💠Jangan pernah menilai orang hanya dari tampilan luarnya.💠
"Sepertinya kita harus cari dana tambahan deh malam ini. Alat tulis anak-anak banyak yang harus segera diganti." kata Mikaila saat mereka ada di pos sebelah rumah baca.
"Ok. Setelah dari sini kita beraksi." kata Juna, yang disetujui semua temannya. Kecuali Aira yang saat itu sedang mendapat jadwal mengajar.
"Gimana dengan buku-bukunya? Plastik yang kita gunakan efektif kan?" tanya Ridwan. Ni anak yang paling males disuruh ngajar. Jadi dia kurang tahu kondisi di dalam rumah baca. Lagian dia nggak ada bakat buat jadi guru. Bisa-bisa anak-anak jalanan malah diajarin pacaran sama playboy cap ikan teri ini.
"Untuk sementara efektif. Kalau hujannya nggak deras-deras amat sih boleh tahan. Tapi kalau hujannya deras ya bahaya juga."
"Bener Wil. Tapi untuk sementara yang kita prioritaskan adalah alat tulis anak-anak."
"Apa sebaiknya kita cari tambahan donatur?"
"Idenya Mikaila bagus juga tuh. Nanti gue ajak Aira cari donatur. Tuh anak kan paling jago soal ini." kata Ridwan.
*****
Taman kota adalah lokasi yang dipilih Aira dan teman-temannya untuk mencari dana untuk menutup sementara kebutuhan rumah baca mereka. Setelah pulang dari rumah baca mereka langsung berkumpul disana.
Berbekal sebuah gitar yang dipegang Aira, sebuah Galon yang dipegang Ridwan, marakas yang dipegang Wildan dan suara merdu Juna dan Mikaila sebagai Vokalis mereka.
Ya. Malam ini mereka menjadi pengamen jalanan. Setiap malam minggu taman ini akan ramai didatangi para penikmat Malming (Malam Minggu). Ada yang datang bersama keluarga atau bersama pasangan. Ada juga yang bareng sama teman-temannya.
Mereka memulai aksinya di tengah-tengah taman yang banyak dilewati orang-orang. Kebanyakan pengunjung disana sudah hafal dengan mereka yang sesekali memang mengamen disana.
Sebuah kardus yang diletakkan di depan mereka sedikit demi sedikit terisi oleh lembaran rupiah yang dimasukkan oleh para pengunjung yang mulai berdatangan dan berkumpul menikmati aksi musik jalanan mereka.
Walaupun mereka tidak tahu akan diapakan uang yang didapat oleh kelima remaja itu, namun mereka dengan suka rela memberikan sedikit rezekinya untuk dimasukkan ke dalam kardus.
Musik yang mereka mainkan juga tidak buruk, Walaupun terkesan dengan alat seadanya lagu mereka cukup merdu untuk dinikmati.
Kelimanya semakin semangat saat melihat banyak lembaran uang warna hijau yang dimasukkan oleh para pengunjung. Mereka rasa cukup banyak yang mereka dapat jika sewaktu-waktu ada Satpol PP yang kebetulan melintas dan membubarkan mereka.
Selama ini mereka selalu lolos dari Satpol PP karena saat menyadari adanya pasukan penertip lingkungan itu, dengan cepat mereka akan menyembunyikan kardus berisi sedekah dari para pengunjung. Jadi tak ada alasan untuk menangkap mereka jika hanya sekedar bermain musik di taman kan? Sungguh cerdik! Kita Do'akan semoga mereka selalu selamat. Aamiiin.
Tapi, malam ini mereka patut bersyukur karena hingga akhir penampilan mereka yang selesai dua jam setelahnya itu tak ada drama menyembunyikan kardus.
Mereka menghitung pendapatan mereka malam itu. Mereka berkumpul di parkiran taman.
Wildan dibantu Mikaila menghitung lembar demi lembar uang itu. Sedangkan Aira dan Juna bertengger cantik di motor mereka masing-masing. Sedangkan Ridwan sudah pergi setelah penampilan mereka selesai. Ini Malming kan, tentu saja ada jadwal apel untuknya.
"Berapa Mik?" tanya Aira setelah melihat kedua sejoli pecinta uang itu selesai menghitung uang. Juna yang dari tadi asik schroll handphone yang menampilkan medsos miliknya ikutan mengalihkan perhatian.
"Lumayan banyak, malam ini kita dapat lima ratus kurang dua puluh tiga." Mikaila menunjukkan gepokan uang yang ditata rapi yang dipisahkan menurut nominalnya.
"Cukup kan Wil?" tanya Aira.
"Cukuplah segini. Besok kita bisa belanja sebelum berangkat."
"Nih gue lengkapin biar pas lima ratus." Juna mengulurkan selembar uang berwarna hijau dan satu lembar berwarna abu.
Mikaila menerimanya dengan mata berbinar senang. Bagi mereka berapapun uang yang mereka dapatkan sangat berharga.
"Ra, lo catet besok apa saja yang perlu dibeli." Juna memberi perintah pada Aira. Di antara mereka, Aira lah yang paling teliti dan paling memperhatikan kebutuhan anak didik mereka. Walaupun dia tomboy, tapi masalah perhatian apalagi masalah anak-anak dialah jagonya.
"Siap Boss!" Aira mengangkat tangan kananya ke pelipisnya. Juna menarik topi yang dipakai oleh Aira sehingga topi itu menutupi sebagian wajah Aira.
"Parah Lo Jun! Berantakan kan rambut gue." omel Aira saat dia melepaskan topinya. Rambut panjangnya yang malam itu tidak dikuncir jadi berantakan. Karet rambut yang tadi dia gunakan jatuh di kamar mandi dan basah, sedangkan dia tidak membawa cadangan. Diapun segera merapikan rambutnya dengan tangan.
Sesaat Juna diam memperhatikan sahabatnya itu. Malam ini Aira terlihat manis dengan rambut yang digerai. Jujur, Juna terpesona. Selama ini dia bahkan tidak pernah menganggap Aira sebagai seorang gadis.
Selama ini di mata Juna, Aira tak lebih seperti teman laki-lakinya yang lain. Sifatnya yang tomboy, penampilannya yang apa adanya, dan kemandirian dan kemampuan yang dimiliki Aira membuatnya tidak cocok disebut sebagai seorang gadis.
Hari ini Juna begitu terpesona melihat Aira yang baru kali ini dia lihat dengan rambut panjang indah yang terurai. Rambut Aira memang indah. Hitam, lebat, lembut dan lurus sepunggung yang selalu dia ikat tinggi-tinggi.
"Gue pinjam gelang lo Jun. Gerah gue." Aira menarik gelang yang dipakai di lengan kiri Juna. Gelang karet hitam itu kini mengikat rambut Aira yang ditarik asal oleh pemiliknya.
"Kenapa lo liatin gue seperti itu?" tanya Aira yang sadar jika diperhatikan oleh Juna. "Ooh. Tenang besok gue balikin." lanjut Aira yang menyangka jika gelang yang dijadikan tali rambut itulah yang menjadi alasan Juna memandangnya seperti itu.
"Gue tunggu!" Jawab Juna sekenanya. Dia tidak mau jika ada yang menyadari dia terpesona oleh pesona Aira malam itu.
"Iya-iya bawel." Aira memasang kembali topinya. Kali ini posisi topi iti ia balik karena dia akan memakai helm.
"Mau kemana lo?" tanya Juna yang mengetahui Aira memasang helmnya.
"Balik. Daripada jadi nyamuk." Aira menunjuk Mikaila dan Wildan yang asik pacaran di kursi depan mereka. Saking asiknya mereka sampai tak mendengar pembicaraan antara Juna dan Aira.
"Lo bener. Gue balik juga lah. dari pada disini dikacangin." Juna ikut-ikutan memakai helmnya.
"Woy! Gue pulang duluan." teriak Aira mengagetkan dua sejoli yang dimabuk cinta itu.
"Hati-hati Ra!" teriak Mikaila karena melihat Aira yang sudah melaju. Aira mengangkat jempolnya kirinya yang berarti "OK"
"Gue juga pulang. Kenyang makan kacang gue lama-lama disini." sindir Juna Sebelum melajukan motornya.
Tapi, sindiran Juna tidak mempan pada kedua sejoli itu. Mereka bahkan tidak menyadari ekspresi Juna yang kesal dikacangin dari tadi.
*****
Motor yang dikendarai Aira akhirnya sampai di halaman rumah mewah dua lantai yang menjadi tempat tinggalnya selama tujuh belas tahun ini. Aira segera memarkirkan motor kesayangannya di garasi. Meletakkan kuncinya di gantungan kunci yang ada di dinding garasi itu.
Aira masuk rumah dengan santainya. Melangkahkan kakinya yang terbungkus sepatu kets itu ke arah dapur, mengambil sebotol air minum untuk dia bawa ke kamarnya.
"Mami kemana? sepi bener ni rumah." gumam Aira saat tak melihat mami yang dicintainya itu ada di ruang televisi. Biasanya maminya akan menunggu anggota keluarganya pulang dengan menonton acara televisi.
Aira memutuskan untuk bertanya pada ART yang bekerja dirumahnya.
"Mbak, Mami kemana kok sepi?" tanya Aira saat menemukan mbak Asih dan Mpok Ida menonton televisi di ruang belakang depan kamar pembantu.
"Nyonya istirahat Non. Tadi kecapekan setelah belanja."
"Ow. Ya sudah kalau gitu. Aira masuk dulu ya mbak, mpok." Kata Aira pada kedua perempuan yang bekerja di rumahnya itu.
Aira segera bergegas ke kamarnya. Dia pun sangat lelah hari ini. Setelah sampai di kamar rasanya pengen langsung berbaring. Namun sepertinya akan lebih nyaman jika berendam sebentar di buthup. Yah. Sepertinya itu ide yang bagus.
*
*
*
*****
Author : Cieee ada yang jatuh cinta nih! 😉
Juna : Apaan sih Lu Thor 🤫
Author : Kalau demen cepetan di dor 🔫 sebelum keduluan 😏
Juna : Berisik Lu Thor! Gue tendang tau rasa Lo 😡
Author : Jurus menghilang. Cling 🤪
*****
...Jangan lupa TINGGALIN jejak okeh 😉...
...BUDAYAKAN sentuh Like 👍 setelah membaca ya Say.... Gratis kok! 😎...
...VOTE 🤗 Rate ⭐ dan Komentar📝selalu ditunggu Author 😘...
...Love You All 💘...
...❤❤❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments