Episode 15

Saya... saya... .”

“Yesica, kamu masih saya-saya saja. Selesaikan makanmu, kita pergi membeli pakaian atau aku akan hilang kendali melihatmu memakai kemejaku seperti itu.” Devano bangun dari duduknya karena sudah selesai dengan makannya, ia berencana menuju ruang kerjanya untuk menenangkan pikirannya yang dibuat kesal terus menerus oleh gadis kecil yang selalu berputar dalam otaknya.

“Tuan,” panggil Yesica menghentikan langkah kaki Devano.

“Hm.”

“Apakah jika saya setuju menjadi wanita Anda atau menjadi istri siri Anda, saya masih bisa melanjutkan study saya?” tanya Yesica ingin memastikannya lagi apakah benar Devano akan membiarkannya melanjutkan kuliahnya.

“Hm.” Devano hanya ber hm ria sebagai jawabannya tanpa berniat menoleh pada lawan bicaranya karena Yesica yang masih menggunakan kemejanya membuat dirinya selalu menelan salivanya sulit, entah mengapa tubuhnya bereaksi pada saat melihat Yesica tapi tak bereaksi pada wanita yang selalu menggodanya padahal mereka lebih seksi dan menggoda.

“Kalau begitu, saya setuju untuk menjadi wanita Anda,” sahut Yesica seketika membuat Devano langsung membalikkan tubuhnya dengan wajah berbinar, tapi seketika wajah itu ia buat kembali seperti biasanya, dingin dan cuek. Entahlah mungkin dia malu dan gengsi untuk menunjukkan rasa senangnya.

“Baiklah kalau begitu, aku akan meminta Kris untuk mengatur semuanya. Sekarang aku akan membawamu untuk membeli pakaian,” sahut Devano dengan nada yang ia buat secool mungkin.

“Tapi aku akan mengenakan pakaian apa, Tuan? Pakaianku yang semalam koyak,” ucap Yesica yang bingung.

“Kalau begitu kau tunggu aku dikamar, aku akan segera menemuimu,” titahnya dan Devano pergi menuju sebuah kamar, Yesica yang tak ingin ambil pusing menuruti ucapan Devano untuk menuju kamar.

Tak lama Devano datang dengan membawa pakaian ditangannya.

“Pakai ini.” Devano memberikan kaos ukuran perempuan berwarna putih dan celana jeans wanita juga jaket levis.

“Apakah ini milik mantan kekasih Anda yang pernah bermalam di sini?” tiba-tiba saja Yesica bertanya demikian.

“Jangan sembarangan bicara, aku belum pernah membawa wanita ke rumah ini, hanya baru kau saja yang memasuki rumahku. Ini pakaian Adikku, dia terkadang menginap di sini jika Milan, putranya ingin bertemu denganku,” sahut Devano menjelaskan. “Cepat pakai, nanti keburu malam,” titahnya lagi.

“Maaf, saya tidak tahu. Kalau begitu saya akan mengganti pakaian terlebih dulu.” Yesica pergi menuju kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Tak lama Yesica keluar sudah rapi dengan memakai pakaian milik Davina yang diberikan oleh Devano, sejenak Devano tertegun melihat penampilan gadis kecil itu yang mampu menggugah hasrat kelelakiannya.

‘Oh god, apakah aku benar-benar ped*fil yang menyukai gadis di bawah umur, mengapa saat bersama dengannya, tidak bahkan hanya melihat penampilannya saja aku sudah tergugah untuk merengkuhnya, mungkin kalau aku pria hidung belang aku sudah tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk langsung menyerangnya ke dalam kehangatan yang tiada tara, tapi aku masih waras, aku tak boleh merusaknya sebelum menjadi milikku, tapi bukan berarti aku juga akan merusaknya setelah menjadi milikku, aku akan merawatnya dengan baik dan akan selalu kupastikan ia berada disisiku,’ batin Devano berkecamuk mempertahankan pertahanannya agar tak goyah dan menyakiti Yesica nantinya.

“Tuan, saya sudah siap,” ucap Yesica menyadarkan Devano dari lamunannya.

“Oh, ya sudah ayu kita berangkat, Kris sudah menunggu di bawah.” Devano langsung berjalan lebih dulu meninggalkan Yesica di belakang, Yesica mengikutinya tanpa banyak ucapan.

Di dalam mobil, keduanya terlihat begitu asing, seperti saat bertemu di bar, hanya diam tak ada pembicaraan apa pun, sepi seperti kuburan pera*an.

Sampai di area parkir mall, Devano turun setelah Kris membukakan pintu mobil disusul oleh Yesica, mereka berjalan beriringan dengan Kris di belakangnya.

Banyak pasang mata yang menatap ke arahnya karena mereka mengenali siapa Devano, kebanyakan yang memandang takjub dan penuh damba adalah wanita.

‘Ke mana pun Tyan Vano pergi meski hanya memakai pakaian biasa seperti itu mungkin akan selalu menjadi pusat perhatian orang seperti ini, terutama seorang wanita,’ batin Yesica merasa minder, ia beringsut jalan di belakang Devano mensejajari Kris, Devano yang bingung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap gadis tersebut.

“Apakah kau pengawalku?” tanya Devano dengan mengerutkan dahinya.

“Saya hanya tak nyaman saja berjalan di samping Anda, Tuan. Banyak mata memandang, pasti mereka membicarakan saya yang tak sopan berjalan beriringan dengan Anda,” sahut Yesica tahu diri.

“Mulai hari ini kau adalah wanitaku, angkat kepalamu dan berjalanlah yang tegak penuh perasaan bangga. Wanita seorang Devano Hanoraga tak boleh bersikap seperti ini. Kau diizinkan untuk bersikap arogan dan membawa namaku, ayu.” Devano meraih tangan Yesica dan menggandengnya sambil berjalan membuat wajah Yesica memerah, ia merasakan tekanan udara yang begitu panas, ia merasa semua wanita yang memandanginya sedang merutuknya dan menatapnya sinis meski itu memang benar adanya.

Devano berjalan menuju sebuah toko baju yang biasa dikunjungi oleh adik tercintanya.

“Selamat datang, Tuan Vano,” sambut karyawan toko tersebut dengan ramah.

“Bantu wanitaku memilih pakaian terbaik di toko ini,” titah Devano.

“Baik, Tuan. Mari Nona.”

“Pilihlah pakaian yang kau mau, jangan memilih gaya baju seperti yang kau kenakan, aku ingin kau memakai dresh mulai esok. Pilih juga beberapa gaun agar saat aku menghadiri pertemuan kau bisa menemaniku,” titah Devano yang sudah duduk di sofa empuk.

Yesica menuruti perkataan Devano untuk ikut dengan pelayan toko, sang pelayan membawa Yesica menuju tempat dres-dres cantik berjejer, Yesica mengamati begitu banyak dres cantik membuat dirinya terpesona, ia melihat banderol pada dres tersebut dan terkejut dengan harganya.

“Apakah tak ada yang lebih murah dari ini, Mbak?” tanya Yesica yang terkejut dengan harga satu dres yang ia suka.

“Itu sudah yang paking murah, Nona. Nona bisa mencobanya, Tuan Vano menyuruh Nona untuk memilih bukan untuk melihat harganya. Mari Nona saya antar ke ruang ganti,” ajak sang pelayan toko sambil membawa dres yang dilirik oleh Yesica.

Yesica menurutinya tanpa berucap lagi, ia takut membuat Devano malu jadi tak berkata apa pun lagi pada sang pelayan toko.

“Apakah ini tidak terlalu berlebihan? Satu baju seperti ini berharga sekitar dua bulan gajiku bekerja di Malam Langit, kalau kedua sahabatku tahu aku memakai pakaian mahal seperti ini pasti mereka akan berpikir yang tidak-tidak. Jika Vivi pasti akan memaklumi, tapi bagaimana dengan Luna yang tak tahu dunia malam,’ gumam Yesica yang berat sekali kakinya untuk keluar dari dalam ruang ganti.

“Nona, apakah Anda sudah selesai? Jika sudah mari saya antar untuk memperlihatkannya pada Tuan Vano,” ucap sang pelayan toko membuyarkan pikiran Yesica.

“Yah aku sudah selesai, aku keluar sekarang,” sahutnya dan Yesica pun keluar dari dalam ruang ganti.

“Anda cantik sekali, Tuan Vano pasti akan sangat terpesona pada Anda,” puji pelayan toko.

“Terima kasih,” ucap Yesica canggung dengan senyum yang dipaksakan padahal hatinya merasa tak nyaman memakai baju dengan harga yang terbilang cukup mahal.

“Tuan, apakah dres seperti ini yang Anda inginkan dikenakan oleh Nona?” ucap sang pelayan memperlihatkan Yesica yang mengenakan dres yang dipilihnya sendiri.

Devano yang melihat Yesica langsung terpesona karena terlihat begitu cantik dan polos.

“Yah, aku ingin model dres yang seperti ini, tolong carikan beberapa dan juga jangan lupa pilihkan beberapa gaun malam. Kris kamu selesaikan pembayarannya aku akan mengajaknya mencari sepatu di toko biasa,” titah Devano pada pelayan toko dan Kris.

“Baik, Tuan.”

Devano membawa Yesica menuju toko sepatu yang juga langganan sang adik. Seperti di toko pakaian tadi, ia meminta pelayan untuk melayani Yesica dengan menyebutkan Yesica sebagai wanitanya sedangkan dirinya duduk manis sambil memainkan ponselnya menunggu Yesica selesai memilih sepatu. Saat sedang asyik memainkan ponselnya, seorang wanita yang sangat dikenalnya dan juga selalu mengejarnya duduk persis di samping dirinya.

“Hai Vano, kita berjodoh banget yah bisa bertemu di sini.”

Terpopuler

Comments

Dewi Muchay

Dewi Muchay

jijik aku jijik padamu kata vano

2023-09-15

1

Nyoman Wirati

Nyoman Wirati

Thor kenapa.kata ayo bisa jadi ayu ya ?, ada beberapa kalimat yg harusnya kata ayo dijadika.ayu seperti kalimat "ayu kita berangkat" harusnya ayo kan bukan ayu?, gak apa sih Thor ku juga ngerti kalimatnya, cerita ini juga Sdh tamat hanya kedepannya agar lebih diperhatikan lagi kata2 nya, semangat Thor💪

2023-08-03

2

Edah Jubaedah

Edah Jubaedah

pertama :: lihat dulu item yg diincar
kedua ::lihat banderol😁😁😁
ketiga ::itu adalah aku😁🤦

2023-08-02

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Penutupan dan promosi karya baru
96 Promo Cerita Baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Penutupan dan promosi karya baru
96
Promo Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!