BAB 11

"Terimakasih, Ayana! Kamu mau menikah dengan ku walaupun aku saat ini sudah tidak memiliki harta dan kedudukan," ucap Sunny sambil menggenggam tangan Ayana.

"Justru akulah yang berterima kasih kepada mu, Sunny! Kamu mau menerima ku walaupun masa lalu ku begitu buruk. Kamu mau menjadikan aku istri untuk kamu bimbing dan bina ke hal yang lebih baik. Kamu tidak jijik walaupun kamu sudah tahu jelas dengan pekerjaan ku dulu," kata Ayana.

Sunny merengkuh tubuh Ayana yang saat ini sudah sah menjadi istrinya. Saat ini Ayana dan Sunny meninggalkan kota besar. Mereka memutuskan mencari tempat tinggal di pinggiran kota. Sebenarnya bukan masalah besar jika tinggal di rumah Ayana di kota. Namun rumah itu akan mengingatkan pada Ayana bahwa dulu dirinya sebagai wanita tuna susila dimana dirinya sangat mudah mendapatkan uang. Bahkan rumah itulah hasil keringat Ayana dari pekerjaan nya sebagai partner ranjang dari pria-pria yang membutuhkan jasa Ayana.

"Besok kita akan mempersiapkan dan memulai usaha kecil-kecilan. Bagaimana menurut mu kalau kita membuka warung kopi dan juga menyediakan berbagai macam mie, baik mie kuah atau mie goreng. Selain itu kita juga menyediakan aneka jus buah-buahan. Aku rasa di tempat ini belum ada warung yang

menjual menu itu kan? Apalagi di sini banyak orang-orang lewat. Rumah ini cukup strategis untuk berjualan," kata Sunny mulai berencana.

"Aku ikut kamu saja, Sunny! Kalau hanya membuat kopi, teh, dan juga juz buah, aku rasa bisa. Ditambah memasak mie kuah dan mie goreng juga bisa," sahut Ayana.

"Asyik!! Istriku memang super pintar," ucap Sunny.

"Hehe, Ayana gitu loh!" kata Ayana.

"Istriku, sayang! Jangan panggil aku Sunny terus dong, sayang! Panggil aku kakak atau abang, atau ayang beb gitu loh. Kita kan sudah menjadi suami istri, jadi akan terdengar manis jika kamu memanggilku tidak sekedar nama saja," ucap Sunny.

"Hehehe, kamu mau aku panggil apa? Mas Sunny? Abang Sunny? Atau ayah?" tanya Ayana.

"Hem, aku suka jika kamu memanggilku dengan mas Sunny saja. Suara manja kamu kalau memanggilku dengan mas Sunny seperti terdengar ada sedikit men de sah nya. Aku suka itu, hahaha," ucap Sunny.

"Baiklah! Oh iya, mas Sunny! Kapan kita mulai belanja segala sesuatu nya. Kita cicil-cicil yuk! Aku ada banyak tabungan. Apalagi terakhir aku mendapatkan banyak uang dari seseorang pria yang pada akhirnya mengajakku menikah. Dan sekarang ini sudah menjadi suamiku," ucap Ayana.

"Hehehe, jangan mengungkit hal itu lagi sayang! Uang mu untuk kamu saja. Aku masih ada kok, kalau hanya untuk memulai usaha kecil seperti warung kopi. Sisa membeli rumah ini, aku masih ada tabungan kok, sayang! Aku tidak kere-kere amat, sayang!?" sahut Sunny.

"Hehehe, maaf!" ucap Ayana.

"Sepertinya kita butuh motor, deh yang! Bagaimana kalau besok kita beli motor dan sekalian belanja keperluan sehari-hari dan juga memulai belanja untuk warung. Aku rasa, persiapan membuka warung kopi, satu minggu cukup deh," kata Sunny.

"Pelan-pelan saja, mas Sunny! Kita menikmati hidup saja sambil memulai belajar beribadah. Pokoknya aku minta dibimbing oleh kamu, mas! Aku sekarang istri kamu, mas! Aku serahkan jiwa dan raga ku kepada mu, mas. Semoga apa yang aku lakukan mendapatkan ridlo mu, mas!" ucap Ayana.

"Aamiin, sayang! Aku ingin kita selalu mengisi dan terbuka yah, sayang! Jangan ada dusta diantara kita," kata Sunny.

"Kok, kedengaran nya seperti baris lagu yah," sahut Ayana.

"Hahaha," Sunny tertawa seraya memeluk istrinya dengan penuh kasih sayang.

*****

Sementara itu di ruang kerja tuan Apollo. Tuan Apollo menyuruh anak buahnya untuk selalu mengawasi gerak-gerik putra nya yang meninggalkan mansion pribadi nya. Walaupun marah, tuan Apollo masih tetap ingin tahu bagaimana putra satu-satu nya itu hidup diluar dengan fasilitas jauh dari kata mewah.

"Jadi, Sunny sudah menikah dengan Ayana? Benar-benar hebat anak itu. Dia sangat keras kepala," ucap Tuan Apollo yang mendengar informasi yang disampaikan oleh salah satu anak buahnya yang diperintahkan mencari informasi tentang Sunny, putra nya.

"Hem, aku pikir Sunny tidak akan bisa hidup tanpa fasilitas mewah. Ternyata anak itu cukup tangguh juga," gumam Tuan Apollo.

"Baiklah! Tetap perhatikan putraku itu," perintah tuan Apollo pada orang kepercayaan nya.

"Saat ini apa yang akan dia lakukan untuk membuat bahagia istrinya. Ayana!? Bahkan dulu aku yang lebih dahulu mengajaknya menikah dan meninggalkan pekerjaan nya sebagai seorang wanita tuna susila. Ternyata aku kalah dengan putra ku. Aku tidak menyangka jika aku dan putraku memiliki selera yang sama," gumam tuan Apollo seraya tersenyum sinis.

*****

"Jadi, putraku sudah menikah? Mas, tolong suruh putraku dan menantuku kembali ke mansion ini. Tempat ini terasa sangat sepi tanpa putraku, mas!?" ucap Reta.

"Tidak, Reta! Aku bahkan sudah mengusir Sunny dari mansion ini. Apakah aku harus menjilat kembali ludahku sendiri?" kata tuan Apollo.

"Tolong, mas Apollo! Demi aku, Mas! Aku ingin melihat menantuku. Wanita seperti apa hingga putraku berani berkorban meninggalkan kemewahan dan kedudukan yang tinggi di perusahaan," ucap Reta.

"Bukankah aku sudah pernah mengatakan, Reta? Kalau wanita yang dinikahi oleh Sunny adalah seorang tuna susila. Wanita yang selalu setiap malam melayani pria-pria kesepian yang membutuhkan kehangatan di atas ranjang. Bisa kamu bayangkan bukan? Anak kita bersama wanita yang tubuh nya sudah diobral sana sini oleh beberapa pria," kata tuan Apollo.

"Tapi itu dulu bukan? Aku yakin setiap manusia akan mampu merubah dirinya lebih baik. Aku yakin Sunny, putra ku bisa membuat istrinya menjadi wanita yang baik dan patuh terhadap suaminya. Itu yang penting. Lebih baik manusia yang dulu nya bejat tapi sekarang sudah bertaubat daripada manusia yang dulunya baik tapi sekarang bergelimang dosa dan kejahatan," kata Reta.

"Mas, jika kamu tidak mengijinkan putraku kembali ke mansion ini. Ijinkan aku untuk menjumpai putra ku di tempat tinggal nya yang baru. Aku ingin bertemu dengan putraku, mas! Selain itu aku ingin melihat menantu ku. Aku akan selalu mendoakan mereka supaya dilimpahkan kebahagiaan," ucap Reta.

"Jangan, Reta! Untuk sekarang ini aku belum mengijinkan kamu keluar menemui mereka. Biarkan saja putra kita itu memulai hidupnya bersama istrinya. Kita lihat, apakah Sunny bisa membahagiakan istrinya dengan usahanya. Aku ingin melihat nya terlebih dahulu, Reta. Tetapi jika ternyata, putra kita tidak mampu, kita akan membawa mereka kembali pulang," urai tuan Apollo

"Tapi mas, boleh kah dari kejauhan aku melihat mereka?" ucap Reta.

"Nanti Reta! Kamu akan melihat, nya!" sahut tuan Apollo.

Terpopuler

Comments

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾

Apollo selalu menjelek-jelekkan Ayana....padahal kamu juga sering menikmati tubuhnya🤭🤭🤭
Kamu gagal menikahi Ayana dan yg paling menyakitkan adalah anakmu sendiri yg menikahinya😜😜😜

2023-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!