Satu bulan kemudian.
"Kopi hitam dua dan mie goreng nya dua, mas!?" ucap salah salah satu pembeli yang datang bersama dengan seorang pria.
Mereka datang berdua dengan mengendarai mobil mewah. Sepertinya dari penampilan dua pembeli dengan jenis kelamin laki-laki itu terlihat dari kalangan menengah ke atas. Sunny melihat sekilas saja sudah bisa menilai. dari penampilan keduanya yang mengenakan pakaian bermerk dari kemeja, celana dan juga sepatu yang dikenakan. Ditambah jam tangan yang dikenakan dua pria itu bisa ditebak harga jam tangannya cukup fantastik. Mungkin salah satunya adalah bos nya dan satunya asisten pribadi atau manager.
"Baik, bang! Mohon sabar menunggu," sahut Sunny yang sore itu masih bersemangat melayani pembeli. Sunny masuk ke dalam segera membuat pesanan dua pembeli itu.
"Sayang, kopi hitam dua dan dua piring mie goreng. Biar aku saja yang membuatkan mie goreng nya. Kamu yang bikin kopi hitamnya saja," ucap Sunny pada Ayana.
"Siap, mas!" sahut Ayana seraya tersenyum menunjukkan betapa manisnya senyumannya.
"Mas Sunny?!" panggil Ayana iseng. Sunny yang dipanggil istrinya itu segera menoleh ke arah Ayana.
"Iya, sayang?!" sahut Sunny tetap menunjukkan sisi romantis nya walaupun terlihat capek. Seharian ini banyak pembeli yang singgah di warung mereka.
"Semangat!? Nanti malam kalau capek, aku akan memijit mas Sunny," janji Ayana.
"Asyik!? Tapi pijit plus-plus yah, sayang!?" sahut Sunny.
"Siap, mas!! Hehehe," kata Ayana. Sunny tersenyum lebar. Betapa selama menikah dengan Ayana sampai saat ini Sunny merasakan sesuatu yang indah. Sunny benar-benar menikmati hidup nya. Walaupun mereka bekerja keras untuk mengumpulkan recehan setiap hari nya. Padahal dahulu Sunny tidak pernah sibuk dan bergulat di dapur. Semua dilayani oleh pembantu di rumah Sunny. Apalagi Ayana, dia selalu beli kalau menginginkan sesuatu. Jarang sekali masak dan sibuk di dapur.
"Mas, kopi hitam nya sudah selesai aku buat, mas! Mie goreng nya biar aku lanjutkan memasaknya," ucap Ayana. Sunny terlihat masih fokus membuat mie goreng nya. Lalu berhenti menatap ke arah Ayana.
"Kamu antar saja ke depan, sayang! Itu dua pria yang duduk di depan itu," kata Sunny seraya menunjuk ke arah pembeli yang duduk agak jauh dari warung. Ayana hanya melihat dua punggung lebar dua pria pembeli itu yang memesan dua kopi.
"Dua pria yah, mas? Mas Sunny saja deh, mas! Biar aku yang lanjutkan memasak mie goreng nya. Entar pembelinya lihat wajah istrimu yang cantik ini, loh mas!? Entar takutnya mereka jadi sering kemari gara-gara penjualnya cantik bukan lantaran mie goreng atau kopinya yang sedap," urai Ayana. Sunny tersenyum lalu terkekeh.
"Benar apa kata kamu, sayang! Mereka dua pria yang cukup tampan juga, entar takutnya kamu juga naksir mereka juga," sahut Sunny. Ayana segera mencubit pinggang suaminya.
"Ih, bukan aku yang naksir, mas! Dua pria itu, mas yang tidak bisa melihat wajah cantik ku. Entar mereka terpesona, hehehe," kata Ayana.
"Oke, biar kopinya aku yang antar! Ini lanjutkan memasak mie goreng nya, sayang!" sahut Sunny yang segera mengantarkan dua gelas kopi hitam pada dua pembeli yang baru saja datang tadi. Ayana hanya menatap suaminya lalu kembali fokus memasak mie goreng pesanan pembeli.
"Biar suamiku yang melayani pembeli. Aku takut kalau tanpa aku sadari gayaku bisa mengundang pria menjadi tertarik padaku. Aku sudah taubat. Aku harus menjadi istri yang baik untuk Sunny," pikir Ayana.
*****
"Ini kopi hitam nya, bang! Oh iya, mie goreng nya baru dibuat oleh istriku. Sebentar lagi siap, bang!" ucap Sunny sopan pada dua pembeli dengan jenis kelamin pria itu. Dua laki-laki itu terlihat ramah lalu mulai memperhatikan Sunny dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Oke, terimakasih mas!" sahut salah satu pembeli itu ramah. Sunny segera meninggalkan mereka berdua. Namun sebelum melangkah lebih jauh, salah satu pria itu memanggil Sunny.
"Mas, tunggu dulu!" kata salah satu pembeli itu. Sunny mendekati mereka berdua.
"Iya, bang!? Apa kopinya kurang manis atau bagaimana, bang?" tanya Sunny berusaha menebak.
"Tidak, tidak, mas! Kopinya pas dan mantap. Hem, kalau boleh meminta waktu nya sebentar saja, mas! Itupun kalau tidak sedang sibuk melayani pembeli loh, mas," kata salah satu pembeli itu.
"Oh, tidak bang! Tinggal membuatkan mie goreng pesanan abang berdua. Dan sekarang pun ada istri saya yang melayani pembeli yang lainnya. Bagaimana bang, ada perlu apa yah??" ucap Sunny. Sunny kini mulai duduk bergabung dengan kedua pembeli itu.
"Namaku Mark dan ini asisten pribadi ku, Rendra! Aku kok sangat tertarik dengan kamu yah, mas! Mau tidak juga bekerja di tempat kami. Maksudnya di perusahaan yang aku pimpin," ucap laki-laki itu yang bernama Mark. Sunny menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Gimana yah, bang!? Kalau aku bekerja, berati aku meninggalkan istriku bekerja di warung ini sendiri. Kasihan istriku dong, bang!?" kata Sunny.
"Aku melihat dari penampilan kamu seperti nya orang terpelajar. Aku tidak mungkin salah tebak. Aku tanya pada kamu, mas! Apa pendidikan terakhir kamu, mas?!" kata Mark memastikan.
"Eh, em kok bisa tahu sih?" gumam Sunny bingung.
"Jangan bingung, bang! Dari kulit anda yang bersih dan terlihat terawat, aku pikir sebenarnya anda lahir dari keluarga berada. Atau mungkin istri anda sangat pandai dalam merawat dan melayani anda, mas! Dari kaos dan celana pendek anda pun, bermerek," kata Mark. Sunny terkekeh saja mendengar nya.
"Hehehe, demikian juga hal nya anda, bang! Anda bisa saya tebak, kalau anda ini adalah seorang bos sebuah perusahaan. Mungkin CEO, hehehe," sahut Sunny. Ketiga pria itu tertawa terbahak-bahak.
"Oke, oke mas benar! Sekarang tanpa anda menyebutkan gelar anda yang terakhir saya pun sudah bisa menebaknya. Seorang Master of Business Administration, bukan?" tebak Mark.
"Hehehe, sudahlah bang! Jangan keras-keras! Tidak enak jika didengar oleh pembeli. Eh em, sebentar bang, sepertinya istri saya sudah memberikan kode kalau mie goreng yang anda pesan tadi sudah matang," kata Sunny. Sunny segera masuk mengambil dua piring mie goreng pesanan Mark dan juga Rendra.
*****
"Silahkan dirundingkan pada istri nya, mas! Anda bisa langsung bekerja di perusahaan kami. Dan tentu saja bisa angkat menjadi manager saya. Ini posisi yang cukup tinggi di perusahaan bukan? Gajinya juga lumayan. Mas Sunny, bisa menyenangkan istri nya dengan gaji yang cukup besar. Bagaimana, mas? Kalau tertarik, ini nomer handphone saya. Mas Sunny bisa langsung hubungi saya. Saya sangat menyukai, mas Sunny loh! Makanya saya ingin mengajak mas Sunny bergabung di perusahaan yang saya pimpin," kata Mark.
"Baiklah, saya akan rundingan dulu dengan istri saya," sahut Sunny sambil mengambil kartu nama milik Mark.
"Mungkin dengan gaji anda yang besar, warung ini bisa ditutup atau anda mencari orang untuk membantu mengurus warung ini. Jika istri anda tetap menginginkan membuka warung ini," kata Mark.
"Hehehe, benar bang! Semua bisa dijalankan jika istri saya mengijinkan saya bekerja di kantor. Dan tentu saja saya akan mencarikan pembantu untuk menemani istri saya menjalankan bisnis kecil-kecilan untuk istri saya. Daripada bengong dan tidak ada kegiatan. Tapi mau saya sih, kalau pendapatan saya besar, istri saya tidak perlu capek-capek dan sibuk berjualan seperti ini," urai Sunny. Mark dan Rendra terkekeh mendengar ucapan Sunny.
"Anda benar- benar suami yang teladan dan bertanggung jawab," sahut Mark.
"Ah, saya hanya laki-laki yang sangat mencintai istri saya. Saya tidak mau melihat istri saya terlalu capek bekerja. Nanti kalau capek bekerja, disaat saya butuh kehangatan setelah seharian bekerja, istri saya mengeluh capek. Akhirnya tidak jadi gituan. Kan repot, bukan??" kata Sunny.
"Hahaha, kalau soal itu kan gampang, mas! Saya punya solusinya. Anda bisa jajan. Saya punya mami yang memiliki banyak wanita-wanita seksi dan cantik. Mas Sunny, kalau mau nanti aku kenalkan pada mami itu, hahaha," ucap Mark tanpa filter.
Tiba-tiba saja Sunny terdiam. Dia tiba-tiba teringat akan dulu di mana istrinya juga salah satu anggota dari mami. Tapi disini yang dimaksudkan mami oleh Mark, apakah mami Susi atau bukan.
"Astaga, bang! Saya ingin selalu setia dengan istri saya," sahut Sunny.
"Wow, hebat! Saya jadi ingin berkenalan dengan istri anda, mas! Dari tadi istri anda tidak keluar dan melayani pembeli," kata Mark.
"Istri saya selalu tidak mau kalau keluar mengantarkan pesanan pembeli.Katanya takut kalau pembeli jadi melihat wajah nya. Hahaha. Jadi disuruh aku yang mengantarkan pesanan dari pembeli, bang!" ucap Sunny. Semua pria itu tertawa mendengar ucapan Sunny.
"Aku rasa mas Sunny pasti pria pencemburu. Istri mas Sunny takut jika mas Sunny cemburu kan?" kata Rendra.
"Aku pikir juga begitu, Rendra!" sahut Mark. Ketiga pria itu tertawa terbahak-bahak. Mereka larut dalam obrolan panjang dan semakin akrab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Mark ada udang di balik batu.....dia menyelidiki Ayana dan Sunny 🤭🤭
2023-03-13
0