Kini Malik sudah bekerja di PT. Angin Ribut, yaitu sebuah lembaga usaha kelapa sawit swasta. Ia ditempatkan di bagian pabriknya berkat orang dalam. Ya, pamannya yang lain bekerja di tempat tersebut dengan kedudukan yang lumayan tinggi.
Itu sebabnya mereka harus pergi merantau, kebetulan PT tersebut memberikan rumah dinas bagi yang sudah menikah. Lumayan menguntungkan, karena tidak perlu lagi memikirkan kontrak rumah, biaya air dan listriknya karena sudah di fasilitasi oleh perusahaan.
Selama sepuluh tahun ini, semuanya tampak berubah. Entah mereka sudah saling mencintai, atau hanya sekedar menghormati pernikahan mereka.
Khadijah sudah melahirkan empat orang anak, tetapi yang tersisa hanya dua yaitu Hafiz sebagai anak pertamanya dan Riska sebagai anak keempat. Sungguh malang nasib mereka, karena anak keduanya meninggal satu hari setelah ia lahir. Sementara anak ke tiganya meninggal di saat berumur 10 bulan karena mengidap penyakit tipus.
"Bang, mandi dulu! Sebentar lagi air bakal mati," teriak Khadijah sambil menatap jam di dinding. Ya, walaupun semuanya gratis tetapi semuanya harus di jatah. Air dan listrik akan hidup di jam 7 malam sampai dengan 7 pagi saja.
"Iya, anak-anak sudah mandi?"
"Sudah," sahut Khadijah.
Khadijah langsung menyiapkan makan untuk semuanya di depan tv. Anak-anak mereka lebih suka makan sambil menonton tv.
"Mak ... Yah ..." Panggil Hafiz.
"Ada apa, Nak?"
"Liburan ini jalan-jalan ke kota, yuk? Pengen ke mall," lirih Hafiz.
"Boleh, nanti kita pinjam mobil Wak Santi ya ..."
"Asik," sahut keduanya.
Sesederhana itu kebahagiaan mereka yang jauh dari kota. Mereka tinggal di pelosok terdalam saat ini, bahkan sinyal saja harus di dapat saat naik ke dataran yang lebih tinggi walaupun hanya mendapatkan satu atau dua batang saja jika ingin memakai jaringan internet. Akan tetapi jika memakai ponsel tanpa internet alias model jadul, sinyal pun masih bisa di dapatkan.
Khadijah memperhatikan suaminya yang hanya melepaskan ponsel saat anak-anaknya berbicara saja. Ada rasa sakit di dadanya, karena baru saja satu tahun yang lalu ia mendapatkan suaminya sedang berselingkuh.
"Bang," panggil Khadijah.
"Ada apa?"
"Asik banget sih, lagi lihatin apa?"
"Oh, ini ..." Malik langsung menyimpan ponselnya, "Lagi lihatin berita, Jah."
"Siang nanti pulang 'kan, Bang?"
"Kenapa?"
"Biar lauknya agak siangan di masak lagi."
"Ya sudah," kata Malik dengan dinginnya.
Khadijah menghela napasnya, sudah sepuluh tahun mereka hidup bersama. Bahkan dirinya sudah mencintai sang suami, tetapi Malik masih bersikap dingin padanya.
Yang membuat Khadijah bingung, saat di ranjang sang suami terlihat sangat buas padanya. Jika lelaki itu tidak mencintainya, kenapa sangat bernafsu padanya?
***
Matahari telah tenggelam, bintang-bintang bertebaran di atas menghiasi keindahannya. Lebih nikmat lagi jika di barengi dengan secangkir kopi beserta roti di teras rumah.
Khadijah membawakan Malik kopi, saat ia sampai di teras rumahnya rupanya sang suami tidak berada di sana. Hanya ponsel yang tersedia di meja tersebut.
Diam-diam Khadijah memberanikan diri untuk membukanya. Sialnya, ponsel tersebut memiliki pola hingga ia kesusahan saat membukanya.
"Jangan mencoba untuk cari tahu kalau hati kamu nggak sanggup saat melihatnya." Suara bariton tersebut mengagetkan Khadijah.
Khadijah langsung menoleh, ia menaruh kembali ponsel suaminya dengan tangan gemetaran. "Maaf," lirih Khadijah.
"Kamu mau ngapain dengan ponsel Abang?"
"Dijah cuma mau lihat-lihat saja, Bang. Dijah tahu itu salah karena ponsel Abang adalah privasi Abang. Tapi Dijah penasaran karena belakangan ini Abang fokus sekali main ponselnya," ucap Khadijah dengan jujur.
Malik menghela napasnya, "Kamu beneran mau lihat?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Uneh Wee
yah. itu lah ahir nya bila menikah dnggn sepupu. ..bila ada masalah bingung jd nya ..akn hncur semua. nya bila. bertahn sakit di dada
2023-06-08
0
Suhartik Hartik
gitu ya pernikahan semakin tambah konflik semakin tambah ... hanya orang-orang yg kuat imannya yg mampu bertahan....
2023-02-12
3