10. Kondisi Hafiz

Seusai sholat, tiba-tiba Riska masuk ke kamar mereka. "Mamak ..." teriak Riska sambil berlari.

"Ada apa, Nak? Kenapa lari-lari?"

"Bang Hafiz, Mak. Bang Hafiz badannya panas banget."

"Apa!" Pekik Khadijah, wanita itu langsung menuju kamar anaknya.

"Hafiz, yang mana yang sakit, Nak?"

"Dingin, Mak. Badan Hafiz rasanya dingin semua."

Khadijah mengambil selimut yang paling tebal, kemudian memberikannya pada anaknya. Sementara Malik kini sedang mengambil air untuk mengompreskan kening anaknya.

"Mak, Hafiz mau sekolah. Hari ini Hafiz ada ujian," pinta Hafiz.

"Nggak bisa, Nak. Kamu jangan sekolah dulu, badan kamu panas semua."

"Tapi, Mak --"

"Ayah akan minta izin sama guru kamu, jangan khawatir ya, Nak." Ucap Malik yang baru saja sampai ke kamar. "Jah, ini kompresnya, Abang mau beli obat sama penyegar di tenggorokan dulu tempat Wak Santi," lanjutnya.

"Mak, Riska juga nggak sekolah ya ..." Sepertinya putrinya malah mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Khadijah tak bisa berpikir panjang lagi, ia hanya mengangguk karena sangat panik sekarang. Sementara Malik sudah sampai di warung Wak Santi. Syukurlah, Wak Santi sudah buka warung di pagi buta.

"Wak, ambil Paracetamol untuk anak sama penyegar yang botol lima."

"Siapa yang sakit, Lik?"

"Hafiz, Wak."

"Ini ada termometer, coba di cek."

"Terima kasih, Wak."

"Sama-sama, kalau panasnya sampai 39°C bawa ke dokter saja. Minta mobil sama krani teknik."

"Iya, Wak. Makasih ya, Wak."

***

Tiga hari sudah Hafiz panas dingin, siang suhu badannya normal tetapi saat malam kembali panas membuat Malik dan Khadijah menjadi panik. Kemarin Hafiz sudah di bawa ke klinik, tetapi dokter yang menjaganya mengatakan jika Hafiz hanya kelelahan saja.

Melihat sang anak tak kunjung sembuh, mereka pun memutuskan untuk membawa ke rumah sakit umum yang berada di kota. Kedua orang tua dari Malik dan Khadijah pun datang, mereka sangat mengkhawatirkan cucunya tetapi karena terbatasnya jumlah orang yang boleh masuk, akhirnya mereka memilih menunggu di rumah Malik dan Khadijah.

"Bagaimana kondisi anak saya, dok?"

"Kita ambil darahnya dulu ya, Pak ... Bu ..."

"Baik, dok. Terima kasih," jawab Malik dan Khadijah bersamaan.

Tim medis pun mengambil darah Hafiz sesuai dengan prosedurnya. Setelah itu mereka pergi keluar ruangan. Khadijah tak henti-hentinya mengucapkan istighfar sambil Sholawatan, hatinya selalu mendoakan agar putranya lekas sembuh.

"Dijah, Abang beli makan dulu. Kamu mau makan apa?"

"Dijah nggak selera, Bang."

"Kamu harus tetap makan, Dijah. Hafiz membutuhkan kamu, jadi kamu harus tetap sehat."

"Dijah nggak lapar, Bang. Hafiz saja belum makan, Dijah nggak bisa makan lihat Hafiz lemas begini."

"Kalau kamu sakit yang ngerawat anak kita siapa?"

"Ya sudah, beli saja nasi padang."

"Lauknya?"

"Terserah Abang."

Cup!

Malik mencium sekilas kening istrinya, "Abang keluar dulu, kamu jangan nangis terus."

Khadijah hanya membalas dengan mengangguk saja, ia kembali menatap putranya yang sedang tidur tetapi terus mengigau. 'Hafiz harus sembuh, Nak. Hafiz itu kekuatan Mamak.' Begitulah gumaman Khadijah sambil menatap putranya.

Tak lama kemudian Hafiz terbangun, ia melihat ibunya senang menangisinya. Hafiz pun tersenyum sambil menghapus air mata ibunya, "Mamak jangan nangis," pinta Hafiz dengan suara pelan.

Khadijah buru-buru menghapus air matanya, ia juga tidak ingin terlihat lemah di mata anak-anaknya. Namun, melihat anak-anaknya sakit itulah salah satu kelemahannya.

"Mamak nggak nangis kok, siapa bilang Mamak nangis."

"Mamak bohong sama Hafiz!"

Khadijah tersenyum, "Di bagian mana yang sakit, Nak?"

Episodes
1 1. Kapan Menikah, Jah?
2 2. Kalau Nggak Sabtu Ya Minggu
3 3. Perjodohan
4 4. Suami jadi-jadian
5 5. 10 tahun kemudian...
6 6. Meminjam Ponsel
7 7. Apa kamu bahagia, Dijah?
8 8. Di banding-bandingin
9 9. Janjinya Malik
10 10. Kondisi Hafiz
11 11. Isi hati Hafiz
12 12. Kedatangan Tetangga
13 13. Kepergian Hafiz
14 14. Setelah Hafiz Pergi
15 15. Kencan dengan Tetangga
16 16. Masak Pakai Cinta
17 17. Gotong Royong
18 18. Bergosip
19 19. Lisa mulai Resah
20 20. Curhat dengan Wak Santi
21 21. Keputusan Lisa
22 22. 17-an
23 23. Pertanyaan Wak Lisa
24 24. Setelah Usai
25 25. Ingin Jualan
26 26. Lontong Medan
27 27. Bunuh Diri
28 28. Adelia
29 29. Kambuh Lagi
30 30. Kamar 130
31 31. Lupa anak bini
32 32. Di hotel
33 33. Pulang
34 34. Alasan Baru
35 35. Nikah yuk, Bang!
36 36. Turun Jabatan
37 37. Firasat Istri
38 38. Menjumpai Bang Kus!
39 39. Mari kita bermain!
40 40. Ketahuan
41 41. Pulangkan Dijah, Bang!
42 42. Bertengkar
43 43. Pergi ...
44 44. Kedatangan Mertua
45 45. SAH
46 46. Bertemu teman lama
47 47. Kemarahan Riska
48 48. Pak Tua Kodir
49 49. Ribut
50 50. Bertemu Kembali
51 51. Keputusan Dijah
52 52. Penyesalan Malik
53 53. Cerita dengan Wak Santi
54 54. Alasannya apa?
55 55. Pertengkaran
56 56. Del, kamu sudah gila?
57 57. Kepergian Adelia
58 Pengumuman!
59 58. Beberapa bulan kemudian ...
60 59. Dia putranya Abang!
61 60. Telpon, enggak ...
62 61. Sedang apa kamu di sini?
63 62. Mempermalukan Adelia
64 63. Usai kepergian Adelia
65 64. Mengancam Malik
66 65. Insiden ...
67 66. Gila!
68 67. Mengetahui kondisi Khadijah
69 68. Kekesalan Malik
70 69. Menyamar
71 70. Meninggal
72 71. Rumah duka
73 72. Pesan untuk Riska
74 73. Membunuh Adelia
75 74. End
76 75. Bonchap
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Kapan Menikah, Jah?
2
2. Kalau Nggak Sabtu Ya Minggu
3
3. Perjodohan
4
4. Suami jadi-jadian
5
5. 10 tahun kemudian...
6
6. Meminjam Ponsel
7
7. Apa kamu bahagia, Dijah?
8
8. Di banding-bandingin
9
9. Janjinya Malik
10
10. Kondisi Hafiz
11
11. Isi hati Hafiz
12
12. Kedatangan Tetangga
13
13. Kepergian Hafiz
14
14. Setelah Hafiz Pergi
15
15. Kencan dengan Tetangga
16
16. Masak Pakai Cinta
17
17. Gotong Royong
18
18. Bergosip
19
19. Lisa mulai Resah
20
20. Curhat dengan Wak Santi
21
21. Keputusan Lisa
22
22. 17-an
23
23. Pertanyaan Wak Lisa
24
24. Setelah Usai
25
25. Ingin Jualan
26
26. Lontong Medan
27
27. Bunuh Diri
28
28. Adelia
29
29. Kambuh Lagi
30
30. Kamar 130
31
31. Lupa anak bini
32
32. Di hotel
33
33. Pulang
34
34. Alasan Baru
35
35. Nikah yuk, Bang!
36
36. Turun Jabatan
37
37. Firasat Istri
38
38. Menjumpai Bang Kus!
39
39. Mari kita bermain!
40
40. Ketahuan
41
41. Pulangkan Dijah, Bang!
42
42. Bertengkar
43
43. Pergi ...
44
44. Kedatangan Mertua
45
45. SAH
46
46. Bertemu teman lama
47
47. Kemarahan Riska
48
48. Pak Tua Kodir
49
49. Ribut
50
50. Bertemu Kembali
51
51. Keputusan Dijah
52
52. Penyesalan Malik
53
53. Cerita dengan Wak Santi
54
54. Alasannya apa?
55
55. Pertengkaran
56
56. Del, kamu sudah gila?
57
57. Kepergian Adelia
58
Pengumuman!
59
58. Beberapa bulan kemudian ...
60
59. Dia putranya Abang!
61
60. Telpon, enggak ...
62
61. Sedang apa kamu di sini?
63
62. Mempermalukan Adelia
64
63. Usai kepergian Adelia
65
64. Mengancam Malik
66
65. Insiden ...
67
66. Gila!
68
67. Mengetahui kondisi Khadijah
69
68. Kekesalan Malik
70
69. Menyamar
71
70. Meninggal
72
71. Rumah duka
73
72. Pesan untuk Riska
74
73. Membunuh Adelia
75
74. End
76
75. Bonchap

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!