Episode 14

Sampai di rumah Devano langsung menuju kamarnya, dikamar ia tak mendapati Yesica di mana pun. Ia mencari di seluruh kamarnya karena saking besar kamar milik Devano tapi tak kunjung menemukannya. Kamar mandi dan walk in closet juga sudah ia periksa tapi juga tak nampak keberadaan gadis kecil yang selalu menari-nari di pikirannya.

“Di mana gadis kecil itu,” gumamnya bertanya pada diri sendiri.

Saat Devano bertanya-tanya dan mencari, pintu kamar dibuka ia pun langsung menoleh pada arah pintu dan nampaklah gadis kecil yang dicarinya sedari tadi.

“Anda sudah pulang, Tuan?” tanya Yesica yang merasa canggung, ia takut akan ditagih jawaban atas pertanyaan Devano tadi pagi.

“Dari mana kamu?” tanya Devano penuh selidik.

“Saya habis masak makanan untuk Anda makan malam, siapa tahu saja Anda mau makan malam di rumah makanan sudah siap, jika Anda berkenan memakan masakan saya yang ala kadarnya,” sahut Yesica memberitahu kalau ia habis masak.

“Aku akan makan nanti, sekarang aku akan membersihkan tubuhku dulu,” ucap Devano yang berniat untuk ke kamar mandi.

“Apakah perlu saya siapkan pakaian ganti, Tuan?” tanya Yesica canggung, ia tak memiliki maksud apa pun hanya ingin membalas perbuatan baik Devano semata.

“Hm.” Devano hanya ber hm ria saja, ia langsung menuju kamar mandi untuk berendam agar pikirannya tenang.

“Mengapa aku jadi memikirkan gadis kecil itu terus,” gumamnya yang sedang merelakskan tubuhnya dengan berendam di bak mandi.

Sedangkan di luar kamar mandi, Yesica sedang memilih pakaian untuk dikenakan oleh Devano.

“Mengapa aku jadi seperti istrinya begini yah, hihi,” gumamnya terkikik sendiri.

“Huh, jangan menghalu, dia itu Bos besar kamu hanyalah remahan rempeyek amem yang tertinggal dikaleng biskuit konguan yang mulai karatan, tak mungkin mendapatkan pendamping hidup yang sesempurna Tuan Vano seperti itu. Dia menawarkanmu untuk menjadi simpanannya saja sudah sungguh sangat bersyukur, jangan berpikir untuk sesuatu yang tak mungkin,” sambungnya lagi, tanpa sadar ia mengatakan hal yang selalu diimpikan oleh para wanita di kotanya.

“Astaga, aku itu bicara ngelantur apa sih. Yes, otak kamu sudah konslet yah sampai bicara yang ngawur seperti itu,” seketika Yesika langsung menepuk-nepuk kepalanya karena ucapan bo*oh yang keluar dari bibirnya.

“Kamu sedang apa?” tanya Devano mengejutkan Yesica.

“AH MESUM!” Yesica lebih terkejut lagi saat melihat Devano yang hanya menggunakan handuk yang melilit di pinggangnya, ia langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya dan berbalik kembali menghadap lemari, Devano terkekeh tipis melihat tingkahnya itu.

Ia berjalan mendekati Yesica dan berdiri tepat di belakangnya, tubuhnya lama kelamaan menempel pada tubuh bagian belakang Yesica membuat gadis kecil itu semakin beringsut mepet pada lemari.

“Anda mau apa, Tuan? Anda jangan macam-macam atau saya akan berteriak,” tanya Yesica sedikit mengancam.

“Saya mau mengambil pakaian ganti saja, memangnya kamu mau melihat saya seperti ini terus? Lagi pula kamu katanya mau menyiapkan pakaian ganti untuk saya, tapi sampai aku selesai mandi belum juga siap dan malah mengoceh tak jelas di sini,” ucap Devano yang memang ternyata mengambil pakaian gantinya.

“Ah, iya, hehehe. Maaf, Tuan. Saya belum menyiapkan pakaian Anda, hehe,” dengan tidak berdosanya Yesica terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal karena merasa malu sudah menuduh Devano yang tidak-tidak.

“Kamu pasti berpikir yang macam-macam tentang saya kan?” tuduh Devano yang memang benar adanya.

“Ti-tidak kok, Tuan jangan asal nuduh,” sahut Yesica dengan suara yang terbata-bata karena tertangkap basah berpikir yang tidak-tidak.

“Kalau tidak, mengapa ucapanmu menjadi sangat gugup begitu.” Devano pergi meninggalkan Yesica yang masih mematung, dalam langkahnya bibirnya tersenyum geli.

“Aaah, aku kenapa sih, kenapa aku jadi gugup begini? Gak mungkin karena syarat yang diajukan oleh Tuan Vano tadi pagi kan?” Yesica memekik sendiri setelah Devano pergi.

“Tenang Yes, kamu berhutang budi padanya karena sudah menyelamatkan nyawamu kemarin. Dan untuk melindungiku selanjutnya dia hanya ingin menjagaku disisinya itu sangat wajar, jangan berpikiran yang macam-macam, jika memang dengan menjadi simpanannya adalah cara untuk membayar kebaikannya maka kamu harus menerimanya, jangan menjadi gadis yang tak tahu malu,” ucapnya kembali mengusap dadanya untuk menenangkan dan menghibur diri sendiri.

“Lebih baik aku menyusulnya, dia pasti akan makan malam, aku harus baik-baik melayaninya.” Yesica bergegas keluar dari kamar untuk menghampiri Devano.

Benar saja, Devano sudah menunggunya di meja makan, ia belum memulai makannya.

“Tuan mau saya ambilkan makanannya?” tanya Yesica yang masih dengan nada canggung.

Devano tak menjawab, ia hanya memberikan piringnya pada Yesica untuk diisinya dengan makanan. Yesica bergegas mengambil piring itu dan mengisinya dengan makanan yang ia masak sore tadi.

“Semoga Tuan suka sama masakan saya yang ala kadarnya, saya tak pandai masak tapi setidaknya ini bisa dimakan. Kalau tak sesuai maka saya bersedia keluar untuk mencarikan makanan apa yang ingin Anda makan,” ucap Yesica panjang lebar, tapi Devano tak menghiraukannya, ia memulai makannya dengan iringan ocehan Yesica.

‘Masakannya enak, meski sederhana hanya cah kangkung dan ayam goreng tapi seperti masakan rumahan yang Mamah masak,’ batinnya setelah memasukkan satu suap makanannya.

Yesica yang duduk di sampingnya melihat dengan harap cemas menunggu komentar apa yang akan dilontarkan oleh sang pengusaha sukses yang menjadi rebutan para wanita cantik dari berbagai kalangan.

“Masakanmu lumayan, setidaknya masih bisa dimakan,” ucap Devano setelah ia selesai makan, Yesica yang mendengarnya tersenyum semeringah.

“Terima kasih, Tuan.”

“Jadi?” tanya Devano.

“Hah?” sahut Yesica yang bingung.

“Apa jawabanmu?” tanya Devano kembali.

“Anu, saya... saya... .”

“Saya apa? Aku menunggu jawaban yang jelas sekarang atau kamu tak akan bisa pergi ke kampus lagi karena mungkin orang-orang Surya akan segera menemukanmu,” ucap Devano memotong perkataan Yesica yang berat untuk menjawabnya, ia sedikit menakutinya agar menyetujui syarat yang ia ajukan, padahal uang untuk melunasi hutang Feri sudah diberikan malam itu juga.

“Saya akan menyetujui syarat yang Anda berikan untuk menjadi simpanan Anda,” dengan kilat Yesica menjawabnya.

“Simpanan?” tanya Devano mengerutkan keningnya, menatap tajam pada gadis yang duduk tepat di sampingnya, Yesica dengan takut menyengir kuda yang dipaksakan.

“Bukannya menjadi wanita Anda sama halnya menjadi simpanan Anda,” ucapnya dengan berhati-hati.

“Perumpamaan dari mana itu? Siapa yang mau menjadikanmu simpanan? Aku memintamu untuk menjadi wanitaku yang artinya aku akan menikahimu secara siri sementara waktu sampai kamu selesai kuliah. Kalau aku memintamu untuk menjadi simpananku maka aku tak akan menikahimu baik itu secara sah ataupun secara siri, paham?”

Yesica menganggukkan kepalanya mengerti.

“Jadi, Tuan Vano akan menikahi saya? Jadi, hubungan kita nantinya bukan z*na?” tanya Yesica dengan polosnya.

“Kamu itu seharian berpikir apa sih, anak kecil? Apakah kamu pikir saya ini penjahat kel*m*n yang dengan seenaknya saja meminta seorang gadis menjadi simpanan saya dan saat saya sudah bosan maka saya akan membuangnya begitu?” ucap Devano yang panggilannya berubah dari aku menjadi saya karena ia sedikit kesal Yesica menganggapnya sebagai orang yang mesum yang suka mempermainkan wanita.

“Bukan begitu maksud saya, Tuan. Dinovel-novel kalau pria berkuasa sudah meminta seorang wanita untuk menjadi wanitanya itu berarti si pria akan menjadikan si wanita sebagai simpanannya hingga si pria bosan, dan jika sudah bosan maka si pria akan membuang si wanita begitu saja dan mencari yang baru yang lebih menarik,” tutur Yesica dengan jujurnya.

“Astaga, kamu itu kebanyakan membaca novel yang isinya berbau vulg*r tahu enggak. Jangan samakan aku dengan pria di dalam novelmu itu, aku jelas berbeda dari mereka. Aku bukan pria yang suka melakukan one night stand dengan banyak wanita, bukan pula pria yang suka mempermainkan perasaan wanita.” Devano hampir saja menepuk keningnya karena pengakuan Yesica yang teramat polos.

“Maaf, saya tak tahu,” ucapnya lirih.

“Lalu, apa jawabanmu? Aku sudah memberimu waktu seharian, tak mungkin kamu tak memikirkannya dengan matang kan? Atau kamu seharian hanya berpikir aku akan menjadikanmu sebagai wanita simpananku seperti dalam cerita novel yang kau baca?” tanya Devano kembali menginginkan jawaban pastinya.

Terpopuler

Comments

Arie Chrisdiana

Arie Chrisdiana

ach modus kmu Devano 😂😂😂😂

2023-10-05

1

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

lucu dan unik ceritanya

2023-09-15

1

HARTIN MARLIN

HARTIN MARLIN

hanya thor yang tau,yang ceritanya bagus

2023-09-15

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01
2 Episode 02
3 Episode 03
4 Episode 04
5 Episode 05
6 Episode 06
7 Episode 07
8 Episode 08
9 Episode 09
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Penutupan dan promosi karya baru
96 Promo Cerita Baru
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Episode 01
2
Episode 02
3
Episode 03
4
Episode 04
5
Episode 05
6
Episode 06
7
Episode 07
8
Episode 08
9
Episode 09
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Penutupan dan promosi karya baru
96
Promo Cerita Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!