering terjadi.

Dengan pembicaraan yang berbeda di setiap gandengan, akhirnya mereka ber tujuh sampai di kantin. Kedatangan mereka selalu menyita perhatian. Ya. Lebih khusus mereka memusatkan perhatian pada Juna.

Cowok tampan yang masih single tentu saja menjadi pusat perhatian. Bahkan apabila dia sudah mempunyai pacar sekalipun, saat ini kata-kata bijak seperti "Sebelum janur kuning melengkung. Tikung menikung masih berlangsung." Aneh memang. Zaman sekarang memang seperti itu. Bibit-bibit pelakor bertebaran tumbuh dengan suburnya.

Kini ketujuh remaja yang sejak tadi menjadi pusat perhatian sudah duduk di salah satu bangku kosong di kantin. Kali ini Sindy dan Lidya yang memesankan makanan dan minuman untuk mereka semua. Kadang teman-teman Ridwan bersyukur dengan adanya bantuan dari para gadis yang dibawa Ridwan.

"Dapat stok dari mana lagi Rid?" tanya Mikaila.

"Daun muda. Kelas sepuluh."

"Heran gue. Nggak ada abisnya aja Stok gadis yang dengan sukarela di duakan." tambah Aira.

"Tenang Ra. Kalo lo mau jadi pacar gue. Gue jamin nggak akan pernah merasa diduakan. Because you are the one." Juna menggenggam tangan Aira di atas meja.

"Lama-lama gue tampol juga mulut lo." Aira melepaskan tangannya kasar.

"Kenapa lo nggak iyain aja sih Ra?" tanya Wildan. Dia ingin membantu Juna.

"Lo ikut-ikutan gil* juga Wil?"

"Gue beneran Ra. Gue nggak pernah main-main sama perkataan gue." Juna jujur. Tapi sayangnya Aira selalu menganggapnya bercanda.

"Diam lo." Aira segera menyesap jus jambu yang baru disodorkan padanya. Kini semua diam. Mereka semua tahu itu kode keras dari Aira. Jangan mengganggu Aira saat makan. Kalau tidak, Habislah!

Ridwan menepuk pelan pundak Juna. Dia menjadi kasihan pada teman tampannya itu. Dengan wajah tampan yang selalu berhasil menaklukkan hati gadis manapun, nyatanya tidaklah mempan pada gadis tomboy yang diam-diam mencuri hatinya.

Makanan di meja mereka sudah habis. Hanya menyisakan beberapa camilan yang sudah berkurang dari bungkusnya. Wildan dan Mikaila saling menyuapi di depan Aira dan Juna. Ridwan sendiri seperti seorang raja dengan dua orang selir yang melayaninya. Juna, kapten basket itu tersenyum memandang gadis di sampingnya yang malah asik bermain game di handphone nya. Gadis itu terlihat lebih cantik saat serius.

Trio cantik yang berjalan dengan angkuh akan meninggalkan kantin, nyatanya mereka malah menghentikan langkah mereka tepat di depan meja Aira dan teman-temannya.

"Hai Juna." sapa Bela. Juna hanya menengok sekilas sebelum kembali memusatkan perhatiannya pada game yang dimainkan Aira.

"Juna, gue mau bicara." lanjut Bela.

"Mau bicara, ya bicara aja. Nggak ada yang ngelarang." kata Juna tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Gue pengen bicara berdua sama lo."

"Maaf sibuk."

"Huft. Jun nanti malam jalan yuk." ajak Bela. Kini dia sudah berada di samping Juna. Berdiri tepat di samping cowok tampan itu.

"Sorry nggak ada waktu."

"Lo kenapa sih Jun malah milih cewek jadi-jadian itu." Bela melirik sinis pada gadis di samping Juna yang fokus pada game nya.

"Kalo lo udah selesai. Silahkan pergi." Juna menatap tajam pada ketiga cewek yang berdiri angkuh di dekat meja mereka.

"Ayolah Jun sekali saja."

"Pergi gue bilang."

"Gue pergi kalo lo setuju buat jalan sama gue."

"Lo benar-benar menguji kesabaran gue Bel."

"Ck. Kalian berisik sekali." Aira segera bangun dari duduknya tanpa berpaling dari layar handphone miliknya yang menampilkan salah satu permainan yang menjadikan cacing sebagai peran utamanya. Semua temannya mengikuti gerakannya. Lagipula jam istirahat akan segera berakhir.

Juna merangkul pundak gadis yang tidak mengalihkan perhatiannya dari layar handphone miliknya. Kini dia membiarkan lengan kekar Juna bertengger nyaman di pundaknya. Aira harus konsentrasi sekarang, atau kalau tidak, cacing yang sudah besar akan menabrak dan mati. Kan sayang.

Setidaknya dengan membiarkan Juna merangkulnya, sahabatnya itu akan membimbing jalannya hingga dia selamat sampai di kelasnya. Tanpa ada kecelakaan menabrak tembok misalnya.

Gadis itu tidak lagi berfikir tatapan sinis yang mengarah padanya. Dia sudah kenyang dengan nyinyiran orang Lain. Biarkan saja. Yang penting cacing yang bergerak di handphone tumbuh subur tanpa gangguan.

Juna tersenyum melihat gadis di sebelahnya yang sedang menikmati gamenya. Bisakah dia berharap jika gadis itu akan selalu bermain dengan handphone nya hingga membiarkan lengan kokohnya merangkul pundaknya.

Wildan dan Mikaila tersenyum melihat Juna dan Aira. Sungguh pasangan yang serasi. Tanpa mereka sadari mereka saling melengkapi dan saling membutuhkan. Aira membutuhkan Juna untuk menemaninya, karena selama ini Juna lah yang selalu setia menemani Aira. Sedangkan Juna, tanpa Aira sadari, dialah yang menjauhkan gadis-gadis yang menatap Juna dengan pandangan kagum dan ingin mendekati cowok tampan itu.

*

*

*

...Jangan lupa Like 👍...

...VOTE 😎 dan Rate 🌟lima...

...Komentar 📝, Kritik 📨dan Saran 📩...

...juga selalu dinanti😍...

Episodes
1 Bab 1. Aira
2 Bab 2. Aku Anak Siapa?
3 Bab 3. Terpesona
4 Bab 4. Pemilik Perusahaan
5 Bab 5. Misi Penyelamatan
6 Bab 6. Bantuan Seseorang
7 Bab 7. Pertemuan Tak Terduga
8 Bab 8. Elang Pov
9 Bab 9 Mangsa Yang Tak Empuk
10 Bab 10. Menjadi Ratu Lalat
11 Bab 11. Masih Ratu Lalat
12 Bab 12. Nyaman
13 Bab 13. Seorang Manager
14 Bab 14. Gagal Bertemu
15 Bab 15 Rahasia Untuk Dibongkar
16 Bab 16. Aura Menakutkan Aira
17 Bab 17. Semangkok Bakso Mercon
18 Bab 18. Antara Aira Dan Juna
19 Bab 19. Keluarga Besar Raharja
20 Bab 20. Buanglah Semua Masalahmu
21 Bab 21. Perasaan Yang Membingungkan
22 Bab 22. Hukuman Aira
23 Bab 23. Lagi-lagi Terpesona
24 Bab 24. Menjadi Artis
25 Bab 25. Menolak Tawaran
26 Bab 26. Satu Paket Komplit
27 Bab 27. Sudah Terlalu Biasa
28 Bab 28. Pemilik Hati
29 Bab 29. Tembakan Masih Gagal
30 Bab 30. Camping Part 1
31 Bab 31. Camping Part 2
32 Bab 32. Waktu Yang Sama, Tempat Yang Berbeda
33 Bab 33. Camping Part 3
34 Bab 34. Camping Part 4
35 Bab 35. Camping Part 5
36 Bab 36. Camping Part 6
37 Bab 37 . Firasat
38 Bab 38. Akhir Camping Untuk Aira
39 Bab 39. Akhir Camping Untuk Semuanya
40 Bab 40. Perintah Elang
41 Bab 41. Hubungan Baru, Anggota Baru
42 Bab 42. Kehancuran Bela
43 Bab 43. Kalian Siapa?
44 Bab 44. Bahagia Itu Sederhana
45 Bab 45. Pacar Saya
46 Bab 46. Melangkah Bersama
47 Bab 47. Pertemuan Keluarga
48 Bab 48 Liburan
49 Bab 49. Vila Keluarga Mahes
50 Bab 50. Bolos Sekolah Yang Menyenangkan
51 Bab 51. Juna Dan Melati
52 Bab 52. Cemburumu Itu Lucu, Mas!
53 Bab 53. Cewek VS Cewek
54 Bab 54. Misi Para Cewek
55 Bab 55. Gara-gara GPS
56 Bab 56. Malam Minggu Seru
57 Bab 57. Hari Terakhir Liburan
58 Bab 58. Memori Of Berandals Sekolah
59 Bab 59. Membungkam Para Pecinta Laba
60 Bab 60. Rival Di Lapangan
61 Bab 61. Memperbaiki Momen Yang Tidak Sesuai
62 Bab 62. Ritual Pelepasan Gelar
63 Bab 63. Perpisahan Yang Indah
64 Bab 64. Permintaan Yang Sulit
65 Bab 65. Dibawa Pergi
66 Bab 66. Masih Belum Bisa Menerima (Elisya)
67 Bab 67. Masih Belum Bisa Menerima (Elang)
68 Bab 68. Terhubung Dengan Rumit
69 Bab 69. Jones Dan Nyonya Jones
70 Bab 70. Juna Cemburu
71 Bab 71. Lamaran Dadakan
72 Bab 72. Ketakutan Arka
73 Bab 73. Identik
74 Bab 74. Dunia Mikaila
75 Bab 75. Bertemu Lagi Denganmu
76 Bab 76. Menjadi Stalker 1
77 Bab 77. Menjadi Stalker 2
78 Bab 78. Kebenaran
79 Bab 79. Aira Yang Sebenarnya
80 Bab 80. Dia Memang Cantik Sejak Dulu
81 Bab 81. Binar Kerinduan Yang Aneh
82 Bab 82. Kebuncinan Arka
83 Bab 83. Dinner Romantis Yang Terganti
84 Bab 84. Siapa Kalian Sebenarnya?
85 Bab 85. Jati Diri
86 Bab 86. Rencana Arka
87 Bab 87. Perbincangan Antar Perempuan
88 Bab 88. Selamat Tinggal Masa Lalu Yang Indah
89 Bab 89. Berusaha Merelakan
90 Bab 90. Pedro Itu....
91 Bab 91. Pertengkaran
92 Bab 92. Permintaan Naira
93 Bab 93. Dunia Mikaila 2
94 Bab 94. Naira Sudah Pintar
95 Bab 95. Kecelakaan Lagi
96 Bab 96. Anak Siapa?
97 Bab 97. Kecelakaan Lima Tahun Lalu
98 Bab 98. Rasa Yang Masih Sama
99 Bab 99. Keputusan Aira
100 Bab 100. Ide Naira
101 Bab 101. Meminta Kembali
102 Bab 102. Misi Penyelamatan
103 Bab 103. Artis Naik Daun
104 Bab 104. Frans Raimond
105 Bab 105. Jadi Bundanya Nai Saja
106 Bab 106. Marry With Me, Please....
107 Bab 107. Akhirnya Menikah Juga
108 Bab 108. Jumpa Pers
109 Bab 109. Dasar Penjilat
110 Bab 110. Di Dalam Kamar Pengantin Yang Indah
111 Bab 111. Suatu Kebanggaan
112 Bab 102. Bunda, Mana Adik Nai?
113 Bab 113. Perbincangan Antara Laki-laki
114 Bab 114. Keberuntungan Dan Kesialan
115 Bab 115. Juna And Melati's Day
116 Bab 116. Prosesi Pernikahan
117 Bab 117. Pengantin Panas VS Pengantin Hangat
118 Bab 118. Kisah Dalam Penjara 1
119 Bab 119. Kisah Dalam Penjara 2
120 Bab 120. Dasar Laki-laki Tidak Peka
121 Bab 121. Tentang Frans
122 Bab 122. Gosip Pembawa Masalah
123 Bab 123. Wildan Dan Mikaila
124 Bab 124. Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
125 Bab 125. Apakah Aku Tidak Boleh Merindukan Suamiku?
126 Bab 126. Pesta Rujak Buah Ibu Muda
127 Bab 127. Rencana Honeymoon
128 Bab 128. Aku Nggak Mau Jadi Badut
129 Bab 129. Janji Elang
130 Bab 130. Balas Dendam Little Baby
131 Bab 131. Wanita Hamil Selalu Benar
132 Bab 132. Inilah Cinta Sejati, Yang Bukan Obsesi
133 Bab 133. Macam-macam Rasa Cinta
134 Bab Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Aira
2
Bab 2. Aku Anak Siapa?
3
Bab 3. Terpesona
4
Bab 4. Pemilik Perusahaan
5
Bab 5. Misi Penyelamatan
6
Bab 6. Bantuan Seseorang
7
Bab 7. Pertemuan Tak Terduga
8
Bab 8. Elang Pov
9
Bab 9 Mangsa Yang Tak Empuk
10
Bab 10. Menjadi Ratu Lalat
11
Bab 11. Masih Ratu Lalat
12
Bab 12. Nyaman
13
Bab 13. Seorang Manager
14
Bab 14. Gagal Bertemu
15
Bab 15 Rahasia Untuk Dibongkar
16
Bab 16. Aura Menakutkan Aira
17
Bab 17. Semangkok Bakso Mercon
18
Bab 18. Antara Aira Dan Juna
19
Bab 19. Keluarga Besar Raharja
20
Bab 20. Buanglah Semua Masalahmu
21
Bab 21. Perasaan Yang Membingungkan
22
Bab 22. Hukuman Aira
23
Bab 23. Lagi-lagi Terpesona
24
Bab 24. Menjadi Artis
25
Bab 25. Menolak Tawaran
26
Bab 26. Satu Paket Komplit
27
Bab 27. Sudah Terlalu Biasa
28
Bab 28. Pemilik Hati
29
Bab 29. Tembakan Masih Gagal
30
Bab 30. Camping Part 1
31
Bab 31. Camping Part 2
32
Bab 32. Waktu Yang Sama, Tempat Yang Berbeda
33
Bab 33. Camping Part 3
34
Bab 34. Camping Part 4
35
Bab 35. Camping Part 5
36
Bab 36. Camping Part 6
37
Bab 37 . Firasat
38
Bab 38. Akhir Camping Untuk Aira
39
Bab 39. Akhir Camping Untuk Semuanya
40
Bab 40. Perintah Elang
41
Bab 41. Hubungan Baru, Anggota Baru
42
Bab 42. Kehancuran Bela
43
Bab 43. Kalian Siapa?
44
Bab 44. Bahagia Itu Sederhana
45
Bab 45. Pacar Saya
46
Bab 46. Melangkah Bersama
47
Bab 47. Pertemuan Keluarga
48
Bab 48 Liburan
49
Bab 49. Vila Keluarga Mahes
50
Bab 50. Bolos Sekolah Yang Menyenangkan
51
Bab 51. Juna Dan Melati
52
Bab 52. Cemburumu Itu Lucu, Mas!
53
Bab 53. Cewek VS Cewek
54
Bab 54. Misi Para Cewek
55
Bab 55. Gara-gara GPS
56
Bab 56. Malam Minggu Seru
57
Bab 57. Hari Terakhir Liburan
58
Bab 58. Memori Of Berandals Sekolah
59
Bab 59. Membungkam Para Pecinta Laba
60
Bab 60. Rival Di Lapangan
61
Bab 61. Memperbaiki Momen Yang Tidak Sesuai
62
Bab 62. Ritual Pelepasan Gelar
63
Bab 63. Perpisahan Yang Indah
64
Bab 64. Permintaan Yang Sulit
65
Bab 65. Dibawa Pergi
66
Bab 66. Masih Belum Bisa Menerima (Elisya)
67
Bab 67. Masih Belum Bisa Menerima (Elang)
68
Bab 68. Terhubung Dengan Rumit
69
Bab 69. Jones Dan Nyonya Jones
70
Bab 70. Juna Cemburu
71
Bab 71. Lamaran Dadakan
72
Bab 72. Ketakutan Arka
73
Bab 73. Identik
74
Bab 74. Dunia Mikaila
75
Bab 75. Bertemu Lagi Denganmu
76
Bab 76. Menjadi Stalker 1
77
Bab 77. Menjadi Stalker 2
78
Bab 78. Kebenaran
79
Bab 79. Aira Yang Sebenarnya
80
Bab 80. Dia Memang Cantik Sejak Dulu
81
Bab 81. Binar Kerinduan Yang Aneh
82
Bab 82. Kebuncinan Arka
83
Bab 83. Dinner Romantis Yang Terganti
84
Bab 84. Siapa Kalian Sebenarnya?
85
Bab 85. Jati Diri
86
Bab 86. Rencana Arka
87
Bab 87. Perbincangan Antar Perempuan
88
Bab 88. Selamat Tinggal Masa Lalu Yang Indah
89
Bab 89. Berusaha Merelakan
90
Bab 90. Pedro Itu....
91
Bab 91. Pertengkaran
92
Bab 92. Permintaan Naira
93
Bab 93. Dunia Mikaila 2
94
Bab 94. Naira Sudah Pintar
95
Bab 95. Kecelakaan Lagi
96
Bab 96. Anak Siapa?
97
Bab 97. Kecelakaan Lima Tahun Lalu
98
Bab 98. Rasa Yang Masih Sama
99
Bab 99. Keputusan Aira
100
Bab 100. Ide Naira
101
Bab 101. Meminta Kembali
102
Bab 102. Misi Penyelamatan
103
Bab 103. Artis Naik Daun
104
Bab 104. Frans Raimond
105
Bab 105. Jadi Bundanya Nai Saja
106
Bab 106. Marry With Me, Please....
107
Bab 107. Akhirnya Menikah Juga
108
Bab 108. Jumpa Pers
109
Bab 109. Dasar Penjilat
110
Bab 110. Di Dalam Kamar Pengantin Yang Indah
111
Bab 111. Suatu Kebanggaan
112
Bab 102. Bunda, Mana Adik Nai?
113
Bab 113. Perbincangan Antara Laki-laki
114
Bab 114. Keberuntungan Dan Kesialan
115
Bab 115. Juna And Melati's Day
116
Bab 116. Prosesi Pernikahan
117
Bab 117. Pengantin Panas VS Pengantin Hangat
118
Bab 118. Kisah Dalam Penjara 1
119
Bab 119. Kisah Dalam Penjara 2
120
Bab 120. Dasar Laki-laki Tidak Peka
121
Bab 121. Tentang Frans
122
Bab 122. Gosip Pembawa Masalah
123
Bab 123. Wildan Dan Mikaila
124
Bab 124. Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
125
Bab 125. Apakah Aku Tidak Boleh Merindukan Suamiku?
126
Bab 126. Pesta Rujak Buah Ibu Muda
127
Bab 127. Rencana Honeymoon
128
Bab 128. Aku Nggak Mau Jadi Badut
129
Bab 129. Janji Elang
130
Bab 130. Balas Dendam Little Baby
131
Bab 131. Wanita Hamil Selalu Benar
132
Bab 132. Inilah Cinta Sejati, Yang Bukan Obsesi
133
Bab 133. Macam-macam Rasa Cinta
134
Bab Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!