BAB 16

"Aku mencintaimu, mas Sunny! Tapi aku sudah betah tinggal di tempat ini. Di rumah ini terasa damai. Aku tidak butuh kemewahan. lagi, mas! Yang aku inginkan rasa damai, tentram menjalani kehidupan rumah tangga bersama dengan mu, mas!" ucap Ayana.

Sunny merengkuh tubuh Ayana. Dia memeluk Ayana untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan rasa kekhawatiran pada Ayana.

"Baiklah, kita tetap tinggal di rumah ini, sayang!" kata Sunny akhirnya. Ayana merasa lega dengan keputusan itu.

"Terima kasih, mas Sunny! Kita tetap tinggal di rumah ini bukan berarti kita tidak mengunjungi mommy dan daddy kamu, mas! Aku juga tidak ingin kamu dianggap sebagai anak yang tidak berbakti pada kedua orang tua. Jadi, kamu boleh kok mengunjungi rumah orang tua kamu kapan saja, mas. Apalagi menjenguk mommy kamu yang saat ini sedang sakit. Pasti mommy kamu sangat merindukan kamu, mas!" kata Ayana.

"Benarkah? Tapi aku ingin kita mengunjungi rumah kedua orang tuaku bersama-sama. Aku juga akan mengenalkan kamu dengan mommy ku. Mommy belum melihat dan mengenalmu, sayang! Weekend nanti kita ke sana yah, sayang!?" ucap Sunny.

"Aku nurut apa kata kamu saja, mas!" sahut Ayana.

"Lalu bagaimana dengan pekerjaan kamu mas? Apakah mas Sunny akan mengundurkan diri dan tidak jadi bekerja di perusahaan baru itu. Dan kembali bekerja di perusahaan daddy kamu, mas?!" ucap Ayana.

"Tidak, tidak sayang!? Aku saat ini tetap bekerja menjadi karyawan di perusahaan itu, sayang. Aku tidak akan terburu-buru kembali bekerja di perusahaan daddy. Tawaran daddy untuk mengajakku kembali ke perusahaan keluarga masih aku tangguhkan. Bukannya kamu juga tidak ingin aku tergantung dengan orang tua ku? Kita akan memulai semuanya dari nol," kata Sunny. Ayana tersenyum mendengar ucapan Sunny.

"Aku sangat bahagia, mas! Aku suka kamu yang memiliki tekad dan kemauan yang keras. Kamu memiliki semangat yang kuat untuk bangkit walaupun awalnya kamu di usir dari rumah itu. Kamu bisa menunjukkan pada daddy kamu kalau kamu bisa berdiri sendiri tanpa bayangan mereka. Walaupun untuk saat ini kita masih dikatakan menjalani hidup jauh dari kata mewah," ucap Ayana.

"Semua karena kamu, Ayana sayang!? Karena kamu aku bisa berdiri dengan tegar dan penuh percaya diri. Kamu adalah semangat ku," sahut Sunny.

"Mas Sunny! Maaf jika karena akulah kamu susah dan akulah yang membebani hidup kamu," kata Ayana.

"Hai, kamu bicara apa sih, sayang?! Tentu saja tidak sayang!? Justru kamulah yang membuat aku tersenyum dan merasakan damai di hati ku. Karena kamu adalah istriku. Semoga kita secepatnya bisa mendapatkan seseorang anak. Semoga di dalam sini secepatnya akan ada janin keturunan kita yang berkembang menjadi bayi mungil. Aku ingin rumah ini menjadi ramai dengan kelahiran dan kehadiran anak-anak buah hati kita," ucap Sunny.

"Iya, mas! Aku juga ingin menjadi seorang ibu, mas! Sepertinya semuanya terlihat indah dan menyenangkan. Mengurus bayi, menyusui, membesarkan sampai dewasa," kata Ayana.

"Hem, kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita mewujudkan impian indah itu?!" sahut Sunny dengan senyuman seringai nya. Ayana seketika menjulurkan lidahnya.

"Eh??" Ayana merona wajahnya.

Namun sejurus kemudian Sunny segera menggendong Ayana ala bridal masuk ke dalam kamar mereka. Setelah sampai di dalam kamar itu, Sunny merebahkan tubuh Ayana serta merta mengeksekusi nya dengan pelan dan penuh hasrat.

Kedua netra mereka saling bertemu. Keduanya melemparkan senyuman penuh minat. Tangan Sunny mulai nakal mengusap bagian-bagian yang membuat Ayana limbung dan merasa aliran darahnya memanas.

"Mas!?" ucap Ayana saat Sunny hendak mencium bibir nya.

"Hem??" sahut Sunny.

"Pelan-pelan saja, mas!?" kata Ayana. Sunny tersenyum lebar mendengar permintaan Ayana.

"Bukannya kamu sangat menyukai kalau aku ganas seperti singa?" sahut Sunny. Ayana mendengus kesal saat Sunny langsung menyergap Ayana tanpa ampun.

Di kamar kecil yang sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal Sunny sebelum menikah dengan Ayana, terjadilah ritual rutin suami istri. Keduanya bertekad untuk secepatnya bisa memiliki putra. Dengan kasih sayang saling memberi dan menerima, keduanya sama-sama memberikan rasa nikmat satu dengan yang lain. Mencapai tujuan yang sama di puncak tertinggi kenikmatan ritual suami istri itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!