Bab 12. Nyaman

🌻Percayakah kamu pada keberuntungan? Keberuntungan akan datang jika kita harapkan. Jadi, Berdo'alah agar selalu bertemu dengan keberuntungan.🌻

Pagi ini, Aira sudah berdiri di halte bis dekat rumahnya. Dia hanya pamit pada para pekerja dirumahnya. Hari ini dia malas walau hanya melihat wajah laki-laki yang selalu memandang remeh dirinya.

Aira berdiri sambil memainkan handphonenya. Memeriksa jika ada berita terbaru yang ada di sosmednya. Dia memang bukan seorang gadis yang aktif di sosmed. Aira hanya membukanya sesekali di waktu senggang. Itupun jika dia lagi mood.

Sudah setengah jam Aira berdiri sendirian di halte itu sambil sesekali ikut menyanyi saat mendengar lagu yang diputar di handphone miliknya melalui headphone yang dipasang di kedua telinganya.

Tin tin suara klakson mobil yang keras membuat Aira menoleh pada mobil yang berdiri di depannya. Dia mengernyit karena tidak mengenal mobil mewah berwarna hitam itu.

"Hai Ra." sapa seorang dari dalam mobil setelah kaca mobil itu terbuka.

"Eh mas Elang." Aira kini melihat makhluk tampan itu lagi setelah hampir satu bulan berlalu. Aira segera mendekati mobil itu sambil melepaskan headphone dari telinganya dan memasukkan handphone beserta headphonenya ke dalam tas ranselnya.

"Ngapain Ra?" Elang melihat sekitar. "Nunggu bis?" lanjutnya.

"Iya."

"Motor kamu kemana?"

"Masuk bengkel." dustanya. Dia tak mungkin menjawab yang sejujurnya. Bahkan jika salah satu temannya bertanya. Dia tak mau dikasihani. Cukup hanya tidak dihargai. Pikirnya.

"Rumah kamu dimana?"

"Sekitar sini sih." Aira tidak menunjuk rumahnya yang bahkan terlihat dari sana.

"Ya udah ayo masuk. Biar mas antar." Tanpa menunggu, Elang sudah membukakan pintu dari dalam.

"Nggak usah mas. Nanti Ngrepotin."

"Naik sendiri atau nunggu mas jemput?" Aira segera masuk dan duduk di sebelah kemudi setelah mendengar ancaman halus dari Elang. Elang tersenyum melihat Aira yang sedang memasang seatbeltnya.

"Maaf Aira ngrepotin." kata Aira yang langsung mendapatkan hadiah berupa usapan lembut di kepalanya. Dia merasa di sayangi. Nyaman.

"Nggak lah. Kamu mau sarapan dulu?" Elang melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum panjang masih di angka dua, sedangkan jarum pendek menunjukkan di atas angka enam. Masih ada waktu. Aira menggeleng.

"Mas belum sarapan?" tanya Aira setelahnya. Dia berfikir jika Elang menawarinya sarapan bisa berarti laki-laki di sampingnya itu juga belum sarapan sama seperti dirinya.

"Apalah nasib jomblo Ra. Belum ada yang siapin sarapan." kata Elang memelas. Aira terkekeh melihat wajah konyol Elang.

"Ya sudah mas. Kita sarapan dulu saja."

"Oke my princes." Elang tersenyum hangat.

'Jangan senyum begitu mas. Kamu tahu nggak sih kalau senyummu itu bisa saja berbahaya bagi jantung orang.' Aira. Jantungnya sendiri sudah berdebar sejak tadi. Bertahanlah sebentar lagi jantungku sayang.

Aira segera menundukkan wajahnya. Setiap berdekatan dengan Elang Aira selalu gagal mengontrol mimik wajahnya. Wajahnya seperti memiliki kemauan sendiri untuk merespon apa yang terjadi. Sekilas semburat merah terlihat di pipi putihnya.

hening....

Elang melirik ke arah Aira. Gadis itu tidak seperti biasanya. Ada awan hitam yang sepertinya menyelimutinya. Tapi Elang tidak mungkin mendesak Aira untuk memberitahu alasannya. Dia belum begitu mengenal gadis di sampingnya.

"Mau sarapan nasi uduk?" tanya Elang ketika melihat gerobak nasi uduk di pinggir jalan. Bisa saja dia mengajak Aira makan di kafe bahkan restoran, tapi melihat gadis sederhana di sampingnya sepertinya akan lebih nyaman jika makan di tempat seperti yang dia usulkan.

"Boleh mas. Disitu enak. Udah lama juga." mata Aira berbinar senang. Elang tersenyum melihat ekspresi Aira. Dia merasa tepat membawa Aira ke tempat itu.

Mobil Elang menepi. Elang dan Aira segera keluar. Aira segera memesan dua porsi beserta minumannya untuk mereka berdua. Sedangkan Elang langsung duduk di bangku yang disediakan.

"Eh mbak Aira. Lama nggak mampir." sapa sang penjual nasi uduk yang sepertinya sudah akrab dengan Aira.

"Iya mang Dadang. Kamaren-kemaren sibuk. Hehehe."

"Eh datangnya sama mas ganteng to?" tanya Dadang saat mengantar pesanan Aira. "Pacarnya ya mbak?"

"Mang Dadang apa-apaan sih! Bukan mang. Cuma teman." Aira melirik Elang dengan perasaan tidak enak. Mencoba melihat ekspresi laki-laki tampan yang duduk tenang di sampingnya.

"Mbak Aira hebat ya! Temannya ganteng-ganteng." mang Dadang ingat jika Aira beberapa kali datang bersama dengan Juna, Wildan atau Ridwan. Elang menjadi masam mendengar pernyataan mang Dadang.

'Dengan siapa Aira biasa makan disini? ' Elang.

"Mang Dadang bisa aja." Aira segera menyantap nasi uduknya. Sedangkan mang Dadang kembali sibuk melayani pelanggan yang lain.

"Kamu biasa makan disini Ra?"

"Kalau nggak sempat sarapan di rumah aja sih." Elang mengernyit heran. Bukankah jika sarapan di jalan seperti ini malah semakin menghabiskan waktu.

"Nanti aku jemput ya." kata Elang saat mereka sudah melanjutkan perjalanan mereka.

"Jemput?"

"Iya. Nanti aku jemput kalau mau ke AMT. Hari ini jadwalnya ambil kan."

"Emm. Maaf mas. Aku sudah janjian sama teman. Kan uangnya juga buat rumah baca. Jadi kalau diambil sendiri tidak enak sama yang lain."

"Baiklah. Ngomong-ngomong sekolah kamu mana Ra?"

"Oh iya. Sampek lupa aku. SMA Bakti Nusa mas."

"Kebetulan sekali. Mas dulu juga sekolah di sana."

"Oh ya?!"

"He'em. Pak Bandi masih disana Ra?"

"Masih mas. Masih jadi setannya gerbang." Aira dan Elang terkekeh mengingat sosok guru mereka yang memiliki kepala botak sepeti bola pingpong yang setiap hari berjaga di gerbang sekolah. Aira melirik jam digital di audio mobil Elang.

"Masih ada lima belas menit lagi. Sempat kok." Elang mengerti pikiran Aira. "Maafin mas ya, ngajak sarapan kamu dulu tadi."

"Nggak usah ngerasa bersalah mas. Aira sudah biasa telat soalnya. Aira yang nggak enak sama mas. Mas bisa telat nanti masuk kantor."

"Nggak usah dipikirkan." sekali lagi Aira merasakan tangan hangat laki-laki itu mengusap kepalanya.

deg...

Apa-apaan ini? Kenapa jantungku berdebar lagi. Aira

Aira segera turun setelah mengucapkan terima kasih pada sang penyelamatnya pagi ini. Banyak siswa yang melihat Aira turun dari mobil mewah itu. Mereka bertambah heran saat melihat Aira melambaikan tangannya pada sang pemilik mobil sebelum mobil itu melaju.

Kalimat-kalimat nyinyir langsung didengar Aira saat itu juga. Aira menggelengkan kepalanya agar dia tidak terpancing emosi. Biarkan saja mereka dengan segala pemikirannya.

Aira mendengar jelas banyak kata-kata miring mengenai dirinya tadi. Ada yang berkata Aira sombonglah, sok jual mahal lah, Ganjenlah, sampai yang bikin panas, simpanan Om-om. Aira tidak habis fikir, dari mana mereka mendapatkan kesimpulan mereka. Mereka bahkan tidak melihat siapa yang mengantar Aira tadi. Elang sangat tidak cocok dipanggil Om.

Maha benar kamu Netizen. Terserah mau nyinyir kayak apa. Aira sudah sering masuk dalam obrolan gosip di akun admin lambe yang suka nyinyir ngurusin urusan orang. Sudah kebal rasanya telinga Aira mendengar Kalimat-kalimat nylekit dari bibir-bibir tipis biang gosip.

Ya sudahlah. Biarkan saja. Asal mereka bahagia dengan hoby unfaedah mereka. Hanya satu kata yang bisa Aira sampaikan. TERSERAH.

Aira berjalan santai menuju kelasnya. Membiarkan bisik-bisik tetangga menggema ke seluruh penjuru sekolah. Dia bisa apa. Di dunia modern ini semua bisa menyebar dengan cepat.

"Ada apa lagi Ra?" Juna yang datang langsung merangkul pundak Aira. Aira pun melakukan hal yang sama.

"Biasa. Artis kan gitu. Ada hal menarik sedikit saja langsung booming beritanya." jawab Aira enteng. Dia memang seperti itu. Mengentengkan anggapan orang lain.

Aira sadar betul jika interaksi dengan Juna akan menambah bumbu pada sarapan panas para penikmat berita ghibah itu. Tapi apa pedulinya. Selagi tidak merugikan dirinya itu tidak masalah.

Memangnya Siapa yang berani mengusik ketenangan Aira Salsabila Raharja. Atlet Silat no satu sekolah yang dua tahun berturut-turut selalu menyumbangkan emas pada sekolah dalam acara PORSENI antar SMA se Provinsi.

Belum lagi melihat siapa saja yang berdiri di belakang Aira. Juna sang idola para gadis yang merupakan the most Wanted nya SMA Bakti Nusa. Ridwan dan Wildan yang tak kalah pamor dari Juna. Belum lagi Mikaila, anak dari pemilik yayasan juga berdiri mendukung Aira. Siapa yang berani menyinggung mereka berlima.

Sebenarnya, Aira dan teman-temannya terkenal di sekolah sebagai kelompok yang paling ditakuti dan juga di kagumi. Walaupun mereka terkenal suka membolos dan telat, paling sering berurusan dengan guru BP, tapi tidak memudarkan keirian siswa yang lain untuk dapat masuk menjadi salah satu anggota dari "Berandal Sekolah."

****

Author : Om Elang anterin aku juga dong. 😅

Elang : Ngajak gelut Thor? 😤

Author : Maap Maap. Akoh kan cuma niruin temennya Aira😏

Aira : Aku nggak punya teman tukang nyinyir Thor 🙄

Author : Ya udah deh maap maap. Akoh salah kamar kayaknya...🤐

Aira : Balik sini Thor! Apa maksud kamu? 😡

Author : Jurus langkah seribu! Lariiiiiii 🏃‍♀🏃‍♀🏃‍♀🏃‍♀🏃‍♀🏃‍♀

*

*

*

...Maaf Typo 🙏 bertebaran...

...Terima kasih udah nyempetin...

...baca karyaku 😘...

Episodes
1 Bab 1. Aira
2 Bab 2. Aku Anak Siapa?
3 Bab 3. Terpesona
4 Bab 4. Pemilik Perusahaan
5 Bab 5. Misi Penyelamatan
6 Bab 6. Bantuan Seseorang
7 Bab 7. Pertemuan Tak Terduga
8 Bab 8. Elang Pov
9 Bab 9 Mangsa Yang Tak Empuk
10 Bab 10. Menjadi Ratu Lalat
11 Bab 11. Masih Ratu Lalat
12 Bab 12. Nyaman
13 Bab 13. Seorang Manager
14 Bab 14. Gagal Bertemu
15 Bab 15 Rahasia Untuk Dibongkar
16 Bab 16. Aura Menakutkan Aira
17 Bab 17. Semangkok Bakso Mercon
18 Bab 18. Antara Aira Dan Juna
19 Bab 19. Keluarga Besar Raharja
20 Bab 20. Buanglah Semua Masalahmu
21 Bab 21. Perasaan Yang Membingungkan
22 Bab 22. Hukuman Aira
23 Bab 23. Lagi-lagi Terpesona
24 Bab 24. Menjadi Artis
25 Bab 25. Menolak Tawaran
26 Bab 26. Satu Paket Komplit
27 Bab 27. Sudah Terlalu Biasa
28 Bab 28. Pemilik Hati
29 Bab 29. Tembakan Masih Gagal
30 Bab 30. Camping Part 1
31 Bab 31. Camping Part 2
32 Bab 32. Waktu Yang Sama, Tempat Yang Berbeda
33 Bab 33. Camping Part 3
34 Bab 34. Camping Part 4
35 Bab 35. Camping Part 5
36 Bab 36. Camping Part 6
37 Bab 37 . Firasat
38 Bab 38. Akhir Camping Untuk Aira
39 Bab 39. Akhir Camping Untuk Semuanya
40 Bab 40. Perintah Elang
41 Bab 41. Hubungan Baru, Anggota Baru
42 Bab 42. Kehancuran Bela
43 Bab 43. Kalian Siapa?
44 Bab 44. Bahagia Itu Sederhana
45 Bab 45. Pacar Saya
46 Bab 46. Melangkah Bersama
47 Bab 47. Pertemuan Keluarga
48 Bab 48 Liburan
49 Bab 49. Vila Keluarga Mahes
50 Bab 50. Bolos Sekolah Yang Menyenangkan
51 Bab 51. Juna Dan Melati
52 Bab 52. Cemburumu Itu Lucu, Mas!
53 Bab 53. Cewek VS Cewek
54 Bab 54. Misi Para Cewek
55 Bab 55. Gara-gara GPS
56 Bab 56. Malam Minggu Seru
57 Bab 57. Hari Terakhir Liburan
58 Bab 58. Memori Of Berandals Sekolah
59 Bab 59. Membungkam Para Pecinta Laba
60 Bab 60. Rival Di Lapangan
61 Bab 61. Memperbaiki Momen Yang Tidak Sesuai
62 Bab 62. Ritual Pelepasan Gelar
63 Bab 63. Perpisahan Yang Indah
64 Bab 64. Permintaan Yang Sulit
65 Bab 65. Dibawa Pergi
66 Bab 66. Masih Belum Bisa Menerima (Elisya)
67 Bab 67. Masih Belum Bisa Menerima (Elang)
68 Bab 68. Terhubung Dengan Rumit
69 Bab 69. Jones Dan Nyonya Jones
70 Bab 70. Juna Cemburu
71 Bab 71. Lamaran Dadakan
72 Bab 72. Ketakutan Arka
73 Bab 73. Identik
74 Bab 74. Dunia Mikaila
75 Bab 75. Bertemu Lagi Denganmu
76 Bab 76. Menjadi Stalker 1
77 Bab 77. Menjadi Stalker 2
78 Bab 78. Kebenaran
79 Bab 79. Aira Yang Sebenarnya
80 Bab 80. Dia Memang Cantik Sejak Dulu
81 Bab 81. Binar Kerinduan Yang Aneh
82 Bab 82. Kebuncinan Arka
83 Bab 83. Dinner Romantis Yang Terganti
84 Bab 84. Siapa Kalian Sebenarnya?
85 Bab 85. Jati Diri
86 Bab 86. Rencana Arka
87 Bab 87. Perbincangan Antar Perempuan
88 Bab 88. Selamat Tinggal Masa Lalu Yang Indah
89 Bab 89. Berusaha Merelakan
90 Bab 90. Pedro Itu....
91 Bab 91. Pertengkaran
92 Bab 92. Permintaan Naira
93 Bab 93. Dunia Mikaila 2
94 Bab 94. Naira Sudah Pintar
95 Bab 95. Kecelakaan Lagi
96 Bab 96. Anak Siapa?
97 Bab 97. Kecelakaan Lima Tahun Lalu
98 Bab 98. Rasa Yang Masih Sama
99 Bab 99. Keputusan Aira
100 Bab 100. Ide Naira
101 Bab 101. Meminta Kembali
102 Bab 102. Misi Penyelamatan
103 Bab 103. Artis Naik Daun
104 Bab 104. Frans Raimond
105 Bab 105. Jadi Bundanya Nai Saja
106 Bab 106. Marry With Me, Please....
107 Bab 107. Akhirnya Menikah Juga
108 Bab 108. Jumpa Pers
109 Bab 109. Dasar Penjilat
110 Bab 110. Di Dalam Kamar Pengantin Yang Indah
111 Bab 111. Suatu Kebanggaan
112 Bab 102. Bunda, Mana Adik Nai?
113 Bab 113. Perbincangan Antara Laki-laki
114 Bab 114. Keberuntungan Dan Kesialan
115 Bab 115. Juna And Melati's Day
116 Bab 116. Prosesi Pernikahan
117 Bab 117. Pengantin Panas VS Pengantin Hangat
118 Bab 118. Kisah Dalam Penjara 1
119 Bab 119. Kisah Dalam Penjara 2
120 Bab 120. Dasar Laki-laki Tidak Peka
121 Bab 121. Tentang Frans
122 Bab 122. Gosip Pembawa Masalah
123 Bab 123. Wildan Dan Mikaila
124 Bab 124. Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
125 Bab 125. Apakah Aku Tidak Boleh Merindukan Suamiku?
126 Bab 126. Pesta Rujak Buah Ibu Muda
127 Bab 127. Rencana Honeymoon
128 Bab 128. Aku Nggak Mau Jadi Badut
129 Bab 129. Janji Elang
130 Bab 130. Balas Dendam Little Baby
131 Bab 131. Wanita Hamil Selalu Benar
132 Bab 132. Inilah Cinta Sejati, Yang Bukan Obsesi
133 Bab 133. Macam-macam Rasa Cinta
134 Bab Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Aira
2
Bab 2. Aku Anak Siapa?
3
Bab 3. Terpesona
4
Bab 4. Pemilik Perusahaan
5
Bab 5. Misi Penyelamatan
6
Bab 6. Bantuan Seseorang
7
Bab 7. Pertemuan Tak Terduga
8
Bab 8. Elang Pov
9
Bab 9 Mangsa Yang Tak Empuk
10
Bab 10. Menjadi Ratu Lalat
11
Bab 11. Masih Ratu Lalat
12
Bab 12. Nyaman
13
Bab 13. Seorang Manager
14
Bab 14. Gagal Bertemu
15
Bab 15 Rahasia Untuk Dibongkar
16
Bab 16. Aura Menakutkan Aira
17
Bab 17. Semangkok Bakso Mercon
18
Bab 18. Antara Aira Dan Juna
19
Bab 19. Keluarga Besar Raharja
20
Bab 20. Buanglah Semua Masalahmu
21
Bab 21. Perasaan Yang Membingungkan
22
Bab 22. Hukuman Aira
23
Bab 23. Lagi-lagi Terpesona
24
Bab 24. Menjadi Artis
25
Bab 25. Menolak Tawaran
26
Bab 26. Satu Paket Komplit
27
Bab 27. Sudah Terlalu Biasa
28
Bab 28. Pemilik Hati
29
Bab 29. Tembakan Masih Gagal
30
Bab 30. Camping Part 1
31
Bab 31. Camping Part 2
32
Bab 32. Waktu Yang Sama, Tempat Yang Berbeda
33
Bab 33. Camping Part 3
34
Bab 34. Camping Part 4
35
Bab 35. Camping Part 5
36
Bab 36. Camping Part 6
37
Bab 37 . Firasat
38
Bab 38. Akhir Camping Untuk Aira
39
Bab 39. Akhir Camping Untuk Semuanya
40
Bab 40. Perintah Elang
41
Bab 41. Hubungan Baru, Anggota Baru
42
Bab 42. Kehancuran Bela
43
Bab 43. Kalian Siapa?
44
Bab 44. Bahagia Itu Sederhana
45
Bab 45. Pacar Saya
46
Bab 46. Melangkah Bersama
47
Bab 47. Pertemuan Keluarga
48
Bab 48 Liburan
49
Bab 49. Vila Keluarga Mahes
50
Bab 50. Bolos Sekolah Yang Menyenangkan
51
Bab 51. Juna Dan Melati
52
Bab 52. Cemburumu Itu Lucu, Mas!
53
Bab 53. Cewek VS Cewek
54
Bab 54. Misi Para Cewek
55
Bab 55. Gara-gara GPS
56
Bab 56. Malam Minggu Seru
57
Bab 57. Hari Terakhir Liburan
58
Bab 58. Memori Of Berandals Sekolah
59
Bab 59. Membungkam Para Pecinta Laba
60
Bab 60. Rival Di Lapangan
61
Bab 61. Memperbaiki Momen Yang Tidak Sesuai
62
Bab 62. Ritual Pelepasan Gelar
63
Bab 63. Perpisahan Yang Indah
64
Bab 64. Permintaan Yang Sulit
65
Bab 65. Dibawa Pergi
66
Bab 66. Masih Belum Bisa Menerima (Elisya)
67
Bab 67. Masih Belum Bisa Menerima (Elang)
68
Bab 68. Terhubung Dengan Rumit
69
Bab 69. Jones Dan Nyonya Jones
70
Bab 70. Juna Cemburu
71
Bab 71. Lamaran Dadakan
72
Bab 72. Ketakutan Arka
73
Bab 73. Identik
74
Bab 74. Dunia Mikaila
75
Bab 75. Bertemu Lagi Denganmu
76
Bab 76. Menjadi Stalker 1
77
Bab 77. Menjadi Stalker 2
78
Bab 78. Kebenaran
79
Bab 79. Aira Yang Sebenarnya
80
Bab 80. Dia Memang Cantik Sejak Dulu
81
Bab 81. Binar Kerinduan Yang Aneh
82
Bab 82. Kebuncinan Arka
83
Bab 83. Dinner Romantis Yang Terganti
84
Bab 84. Siapa Kalian Sebenarnya?
85
Bab 85. Jati Diri
86
Bab 86. Rencana Arka
87
Bab 87. Perbincangan Antar Perempuan
88
Bab 88. Selamat Tinggal Masa Lalu Yang Indah
89
Bab 89. Berusaha Merelakan
90
Bab 90. Pedro Itu....
91
Bab 91. Pertengkaran
92
Bab 92. Permintaan Naira
93
Bab 93. Dunia Mikaila 2
94
Bab 94. Naira Sudah Pintar
95
Bab 95. Kecelakaan Lagi
96
Bab 96. Anak Siapa?
97
Bab 97. Kecelakaan Lima Tahun Lalu
98
Bab 98. Rasa Yang Masih Sama
99
Bab 99. Keputusan Aira
100
Bab 100. Ide Naira
101
Bab 101. Meminta Kembali
102
Bab 102. Misi Penyelamatan
103
Bab 103. Artis Naik Daun
104
Bab 104. Frans Raimond
105
Bab 105. Jadi Bundanya Nai Saja
106
Bab 106. Marry With Me, Please....
107
Bab 107. Akhirnya Menikah Juga
108
Bab 108. Jumpa Pers
109
Bab 109. Dasar Penjilat
110
Bab 110. Di Dalam Kamar Pengantin Yang Indah
111
Bab 111. Suatu Kebanggaan
112
Bab 102. Bunda, Mana Adik Nai?
113
Bab 113. Perbincangan Antara Laki-laki
114
Bab 114. Keberuntungan Dan Kesialan
115
Bab 115. Juna And Melati's Day
116
Bab 116. Prosesi Pernikahan
117
Bab 117. Pengantin Panas VS Pengantin Hangat
118
Bab 118. Kisah Dalam Penjara 1
119
Bab 119. Kisah Dalam Penjara 2
120
Bab 120. Dasar Laki-laki Tidak Peka
121
Bab 121. Tentang Frans
122
Bab 122. Gosip Pembawa Masalah
123
Bab 123. Wildan Dan Mikaila
124
Bab 124. Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
125
Bab 125. Apakah Aku Tidak Boleh Merindukan Suamiku?
126
Bab 126. Pesta Rujak Buah Ibu Muda
127
Bab 127. Rencana Honeymoon
128
Bab 128. Aku Nggak Mau Jadi Badut
129
Bab 129. Janji Elang
130
Bab 130. Balas Dendam Little Baby
131
Bab 131. Wanita Hamil Selalu Benar
132
Bab 132. Inilah Cinta Sejati, Yang Bukan Obsesi
133
Bab 133. Macam-macam Rasa Cinta
134
Bab Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!