"Mas!. Sudah!. Bisa-bisa aku tak bisa berjalan jika seperti ini terus. Singkirkan milikmu dari lemb@h-ku. Lengket mas." keluh Barbara dengan posisi terlentang.
Dengan senyum licik,Demian memberikan kode ingin lagi. Milik-nya kembali meneg@ng. "On lagi ini,Yang. Gimana dong?." sahut Demian.
"Itu sih mau-mu mas!. Kita sudah dua kali loh mas!. Aku capek. Kata-nya mau naik balon udara pagi ini!." sungut Barbara.
Demian tak menghiraukan ucapan protes sang istri. Dia terus memacu pinggul-nya menyelusuri lembah surgawi dunia yang penuh dengan ke halalan serta kenikmatan tersebut. "Oh yeahh! Sayang .. U re so perfect!. Ini en@k sekalih!!." d3s@h Demian.
"Terserah kamu mas!," pasrah Barbara. Menerima perlakuan m3sum su@mi-nya.
.
.
"Mana kakak mu,Daren?. Kenapa belum turun?." tanya Daddy Varro kepada putra ke dua-nya.
"Lagi bikin bayi mungkin, Dadd." Celetuk Luna.
"Hush!!. Anak kecil tau apa kamu!."
"Aku sudah dewasa ya ,Kak!. Bukan anak kecil lagi. Aku juga calon dokter kok. Jadi wajar,jika aku ngomong gini. Huuuu!."
"Berhenti!. Kalian itu loh. Ditempat umum aja berani bertengkar seperti itu. Kalian sama-sama sudah dewasa. Jadi bersikap-lah selayak-nya orang dewasa!. Paham?!." Ucap Daddy Varro dengan tegas.
"Biarin aja,Dadd. Nama-nya juga kakak-adik. Pasti ada momen seperti itu lah." tutur Mommy dengan mulut yang penuh dengan makanan.
"Hm." jawab Daddy Varro dengan singkat.
"Kalian,ayo makan terus habis-kan. Habis ini Daren susul kakakmu. Panggil dia." titah sang Mommy tanpa ada penolakan.
"Iya... Moms." balas Daren.
.
.
Tok. Tok. Tok. Ketukan pintu terdengar dari dalam kamar. Sang pemilik kamar pun. Alhamdulillah-nya sudah siap dengan baju casual-nya. Baju ala-ala Cappadocia.
"Kak. Di panggil Daddy dan Mommy itu. Buruan!." Teriak Daren dengan menempelkan bib1r-nya ke daun pintu kamar sang kakak.
Ceklek. " AWw. Kak. Pakai permisi kek. Kalau mau buka ni pintu. Untung saja aku tak jatuh menimpa kakak ipar." gerutu Daren dengan jantung yang berdebar karena akan jatuh.
"Salah kamu sendiri. Ngapain masih disini." ketus Demian tak mau disalah kan oleh sang adik.
"Ish!! .. Kakak ini!!". Daren mendengkus kesal. Dia segera berbalik arah,meninggalkan kakak sulung-nya itu.
"Mas,kamu itu ya . Kasihan Daren." tegur Barbara kepada suami-nya.
"Biarkan saja dia. Sudah besar seperti anak kecil saja. Pakai ngambek. Kan aku nggak tau,kalau dia ada di pintu tadi." bela Demian kepada diri sendiri.
"Terserahmu lah Mas!. Aku mau turun ke bawah. Mau gabung sama yang lain." Kata Barbara yang langsung meninggal-kan sang suami yang ngomel-ngomel sedari tadi.
Tidak biasa-nya suami-nya itu bersikap tak mau kalah seperti itu. Ditambah mode manja-nya tidak bisa di toleran.
Demian yang menyadari ketertinggalan-nya. Langsung berlari menuruni tangga. "Yang!!. Tungguin!."
Daddy dan Mommy-nya menatap sang putra sulung dengan jengah. Dia tahu kegiatan apa yang dilakukan putra-nya itu. Sehingga menantu-nya terlambat bergabung.
Demian yang ditatap pun tetap santai,dan berjalan dengan cool-nya. Demian menerawang restoran yang keluarga-nya tempati itu. Dia tak melihat asisten kepercayaannya . Demian pun langsung menoleh,menatap sang ibu. Menuntut jawaban,akan keberadaan Diego.
"Mom"
"Oh itu. Diego sedang mempersiap-kan balon udara kita. Agar bisa di pakai per balon dua orang - dua orang." Kata mommy dengan cepat. Mommy Zahira tahu,pasti putranya itu sedang mencari sang asisten. Dengan menatap menerawang saja,ia sangat tahu.
Demian hanya manggut-manggut.
Mereka pun melanjut-kan sarapan yang sempat terganggu akan berdebatan antara kakak - adik, serta menunggu putra sulung dan menantu cantik-nya itu.
.
.
🔹🔹🔹 Amazing Cappadocia🔹🔹
"Wow!! . Mas ini sangat menakjubkan. Maa syaa Allah. Makasih ya mas sayang." Ucap Barbara jujur dan tulus dari hati.
Dengan mata yang berkaca-kaca. Barbara langsung memeluk suami-nya.
Demian yang mendapat serangan pelukan pun,akhir-nya membalas pelukan istri tercinta-nya.
"Tak perlu berterima-kasih karena ini sudah kewajiban ku untuk membahagia-kan mu. Sayang." Balas Demian dengan membingkai wajah Barbara.
"Hiks.. Hiks.. Love you mas!!."
"Love you to ibu susu,ku." Goda Demian.
Barbra tersipu malu. Segera ia sembunyikan wajah-nya ke dada bidang suami-nya itu.
Puk. Demian mendapat tepukan pelan di dada bidang-nya. "Hahahaha... Kamu lucu sayang. Kalau sedang malu seperti itu."
"Sayang .. Ayo kita berfoto-foto serta membuat video singkat". Pekik Barbara.
Mendengar kata 'sayang' dari Barbara. Hati Demian berbunga-bunga. Tanpa embel-embel 'mas' lagi. Fix Barbara sudah sangat nyaman dengan Demian.
"Baik!. Ayok!" Seru Demian menggandeng tangan Barbara.
Hahahaha..
Dengan menggunakan tongsis yang berada digenggaman Demian. Demian memulai melakukan perekaman video dan beberapa kali mengambil gambar dengan swa foto yang mendukung.
Tawa Barbara memekik girang terdengar jelas oleh Demian. Demian senang dan juga terharu. Mengingat istri-nya itu adalah gadis polos yang tidak loyal serta penurut. Kini saat-nya ia bertekad untuk membahagia-kan ibu susu-nya itu.
'Aku akan selalu membahagiakan mu. Sayang.' Bathin Demian memandang sang istri dengan intens. Tertawa lepas seperti tak ada beban di hati.
"Mas.. Ayo kita naik balon udara itu." Tunjuk Barbara antusias. "Ayo mas!."
"Iya sayang.." jawab Demian dengan lari kecil dengan satu tangan memegang tongsis dan satu tangan-nya digenggam sang istri. "Sayang. Pelan-pelan!."
"Mas. Mas Diego." teriak Barbara memanggil asisten tuan-nya itu. Yang kini sedang berdiri disebelah kotak penampung manusia yang akan terbang.
Diego pun tersenyum dari jauh. Dengan kaca mata hitam bertengger di hidung. Jangan lupakan gaya cool man . Ala-ala anime cowok ganteng. Anjay senggol dong.
"Mas Diego. huhh.. huh.. duh lari kecil segitu saja aku sudah ngos-ngosan gini." keluh Barbara dengan nada terbata-bata. Menyekah keringat yang mengucur di dahi-nya.
"Ini,Nona. Minum-lah,anda pasti lelah. Berlarian dari sana ke sini." Ucap Barbara dengan menyodorkan satu botol air mineral.
Tanpa menjawab. Barbara mengambil botol itu dari tangan Diego. Tak sengaja tangan Barbara bersentuhan dengan Demian. Tak luput dari tatapan Demian. Demian pun langsung melayangkan tatapan tajam-nya kepada sang asisten yang kurang akhlak itu.
"Kau kurang kerjaan. Memperhatikan istri-ku segala. Itu tolong jangan sentuh jari-jari lentik istri-ku." Sergah Demian dengan mode posesif-nya.
Barbara mengerucutkan bibirnya. Merasa jika suami-nya itu terlalu berlebihan. Diego tidak sengaja menyentuh jemari Barbara. Dengan menyodor-kan botol air mineral. Ini malah suami-nya menanggapi-nya dengan serius.
"Ini mas. Kamu minum juga. Kamu pasti haus kan". tawar Barbara.
Glek. Glek. Glek. Demian menghabiskan separuh sisa minuman yang ada di botol itu tadi. Mau tak mau,dia harus melupakan rasa marah dan gengsi-nya itu sebentar. Karena istri-nya yang menawari-nya ,jadi ia tak menolak-nya.
"Cih. Bilang saja Bos. Kalau sebenarnya tuan bos juga sama-sama mau botol air mineral juga. Gitu aja gengsi!." ejek Diego dengan melesat kesamping. Karena Demian melemparkan botol kosong-nya itu ke arah Demian.
"Wle.. Nggak kena." ledek Diego dengan menjulurkan lidah.
"Awas kau! Diego martin!. Gaji kau ku potong tiga puluh persen!."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
amira_
lanjuut thor..💪💪
2023-02-15
1