"Aku pulang yah?" pamit Sunny setelah mengantarkan Ayana ke rumahnya.
"Ok, terimakasih banyak Sunny! Kamu sudah mengajak ku lari pagi dan menikmati pasar minggu di balai kota. Rasanya seneng banget deh," ucap Ayana. Sunny tersenyum saja mendengar tanggapan Ayana.
"Lain kali aku akan sering-sering mengajak kamu jalan yah," sahut Sunny.
"Oke, baiklah! Aku tunggu yah!" sahut Ayana.
*****
Di rumah megah, mewah bak istana. Di mana Tami ke luar rumah dan Adrian hanya di rumah menikmati kekayaannya. Adrian jadi pria atau suami yang banyak di rumah. Sekali ke luar rumah hanya menghabiskan uang untuk nongkrong bersama teman-teman nya. Kini Adrian mulai terpikirkan oleh wanita yang pernah dekat dengan dirinya yaitu Ayana.
Adrian tersenyum lebar lalu mengambil ponselnya mencari nomer handphone mami Susi. Adrian berencana akan bertemu dengan Ayana malam ini. Tentu saja Adrian ingin berkencan dengan Ayana.
"Aku coba tanya mami Susi dulu. Semoga malam ini Ayana belum ada jadwal dan tamu yang harus dia temani. Aku ingin bersama Ayana menikmati malam ini nanti," gumam Adrian.
"Bahkan dulu aku tidak pernah menyentuh nya. Menciumnya saja belum, apalagi menikmati kemolekan tubuh nya bak biola itu," kata Adrian.
"Halo, mami Susi! Apa kabar?" tanya Adrian setelah sambungan keluar nya terhubung dengan mami Susi.
"Halo, Adrian! Aku pikir kamu sudah lupa dengan ku setelah mendapatkan berlian itu," sahut mami Susi di seberang sana.
"Hahaha, maksud kamu berlian itu istriku, Tami?" kata Adrian.
"Tentu saja, siapa lagi? Bahkan kamu hanya menikmati kekayaan istri kamu saja," ucap mami Susi.
"Loh, aku begini begini juga bekerja loh, mami! Tami itu sekali menginginkan aku, aku bisa dibuat kewalahan. Dia benar-benar wanita hebat di atas ranjang," kata Adrian.
"Bagus lah kalau begitu. Kamu harus bersyukur mendapatkan istri seperti dia," ucap Mami Susi.
"Hahaha tapi seperti nya aku ingin yang lain juga, mami! Ngomong-ngomong bisa tidak aku makai Ayana malam ini? Aku akan membayar dua kali lipat dari harga Ayana dalam satu jam deh," kata Adrian.
"Wah, tampaknya kamu lagi tidak beruntung, Adrian! Dalam satu bulan ini, Ayana sudah full jadwalnya. Kasihan deh kamu?!" ucap mami Susi.
"Astaga? Benar-benar jam terbang nya sudah padat yah? Tidak bisakah malam ini sebentar saja aku berkencan dengan Ayana?" kata Adrian.
"Itu tidak bisa, Adrian!" sahut mami Susi.
"Tolong lah mami, aku ingin berkencan dengan Ayana. Oh tidakkah siang atau sore seperti ini, Ayana tidak bisa diajak berkencan?" kata Adrian.
"Jam-jam seperti itu waktu nya Ayana olahraga, istirahat dan aktivitas lainnya. Hanya di waktu malam saja, Ayana bekerja menemani tamu-tamu nya," terang mami Susi.
"Coba dulu deh, mami! Siapa tahu Ayana mau. Tapi jangan bilang kalau aku yang mengajaknya kencan yah, mi!? Aku ingin memberikan kejutan pada Ayana. Bahkan dulu aku tidak pernah menyentuh nya," kata Adrian.
"Baiklah! Aku akan menghubungi Ayana dulu. Jika Ayana sibuk, dan tidak mau kamu jangan kecewa yah," ucap mami Susi.
"Oke, sip mami Susi. Terima kasih banyak," kata Adrian.
*****
"Ayana!?" panggil seorang pria dengan suara bariton yang masih berdiri membelakangi pintu.
Ayana masuk ke dalam pintu itu yang sengaja tidak dikunci dari dalam. Menurut instruksi dari mami Susi, Ayana langsung saja menjumpai tamu nya di kamar 09 di sebuah penginapan di pinggiran kota. Dan benar, saat Ayana membuka handle pintu nomor 09 yang dimaksud sudah ada seorang pria yang berdiri memunggunginya.
"Halo, Ayana sayang?! Bagaimana kabar kamu siang ini? Apakah kamu sudah kembali fresh dan siap melayani tamu kamu siang ini?" tanya pria itu yang tentu saja sangat dikenal oleh Ayana. Bahkan pria itulah yang telah membuat dirinya jatuh ke lembah hitam.
"Kamu?? Kenapa kamu, kak Adrian??" ucap Ayana. Lalu senyum sinis terukir di sudut bibir Ayana saat melihat Adrian yang kini sudah mendekati dirinya.
"Kenapa? Apakah kamu terkejut Ayana?" sahut Adrian seraya mengusap pipi Ayana yang halus. Kini tangan Adrian sudah membelai rambut Ayana. Ayana seperti sangat sebal dengan pria itu.
"Aku menginginkan kamu, Ayana. Bahkan dulu aku belum sempat menyentuh dirimu. Menyentuh dan mencium bibir kamu yang merah delima ini saja, aku belum pernah," kata Adrian masih terus aktif tangannya mengusap tengkuk Ayana yang putih menggoda. Ayana menahan hasrat nya saat Adrian mulai meraih pinggangnya dan memeluk nya erat.
"Ayana, ayo kita mulai! Aku akan membayar kamu dengan mahal. Bahkan aku sudah bilang dengan mami Susi akan membayar kamu dua kali lipat dalam satu kali permainan," ucap Adrian seraya mengusap lembut bibir merah delima Ayana.
Ayana menatap Adrian penuh amarah memuncak. Namun Adrian tidak perduli. Karena dia sudah membayar Ayana mahal untuk menemani nya siang itu.
"Apakah kamu sudah banyak duitnya kah? Hingga dengan mudahnya menghina aku setelah engkau masukan aku ke dalam sumur dosa. Tidakkah kamu mendapatkan kepuasan dari istri kamu yang masih muda dan cantik itu? Hingga siang ini kamu masih serakah ingin mengkhianati nya. Di saat istri kamu bekerja keras membanting tulang. Kakak enak-enakkan di sini mengajakku bermain gila? Benar-benar suami tidak tau diri," ucap Ayana yang berusaha membuat Adrian menjadi emosi.
"Hai, Hai apakah kamu cemburu, sayang? Apakah setiap pria teman kencan kamu selalu kamu umpat seperti itu? Mereka membeli kamu dan tugas kamu melayani mereka untuk memuaskan keinginan nya. Demikian juga dengan aku. Kamu tidak perlu tahu kehidupan rumah tangga ku dan juga tamu-tamu kamu yang sudah membayar kamu," ucap Adrian.
"Sekarang tugas kamu adalah melayani aku. Sekarang lakukan tugas kamu, Ayana! Dan jangan banyak bicara," kata Adrian.
Rasanya Adrian sudah tidak sabar ingin melihat Ayana dalam melayani seorang pria yang telah membayar jasa nya. Ayana menatap tajam ke arah Adrian yang sudah siap menerima pelayanan jasa Ayana.
"Kenapa kamu masih diam saja, Ayana! Ayo jangan membuang-buang waktu lagi!" ucap Adrian yang sudah melepaskan kemejanya hingga saat ini Adrian sudah terlihat bertelanjang dada.
Ayana masih belum bergeming berdiri seraya menatap Adrian. Kini Adrian kembali mendekati Ayana lalu memeluk tubuh nya yang ramping.
"Sepertinya kamu ingin aku yang lebih dulu memulai," ujar Adrian. Kini Adrian merangkum kedua pipi Ayana lalu mulai mengecup bibir itu dengan lembut. Sesaat Ayana masih diam. Hingga Adrian menggigit bibir bawah Ayana hingga bibir itu sedikit terbuka. Adrian semakin liar menerobos ke dalam mulut Ayana. Hingga Ayana sulit melepaskan ciuman itu.
Adrian menggiring Ayana ke atas peraduan. Dan Ayana mau tidak mau harus pasrah diperlakukan apa saja oleh Adrian. Karena Adrian telah membayarnya untuk melayani dirinya.
"Ayo, Ayana! Tunaikan tugas kamu!" ucap Adrian yang kini sudah menghimpit tubuh Ayana hingga dia di posisi bawah Adrian.
Betapa air mata itu luluh dan jatuh di sudut mata Ayana. Dulu Adrian adalah pria yang begitu Ayana sayangi. Dia adalah pacar Ayana. Kenapa dia begitu tega menjualnya pada mami Susi dengan nilai yang cukup fantastik. Adrian tahu kalau Ayana saat ini sedang menangis. Adrian mengusap air mata itu dan menatap wajah wanita yang dulu pernah ia permainkan.
"Jangan menangis! Lakukan tugas kamu sekarang, Ayana!" ucap Adrian kembali menampar Ayana yang larut dalam perasaan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
anggita
👏👌👍..,,
2024-01-07
0