BAB 19

"Apakah semalam tuan Mark mengantarkan aku pulang ke rumah, Ayana?" tanya Sunny sambil mengenakan sepatu nya.

Ayana meletakkan secangkir kopi hitam dan satu piring roti tawar bakar dengan toping coklat di meja di depan Sunny. Setelah nya Ayana duduk di sebelah suaminya seraya ikut merapikan dasi yang sudah melingkar di leher Sunny.

"Bukan malam, kamu sampai di rumah, mas! Tapi sudah masuk pagi. Kenapa kamu bisa mabok, mas? Kamu kan sudah berjanji dengan ku kalau tidak akan minum banyak. Hanya satu gelas kecil saja untuk menghormati tuan Mark," ucap Ayana.

"Maaf, sayang! Semalam kami bermain game. Aku pikir aku bakalan menang, tetapi ternyata aku bisa dikalahkan dengan mudah oleh Mark. Jadinya banyak minum aku mabok berat. Syukur tuan Mark mengantarkan aku pulang ke rumah. Jika tidak? Aku bisa dimangsa oleh wanita-wanita tuna susila di tempat itu," urai Sunny. Ayana menyipit bola matanya mendengar cerita dari Sunny.

"Mas, apakah kamu akan selalu setia kepada ku, mas?" tanya Ayana Tiba-tiba.

"Hem, Hai ada apa sayang? Kenapa tiba-tiba kamu bertanya soal itu?" sahut Sunny dengan membulat bola matanya.

"Aku baru merasakan menjadi seorang istri. Dimana aku mulai khawatir jika suamiku berada di luar sana. Aku takut jika kamu bermain api dengan Wanita-wanita di luar sana. Ini sangat lucu sekali. Bahkan dulu aku sangat tidak perduli dengan semua itu. Aku hanya ingin memuaskan tamu ku yang sudah membeli ku tanpa memikirkan perasaan istri-istri dari laki-laki yang membutuhkan kehangatan dari tubuh ku. Aku jadi khawatir soal itu. Di mana kamu sekarang ini sudah menjadi orang hebat dan tidak kekurangan harta atau uang. Dengan posisi kamu saat ini, tanpa menjadi presdir di perusahaan daddy kamu, kamu bisa menghasilkan banyak uang," urai Ayana panjang lebar.

"Hai, Ayana sayang!? Aku bekerja untuk memberikan nafkah kepadamu sayang!? Jangan berpikiran seperti itu lagi yah, sayang!? Aku tidak mau wanita lain selain kamu seorang. Sungguh, sumpah Demi apapun aku tidak mau yang lain. Cukup kamu saja, kok! Aku rela mati ketabrak truk jika berkhianat dengan kamu! Oke, jangan sedih yah!!? Aku berani bersumpah!" kata Sunny. Ayana menutup bibir Sunny. Tiba-tiba saja, Ayana menjadi takut sendiri dengan sumpah yang diucapkan oleh Sunny.

"Mas, jangan mengucapkan sumpah sembarangan, mas! Aku takut, mas!" kata Ayana. Sunny memeluk Ayana dengan erat. Sunny semakin dalam meresapi pelukan itu seakan enggan untuk lepas dari pelukan itu.

"Mas, sudah semakin siang! Sudah sana, berangkat kerja! Aku tidak ingin kamu dipecat tuan Mark gara-gara terlambat bekerja," ucap Ayana.

"Oke, baiklah sayang! Suamimu ini berangkat kerja dulu yah, sayang!? Jangan lupa, tunggu aku pulang ke rumah! Nanti malam aku akan meminta jatahku sampai dua trip karena semalam seharusnya gituan jadi libur gara-gara aku mabok berat dan tidur," kata Sunny.

"Iya, mas! Aku selalu menunggu mu pulang, mas!?" sahut Ayana seraya bersalaman mencium punggung tangan suaminya.

"Oh, iya?! Jadi tadi malam kamu sudah berjumpa dan berkenalan dengan tuan Mark yah, sayang?!" tanya Sunny sambil menghidupkan mesin motor nya.

"Iya, sudah!?" jawab Ayana singkat.

"Hem, sebenarnya dari kemarin Mark ingin berkenalan dan bertemu istriku. Tapi aku selalu menahan dan melarangnya dengan berbagai alasan. Aku khawatir jika Mark melihat mu, dia akan terpesona dengan kamu. Eh, akhirnya Mark sudah bertemu dan melihat kamu, hehehe," kata Sunny. Ayana hanya tersenyum mendengar cerita Sunny tentang Mark.

"Hem, aku berangkat sayang! Bye!?" kata Sunny seraya menjalankan motor nya.

"Hati-hati di jalan mas!?" teriak Ayana akhirnya.

Ayana mulai beraktivitas kembali membuka warung kopinya. Saat ini belum ada seseorang yang dipekerjakan di warung kopinya. Ayana santai saja melayani pembeli di warung kopi itu. Kalau sudah sore tiba, Ayana terkadang menutup warung kopinya lebih awal. Dia tidak mau kecapean saat berjualan kopi. Prioritas utama adalah dirinya harus melayani suaminya saat tiba di rumah dari pulang dari kantor. Dan warung kopi dan jualannya hanya sambilan dirinya untuk kesibukan nya setiap hari daripada bengong.

*****

"Bagaimana, tuan Mark?! Anda sudah melihat istri saya bukan?" tanya Sunny saat jam istirahat. Saat ini dirinya sedang bersama dengan tuan Mark makan siang di kafetaria.

"Tidak hanya melihat tapi aku juga sudah berkenalan dan banyak ngobrol dengan istrimu, Sunny. Kamu mabok dan akhirnya tidur terlelap. Sekitar jam enam pagi, akhirnya aku memilih balik saja. Aku takut jika ketiduran di rumah kamu bisa kebablasan bangun siang," jelas Mark.

"Hahaha, bahkan aku juga melewati acara ritual ku setiap malam bersama istriku gara-gara aku mabok," sahut Sunny. Mark tiba-tiba merasakan cemburu di hatinya.

"Kamu sangat beruntung memiliki istri seperti Ayana mu itu," kata Mark.

"Tentu Mark! Bahkan aku sudah bersumpah untuk tidak membuatnya menangis dan kecewa terhadap ku. Aku bersumpah tidak akan mengkhianati dirinya," sahut Sunny.

"Kamu benar-benar suami idaman, Sunny! Aku salut dengan kamu," ucap Mark.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!