MENYUSUI SAYA

Tak berbasa basi lagi .

Diego langsung sungkem kepada Barbara.

Barbara yang digenggam kedua tangannya pun,menatap heran kepada laki-laki yang berlutut didepannya.

Dengan satu tangan ,Barbara pun mulai berusaha menyingkirkan anak rambut Diego.

Anak rambut yang menggelitik punggung tangan Barbara yang kini sedang digenggam.

.

.

.

.

"Tuan .. bisa-kah anda berdiri??" tutur Barbara dengan lembut.

Diego pun mendongakkan wajahnya.

Melihat netra kedua mata Barbara intens.

Hidungnya,pipi tembamn ,alis tebalnya ,bibir ranumnya.

.

.

.

'ahh menggoda iman semua ini. jika tidak ada titah dari sang tuan bos.

tak akan ku turuti' sebal Diego dalam hati.

.

.

Diego mulai mengamati setiap inci yang ada di tubuh gadis itu.

Walau sekarang tertutup dengan blus navy dan celana jeans-nya.

Tidak mengurangi keseksian seorang Barbara.

Apalagi dua susu-nya seperti buah melon yang siap untuk di belah.

.

.

.

'SIAL! . PUSAKA,ku berdiri!!!. Diwaktu tidak tepat pula!!'. bathin Diego lagi,dengan menjerit keras merasakan sesak di bawah sana.

.

.

.

"Tuan?? .. Anda baik-baik saja kan??".Tangan Barbara melambai tepat diwajah Diego.

"Saya baik-baik saja mbak! Ehh-Kak-.. sshhh... Bara maksutnya ... " gugup sang Diego.

"oke !! . sekarang kita mau langsung menemui Tuan Bos saya atau gimana ini.

kamu jadi kan?,untuk ngambil baju kerumah?.

saya antar ya?"

"jadi Tuan. ibu saya juga sudah menunggu"

"jangan panggil saya Tuan,Barbara.

panggil saya Diego saja"

"oke Tu--.. ehh MAS!. iya saya panggil kamu mas saja ?"

Diego menimang - nimang panggilan yang bagus untuknya sendiri.

Dari gadis berambut merah itu.

Mengetuk-mengetuk dagunya dengan mata menerawang.

'jangan mas,apa ya. mas kaya kang cilok aja' bathin Diego.

"Panggil saya 'kakak' saja ya nona Bara"

ucap Diego.

"kok nona Tu-- eh .. Kak??" Barbara terbata dengan pertanyaannya.

karena belum terbiasa.

apalagi ini adalah pertemuan singkat dia dengan laki-laki yang mempertemukan kepada sang Tuan Bosnya itu nanti.

"nggakpapa nona bara.

nyaman saja panggil seperti itu.

nona akan segera bertemu dengan tuan saya". tukas Diego dengan senyum mengembang

"Ayo.. nona! . ini sudah sangat larut malam.

Kita kerumah nona terlebih dahulu"

"oke .."

.

.

grepp!!

suara pintu mobil di tutup dibanting dengan keras.

"eh .. kok dibelakang nona?.

emang saya supir nona?.

silahkan pindah ke sebelah saya nona cantik berambut merah " perintah Diego dengan nyeleneh.

mempersilahkan Barbara untuk pindah ke jok depan,tepat disamping Diego.

"oh . oke kak"

"saya pasangkan seat beltnya" tawar Diego dengan badang dicondongkan ke Barbara.

"eh!!.. tidak usah Kakak.

saya bisa kok,kakak.." balas Barbara dengan tangan mengkode stop.

Agar laki-laki tampang yang disebelahnya tidak mendekat.

Sungguh canggung rasanya.

Berdekatan laki-laki yang belum kenal.

Walaupun tidak berbuat sesuatu di luar batas norma yang berlaku ya.

Paham?!.

"Baik nona"

.

.

Hampir satu jam berlalu.

Kerumah Barbara yang akan mengambil baju ganti kedua orangtuanya.

Terus ke Rumah sakit mengantar Barbara untuk menemui ibunya.

Dan sekaligus meminta izin kepada sang ibu.

Sekarang mereka ada Mension mewah bernuansa Eropa.

Yang membuat mata membulat sempurna ketika melihat bangunan menjulang megah,dengan tiang tinggi menopang atap-atap mewah.

Satu kata untuk saat ini.

'Amazing!!'

.

.

Kedatangan dua orang yang memang sudah diharapkan.

Yang satu,orang kepercayaannya.

Yang satunya lagi,bisa dipastikan itu adalah gadis yang ia minta untuk dipertemukan langsung dengannya.

Senyum mengembang dan penuh rasa kemenangan pun.

Ia tampilkan.

Dengan seruputan air berwarna hitam legam yang ada di cangkirnya itu.

Seperti remaja yang berbunga-bunga.

Dia merasakan bahwa kedatangan gadis berambut merah yang sedang berjalan beriringan dengan Diego itu adalah gadis yang sangat mempesona dan istimewa.

Semua yang ada di bagian tubuh gadis berambut merah itu.

Tanpa sadar membuat si Otong berdiri.

xixixixi dasar mesum semua.

Leonardo , Diego , sekarang sang Tuan Bos muda .

Demian Dominique,merasakan juga apa itu hasrat gairah yang tertahan

Belum juga menatap dengan tatapan antar muka alias intens.

Baru dengan kejauhan begini,rasanya 'AH' pingin peyuk,cium.

.

.

drap!

drap!

Langkah kaki menderap santai.

Melenggang menuju ruangan yang memang khusus di sediakan Demian.

Untuk tamunya.

.

tok!

tok!

tok!

"Masuk!!" titah Demian yang memang sudah duduk di ruangan itu.

Barbara mengikuti Diego tepat dibelakangnya.

Sejak sedari tadi,Barbara tidak sama sekali menunjukkan rasa ketakutannya akan pertemuannya dengan orang asing ini.

Melihat pengawalan yang sangat ketat.

Dari awal masuk Mension sampai masuk kedalam rumah.

Barbara sudah berfikir.

'seperti mafia saja... cukup menarik ' bathin Barbara menerawang Mension Demian.

.

.

Pandangan Barbara dan Demian beradu.

Mata mereka sama-sama indah.

Memiliki mata lebar,bulu mata lentik,alias lebat,hidung mancung dan yang paling sama adalah bentuk hidung yang sama-sama mancung.

Demian menatap dengan muka datarnya.

Tapi dalam hati.

'cantik. sangat cantik '

.

.

"tinggalkan kamu berdua Diego" perintah Demian sang Tuan Bos.

"baik tuan. permisi". Diego dengan badan sedikit membungkuk dan mulai berlalu keluar.

Barbara pun tetap masih berdiri berhadapan dengan bos Diego itu.

Hingga barbara pun dipersilahkan duduk.

"Nama kamu siapa nona?"

"Nama saya ... 'BARBARA ANNOVRA',Tuan" jawab Barbara dengan sopan dan lembut.

"Seberapa banyak kamu mengeluarkan ASI.

terus terang,saya membutuhkan ASI yang sangat banyak"

Barbara biasa saja saat mendengar pertanyaan Tuan bosnya Diego ini.

Karena Diego sudah membicarakannya tadi.

"Jadi saya harus apa Tuan?" jawab Barbara dengan pertanyaan lagi.

"Susuin saya" ucap singkat Demian.

Membuat Barbara merasa cengok.

"Tuan,tidak salah bicara kan?.

Saya menyusui Tuan?"

"Iya-lah,terus buat apa saya menyuruh Diego untuk membawamu kesini!" ketus Demian.

Melihat gadis berambut merah yang ada didepannya.

Merasa seperti anak SD saja.

Yang tidak paham,maksut Demian

.

.

Barbara menatap Demian dengan dalam.

Dan menunjukk buah dadanya yang seperti Buah Melon itu.

'aku harus menyusui dia?.

laki-laki dewasa.

yang bahkan aku tidak mengenalnya' bathin Barbara dengan mata masih menatap Demian.

"bagaimana?" Demian dengan alis yang dinaikkan satu.

Barbara juga masih belum menjawabnya.

Dia ragu,masa iya ia akan menyusui bosnya so Diego.

Membayangkan saja merasa geli sendiri.

Pikirannya Barbara sekarang adalah ayahnya.

Ia lalu menanyakan apa imbalan untuk menyusui laki-laki dewasa yang ada didepannya itu.

"Apa imbalannya tuan,jika saya mau memberikan ASI saya secara langsung .

ehmmm...lebih tepatnya 'Menyusui',Tuan"

"Saya akan berikan apapun yang kamu minta,

Asal kamu benar mau menjadi 'Ibu Susu' saya".

"Benarkah tuan ??'

'Ayah .. ayah akan segera sehat.

ayah akan segera mendapatkan jantung normal kembali' Barbara dengan berkata dalam hati .

Mengingat sang ayah,sekarang dia tidak punya pilihan.

Selain menyetujui tawaran dari laki-laki tampan nan dewasa didepannya ini.

"Baik Tuan saya mau!.Tapi...

Bisakah Tuan memberikan Upahnya terlebih dahulu kepada saya?.

Saya harus mendapatkan uang sebanyak dua ratus lima puluh juta,untuk ayah saya operasi besok tuan". Barbara dengan raut wajah menyiratkan kesedihan dengan mengatakan kondisi Ayahnya saat ini.

Demian yang sudah mengetahui semuanya dari anak buahnya pun.

Hanya mengangguk ,menandakan bahwa ia mau dan setuju memberikan apa yang ia minta dari Barbara saat ini.

"Baiklah .. akan ku siapkan uangnya sekarang.. kamu tunggu sebentar.

Anak buahku sedang mengurusnya". Jelas Demian dengan nada serius.

Barbara pun langsung berdiri dan berlari kecil menuju kursi kebesaran yang di duduki Demian sedari tadi.

Tanpa ia sadar,ia langsung memeluk Demian.

"Ya Allah .. Ya Tuhanku! .. Terimaksih!.

Terima kasih Tuan !

. Terimakasih!". Ucap Barbara dengan penuh girang dengan posisi memeluk Demian.

Demian yang dipeluk tiba-tiba pun merasa kagum.

Di usianya yang seharusnya berfoya-foya nongkrong dengan temannya.

Saat ini malah harus memikul beban yang luar biasa.

dug!

dug!

dug!

Jantung Demian berdetak kencang.

Saat buah melon bergoyang seiring gerakan sang empunya.

Yang sedang berjingkat-jingkat dengan senang.

"Ehem!!" Demian berdehem dengan keras.

Barbara pun langsung kaget.

Dia baru menyadari bahwa sedari tadi,ia sudah lancang memeluk bosnya Diego itu.

Dengan melepas pelukannya.

Barbara kembali ketempat duduknya semula.

Tempat duduk yang berhadapan dengan Demian.

Hening.

.

.

"Panggil saya 'DEMIAN DOMINIQUE' , paham Barbara?"

"enggak ah. panggil Tuan aja ya?!" Elak Barbara dengan nada sedikit sungkan.

"ehmmm .. usia kamu berapa Barbara Annovra?"

"Saya .. dua puluh empat tahun Tuan" dengan jari memperagakan jumlah dua san empat.

'gemasnya' bathin Demian.

Demian pun hanya manggut-manggut.

Menahan tawa.

karena sedari tadi.

merasa gemas dengan Barbara.

"Saya tiga puluh tahun barbara" jawab sang Demian dengan jari yang sama pula.

Memperagakan angka tiga dan membentuk bulat seperti angka nol.

Terpopuler

Comments

Utun Uni

Utun Uni

mumet kalii penempatan kalimat nya

2024-05-31

0

Blue Love

Blue Love

iki novel opo??
pusing baca nya🤕

2023-04-01

6

Uud

Uud

hehehe . terimaksih mbak Ami. nanti aku benerin ,🤣🤣

2023-02-08

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!