Bab 2. Aku Anak Siapa?

✳️Keluarga adalah dimana kita merasa nyaman akan kehadirannya. Saling mengasihi dan menyayangi adalah yang paling utama dalam suatu keluarga✳️

Pagi ini Aira sudah siap untuk berangkat sekolah. Rambut yang dikuncir kuda, lengkap dengan topi yang sengaja di arahkan ke belakang. Ranselnya juga sudah dia pakai di balik punggungnya.

Aira bersenandung sambil menuruni anak tangga untuk berkumpul dengan keluarganya yang sedang sarapan.

"Pagi Mam." sapa Aira sambil mencium pipi Amira.

"Pagi sayang."

"Pagi Pih." Aira mencium pipi Andra.

"Hem."

"Pagi kak." Aira mencium pipi Safna.

"Pagi dek. Sini sarapan dulu."

"Oke kak. Mam hari ini Salsa sarapan roti aja. Udah telat nih." kata Aira sambil mengambil roti isi yang ada piring.

"Ini masih pukul setengah tujuh dek. Masih ada waktu." Kata Safna setelah melihat arloji mahal yang melingkar di tangannya.

"Iya kak. Hari ini Salsa lupa belum nyalin catatan kemaren. Jadi harus berangkat pagi. Karena... "

"Itu akibat kamu terlalu malas. Contohlah kakak kamu. Mana pernah dia ceroboh dan menghabiskan waktu sia-sia." Andra memotong perkataan Aira. Padahal Aira mau menjelaskan bahwa dia tidak mencatat kemarin karena dialah yang menulis di papan tulis, karena guru mapelnya rapat dan sekretaris kelas tidak masuk.

"Tapi Pi itu kemarin Salsa... "

"Kebanyakan alasan! Sudah! Papi jadi tidak nafsu makan." kata Andra, lalu Andra meninggalkan meja makan dengan menyentakkan sendoknya pada piring sehingga menghasilkan bunyi yang keras.

"Mam. Salsa juga selesai." Aira segera meletakkan separuh roti isinya ke atas priringnya, kemudian mengambil tas yang tadi dia letakkan di kursi kosong sebelahnya. Lalu mencium tangan Amira.

"Rotinya dihabiskan dulu sayang"

"Maaf mam. Rotinya hambar" kata sambil Aira berlalu. Sungguh roti isinya seperti tidak ada rasanya pagi itu.

"Salsa, Hati-hati nak."

"Ya Mam."

Kemudian Aira keluar dari rumahnya menuju garasi yang berada d sebelah rumah. Ketika mengetahui Aira menuju garasi, Pak Bowo supir Andra segera mengeluarkan sepeda motor Ninja yang biasa digunakan Aira.

"Terima kasih pak Bowo." kata Aira setelah motor itu berada di depannya.

"Sama-sama Non."

Dinaikinya motor besar berwarna hijau itu. Kemudian Aira langsung menyalakan motor kebanggaannya itu. Aira mendapatkan motor itu dengan susah payah. Awalnya dia akan dibelikan mobil oleh Andra. Tapi dia menolak dan memilih motor. Namun Andra menolak dan tetap membelikan Aira mobil.

Mobil yang merupakan hadiah ulang tahun Aira yang ke enam belas tahun itu malah nganggur di garasi karena Aira menolaknya dan lebih memilih naik angkutan umum.

Akhirnya Andra pun membelikan Aira motor sesuai keinginannya.

Setelah mesin cukup panas, Aira segera memasang helm teropongnya. Membuka kacanya agar memudahkannya bicara pada pak Bowo dan pak Udin yang berjaga di gerbang.

"Pak Bowo. Salsa berangkat dulu ya."

"oke non. Hati-hati non."

Aira tidak menjawab. Dia hanya mengangkat jempolnya sekilas sebagai jawaban sebelum melajukan motornya. Di depan gerbang dia tak lupa menyapa pak Udin sebelum motor itu benar-benar melaju di jalan raya.

'huh. Punya papi, tapi pamitnya pada sopirnya. Sebenarnya siapa Papiku kalau setiap hari aku pamitnya sama pak Bowo dan pak Udin.' Batin Aira.

Memang Aira sudah lama tidak pamit pada Andra saat berangkat sekolah. Karena ada saja masalah yang terjadi. Entah itu Andra yang pergi lebih dulu atau sebaliknya. Safna dan Amira sudah hafal dengan semua itu.

****

Kini Aira sudah sampai di sekolahnya. Motornya segera ia parkirkan. Disana hanya ada beberapa mobil dan motor. Ini memang masih terlalu pagi. Jadi belum banyak siswa yang datang.

Aira segera menuju ke kelasnya untuk mencatat pelajaran kemarin.

"Tumben lo udah disini aja Ra." kata Juna sambil duduk di sebelah Aira.

"Kemarin gue belum nyatet pelajaran. Lupa mau pinjam Lo. Untung aja belum dihapus." jawab Aira tanpa menghentikan aktifitasnya menyalin tulisan di papan tulis ke dalam bukunya.

"Yaelah. Kan bisa nanti juga Ra. Ini kan bukan pelajaran hari ini juga."

"Kalo nggak bisa bantu diem Lo!"

"Ck. Judes amat sih. Ya udah gue dikte aja biar cepat. Sampek mana?" Juna melirik buku Aira. Kemudian mendektekan kalimat yang harus ditulis oleh Aira.

Dengan bantuan Juna, akhirnya tulisan Aira selesai. Dia meregangkan Jari-jari tangannya yang sedikit sakit karena menulis dengan cepat.

"Makasih Na." kata Aira sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Sama-sama." Juna kemudian bangun dari duduknya dan pindah ke kursi di belakangnya. Tempat Juna memang disana. Duduk bersama Wildan. Sedangkan Aira duduk bersama Mikaila.

Tak lama kemudian kelas sudah penuh dengan siswa. Guru pelajaranpun masuk untuk memberi pelajarannya. Dia sedikit memicing melihat ke arah Aira.

"Aira! Memangnya ini di lapangan sampai kamu memakai topi disini!"

"maaf pak. Saya lupa." Aira segera melepas topinya dan menyimpannya di tas.

"Kenapa lo nggak bilang sih Mik kalo gue masih pake topi?"

"Sorry. Gue kan juga baru dateng tadi. Gue juga masih panik."

"Huft. Untung topi gue nggak kesita."

"Udah diam. Dari pada kena tegur lagi sama Pak Bobi" kata Juna langsung menghentikan perbincangan Aira dan Mikaila. Guru yang berada di depan kelas itu sangat tidak menyukai siswa yang mengobrol saat jam pelajarannya.

*****

Di kantin sekolah....

"Eh Rid pesenin gue sekalian dong." kata Juna pada Ridwan yang akan pergi ke kasir.

"Oke!"

"Eh Ra lo sekalian nggak? Keliatan nggak bertenaga gitu. Lo sakit?" Ridwan menyentuh dahi Aira.

Aira sedang badmood hari ini. Dia melipat tangannya di atas meja kantin dan meletakkan kepalanya disana.

"Gue nggak sakit! Ish... jangan pegang-pegang!" Aira menepis tangan Ridwan yang menyentuh dahinya.

"Lo kenapa lagi?" tanya Mikaila. Dia hafal jika sudah seperti itu, Aira pasti sedang ada masalah.

"Emang gue seburuk itu ya?" Aira mengangkat kepalanya dan memandang teman-temannya.

"Maksud lo apa Ra?" tanya Juna.

"Emang gue bodoh banget ya?"

"Bokap lo lagi?" tebak Mikaila.

"Siapa lagi." Aira memutar bola matanya jengah.

"Biarin aja lah. Lagian sejak kapan lo peduli omongan bokap lo?" perkataan Juna membuat Aira berfikir.

Aira selalu memikirkan apa yang dikatakan Andra. Namun sifat Aira yang cuek menyebabkan dia seperti tidak pernah memikirkan perkataan Andra.

Siapa yang tidak sedih jika setiap hari yang dia dengar dari papinya adalah kata-kata yang kasar dan menyudutkannya. Tanpa mau mendengar alasan ataupun pembelaan darinya, Aira selalu saja disalahkan.

Andra tidak pernah menghargai usaha Aira. Sebesar apapun usaha Aira untuk membanggakan papinya tidak pernah dianggap oleh Andra.

Aira memang tidak sepandai Safna yang selalu mendapatkan juara umum di kelas. Namun dia tergolong siswa yang berprestasi di sekolah. Dia sudah belajar dengan sungguh-sungguh, tapi apa boleh buat jika memang hasilnya hanya sebatas itu.

Dia beberapa kali memenangkan lomba silat mewakili sekolahnya dan mendapat juara. Namun itu tidak termasuk hal yang membanggakan bagi Andra.

Kadang Aira berfikir jika lebih baik dia tidak melakukan apapun. Toh apapun yang dilakukannya akan selalu salah di mata Andra.

Untung saja ada Amira dan Safna yang selalu menyemangatinya. Tapi Amira dan Safna juga tidak bisa banyak membantu bila Andra sedang dalam keadaan emosi.

~♡Aira_2♡~

Terimakasih Sudah mampir 😊

Episodes
1 Bab 1. Aira
2 Bab 2. Aku Anak Siapa?
3 Bab 3. Terpesona
4 Bab 4. Pemilik Perusahaan
5 Bab 5. Misi Penyelamatan
6 Bab 6. Bantuan Seseorang
7 Bab 7. Pertemuan Tak Terduga
8 Bab 8. Elang Pov
9 Bab 9 Mangsa Yang Tak Empuk
10 Bab 10. Menjadi Ratu Lalat
11 Bab 11. Masih Ratu Lalat
12 Bab 12. Nyaman
13 Bab 13. Seorang Manager
14 Bab 14. Gagal Bertemu
15 Bab 15 Rahasia Untuk Dibongkar
16 Bab 16. Aura Menakutkan Aira
17 Bab 17. Semangkok Bakso Mercon
18 Bab 18. Antara Aira Dan Juna
19 Bab 19. Keluarga Besar Raharja
20 Bab 20. Buanglah Semua Masalahmu
21 Bab 21. Perasaan Yang Membingungkan
22 Bab 22. Hukuman Aira
23 Bab 23. Lagi-lagi Terpesona
24 Bab 24. Menjadi Artis
25 Bab 25. Menolak Tawaran
26 Bab 26. Satu Paket Komplit
27 Bab 27. Sudah Terlalu Biasa
28 Bab 28. Pemilik Hati
29 Bab 29. Tembakan Masih Gagal
30 Bab 30. Camping Part 1
31 Bab 31. Camping Part 2
32 Bab 32. Waktu Yang Sama, Tempat Yang Berbeda
33 Bab 33. Camping Part 3
34 Bab 34. Camping Part 4
35 Bab 35. Camping Part 5
36 Bab 36. Camping Part 6
37 Bab 37 . Firasat
38 Bab 38. Akhir Camping Untuk Aira
39 Bab 39. Akhir Camping Untuk Semuanya
40 Bab 40. Perintah Elang
41 Bab 41. Hubungan Baru, Anggota Baru
42 Bab 42. Kehancuran Bela
43 Bab 43. Kalian Siapa?
44 Bab 44. Bahagia Itu Sederhana
45 Bab 45. Pacar Saya
46 Bab 46. Melangkah Bersama
47 Bab 47. Pertemuan Keluarga
48 Bab 48 Liburan
49 Bab 49. Vila Keluarga Mahes
50 Bab 50. Bolos Sekolah Yang Menyenangkan
51 Bab 51. Juna Dan Melati
52 Bab 52. Cemburumu Itu Lucu, Mas!
53 Bab 53. Cewek VS Cewek
54 Bab 54. Misi Para Cewek
55 Bab 55. Gara-gara GPS
56 Bab 56. Malam Minggu Seru
57 Bab 57. Hari Terakhir Liburan
58 Bab 58. Memori Of Berandals Sekolah
59 Bab 59. Membungkam Para Pecinta Laba
60 Bab 60. Rival Di Lapangan
61 Bab 61. Memperbaiki Momen Yang Tidak Sesuai
62 Bab 62. Ritual Pelepasan Gelar
63 Bab 63. Perpisahan Yang Indah
64 Bab 64. Permintaan Yang Sulit
65 Bab 65. Dibawa Pergi
66 Bab 66. Masih Belum Bisa Menerima (Elisya)
67 Bab 67. Masih Belum Bisa Menerima (Elang)
68 Bab 68. Terhubung Dengan Rumit
69 Bab 69. Jones Dan Nyonya Jones
70 Bab 70. Juna Cemburu
71 Bab 71. Lamaran Dadakan
72 Bab 72. Ketakutan Arka
73 Bab 73. Identik
74 Bab 74. Dunia Mikaila
75 Bab 75. Bertemu Lagi Denganmu
76 Bab 76. Menjadi Stalker 1
77 Bab 77. Menjadi Stalker 2
78 Bab 78. Kebenaran
79 Bab 79. Aira Yang Sebenarnya
80 Bab 80. Dia Memang Cantik Sejak Dulu
81 Bab 81. Binar Kerinduan Yang Aneh
82 Bab 82. Kebuncinan Arka
83 Bab 83. Dinner Romantis Yang Terganti
84 Bab 84. Siapa Kalian Sebenarnya?
85 Bab 85. Jati Diri
86 Bab 86. Rencana Arka
87 Bab 87. Perbincangan Antar Perempuan
88 Bab 88. Selamat Tinggal Masa Lalu Yang Indah
89 Bab 89. Berusaha Merelakan
90 Bab 90. Pedro Itu....
91 Bab 91. Pertengkaran
92 Bab 92. Permintaan Naira
93 Bab 93. Dunia Mikaila 2
94 Bab 94. Naira Sudah Pintar
95 Bab 95. Kecelakaan Lagi
96 Bab 96. Anak Siapa?
97 Bab 97. Kecelakaan Lima Tahun Lalu
98 Bab 98. Rasa Yang Masih Sama
99 Bab 99. Keputusan Aira
100 Bab 100. Ide Naira
101 Bab 101. Meminta Kembali
102 Bab 102. Misi Penyelamatan
103 Bab 103. Artis Naik Daun
104 Bab 104. Frans Raimond
105 Bab 105. Jadi Bundanya Nai Saja
106 Bab 106. Marry With Me, Please....
107 Bab 107. Akhirnya Menikah Juga
108 Bab 108. Jumpa Pers
109 Bab 109. Dasar Penjilat
110 Bab 110. Di Dalam Kamar Pengantin Yang Indah
111 Bab 111. Suatu Kebanggaan
112 Bab 102. Bunda, Mana Adik Nai?
113 Bab 113. Perbincangan Antara Laki-laki
114 Bab 114. Keberuntungan Dan Kesialan
115 Bab 115. Juna And Melati's Day
116 Bab 116. Prosesi Pernikahan
117 Bab 117. Pengantin Panas VS Pengantin Hangat
118 Bab 118. Kisah Dalam Penjara 1
119 Bab 119. Kisah Dalam Penjara 2
120 Bab 120. Dasar Laki-laki Tidak Peka
121 Bab 121. Tentang Frans
122 Bab 122. Gosip Pembawa Masalah
123 Bab 123. Wildan Dan Mikaila
124 Bab 124. Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
125 Bab 125. Apakah Aku Tidak Boleh Merindukan Suamiku?
126 Bab 126. Pesta Rujak Buah Ibu Muda
127 Bab 127. Rencana Honeymoon
128 Bab 128. Aku Nggak Mau Jadi Badut
129 Bab 129. Janji Elang
130 Bab 130. Balas Dendam Little Baby
131 Bab 131. Wanita Hamil Selalu Benar
132 Bab 132. Inilah Cinta Sejati, Yang Bukan Obsesi
133 Bab 133. Macam-macam Rasa Cinta
134 Bab Pengumuman
Episodes

Updated 134 Episodes

1
Bab 1. Aira
2
Bab 2. Aku Anak Siapa?
3
Bab 3. Terpesona
4
Bab 4. Pemilik Perusahaan
5
Bab 5. Misi Penyelamatan
6
Bab 6. Bantuan Seseorang
7
Bab 7. Pertemuan Tak Terduga
8
Bab 8. Elang Pov
9
Bab 9 Mangsa Yang Tak Empuk
10
Bab 10. Menjadi Ratu Lalat
11
Bab 11. Masih Ratu Lalat
12
Bab 12. Nyaman
13
Bab 13. Seorang Manager
14
Bab 14. Gagal Bertemu
15
Bab 15 Rahasia Untuk Dibongkar
16
Bab 16. Aura Menakutkan Aira
17
Bab 17. Semangkok Bakso Mercon
18
Bab 18. Antara Aira Dan Juna
19
Bab 19. Keluarga Besar Raharja
20
Bab 20. Buanglah Semua Masalahmu
21
Bab 21. Perasaan Yang Membingungkan
22
Bab 22. Hukuman Aira
23
Bab 23. Lagi-lagi Terpesona
24
Bab 24. Menjadi Artis
25
Bab 25. Menolak Tawaran
26
Bab 26. Satu Paket Komplit
27
Bab 27. Sudah Terlalu Biasa
28
Bab 28. Pemilik Hati
29
Bab 29. Tembakan Masih Gagal
30
Bab 30. Camping Part 1
31
Bab 31. Camping Part 2
32
Bab 32. Waktu Yang Sama, Tempat Yang Berbeda
33
Bab 33. Camping Part 3
34
Bab 34. Camping Part 4
35
Bab 35. Camping Part 5
36
Bab 36. Camping Part 6
37
Bab 37 . Firasat
38
Bab 38. Akhir Camping Untuk Aira
39
Bab 39. Akhir Camping Untuk Semuanya
40
Bab 40. Perintah Elang
41
Bab 41. Hubungan Baru, Anggota Baru
42
Bab 42. Kehancuran Bela
43
Bab 43. Kalian Siapa?
44
Bab 44. Bahagia Itu Sederhana
45
Bab 45. Pacar Saya
46
Bab 46. Melangkah Bersama
47
Bab 47. Pertemuan Keluarga
48
Bab 48 Liburan
49
Bab 49. Vila Keluarga Mahes
50
Bab 50. Bolos Sekolah Yang Menyenangkan
51
Bab 51. Juna Dan Melati
52
Bab 52. Cemburumu Itu Lucu, Mas!
53
Bab 53. Cewek VS Cewek
54
Bab 54. Misi Para Cewek
55
Bab 55. Gara-gara GPS
56
Bab 56. Malam Minggu Seru
57
Bab 57. Hari Terakhir Liburan
58
Bab 58. Memori Of Berandals Sekolah
59
Bab 59. Membungkam Para Pecinta Laba
60
Bab 60. Rival Di Lapangan
61
Bab 61. Memperbaiki Momen Yang Tidak Sesuai
62
Bab 62. Ritual Pelepasan Gelar
63
Bab 63. Perpisahan Yang Indah
64
Bab 64. Permintaan Yang Sulit
65
Bab 65. Dibawa Pergi
66
Bab 66. Masih Belum Bisa Menerima (Elisya)
67
Bab 67. Masih Belum Bisa Menerima (Elang)
68
Bab 68. Terhubung Dengan Rumit
69
Bab 69. Jones Dan Nyonya Jones
70
Bab 70. Juna Cemburu
71
Bab 71. Lamaran Dadakan
72
Bab 72. Ketakutan Arka
73
Bab 73. Identik
74
Bab 74. Dunia Mikaila
75
Bab 75. Bertemu Lagi Denganmu
76
Bab 76. Menjadi Stalker 1
77
Bab 77. Menjadi Stalker 2
78
Bab 78. Kebenaran
79
Bab 79. Aira Yang Sebenarnya
80
Bab 80. Dia Memang Cantik Sejak Dulu
81
Bab 81. Binar Kerinduan Yang Aneh
82
Bab 82. Kebuncinan Arka
83
Bab 83. Dinner Romantis Yang Terganti
84
Bab 84. Siapa Kalian Sebenarnya?
85
Bab 85. Jati Diri
86
Bab 86. Rencana Arka
87
Bab 87. Perbincangan Antar Perempuan
88
Bab 88. Selamat Tinggal Masa Lalu Yang Indah
89
Bab 89. Berusaha Merelakan
90
Bab 90. Pedro Itu....
91
Bab 91. Pertengkaran
92
Bab 92. Permintaan Naira
93
Bab 93. Dunia Mikaila 2
94
Bab 94. Naira Sudah Pintar
95
Bab 95. Kecelakaan Lagi
96
Bab 96. Anak Siapa?
97
Bab 97. Kecelakaan Lima Tahun Lalu
98
Bab 98. Rasa Yang Masih Sama
99
Bab 99. Keputusan Aira
100
Bab 100. Ide Naira
101
Bab 101. Meminta Kembali
102
Bab 102. Misi Penyelamatan
103
Bab 103. Artis Naik Daun
104
Bab 104. Frans Raimond
105
Bab 105. Jadi Bundanya Nai Saja
106
Bab 106. Marry With Me, Please....
107
Bab 107. Akhirnya Menikah Juga
108
Bab 108. Jumpa Pers
109
Bab 109. Dasar Penjilat
110
Bab 110. Di Dalam Kamar Pengantin Yang Indah
111
Bab 111. Suatu Kebanggaan
112
Bab 102. Bunda, Mana Adik Nai?
113
Bab 113. Perbincangan Antara Laki-laki
114
Bab 114. Keberuntungan Dan Kesialan
115
Bab 115. Juna And Melati's Day
116
Bab 116. Prosesi Pernikahan
117
Bab 117. Pengantin Panas VS Pengantin Hangat
118
Bab 118. Kisah Dalam Penjara 1
119
Bab 119. Kisah Dalam Penjara 2
120
Bab 120. Dasar Laki-laki Tidak Peka
121
Bab 121. Tentang Frans
122
Bab 122. Gosip Pembawa Masalah
123
Bab 123. Wildan Dan Mikaila
124
Bab 124. Dua Jiwa Dalam Satu Tubuh
125
Bab 125. Apakah Aku Tidak Boleh Merindukan Suamiku?
126
Bab 126. Pesta Rujak Buah Ibu Muda
127
Bab 127. Rencana Honeymoon
128
Bab 128. Aku Nggak Mau Jadi Badut
129
Bab 129. Janji Elang
130
Bab 130. Balas Dendam Little Baby
131
Bab 131. Wanita Hamil Selalu Benar
132
Bab 132. Inilah Cinta Sejati, Yang Bukan Obsesi
133
Bab 133. Macam-macam Rasa Cinta
134
Bab Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!