11. Isi hati Hafiz

"Di saat Hafiz lihat Mamak nangis," sahut Hafiz.

Ucapan Hafiz membuat air mata Khadijah semakin berderai, Hafiz kembali menghapusnya. "Mamak jangan nangis, Mamak harus bahagia. Mamak harus tersenyum terus," titah Hafiz.

Khadijah hanya sanggup mengangguk sambil terpaksa untuk tersenyum. "Janji sama Hafiz, Mak."

Sungguh, ini adalah pilihan yang sulit bagi Khadijah. Bagaimana ia bisa tersenyum di saat melihat putranya kesakitan seperti itu? Akan tetapi, untuk membuat Hafiz tidak kecewa, Khadijah memberikan jari kelingkingnya sebagai pertanda untuk janji kepada putranya.

"Mak, gimana pun hasilnya nanti. Percayalah, Hafiz sangat menyayangi Mamak."

"Hafiz ngomong apa, Nak? Hafiz harus sembuh, Hafiz nggak boleh ngomong begitu."

"Mak, kalau Mamak sudah nggak sanggup hidup dengan Ayah, lepasin saja Ayah, Mak. Riska pasti bisa mengerti. Sudah cukup sakit yang Mamak derita selama ini!"

"Hafiz, kamu ngomong apa, Sayang? Ayah sama Mamak baik-baik saja, kami akan selalu bersama membesarkan anak-anak Mamak yang hebat ini."

"Hafiz tahu semuanya, Mak. Hafiz sudah besar, Hafiz tahu apa yang terjadi selama ini."

Khadijah terdiam, rupanya anaknya mengetahui sakit yang ia pendam selama ini. "Kamu jangan banyak bicara lagi ya, sekarang sebaiknya kamu tidur."

"Hafiz takut tidur, Mak. Hafiz takut nggak bisa melihat senyum Mamak lagi."

"Jangan buat Mamak sedih, Nak." Khadijah berusaha susah payah menahan tangisannya.

Hafiz memilih untuk tersenyum sambil memeluk ibunya sampai ia tertidur. Infus yang terpasang di tubuhnya sangatlah perih, namun ia tidak ingin membuat ibunya sedih melihat kesakitan dirinya.

***

Tiga hari sudah Hafiz di rumah sakit, dokter mengatakan jika kondisinya mulai membaik. Hafiz juga sudah mau makan, hanya saja hasil tes darahnya belum keluar.

"Dok, bagaimana anak saya?"

"Siang nanti hasil tes nya keluar, tunggu sebentar ya, Bu ..."

Khadijah pun mengangguk, melihat putranya sudah mau makan saja dia sudah amat senang. Perkembangan Hafiz lumayan pesat beberapa hari ini. Hal itu membuatnya juga berselera makan sampai-sampai ia selalu memesan nasi bungkus pada Malik untuk di bawa ke rumah sakit.

"Assalamu'alaikum," ucap seorang laki-laki yang amat ia cintai sambil membawa dua bungkus nasi.

"Bagaimana kabar Hafiz?"

"Hafiz baik-baik saja kok, Yah, 'kan Hafiz anak Ayah sama Mamak," celetuk Hafiz sambil tersenyum.

"Iya dong, Hafiz itu kebanggaan Ayah." Malik menimpalinya sambil mendekat ke arah putranya.

"Riska dimana, Yah? Kok nggak di ajak? Hafiz rindu sama Riska."

"Riska juga rindu sama kamu, tapi ini 'kan rumah sakit, nggak baik untuknya. Kamu lekas sembuh, biar bisa jumpa dengan Riska lagi."

"Yah, kalau Hafiz nggak sempat jumpa dengan Riska, sampaikan salam sayang Hafiz untuknya ya ..."

"Memangnya kamu mau kemana?"

"Ke istana, jauh pokoknya."

"Biar Ayah saja yang ke istana, Hafiz di sini saja jagain Mamak."

"Ayah yang jagain Mamak, jangan Ayah buat Mamak nangis lagi. Awas kalau Ayah jahatin Mamak, nanti Hafiz pukul."

"Ayah sayang sama Hafiz," Malik memeluk putranya sambil menahan tangis. Belakangan ini Hafiz suka sekali asal bicara membuat Malik berpikir kejauhan tentang putranya.

"Kata dokter hasilnya baru siang nanti keluarnya, Bang." Khadijah memecahkan keheningan, walaupun hatinya juga ikut sakit mendengar percakapan kedua jagoannya tersebut.

Malik mengangguk, "Kamu makanlah dulu, biar Abang yang jaga Hafiz."

"Kenapa nggak Abang dulu yang makan?"

"Abang masih kenyang, lagian kamu harus sehat terus, Dijah."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 1. Kapan Menikah, Jah?
2 2. Kalau Nggak Sabtu Ya Minggu
3 3. Perjodohan
4 4. Suami jadi-jadian
5 5. 10 tahun kemudian...
6 6. Meminjam Ponsel
7 7. Apa kamu bahagia, Dijah?
8 8. Di banding-bandingin
9 9. Janjinya Malik
10 10. Kondisi Hafiz
11 11. Isi hati Hafiz
12 12. Kedatangan Tetangga
13 13. Kepergian Hafiz
14 14. Setelah Hafiz Pergi
15 15. Kencan dengan Tetangga
16 16. Masak Pakai Cinta
17 17. Gotong Royong
18 18. Bergosip
19 19. Lisa mulai Resah
20 20. Curhat dengan Wak Santi
21 21. Keputusan Lisa
22 22. 17-an
23 23. Pertanyaan Wak Lisa
24 24. Setelah Usai
25 25. Ingin Jualan
26 26. Lontong Medan
27 27. Bunuh Diri
28 28. Adelia
29 29. Kambuh Lagi
30 30. Kamar 130
31 31. Lupa anak bini
32 32. Di hotel
33 33. Pulang
34 34. Alasan Baru
35 35. Nikah yuk, Bang!
36 36. Turun Jabatan
37 37. Firasat Istri
38 38. Menjumpai Bang Kus!
39 39. Mari kita bermain!
40 40. Ketahuan
41 41. Pulangkan Dijah, Bang!
42 42. Bertengkar
43 43. Pergi ...
44 44. Kedatangan Mertua
45 45. SAH
46 46. Bertemu teman lama
47 47. Kemarahan Riska
48 48. Pak Tua Kodir
49 49. Ribut
50 50. Bertemu Kembali
51 51. Keputusan Dijah
52 52. Penyesalan Malik
53 53. Cerita dengan Wak Santi
54 54. Alasannya apa?
55 55. Pertengkaran
56 56. Del, kamu sudah gila?
57 57. Kepergian Adelia
58 Pengumuman!
59 58. Beberapa bulan kemudian ...
60 59. Dia putranya Abang!
61 60. Telpon, enggak ...
62 61. Sedang apa kamu di sini?
63 62. Mempermalukan Adelia
64 63. Usai kepergian Adelia
65 64. Mengancam Malik
66 65. Insiden ...
67 66. Gila!
68 67. Mengetahui kondisi Khadijah
69 68. Kekesalan Malik
70 69. Menyamar
71 70. Meninggal
72 71. Rumah duka
73 72. Pesan untuk Riska
74 73. Membunuh Adelia
75 74. End
76 75. Bonchap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Kapan Menikah, Jah?
2
2. Kalau Nggak Sabtu Ya Minggu
3
3. Perjodohan
4
4. Suami jadi-jadian
5
5. 10 tahun kemudian...
6
6. Meminjam Ponsel
7
7. Apa kamu bahagia, Dijah?
8
8. Di banding-bandingin
9
9. Janjinya Malik
10
10. Kondisi Hafiz
11
11. Isi hati Hafiz
12
12. Kedatangan Tetangga
13
13. Kepergian Hafiz
14
14. Setelah Hafiz Pergi
15
15. Kencan dengan Tetangga
16
16. Masak Pakai Cinta
17
17. Gotong Royong
18
18. Bergosip
19
19. Lisa mulai Resah
20
20. Curhat dengan Wak Santi
21
21. Keputusan Lisa
22
22. 17-an
23
23. Pertanyaan Wak Lisa
24
24. Setelah Usai
25
25. Ingin Jualan
26
26. Lontong Medan
27
27. Bunuh Diri
28
28. Adelia
29
29. Kambuh Lagi
30
30. Kamar 130
31
31. Lupa anak bini
32
32. Di hotel
33
33. Pulang
34
34. Alasan Baru
35
35. Nikah yuk, Bang!
36
36. Turun Jabatan
37
37. Firasat Istri
38
38. Menjumpai Bang Kus!
39
39. Mari kita bermain!
40
40. Ketahuan
41
41. Pulangkan Dijah, Bang!
42
42. Bertengkar
43
43. Pergi ...
44
44. Kedatangan Mertua
45
45. SAH
46
46. Bertemu teman lama
47
47. Kemarahan Riska
48
48. Pak Tua Kodir
49
49. Ribut
50
50. Bertemu Kembali
51
51. Keputusan Dijah
52
52. Penyesalan Malik
53
53. Cerita dengan Wak Santi
54
54. Alasannya apa?
55
55. Pertengkaran
56
56. Del, kamu sudah gila?
57
57. Kepergian Adelia
58
Pengumuman!
59
58. Beberapa bulan kemudian ...
60
59. Dia putranya Abang!
61
60. Telpon, enggak ...
62
61. Sedang apa kamu di sini?
63
62. Mempermalukan Adelia
64
63. Usai kepergian Adelia
65
64. Mengancam Malik
66
65. Insiden ...
67
66. Gila!
68
67. Mengetahui kondisi Khadijah
69
68. Kekesalan Malik
70
69. Menyamar
71
70. Meninggal
72
71. Rumah duka
73
72. Pesan untuk Riska
74
73. Membunuh Adelia
75
74. End
76
75. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!