Gadis cantik satu ini tak juga keluar dari kamarnya, sejak tadi ia hanya mondar-mandir nggak jelas. Jantungnya berdegup kencang, sepertinya kali ini ia sangat percaya diri jika yang di bicarakan tentang perjodohan antara dirinya dengan sepupunya sendiri.
'Tok! 'Tok! 'Tok!
"Dijah!" Teriak Bu Maimunah di balik pintunya.
'Huh, mati aku!' gumam Khadijah.
"Khadijah! Apa kamu tidur? Hei, bangun!"
Khadijah pun membuka pintunya langsung, ia takut jika ibunya malah mendobrak pintu kamarnya. Dulu, sewaktu sekolah ia pernah mengunci pintu dari dalam hingga Bu Maimunah mendobraknya karena Khadijah susah di bangunin padahal hari sudah siang. Ibunya memang wonder women, pikirnya.
'Ceklek!
"Kamu tidur ya?"
"Nggak, Mak ... Cuma tutup mata bentar doang," kilah Khadijah.
"Sudahlah, ayo keluar! Abah sama Emak mau bicara dengan kamu," kata Bu Maimunah pada putrinya.
"Apa nggak bisa besok saja, Bu? Dijah lelah, lesu, letih, lunglai."
"Kamu itu lebay, sudah jangan banyak bantah!"
Akhirnya Khadijah mengikuti ibunya, terlihatlah Pak Rojali sudah duduk di ruang tamu. Sedangkan kedua adiknya sudah di suruh masuk ke kamar masing-masing.
"Ayo, duduk!" Titah Pak Rojali.
Khadijah pun mengangguk, "Adik-adik dimana, Bah?"
"Di kamarnya, mereka sedang belajar."
"Oh," Khadijah ber oh ria sambil memikirkan pembicaraan selanjutnya untuk mengalihkan pembicaraan.
"Dijah, umur kamu sudah berapa?"
"Dua puluh lima tahun, Bah."
"Kamu tahu, di umur segitu di desa kita ini para gadis sudah pada menikah."
"Tapi lihatlah mereka, Bah. Ada yang nikah karena sudah hamidun, ada yang kepergok berduaan di sawah, ada yang ---"
"Siapa yang menyuruhmu membantah?"
"Maaf," lirih Khadijah.
"Abah punya satu permintaan sama kamu," kata Pak Rojali dengan tatapan tajam.
"Apa, Bah?"
"Abah sudah tua, emak juga sama. Kita sudah lama menginginkan cucu, melihatmu bahagia bersama keluarga kecilmu."
"Belum ada yang cocok, Bah ..."
"Bagaimana dengan Farhan?"
"Dijah belum bisa membuka hati Dijah, Bah ..."
"Hm, begitu ..." Pak Rojali pura-pura berpikir, "Lagian kita nggak tahu dalamnya gimana walaupun luarnya tampak alim. Mending yang tampangnya brandal tapi hatinya sangat lembut, iya 'kan Mak?"
"Benar, Bah ..."
Khadijah mulai bingung, "Maksudnya gimana, Bah?"
"Malik!"
"Abah mau menjodohkan Dijah dengan Bang Malik?"
"Kenapa tidak? Lagian kita tahu bibit bebet bobotnya, Jah ... Dia anaknya paman kamu, Abang dari emak."
"Tapi Abah sama Emak tahu sendiri 'kan kalau Bang Malik itu playboy?"
"Nak, laki-laki itu pemilih. Mungkin itu sebabnya dia mengencani banyak wanita agar dia bisa mendapatkan yang terbaik dari yang baik."
"Dijah nggak mau, Bah ... Mak ..."
"Anggap ini permintaan terakhir Abah, ya?"
"Jangan ngomong begitu, Bah ... Umur Abah sama Emak itu panjang. Ini bukan zaman Siti Nurbaya, sekarang sudah modern, Bah ..."
"Jadi kamu nggak mau penuhi permintaan Abah?"
"Bukan begitu, Bah ..." Tetapi saat Khadijah melihat wajah ayahnya yang menjadi murung, Khadijah pun menghela napasnya. "Ya sudah, Dijah mau."
"Alhamdulillah," sahut Pak Rojali dan Bu Maimunah.
Di tempat lain, Pak Anto dan Bu Markonah sedang menunggu kepulangan putranya. Malik memang sering sekali main keluar entah kemana ia pergi dan tanpa berpamitan. Tak lama kemudian, lelaki itu pun pulang.
"Duduk!" Titah Pak Anto.
"Ada apa, Bah?"
"Abah sama Emak mau bicara sama kamu, ini penting."
Malik duduk di kursi yang di pinta ayahnya, perasannya mulai cemas teringat dengan ucapan tadi siang. "Bicara apa sih, Bah? Jangan bilang ini tentang tadi siang?"
"Mumpung kamu sudah berhasil menebak, jadi gimana jawaban kamu?"
"Ini serius, Bah?" Malik semakin tercengang, ia membuang napasnya dengan kasar.
Kemudian Malik menatap ibunya, "Mak, apa-apaan ini? Dijah itu sepupu Malik, nggak boleh ada pernikahan kalau sesama sepupu."
"Emak setuju ..." Malik sudah tersenyum, padahal ibunya menggantungkan ucapannya, "Dengan Abah! Ya, memangnya kenapa kalau Dijah sepupu kamu? Toh kalian beda emak beda bapak. Kalian hanya satu nenek dan kakek saja dari Abah. Lik, Dijah itu anak Sholihah, kamu beruntung mendapatkannya," Lanjut Bu Markonah.
"Tapi Malik nggak cinta sama Dijah, lagian pernikahan itu bukan soal main-main. Masa iya menikah tapi kaya kucing dan tikus?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Uneh Wee
di jodoh kn sama sepupu kya ga ada yg lain apa. emang bisa karna bd bin tp kya nya...gimn gitu cnggung aja
2023-06-08
0
UQies (IG: bulqies_uqies)
udah sampai disini ternyata aku, semangat kak
2023-02-16
0