8. Di banding-bandingin

"Biar Dijah saja yang ambilkan bajunya, Bang."

Malik menoleh, ia pun mengangguk dan duduk di pinggir kasurnya. "Kamu dari mana saja, Jah?"

"Jemur baju di belakang, mumpung harinya panas."

"Kok nggak bilang abah sama emak datang? Kamu sengaja ya?"

"Maksudnya? Dijah nggak ngerti, Bang. Dijah juga nggak tahu abah sama emak datang. Tiba-tiba sudah di depan rumah saja. Abang nggak suka ya Abah datang?"

"Bukan nggak suka, tapi masalahnya Abang mau ngajak Lily jalan."

"A--apa?"

"Jangan salah paham, cuma jalan doang."

"Kenapa nggak ngajak Dijah saja, Bang? Abang malu karena Dijah gendut dan jelek?"

"Kamu itu nggak gendut, badan kamu sudah pas. Wajahmu juga cantik, jadi jangan merendah begitu."

"Cantikan mana sama Lily?"

"Cantikan kamu, tapi Abang lagi nyaman sama dia."

Khadijah terdiam, ia tak tahu harus mengatakan apa-apa lagi. Suaminya benar-benar menyakitinya sampai-sampai air mata itu lolos begitu saja.

"Kamu nangis? Hei! Apa Abang salah bicara sampai membuat kamu nangis?"

Khadijah berusaha menahan tangisnya, bahkan Malik tidak menyadari letak kesalahannya saat ini. Terkadang ia berpikir, kesalahan apa yang pernah ia lakukan dahulu sampai-sampai memiliki suami seperti Malik ini.

Malik mendekati Khadijah lalu menghapus air matanya, "Jangan nangis, Jah. Nanti ketahuan sama Abah dan Emak. Dikira Abang habis jahatin kamu nanti."

"Ini pakaiannya, Dijah tunggu di luar. Yang lain juga nungguin biar makan bareng."

Khadijah keluar dari kamarnya, matanya langsung di tatap oleh ibunya. "Kamu nangis, Jah?"

"Enggak, Mak."

"Kok sembab?"

"Oh, tadi habis keciprat air deterjen."

"Astaga, ado-ado bae kamu ini."

"Mak, lauk kita apa?" tanya Riska.

"Ayam goreng, kamu sudah lapar ya?"

"Iya, ayah lamo nian di kamar. Apa tidur ya?"

Baru saja Riska ingin menyusulnya, tapi tiba-tiba yang di tunggu pun datang. "Maaf ya, Ayah lama keluar. Tadi Ayah mandi dulu, baju Ayah kotor, Nak."

"Iya!" Singkat Riska sambil kembali ke kursinya.

"Oh iya, mumpung Ayah lagi ingat. Besok kita pergi ke kota!"

"Asyik! Beneran, Yah?"

"Beneran dong, gimana? Kalian senang?"

"Senang, Yah ..."

Kedua anak mereka tersebut bersorak gembira, bahkan keduanya menggoyangkan pinggul sangking bahagianya. Khadijah dan yang lainnya ikut tersenyum bahagia.

"Beneran, Bang?"

"Iya, kita rayain ulang tahun Riska tapi jangan kasih tahu Riska biar jadi kejutan."

Khadijah mengangguk, ia bahagia karena melihat anak-anaknya bahagia. Ia juga bersyukur karena kedatangan orang tuanya membawa berkah bagi keluarganya.

***

Keesokan harinya Malik menepati janjinya, namun saat ini ia sedang ke rumah Wak Santi untuk meminjam mobil. Di wilayah tersebut, hanya Wak Santi yang mempunyai mobil tetapi tidak pelit. Wak Santi juga membuka warung sembako di rumahnya, Malik dan Khadijah pun mengambil jajanan untuk di makan di jalan. Baiknya lagi, Wak Santi menerima bon alias hutang dahulu bayar gajian. Tak sedikit yang mengutang padanya, termasuk Malik.

"Hati-hati di jalan, kalau ngantuk istirahat dulu di pom bensin atau masjid. Jangan di paksain ya, Lik."

"Iya, Wak. Pinjam dulu mobilnya ya, Wak."

"Iya!"

Wak Santi juga di tua-kan di komplek tersebut, itu sebabnya dia tak segan-segan mengomel pada Malik dan yang lainnya. Apalagi usia nya juga terbilang cukup jauh dari pada mereka. Dari PT. Angin Ribut menuju kota harus menempuh empat jam perjalanan, itulah sebabnya Wak Santi memberikan banyak pesan pada mereka.

Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang. Hore!

Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang.

Tangan di goyang-goyang

Pinggul di goyang-goyang

Badan di putar-putar

Hati senang. Hore!

Begitulah nyanyian para anak-anak mereka, terlihat sekali keduanya sangat bahagia sekarang. Khadijah memegang tangan suaminya, "Bahagia sekali mereka," kata Khadijah. Sementara Malik hanya tersenyum sambil mengangguk.

"Kayanya kalian sudah bisa beli mobil nih," goda Bu Maimunah.

"Beli pakai apa toh, Mak? Daun bisa?" Khadijah terkekeh.

"Kamu ini, bukannya di aminkan malah di ledekin. Yo di tabung duit tuh, pasti bisa!"

"Iya ... Iya ... Insya Allah."

Terpopuler

Comments

Uneh Wee

Uneh Wee

itu lki " yg. tak tau diri nyamn sama wNita lain butuh plmpiasan sama istri hadeeuh

2023-06-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kapan Menikah, Jah?
2 2. Kalau Nggak Sabtu Ya Minggu
3 3. Perjodohan
4 4. Suami jadi-jadian
5 5. 10 tahun kemudian...
6 6. Meminjam Ponsel
7 7. Apa kamu bahagia, Dijah?
8 8. Di banding-bandingin
9 9. Janjinya Malik
10 10. Kondisi Hafiz
11 11. Isi hati Hafiz
12 12. Kedatangan Tetangga
13 13. Kepergian Hafiz
14 14. Setelah Hafiz Pergi
15 15. Kencan dengan Tetangga
16 16. Masak Pakai Cinta
17 17. Gotong Royong
18 18. Bergosip
19 19. Lisa mulai Resah
20 20. Curhat dengan Wak Santi
21 21. Keputusan Lisa
22 22. 17-an
23 23. Pertanyaan Wak Lisa
24 24. Setelah Usai
25 25. Ingin Jualan
26 26. Lontong Medan
27 27. Bunuh Diri
28 28. Adelia
29 29. Kambuh Lagi
30 30. Kamar 130
31 31. Lupa anak bini
32 32. Di hotel
33 33. Pulang
34 34. Alasan Baru
35 35. Nikah yuk, Bang!
36 36. Turun Jabatan
37 37. Firasat Istri
38 38. Menjumpai Bang Kus!
39 39. Mari kita bermain!
40 40. Ketahuan
41 41. Pulangkan Dijah, Bang!
42 42. Bertengkar
43 43. Pergi ...
44 44. Kedatangan Mertua
45 45. SAH
46 46. Bertemu teman lama
47 47. Kemarahan Riska
48 48. Pak Tua Kodir
49 49. Ribut
50 50. Bertemu Kembali
51 51. Keputusan Dijah
52 52. Penyesalan Malik
53 53. Cerita dengan Wak Santi
54 54. Alasannya apa?
55 55. Pertengkaran
56 56. Del, kamu sudah gila?
57 57. Kepergian Adelia
58 Pengumuman!
59 58. Beberapa bulan kemudian ...
60 59. Dia putranya Abang!
61 60. Telpon, enggak ...
62 61. Sedang apa kamu di sini?
63 62. Mempermalukan Adelia
64 63. Usai kepergian Adelia
65 64. Mengancam Malik
66 65. Insiden ...
67 66. Gila!
68 67. Mengetahui kondisi Khadijah
69 68. Kekesalan Malik
70 69. Menyamar
71 70. Meninggal
72 71. Rumah duka
73 72. Pesan untuk Riska
74 73. Membunuh Adelia
75 74. End
76 75. Bonchap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Kapan Menikah, Jah?
2
2. Kalau Nggak Sabtu Ya Minggu
3
3. Perjodohan
4
4. Suami jadi-jadian
5
5. 10 tahun kemudian...
6
6. Meminjam Ponsel
7
7. Apa kamu bahagia, Dijah?
8
8. Di banding-bandingin
9
9. Janjinya Malik
10
10. Kondisi Hafiz
11
11. Isi hati Hafiz
12
12. Kedatangan Tetangga
13
13. Kepergian Hafiz
14
14. Setelah Hafiz Pergi
15
15. Kencan dengan Tetangga
16
16. Masak Pakai Cinta
17
17. Gotong Royong
18
18. Bergosip
19
19. Lisa mulai Resah
20
20. Curhat dengan Wak Santi
21
21. Keputusan Lisa
22
22. 17-an
23
23. Pertanyaan Wak Lisa
24
24. Setelah Usai
25
25. Ingin Jualan
26
26. Lontong Medan
27
27. Bunuh Diri
28
28. Adelia
29
29. Kambuh Lagi
30
30. Kamar 130
31
31. Lupa anak bini
32
32. Di hotel
33
33. Pulang
34
34. Alasan Baru
35
35. Nikah yuk, Bang!
36
36. Turun Jabatan
37
37. Firasat Istri
38
38. Menjumpai Bang Kus!
39
39. Mari kita bermain!
40
40. Ketahuan
41
41. Pulangkan Dijah, Bang!
42
42. Bertengkar
43
43. Pergi ...
44
44. Kedatangan Mertua
45
45. SAH
46
46. Bertemu teman lama
47
47. Kemarahan Riska
48
48. Pak Tua Kodir
49
49. Ribut
50
50. Bertemu Kembali
51
51. Keputusan Dijah
52
52. Penyesalan Malik
53
53. Cerita dengan Wak Santi
54
54. Alasannya apa?
55
55. Pertengkaran
56
56. Del, kamu sudah gila?
57
57. Kepergian Adelia
58
Pengumuman!
59
58. Beberapa bulan kemudian ...
60
59. Dia putranya Abang!
61
60. Telpon, enggak ...
62
61. Sedang apa kamu di sini?
63
62. Mempermalukan Adelia
64
63. Usai kepergian Adelia
65
64. Mengancam Malik
66
65. Insiden ...
67
66. Gila!
68
67. Mengetahui kondisi Khadijah
69
68. Kekesalan Malik
70
69. Menyamar
71
70. Meninggal
72
71. Rumah duka
73
72. Pesan untuk Riska
74
73. Membunuh Adelia
75
74. End
76
75. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!