BAB 13

"Kamu yakin mas, menerima tawaran pekerjaan dari pria itu? Pria yang tadi singgah ke warung kita untuk membeli kopi dan juga mie goreng tadi?" tanya Ayana.

"Jika kamu mengijinkan aku bekerja di perusahaan itu, aku dengan senang hati akan menerima tawaran bagus itu, Ayana sayang??! Pria tadi menawarkan pekerjaan yang bagus sesuai bidang ku dan gaji yang aku dapat kan juga lebih banyak. Kamu bisa duduk manis di rumah sambil menunggu kedatangan ku pulang lagi dari kantor. Dan warung kopi ini bisa ditutup saja. Aku tidak mau kamu capek, Ayana," kata Sunny.

"Hem, baiklah mas, aku akan mengijinkan kamu bekerja dan menerima tawaran pria itu. Tetapi boleh kah jika warung kopi ini tetap buka mas? Aku juga ingin menyibukkan diri dengan aktivitas sehari-hari. Aku tidak mau hanya berpangku tangan saja menunggu kamu pulang dari kerja. Kamu tahu sendiri kan, mas?! Kalau aku tipe wanita yang suka bekerja keras dan mandiri. Aku juga tidak mau menggantungkan semuanya pada kamu, mas! Nanti kalau aku butuh apa-apa, jadi merepotkan kamu dan selalu membebani kamu, mas!?" ucap Ayana. Sunny semakin memeluk tubuh Ayana yang langsing. Dia mengecup lembut kening Ayana.

"Aku sekarang suamimu, Ayana sayang! Kamu jangan berpikiran lagi kalau kamu akan menjadi beban bagiku, sayang! Kamu adalah istriku dan sudah menjadi kewajiban ku untuk menafkahi kamu," kata Sunny.

"Ih, aku menjadi tersandung, mas!?" sahut Ayana.

"Bukan tersandung, sayang!? Tapi tersanjung," kata Sunny. Mereka berdua terkekeh-kekeh dalam candaan. Namun tiba-tiba saja kedua netra mereka bertemu. Kedua sama-sama diam lalu keduanya semakin merapat dan semakin mengikis jarak.

"Ayana, aku ingin segera memiliki anak dari kamu, sayang?!" bisik Sunny dengan suara yang sudah berat. Deru nafasnya semakin membakar lantaran gejolak hasratnya semakin membuncah.

"Hem, aku juga, mas! Semoga secepatnya apa yang menjadi keinginan kita akan segera terwujud yah, mas," kata Ayana.

"Aamiin, Ayana sayang!? Kalau begitu ayo kita.... " sahut Sunny. Tanpa melanjutkan ucapannya dia segera menyambar bibir mungil milik Ayana dan mengajaknya bekerjasama untuk mewujudkan impian mereka untuk mendapatkan buah hati mereka.

Tangan Sunny dan Ayana saling bergerilya membantu melepaskan semua yang melekat dalam tubuh mereka. Selanjutnya, pasangan suami istri itu melakukan ritual malam sebelum tidur bagi pasutri.

*****

Pagi hari itu tiba Sunny berencana mendatangi alamat kantor di perusahaan milik Mark. Sedangkan Ayana tetap bersikeras membuka warung kopi dan juga menjual mie kuah dan mie goreng seperti biasanya.

"Aku berangkat dulu, sayang!? Kamu tidak apa-apa kan jika aku tinggal sendiri? Mungkin lusa akan ada orang yang membantu kamu berjualan di warung kopi ini, sayang!? Jadi hari ini kamu sendirian membuat pesanan dan melayani pembeli sendiri," kata Sunny.

"Tidak apa-apa, mas! Aku bisa kok sayang," sahut Ayana. Sunny mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Ayana. Ayana mencium punggung tangan Sunny dengan penuh ketulusan. Setelah nya Sunny mulai menghidupkan motornya yang baru dibeli oleh mereka beberapa minggu ini. Lambaian tangan Ayana, membuat senyum Sunny terlihat lebar.

"Mas, Hati-hati di jalan yah, mas!" ucap Ayana.

"Siap, sayang! Aku berangkat yah, sayang!?" kata Sunny mulai menjalankan motor baru nya ke tujuan alamat kantor yang diberikan tuan Mark.

*****

"Selamat datang mas Sunny!? Akhirnya anda datang dan memenuhi ajakan kami untuk bekerja dan bergabung di perusahaan ini," kata tuan Mark menyambut kedatangan Sunny dengan antusias.

" Terimakasih banyak, bang Mark! Saya pikir saya tidak akan bisa menemukan kantor ini yang mana gedung nya sampai banyak lantai dan bertingkat-tingkat," ucap Sunny. Tuan Mark terkekeh-kekeh mendengar ucapan Sunny.

"Anda terlalu merendah dan juga terlalu memuji perusahaan ini. Saya tahu jelas bahwasanya anda siapa, hahaha," kata tuan Mark. Sukses membuat Sunny mengerutkan dahinya.

"Anda tahu saya, bang Mark?" sahut Sunny.

"Tentu saja! Seorang putra tunggal dari seorang pemilik perusahaan sepuluh terbesar di negeri ini. Dia adalah tuan Apollo. Bukankah anda adalah putra mahkota dari keluarga Apollo?" jelas tuan Mark.

"Ah, sudahlah bang Mark! Itu dulu! Bahkan daddy saya sudah tidak menganggap aku sebagai putra nya lagi. Sekarang aku menjadi orang biasa. Bukankah anda sudah melihat sendiri, kalau kemarin saya sampai jualan kopi dan mie di warung kecil di pinggiran kota," kata Sunny.

"Oke, oke, baiklah! Karena anda sudah datang kemari, itu artinya anda mau bekerja dan bergabung di perusahaan ini bukan?" sahut tuan Mark.

"Sepertinya tawaran bang Mark sangat menarik. Bahkan istri saya sudah mengijinkan aku untuk kembali bergelut dalam dunia bisnis lagi. Namun aku jadi sedih lantaran istri saya harus sendirian mengurus warung kecil kami," kata Sunny.

"Hehehe, seperti nya anda dan istri anda saling mencintai. Lain waktu dan kesempatan, aku ingin mengajak mas Sunny berserta istri untuk makan malam bersama. Bagaimana mas Sunny. Saya ingin berkenalan dengan istri anda. Saya sangat penasaran dengan istri anda mas Sunny. Di mana anda rela meninggalkan kemewahan dan bahkan diusir dari mansion keluarga anda karena anda bersikeras menikah dengan istri anda itu," urai tuan Mark. Sunny mengerutkan dahinya.

"Wah seperti nya anda mencari informasi saya secara detail, tuan Mark!" sahut Sunny.

"Saya sangat tertarik dengan mas Sunny. Jadi aku ingin mengajak mas Sunny bekerja di sini. Tidak tangung-tangung loh saya menawarkan posisi di perusahaan ini," kata tuan Mark.

"Terimakasih sebelumnya, bang Mark. Untuk selanjutnya apakah saya harus memulai interview di bagian HDR atau manager?" tanya Sunny. Tuan Mark tertawa terbahak-bahak.

"Tidak perlu, mas Sunny! Anda sudah datang kemari itu artinya anda langsung bisa bekerja di perusahaan ini tanpa tes segala macam. Bahkan persyaratan apapun. Karena tanpa itu semua, saya sudah yakin kalau anda memiliki skill dan juga data yang lengkap. Untuk saat ini anda langsung duduk menjabat manager di perusahaan ini. Selamat bergabung mas Sunny! Semoga kita bisa bekerja sama di perusahaan ini untuk mengembangkan dan memajukan bisnis perusahaan," urai tuan Mark.

"Wah beneran bang Mark?! Saya langsung diterima bekerja disini tanpa syarat apapun?" kata Sunny.

"Benar, mas Sunny! Semoga betah bekerja di sini bersama saya, mas Sunny!" sahut tuan Mark seraya menjabat tangan Sunny dengan ramah. Kedua pria yang sama-sama tampan itu saling berpelukan seolah menemukan sahabat sejatinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!