"Biar Dijah saja yang ambilkan bajunya, Bang."
Malik menoleh, ia pun mengangguk dan duduk di pinggir kasurnya. "Kamu dari mana saja, Jah?"
"Jemur baju di belakang, mumpung harinya panas."
"Kok nggak bilang abah sama emak datang? Kamu sengaja ya?"
"Maksudnya? Dijah nggak ngerti, Bang. Dijah juga nggak tahu abah sama emak datang. Tiba-tiba sudah di depan rumah saja. Abang nggak suka ya Abah datang?"
"Bukan nggak suka, tapi masalahnya Abang mau ngajak Lily jalan."
"A--apa?"
"Jangan salah paham, cuma jalan doang."
"Kenapa nggak ngajak Dijah saja, Bang? Abang malu karena Dijah gendut dan jelek?"
"Kamu itu nggak gendut, badan kamu sudah pas. Wajahmu juga cantik, jadi jangan merendah begitu."
"Cantikan mana sama Lily?"
"Cantikan kamu, tapi Abang lagi nyaman sama dia."
Khadijah terdiam, ia tak tahu harus mengatakan apa-apa lagi. Suaminya benar-benar menyakitinya sampai-sampai air mata itu lolos begitu saja.
"Kamu nangis? Hei! Apa Abang salah bicara sampai membuat kamu nangis?"
Khadijah berusaha menahan tangisnya, bahkan Malik tidak menyadari letak kesalahannya saat ini. Terkadang ia berpikir, kesalahan apa yang pernah ia lakukan dahulu sampai-sampai memiliki suami seperti Malik ini.
Malik mendekati Khadijah lalu menghapus air matanya, "Jangan nangis, Jah. Nanti ketahuan sama Abah dan Emak. Dikira Abang habis jahatin kamu nanti."
"Ini pakaiannya, Dijah tunggu di luar. Yang lain juga nungguin biar makan bareng."
Khadijah keluar dari kamarnya, matanya langsung di tatap oleh ibunya. "Kamu nangis, Jah?"
"Enggak, Mak."
"Kok sembab?"
"Oh, tadi habis keciprat air deterjen."
"Astaga, ado-ado bae kamu ini."
"Mak, lauk kita apa?" tanya Riska.
"Ayam goreng, kamu sudah lapar ya?"
"Iya, ayah lamo nian di kamar. Apa tidur ya?"
Baru saja Riska ingin menyusulnya, tapi tiba-tiba yang di tunggu pun datang. "Maaf ya, Ayah lama keluar. Tadi Ayah mandi dulu, baju Ayah kotor, Nak."
"Iya!" Singkat Riska sambil kembali ke kursinya.
"Oh iya, mumpung Ayah lagi ingat. Besok kita pergi ke kota!"
"Asyik! Beneran, Yah?"
"Beneran dong, gimana? Kalian senang?"
"Senang, Yah ..."
Kedua anak mereka tersebut bersorak gembira, bahkan keduanya menggoyangkan pinggul sangking bahagianya. Khadijah dan yang lainnya ikut tersenyum bahagia.
"Beneran, Bang?"
"Iya, kita rayain ulang tahun Riska tapi jangan kasih tahu Riska biar jadi kejutan."
Khadijah mengangguk, ia bahagia karena melihat anak-anaknya bahagia. Ia juga bersyukur karena kedatangan orang tuanya membawa berkah bagi keluarganya.
***
Keesokan harinya Malik menepati janjinya, namun saat ini ia sedang ke rumah Wak Santi untuk meminjam mobil. Di wilayah tersebut, hanya Wak Santi yang mempunyai mobil tetapi tidak pelit. Wak Santi juga membuka warung sembako di rumahnya, Malik dan Khadijah pun mengambil jajanan untuk di makan di jalan. Baiknya lagi, Wak Santi menerima bon alias hutang dahulu bayar gajian. Tak sedikit yang mengutang padanya, termasuk Malik.
"Hati-hati di jalan, kalau ngantuk istirahat dulu di pom bensin atau masjid. Jangan di paksain ya, Lik."
"Iya, Wak. Pinjam dulu mobilnya ya, Wak."
"Iya!"
Wak Santi juga di tua-kan di komplek tersebut, itu sebabnya dia tak segan-segan mengomel pada Malik dan yang lainnya. Apalagi usia nya juga terbilang cukup jauh dari pada mereka. Dari PT. Angin Ribut menuju kota harus menempuh empat jam perjalanan, itulah sebabnya Wak Santi memberikan banyak pesan pada mereka.
Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang. Hore!
Di sini senang di sana senang di mana-mana hatiku senang.
Tangan di goyang-goyang
Pinggul di goyang-goyang
Badan di putar-putar
Hati senang. Hore!
Begitulah nyanyian para anak-anak mereka, terlihat sekali keduanya sangat bahagia sekarang. Khadijah memegang tangan suaminya, "Bahagia sekali mereka," kata Khadijah. Sementara Malik hanya tersenyum sambil mengangguk.
"Kayanya kalian sudah bisa beli mobil nih," goda Bu Maimunah.
"Beli pakai apa toh, Mak? Daun bisa?" Khadijah terkekeh.
"Kamu ini, bukannya di aminkan malah di ledekin. Yo di tabung duit tuh, pasti bisa!"
"Iya ... Iya ... Insya Allah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Uneh Wee
itu lki " yg. tak tau diri nyamn sama wNita lain butuh plmpiasan sama istri hadeeuh
2023-06-08
0