SEBENARNYA SIAPA DIA?

Demian dan Barbara yang baru selesai dengan aktivitas makan siangnya di kantin rumah sakit.

Kini kaki jenjang mereka berdua melangkah ke musholah yang terdapat didalam rumah sakit.

Demian yang selalu memakai celana panjang dan kemeja rangkap jas itu kini sudah menuju ke kamar mandi,untuk membuang hadast kecil sekalian mengambil air wudhu'.

Barbara pun melakukan hal yang sama.

Ia merasa hangat ketika melihat orang yang ia tahunya,orang yang sangat dingin dan arogan ternyata orang yang tidak melalaikan tugasnya sebagai hamba.

Demian sudah berada di dalam ruangan yang sama dengan Barbara.

Yang akan menjadi imam adalah Demian.

Barbara bingung,apakah kita akan bermakmum dan imam?.

Maksudnya dalam sholat ini.

Hatinya merasa terenyuh.

"Allahu Akbar!"

Takbir diucapkan Demian dengan tangan di ayunkan ke atas dan di taruhnya posisi bersedekap.

Barbara yang di belakang pun mengikuti Demian yang sekarang memang menjadi imam di sholat ashar ini.

.

.

"Assallamualaikum warohhmatullah" Salam keduanya secara bergantian.

Dan dilanjut dengan doa dan dzikir.

Tiba-tiba handphone Demian bergetar.

Yang ia letakkan sedari tadi di samping sajadahnya.

Panggilan dengan nama "Daddy".

Demian langsung menekan icon berwarna hijau tersebut dan menempelkannya ke telinga sebelah kiri.

Dan satu tangannya menyanggah badannya,seperti duduk santai menyenderkan badan dengan posisi kaki di luruskan kedepan.

Barbara yang melihat itu pun hanya mengamati.

Apa yang dilakukan Demian,penuh dengan kejutan

Dari awal dia disuruh jadi ibu susunya,akan dinikahinya,terus kini jadi makmum sholatnya.

Sebenarnya,siapa dia?.

Aku jadi penasaran kepadanya.

Ternyata dibalik sampul muka garangnya,dia bisa lembut dan hangat juga.

Subhanallah .... bathin Barbara dengan mata yang terus menatap Demian.

"ITS oke Daddy!! .. aku akan pulang tiga puluh menit lagi" kata Demian berbicara dengan orang yang disebutnya daddy-daddy diseberang sana.

"Waalaikumsalamm!"

Tut!

Bunyi,tanda handphone panggilan berakhir.

Demian menoleh,menatap Barbara yang masih setia dengan tatapan penasarannya.

"Barbara,kamu ikut saya ya. Tidak ada penolakan. Titik!".

"Cih,bahkan aku belum menjawabnya. Kamu pemaksa syekalehhhh!!!"

"Dihh. Dasar bocil! . Alay banget bahasa loe!!"

"Dih!! . Biarin . Bocil-bocil gini buktinya mau nyusuin kamu tuh!" kata Barbara dengan ceplas ceplosnya.

Demian yang mendengarnya hanya bisa menggelengkan kepala lalu menunduk.

Dia yang akan menyusui,kenapa jadi aku yang malu gini sih.bathinnya

"Semua gara-gara Daddy nih!.

Kalau nggak maksa buat cari istri dan aku membuat kebohongan dari awal.

Kan mungkin gini" Ucap Demian dengan frustasi dengan mengacak rambutnya .

.

.

Ruang Anggrek kelas 'VVIP'

"Ayah .. Alhamdulillah .. ayah sudah siuman" kata Barbara dengan satu tangan menggenggam tangan Ayahnya.

"hikks ... hiks... bara sayang ayah" ungkap Barbara diiringin dengan isakan kecil.

Ayah yang sedang terbaring pun hanya menatap sang anak gadisnya.

Anak gadis yang sebenarnya,penuh kelembutan namun dengan berjalannya waktu.

Anak gadisnya ini menjadi sosok mandiri dan bisa diandalkan.

"Jangan nangis lagi anak ayah... kan ayah Aisha tidak apa-apa. Nanti mata kamu jadi sipit lo. Kalau kebanyakan nangis" Goda ayah dengan tawa kecil,sekecil mungkin. Karena memang kondisinya yang sedang pemulihan.

"Nak.. kamu sudah makan siang belum tadi?. Maafin ibu yang tidak memerhatikanmu nak. Ibu fokus ke Ayahmu saja" ucap sang ibu dengan mata berkaca-kaca.

"Uda kok Bu .. Tenang saja ... Bara tadi Uda makan di kantin rumah sakit. Bersama calon suami Bara___"

upss!!

Barbara langsung menutup kedua tangannya.

"Ehmm maaf Bu,maksutnya Barbara makan siang tadi bersama___

"Saya,calon suami Barbara pak,Bu" potong Demian. Yang baru masuk kedalam rawat inap Ayah Barbara.

Mata barbara pun mendelik. Seakan menyuruh Demian untuk meralat semua omongan yang keluar dari mulutnya tadi.

Demian tak bergeming dengan itu.

Dia malah memasang wajah berbinarnya dengan mulut yang sedikit ditarik membentuk senyuman.

Senyuman yang mampu membuat kaum hawa menjadi 'meleleh',jika melihatnya.

"AWw!! .. sakit sayang" lirih Demian,ketika cubitan kecil mendarat di perutnya.

"Kenapa Tuan,anda sakit?" Tanya ibu langsung saat tadi menyaksikan Demian meringis.

"Oh .. Tak apa Bu.Ini mungkin ada hantu yang iseng sama saya. Jadi saya dicubit deh dibagian perut saya ini" Jawab Demian sekenanya.

apa . gue di anggap hantu. kurang ajar ni Tuan sok tampan ini.bathin Barbara.

.

.

Hening.

"ehem!.. Bu .. saya mau izin membawa putri ayah dan ibu untuk kerumah. Menemui keluarga saya. Saya akan memperkenalkan Barbara sebagai calon istri saya,kepada mereka yang sudah menunggu saya dirumah saat ini. Bagaimana Pak,Bu?" Tutur Demian dengan jujur. Memang tujuan yang sebenarnya ia telah menjanjikan keluarganya untuk membawa calon istrinya kerumah saat ini juga.

Ayah dan ibu saling pandang.

Barbara yang melihat ayah dan ibunya seperti bingung.

Hanya berdoa dalam hati,semoga melarang anaknya dibawa laki-laki yang baru dikenalnya beberapa jam yang lalu alias baru kemarin.

Ibu pun mengangguk tanda setuju.

Ayah juga tersenyum menatap Demian.

"Jaga anak gadis kesayangan kami, jika keluargamu tidak mau menerima anak gadis kami dengan latar belakang keluarga kami yang sederhana ini. Ataupun dengan alasan anak gadis kami tidak memenuhi kriteria secara fisik dan pendidikan. Tolong kembalikan kepada kami,secara baik-baik. mumpung acara sakral belum dilakukan" Ucap Ayah dengan nada serius dan penuh ketegasan.

Barbara pun melintangkan air matanya.

Saat sang ayah mengatakan hal tersebut.

Hati Barbara mencelos,dia tidak mau membuat kedua orangtua kecewa.

Doa Barbara saat ini hanya untuk kebahagiaan kedua orangtuanya.

Melihat sang ayah sehat sudah memberikan nilai plus poin untuk Barbara.

Poin semangat tentunya.

Sang Ayah mengulurkan tangannya dan mulai mengusap air mata Barbara yang sudah berlinang dipipi mulusnya itu.

"Jangan menangis,pergilah!. Temui keluarga calon suamimu itu. Jika memang ada yang tidak membuatmu merasa nyaman. Ungkapkanlah kepada calon suamimu. jangan ada yang ditutupi,karena lebih baik mengungkapkan untuk menjaga hati daripada dipendam membuat hati akan menjadi sakit" sergah Ayah.

Barbara pun langsung memeluk ayahnya yang sedang terbaring dibrankar rumah sakit itu.

Tanpa berucap apapun.

Barbara hanya menganggukkan kepala.

"hiks.. Barbara pergi dulu ya .

. Assallamualaikum!!"

Demian juga pamit undur diri dari hadapan orang tua Barbara.

"assalamualaikum pak,Bu.. kami pamit" sambil mencium punggung tangan kedua orangtua Barbara dengan takzim.

.

.

.

brak!!

suara pintu mobil yang ditutup dengan keras.

"Pasang seat belt kamu Bara. Maafkan aku. Nanti akan aku jelaskan mengapa aku bisa secepat ini memutuskan kamu menjadi istriku. Yang penting kamu mau ya ... Terus disamping aku saat ini dan nanti. Dan ini serius Bara" Ucap Demian.

"Baik.. Jangan tinggalkan aku sendiri dirumahmu nanti. Bisa saja ada sesuatu yang belum kamu ketahui. Misalnya musuh dalam selimut. Karena sebenarnya orang terdekatlah yang berbahaya Tuan Demian".Barbara dengan penuh kata kewaspadaan

"Mas .. pangill aku Mas! .Atau panggil aku Honey. Biasakan dirimu. Tolong jangan panggil aku Tuan lagi"pinta Demian.

"Tapi_surat perjanjian itu?" tanya Barbara.

"Biarkan nanti Diego yang akan menyobeknya" ucap Demian dengan pandangan lurus menatap kedepan. Karena memang sedang dalam keadaan mengemudi.

"kenapa harus Diego?. mengapa tidak kamu saja Tuan Demian ?" heran Barbara.

Terpopuler

Comments

Rose

Rose

ingat barbara jgn smpai tertarik sama damian.dia menikahi krn di paksa org tua nya

2023-05-27

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!