🍉Semua yang terjadi dalam kehidupan ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Semua sudah ditakdirkan oleh Tuhan, sesuai dengan rencanaNya.🍉
Sebelum mulai baca, alangkah baiknya jika kalian VOTE Author dulu, terus Rate karya Author ini. Dan jangan sampai lupa masukin ke favorit kalian supaya bisa tahu kalau ada up terbaru. Okeh 😍
****
Aira sampai di rumah menjelang maghrib. Untung saja hujan berhenti tepat waktu sehingga Aira bisa sampai di rumah dengan baju yang tidak begitu basah.
Malam ini teman-temannya mengajak Aira untuk ngumpul di warung langganan mereka. Jadi setelah sholat maghrib Aira segera menemui Amira untuk mendapatkan izin untuk keluar.
"Mam Salsa keluar bentar ya."
"Mau kemana Sa?" Amira menghentikan aktifitasnya membaca majalah dan menatap putrinya.
"Teman-teman ngajak kumpul bentar."
Amira mengamati penampilan anaknya. Memakai kaos belel, celana jeans yang robek bagian lututnya, sepatu sport. Kemudian perhatiannya beralih pada wajah sang anak.
Amira menghela nafas berat. Wajah anaknya polos tanpa make up sedikitpun dengan rambut yang dikuncir jadi satu. Anak Keduanya itu benar-benar berkebalikan dengan anak pertamanya yang anggun.
"Kapan kamu mau ganti gayamu itu Sa?"
"Maksud mami?"
"Cobalah berpenampilan seperti cewek sewajarnya."
"Mami tahu kan kalau Salsa lebih nyaman seperti ini?"
"Iya mami tahu. Tapi..."
"Salsa belum menemukan alasan yang tepat untuk mengganti penampilan. Jadi bisakan Salsa seperti ini dulu Mam?"
"Baiklah."
"Oke Mam. Salsa berangkat dulu." Aira mencium pipi Amira.
"Hati-hati nak." Aira hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
Amira menatap kepergian Aira. Dulu penampilan Aira tidak seperti itu. Aira dulu berpenampilan seperti cewek pada umumnya. Namun entah mengapa Aira mengubah penampilan nya menjadi tomboy saat dia masuk SMP.
Sikap Aira juga berubah sejalan dengan perubahan penampilannya. Aira yang dulu lembut tiba-tiba menjadi dingin. Amira tidak tahu jika yang membuat anaknya berubah adalah dirinya dan suaminya.
Sejak kecil Aira selalu dibanding-bandingkan dengan sang kakak. Aira bukan hanya mendapatkan perlakuan itu dari kedua orangtua nya. Bahkan Guru-guru nya juga sering membandingkan kedua kakak beradik itu.
Aira yang selalu mendengar ucapan semua orang pun semakin merasa tidak nyaman dan mulai bertekad untuk merubah segala yang sama dengan kakaknya. Rasanya sudah cukup hanya dengan membandingkan prestasi keduanya saja.
Sejak kecil Safna memang terlihat lebih unggul dari Aira. Tapi, Ayolah bukankan memang semua orang itu berbeda. Bahkan jika kembarpun mereka tak akan memiliki kemampuan yang sama, bahkan sifat yang sama.
Aira selalu menyembunyikan apa yang dirasakannya dari orang lain. Dia tidak mau terlihat lemah di mata orang lain. Aira bertekad menjadi gadis yang kuat. Dia tak mau di kasihani lagi.
Orang-orang harus menyadari jika Aira bukanlah bayangan dari Safna. Mereka harus menyadari bahwa Aira dan Safna adalah dua pribadi yang berbeda satu dan lainnya. Berbeda dari segi apapun.
*****
"Dari mana aja lo?" tanya Juna yang melihat Aira baru saja duduk di sampingnya.
"Dari rumah lah." jawab Aira sambil menyeruput kopi milik Juna yang masih utuh. Sang pemilik hanya mendiamkan saja sambil berdecak sebal.
"Lama amat. Kita-kita udah pada lumutan." kata Ridwan sambil mengelus paha gadis yang berada di pangkuannya. Hal itu membuat Aira bergidik. Dia segera mengalihkan pandangannya dari pemandangan yang merusak kesucian mata.
"Gue ada kabar bagus." perkataan Aira membuat semua temannya memperhatikannya. "Gue punya kenalan yang bisa bantu kita menjadikan AMT donatur tetap kita." lanjutnya
"Yang bener lo?" tanya Mikaila tak percaya. Dari mana Aira mendapatkan kenalan orang AMT. Setahunya yang berkerja disana adalah orang-orang pilihan yang telah melalui bernagai uji tes kelayakan. Aira hanya mengangguk.
"Lo kenal dimana?"
"Lo ingat waktu gue nabrak orang di AMT Rid? Kemarin gue nggak sengaja ketemu dia di kafe. Terus gue minta bantuan dari dia."
"Bagus! Satu langkah yang hebat!" Wildan menepuk pundak Aira.
"Aira!" Aira membanggakan diri dengan membusungkan dadanya.
"Terus apa aja syaratnya?"
"Katanya itu urusan dia. Kita tinggal tunggu aja."
"Seriusan?" Mikaila sampai melotot tak percaya.
"Hem. Kata kak Elang itu jadi urusan dia."
"Dia cowok?" Juna penasaran. Hatinya sedikit tercubit saat tahu bahwa kenalan Aira adalah seorang cowok.
"Iya lah. Ya kali namanya Elang, orangnya cewek." jawaban Aira membuat Juna menjadi tidak semangat melanjutkan pembahasan. Dia malah sibuk menerka-nerka apa hubungan Aira dengan laki-laki bernama Elang itu.
Aira dan teman-temannya memutuskan untuk segera pulang karena Tak terasa dua jam sudah mereka berada disana. Tempatnya yang enak buat kumpul membuat mereka sampai lupa waktu.
Warung yang berada di tepian kali itu memiliki sebuah gubuk sedikit tertutup di sampingnya yang nyaman untuk kumpul-kumpul. Apalagi untuk para remaja yang bolos sekolah karena memang lokasinya berada tak jauh dari sekolah.
Aira dan teman-temannya biasa datang kesana dengan cara melompati pagar belakang sekolah dan berjalan sebentar untuk mencapai lokasi warung. Jadi setelah mereka sudah hilang kebosanannya mereka bisa kembali ke lingkungan sekolah dengan mudah.
Motor yang dinaiki Aira membelah keramaian jalanan kota. Saat berada di jalan sekitar alun-alun, dia mengurangi laju motornya. Di sepanjang perjalanan Aira memperhatikan berbagai macam gerobak makanan yang dibuka oleh para pedagang kaki lima.
Bukan tanpa alasan Aira memperhatikan gerobak kaki lima itu. Itu karena ia mendapat pesanan maminya untuk membelikan maminya martabak manis. Aira membaca setiap tulisan pada setiap gerobak tentang apa yang mereka jual.
Setelah menemukan yang dia cari, Aira segera membelokkan motornya di dekat gerobak penjual martabak manis itu.
"Bang, martabak manis rasa coklat kacangnya dua kotak." kata Aira setelah berhasil mendaratkan pant*tnya di kursi milik penjual itu. Ia lalu mengeluarkan handphone dari dalam saku celananya setelah dia mendengar ada notif pesan masuk.
Kak Elang 🗨 Hadap kiri 😁
Aira hanya membacanya dan mengikuti arahan dari isi pesan whatsapp itu. Dan benar saja, di sampingnya sudah berdiri manusia paling tampan sedang tersenyum manis padanya. Apa? Aira mengakui jika ada seorang laki-laki tampan? Bolehkah di catat di rekor dunia saat ini?
Elang yang saat ini memakai pakaian kasual membuatnya tampak lebih muda daripada usianya. Ya, walaupun dia memang belum tua-tua amat sih! Tapi kan jika dibandingkan dengan gadis yang sekarang duduk di depannya itu usia mereka terpaut tujuh tahun....
Aira sampai cengo melihat penampilan laki-laki yang baru saja dia kenal sore tadi. Ini ketiga kalinya mereka tidak sengaja bertemu. Dan untuk pertama kali, Aira mengakui jika laki-laki bernama Elang itu mempunyai wajah yang Ehm! tampan.
"Lagi apa Ra?"
"Beliin Mami martabak manis kak" jawab Aira sambil menunjuk abang penjual martabak yang sedang menyiapkan pesanannya.
"Kamu suka martabak manis?"
"Nggak kak. Aku nggak terlalu suka makanan manis."
"Tentu saja, karena kamu memang sudah manis." Elang menatap lekat wajah gadis yang sekarang duduk di sebelahnya.
"Ha?" Aira seperti mimpi mendengar kata manis yang diucapkan Elang untuk memujinya walaupun secara tidak langsung. Ini pertama kalinya ada yang bilang kalau dia manis.
"Kenapa?"
"Tidak ada. Kak Elang sendiri Ngapain disini?"
"Dingin-dingin gini cari yang hangat Ra." jawaban ambigu Elang membuat Aira menaikkan alisnya. Aira memperhatikan sekelilingnya. Banyak perempuan berpakaian yang kurang bahan disini. Sudah pasti mereka adalah kupu-kupu malam karena lokasi ini memang terkenal dengan berkumpulnya para penjaja sx itu. Bahkan dengan udara yang lumayan dingin ini sepertinya tidak ada pengaruhnya untuk mereka. Jangan-jangan Elang seorang....
"Aku cari bakso Ra. Jangan pikir macam-macam." Elang seperti tahu apa yang ada di pikiran Aira mengenai dirinya.
"Hehehe maaf kak. Abisnya kakak jawabnya ambigu gitu di tempat kayak gini." jawab Aira cengengesan.
"Ra. Boleh aku minta satu hal dari kamu?"
"Emm apa kak?"
"Panggil mas lagi dong! Aku suka dengar kamu panggil aku mas."
"Tapi... "
"Tapi apa?"
"Nggak enak kak."
"Nggak enaknya kenapa?"
"...." nggak mungkin kan kalau Aira bilang nggak enak panggil mas karena seperti seorang istri yang lagi panggil suaminya kan? Walaupun panggilan itu bisa saja panggilan untuk seorang kakak laki-laki. Tapi kan Elang bukan kakak laki-laki Aira.
"Oke." akhirnya mengiyakan saja daripada mengungkapkan alasan ketidak nyamanannya.
"Kamu mau bakso?" tanya Elang sambil mengangsurkan semangkok bakso yang baru saja di antar oleh penjualnya kepada Aira.
"Enggak kak. Eh mas." Aira sampai bingung memanggilnya kan. Emang Elang nggak merasa risih apa jika ada yang mengira bahwa dia adalah suami Aira?
"Hahaha Ra Ra. Kamu itu lucu." Elang mengusap kepala Aira. Dan....
Blush... pipi Aira merona kan jadinya kak eh mas. Dia kan baru pertama kali diperlakukan sebagai cewek oleh seorang cowok. Aira segera menundukkan kepalanya. Ia takut laki-laki yang sedang lahap memakan makanan kuah berbahan daging itu mengetahui semburat di pipinya yang pasti membuatnya malu. Ralat, sangat malu!
*
*
*
...Jangan lupa tinggalin jejak ya... 😎...
...Sentuh like 👍 dan kasih KOMENT oke 😘...
...Terima kasih udah mampir 😍...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Lislus Lues
tanda jatuh cinta😱😱😱😱
2023-02-07
2