17 : Pertama Kali Tampil Ke Umum Berdua

“Sekalian beli yang banyak biar kamu enggak bolak-balik keluar,” ucap Restu yang sudah berdiri di belakang Arnita.

Arnita yang awalnya sedang merenung serius, refleks terlonjak karena kaget. Untung saja Arnita tidak sampai jatuh karena tangan kanan Restu dengan sigap menahan sebelah lengan Arnita. Selain kedua mata mereka menjadi saling bertatapan, mereka yang seketika terdiam juga sampai mendengar detak jantung satu sama lain. Iya, diposisikan layaknya sekarang dan membuat tatapan mereka saling bertatap intens, membuat jantung mereka berdetak lebih kencang.

Setelah Arnita lebih dulu mengerjap kemudian berdeham, Restu menatap bingung Arnita lantaran baginya, ia tidak sampai mengejutkan Arnita. Bahkan berbicara pun, ia melakukannya dengan lirih. Atau mungkin, efek kedatangannya yang tak Arnita sadari hingga Arnita yang telanjur fokus, langsung terkejut ketika tahu ternyata ada orang lain di sana dan itu dirinya? Pikir Restu.

“Mas kebiasaan, hobi banget bikin kaget!” kesal Arnita dengan suara lirih dan langsung menjaga jarak. Namun, Restu malah terus mengikuti. Seolah, dalam diri Arnita, ada magnet berkutub berbeda dengan kutub di magnet tubuh Restu, hingga Restu juga terus mendekat karena tertarik.

“Kita pulang sekalian. Kamu mau pilih mana saja? Butuh yang lain juga enggak, soalnya sudah ditunggu,” sergah Restu karena sepanjang mengikuti, Arnita malah terkesan sengaja terus menghindarinya. Wanita itu masih begitu canggung dan malah menjadi berbakat menjaga jarak darinya.

“Memangnya tadi, Mas datang sama siapa? Yang nunggu, ... yang tadi itu?” tanya Arnita yang akhirnya berhenti melangkah. Toh, mereka sudah ada di lorong paling belakang, sedangkan pegawai yang mengikuti juga tampak lelah.

Restu menjelaskan, dan Arnita langsung paham. Jadilah Arnita mempercepat belanjanya. Arnita memilih dua kain khusus untuknya membuat blazer yang sudah ia rancang secara khusus.

“Ini kalau dibikin paling cuma jadi satu, kan?” ucap Restu sebelum Arnita membawa bahannya ke kasir.

Arnita akan menjawab dengan tegas, tapi mendadak tertahan di tenggorokan lantaran ia tak mungkin jujur, bahwa uang yang dimiliki tidak mencukupi jika sampai membeli barang dalam jumlah banyak. Malahan, sebelum ia membalas, Restu sudah cerewet dan berdalih akan membayarkan semua belanjaan Arnita.

“Loh, kok Mas yang bayarin? Kan aku yang belanja dan lagian, ... Mas sudah kasih aku banyak banget,” keluh Arnita.

“Masa iya aku minta mas ini (pekerja toko yang mengikuti mereka), yang bayar? Yang suami kamu kan aku. Ya tentu aku yang bayar!” tegas Restu sewot.

Restu sewot dan makin cerewet, tapi di mata Arnita malah terasa menggemaskan, manis, sekaligus romantis.

“Asli Mas Restu beneran romantis, semanis ini. Namun tetap saja, efek Mas Restu bukan hanya suamiku, rasanya tetap aneh,” batin Arnita.

Sekitar lima belas menit kemudian, mereka sungguh satu mobil. Arnita duduk di sebelah Restu yang menyetir. Sementara di belakang ada bi Ade, sang suami dan juga sang anak yang mulai gelisah karena efek biusnya sudah habis.

“Jangankan ke istri, ke yang kerja di rumahnya saja, Mas Restu baik banget,” batin Arnita yang tak sampai tahu jika semua biaya sunat anak bi Ade, membeli pakaian bi Ade sekeluarga, juga masih Restu yang bayar. “Enggak kebayang jadi Lia yang mendadak harus berbagi suami sebaik ini. Pasti syok banget!” batin Arnita lagi yang mendadak ingat Azelia. Namun ia juga penasaran, kenapa Azelia tak sampai ikut dan malah Restu yang sibuk? Padahal harusnya jika akan membantu, Azelia lah yang sibuk, bukan Restu.

***

Untuk pertama kalinya, Arnita dan Restu tampil berdua setelah mereka menikah. Tanpa Azelia, semuanya yang ada di sana dan kebetulan sedang rewang, makin mengkhawatirkan nasib istri pertama Restu itu. Namun untuk kali ini, Arnita sungguh sudah menjalani jurus masa bodonya.

Arnita tetap duduk di sebelah Restu karena meski awalnya sudah menjaga jarak, pria itu tetap geser mendekatinya. Mereka duduk di risban ruang tamu kediaman bi Ade yang terbilang sederhana. Sebab selain berdinding bilik dan itu sudah tampak tua, beberapa di antaranya juga tampak rapuh dan sudah ditahan menggunakan kayu maupun bambu, dari luarnya.

“Mas, sudah sering ke sini?” lirih Arnita sengaja memecahkan keheningan sekaligus ketegangan. Sebab duduk hanya berdua dengan Restu dan itu dalam keadaan sepi, benar-benar membuatnya tegang. Ia sampai panas dingin dan juga berkeringat.

“Baru kali ini,” ucap Restu jujur kemudian mengentak-entakan pelan kedua kakinya yang diserang pasukan nyamuk. Mungkin efek ia memakai celana panjang warna hitam, makanya nyamuk yang suka warna gelap betah menyerang.

Jujur, ulah Restu yang tampak susah payah berusaha ramah menyesuaikan diri dengan keadaan di sana malah terasa lucu untuk seorang Arnita. Wanita yang sama sekali tidak merias wajah hingga bekas lebam yang masih tersisa di wajahnya tampak sangat jelas, menjadi sibuk menahan tawa. Arnita sampai harus memalingkan wajah dari Restu guna menyembunyikan senyumnya.

Walau anak bi Ade telah sunat, tampaknya tidak akan ada hajatan karena semacam tratag atau tenda tidak dipasang. Malahan kini, bi Ade sendiri yang mengantarkan dua gelas teh berteman kue bolu panggang yang masih panas. Yang rewang masih sibuk di belakang dan memang terdengar sibuk menyiapkan segala keperluan masak-masak untuk selamatan.

“Duh Bu Ade, maaf banget ini, ... jadi ngerepotin,” ucap Arnita yang langsung berdiri, mengambil setiap gelas kemudian ia suguhkan kepada Restu maupun dirinya. Termasuk juga sepiring bolu panggang yang harumnya sangat khas, ia sendiri yang meletakannya di meja menyisakan nampan yang tetap di tangan bi Ade.

“Sama sekali enggak ngerepotin kok, Bun. Ya sudah, monggo dicicipi. Eh, maksud saya dihabiskan. Maaf hanya ala kadarnya,” ucap bi Ade yang langsung duduk di risban satunya lagi. Tak beda dengan Arnita yang tersenyum canggung kepadanya, ia juga menjadi tersenyum canggung lantaran biasanya, meski sama-sama istri Restu, Azelia tak sampai meladeni Restu secara langsung jika sedang di tempat umum layaknya sekarang.

Sambil memberikan satu gelas teh beralas lambar kepada Restu, Arnita kembali mengucapkan terima kasih kepada bi Ade atas jamuan yang wanita itu berikan. Tak lama setelah bi Ade masuk, Arnita menyusul sambil tetap mengikutkan tas yang menghiasi pundak kanannya.

Arnita memberikan semacam pesangon kepada anak bi Ade yang tengah istirahat di amben yang ada di salah satu kamar sederhana di dalam.

“Enggak usah, Bun. Mas Restu saja sudah kasih banyak banget. Dibayarin sunat, dibeliin baju juga banyak, ... uang selamatan juga dikasih. Saya bingung balasnya gimana,” keluh bi Ade mencoba menolak pemberian Arnita.

“Rezeki jangan ditolak, Bu. Ini buat anak Ibu. Enggak tiap hari juga. Cepat sembuh yah, Mas!” ucap Arnita tetap memberikan pesangonnya kepada anak bi Ade.

“Maturnuwun banget, Bun!” ucap bi Ade berkaca-kaca saking terharunya. Kesabarannya menunggu haknya yang digantung Azelia malah berbuah manis. Ia pun segera meminta sang anak untuk menyalami tangan kanan Arnita dengan takzim sambil mengucapkan terima kasih.

Kembalinya Arnita yang tak disertai bi Ade, membuatnya memergoki sang suami tengah melahap setiap potongan kue bolu. Restu terlihat sangat kelaparan dan itu membuatnya kasihan.

“Si Lia beneran menelantarkan Mas Restu apa gimana, ya? Kok kayaknya tiap hari Mas Restu dibuat kelaparan gitu. Padahal kalau aku perhatikan, Mas Restu tipikal pemilih dan belum terbiasa dengan kehidupan rakyat kecil,” batin Arnita. Ia sengaja menunggu dan tak langsung menghampiri Restu takut kehadirannya membuat Restu malu. “Biarin Mas Restu kenyang dulu,” pikirnya.

Sekitar lima menit kemudian dan Arnita pun sampai kembali mengobrol dengan bi Ade, wanita itu baru berani menghampiri Restu. Pria itu menatapnya heran, mungkin karena kepergiannya terbilang lama.

Sepiring bolu panggang yang disuguhkan tinggal setengah kurang. Arnita sampai memberikan minuman miliknya kepada Restu karena memakan bolu sebanyak itu pasti seret. Tak lupa, ia juga mengeluarkan tisu kotak berukuran kecil dari tas di pundak kanannya kepada Restu. Ada beberapa serpihan bolu yang tertinggal di bibir berisi pria itu maupun dagunya.

“Masa separah itu?” Antara tak percaya sekaligus malu, itulah yang Restu rasakan saat ini. Ia mencoba menatap, memastikan bagian yang Arnita kabarkan dihiasi serpihan kue bolu panggang. Benar saja, istri mudanya tidak mengada-ngada.

“Masih ada, sini sebentar. Maaf ...,” ucap Arnita terpaksa membantu membersihkannya lantaran takut jika ia biarkan, malah akan membuat Restu malu.

Kenyataan kini tak hanya membuat Restu kikuk. Sebab Arnita pun melakukannya sambil menahan rasa gugup.

“Kalau urusan Mas di sini sudah beres, aku mau pulang. Aku mau masak. Mas, sudah makan belum? Kalau belum, nanti aku masak sekalian. Apa mau dibikin bekal saja?” ucap Arnita sambil duduk dan sengaja menjaga jarak, guna mencairkan suasana yang mendadak membeku akibat adegan lap bibir yang ia lakukan.

Terpopuler

Comments

devaloka

devaloka

jor azelia dari luar kek malaikat dalam busuk banget

2023-12-05

4

Sandisalbiah

Sandisalbiah

bener kata Anita pd Juan, kalau jodoh itu cerminan diri... terus kalau Restu yg baik ini kok bisa menikah dgn Azela yg istri gak open ama suami..? ya.. mungkin Allah lagi kasi simulasi utk Restu buat jadi suami siaga dan pengertian utk jodoh sejatinya nanti, istilahnya penggemblengan mental... 🤭🤭

2023-10-30

0

Erina Munir

Erina Munir

thoor nih...naga2nya...restu bakalan jdinya sama Arneta yaa..😁😁😁😁😁😁

2023-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dijebak Di Hari Pernikahan
2 2 : Dinikahkan Paksa
3 3 : Pe-lacur Kelas Kakap
4 4 : Pergi
5 5 : Kecurigaan Demi Kecurigaan
6 6 : Jerat Seorang Juan
7 7 : Arnita yang Sudah Mengorbankan Semuanya
8 8 : Restu yang Jadi Perhatian
9 9 : Mengenai Hamil dan Anak
10 10 : Kebohongan Sita dan Ibu Misya yang Terkuak
11 11 : Empat Hati Di Antara Cinta Dan Obsesi
12 12 : Kamu Cukup Bilang Apa yang Kamu Mau
13 13 : Sidang Dan Keadilan ( Bagian 1)
14 14 : Sidang Dan Keadilan (Bagian 2)
15 15 : Azelia yang Tidak Mau Dicerai
16 16 : Memiliki Dua Istri
17 17 : Pertama Kali Tampil Ke Umum Berdua
18 18 : Jangan Canggung
19 19 : Azelia yang Menjadi Aneh
20 20 : Terbalas
21 21 : Badai Setelah Pelangi
22 22 : Menjemput Istri
23 23 : Merasa Sangat Lelah
24 24 : Sepuluh Hari Ke Depan
25 25 : Hamil?
26 26 : Babak Baru Kehidupan Arnita
27 27 : Kemarahan Restu dan Kehidupan Baru
28 28 : Arnita yang Sekarang
29 29: Mario Dan Devano
30 30 : Restu, Si CEO Baru
31 31 : Vano, Anakku, Kan?
32 32 : Kenapa Kamu Begitu Mirip Denganku?
33 33 : Rindu
34 34 : Wanita Ini Istriku!
35 35 : Papah
36 36 : Menjadi Orang Tua Siaga
37 37 : Restu, Si Papah Sekaligus Suami Idaman
38 38 : Mamah Mertua
39 39 : Maksud yang Masih Sama
40 40 : Cemburu dan Pria yang Sama
41 41 : Papahnya Vano
42 42 : Istrinya CEO
43 43 : Peringatan Keras Dari Anak
44 44 : Makan Malam Romantis
45 45 : Satu Tahap Yang Membahagiakan
46 46 : Korban Keegoisan Orang Tua
47 47 : Kecolongan
48 48 : Pemecatan dan Ganti Rugi
49 49 : Perjuangan yang Melelahkan
50 50 : Bakti Suami Sekaligus Bos
51 51 : Makan Malam yang Membongkar A-IB
52 52 : Papah Pelit
53 53 : Pulang Kampung
54 NOVEL BARU YANG UP TIAP HARII!!
55 54 : Balas Dendam Pun Dimulai
56 55 : Misi Terselubung
57 56 : Tolong Berguna Untuk Arnita Sekali Saja!
58 57 : Hujan Petir
59 58 : Jadi Anak Papah
60 59 : Luka Dari Penyesalan
61 60 : Akhir Dari Perselingkuhan
62 61 : Devano yang Belum Mau Punya Adik
63 62 : Hamil Lagi Dan Makin Sayang
64 63 : Bertemu Azelia
65 64 : Secuil Penderitaan Azelia
66 65 : Bendera Perang
67 66 : Papah Terbaik
68 67 : Surat Balasan
69 68 : Trauma Devano
70 69 : Tak Mau Kehilangan
71 70 : Langsung Minder
72 71 : Reuni Mantan
73 72 : Sidang Dan Talak Tiga
74 73 : Azelia yang Terus Menunggu
75 74 : Menutup Kisah
76 75 : Luka Mental dan Batin
77 76 : Kami yang Dulu Dibuang
78 77 : Bertemu Pak Ramlan
79 78 : Terlalu Capek
80 79 : Kembar Beda Generasi
81 80 : Hari Pertama Devano Sekolah
82 81 : Ingin Anak Perempuan
83 82 : Menyiapkan Butik Dan Pakaian Pernikahan
84 83 : Akhirnya Devano Belajar Jadi Kakak
85 84 : Berproses Menjadi Berguna
86 85 : Hari-Hari yang Membahagiakan
87 86 : Harus Pakai Otak
88 87 : Pulang Kampung Rame-Rame
89 88 : Sudah Sampai Kampung
90 89 : Tidak Diizinkan Menjadi Bagian
91 90 : Kabar Duka Dan Sunat
92 91 : Syukuran Sunat Devano dan Rayyan
93 92 : Rencana Jahat Azelia
94 93 : Anak Papah
95 94 : Isi Pikiran Azelia
96 95 : Menjadi Ipar
97 96 : Keadaan Azelia
98 97 : Papahku Super Hero!
99 98 : Ketiga Anak Arnita
100 99 : Membahagiakan Anak-Anak
101 100 : Anak Ke Tiga
102 101 : Hamil Dan Menikah
103 102 : Gaun Pengantin
104 103 : Devano Dan Segala Pesonanya
105 104 : Taubat yang Terlambat
106 105 : Ibarat Pelangi
107 TAMAT
108 Novel Devano : Dibuang Calon Suami Dan Menjadi Kekasih Bos!
109 Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
110 Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
111 Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
112 Novel : Mendadak Menikahi Mantan
113 Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
114 Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
115 Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
116 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
Episodes

Updated 116 Episodes

1
1 : Dijebak Di Hari Pernikahan
2
2 : Dinikahkan Paksa
3
3 : Pe-lacur Kelas Kakap
4
4 : Pergi
5
5 : Kecurigaan Demi Kecurigaan
6
6 : Jerat Seorang Juan
7
7 : Arnita yang Sudah Mengorbankan Semuanya
8
8 : Restu yang Jadi Perhatian
9
9 : Mengenai Hamil dan Anak
10
10 : Kebohongan Sita dan Ibu Misya yang Terkuak
11
11 : Empat Hati Di Antara Cinta Dan Obsesi
12
12 : Kamu Cukup Bilang Apa yang Kamu Mau
13
13 : Sidang Dan Keadilan ( Bagian 1)
14
14 : Sidang Dan Keadilan (Bagian 2)
15
15 : Azelia yang Tidak Mau Dicerai
16
16 : Memiliki Dua Istri
17
17 : Pertama Kali Tampil Ke Umum Berdua
18
18 : Jangan Canggung
19
19 : Azelia yang Menjadi Aneh
20
20 : Terbalas
21
21 : Badai Setelah Pelangi
22
22 : Menjemput Istri
23
23 : Merasa Sangat Lelah
24
24 : Sepuluh Hari Ke Depan
25
25 : Hamil?
26
26 : Babak Baru Kehidupan Arnita
27
27 : Kemarahan Restu dan Kehidupan Baru
28
28 : Arnita yang Sekarang
29
29: Mario Dan Devano
30
30 : Restu, Si CEO Baru
31
31 : Vano, Anakku, Kan?
32
32 : Kenapa Kamu Begitu Mirip Denganku?
33
33 : Rindu
34
34 : Wanita Ini Istriku!
35
35 : Papah
36
36 : Menjadi Orang Tua Siaga
37
37 : Restu, Si Papah Sekaligus Suami Idaman
38
38 : Mamah Mertua
39
39 : Maksud yang Masih Sama
40
40 : Cemburu dan Pria yang Sama
41
41 : Papahnya Vano
42
42 : Istrinya CEO
43
43 : Peringatan Keras Dari Anak
44
44 : Makan Malam Romantis
45
45 : Satu Tahap Yang Membahagiakan
46
46 : Korban Keegoisan Orang Tua
47
47 : Kecolongan
48
48 : Pemecatan dan Ganti Rugi
49
49 : Perjuangan yang Melelahkan
50
50 : Bakti Suami Sekaligus Bos
51
51 : Makan Malam yang Membongkar A-IB
52
52 : Papah Pelit
53
53 : Pulang Kampung
54
NOVEL BARU YANG UP TIAP HARII!!
55
54 : Balas Dendam Pun Dimulai
56
55 : Misi Terselubung
57
56 : Tolong Berguna Untuk Arnita Sekali Saja!
58
57 : Hujan Petir
59
58 : Jadi Anak Papah
60
59 : Luka Dari Penyesalan
61
60 : Akhir Dari Perselingkuhan
62
61 : Devano yang Belum Mau Punya Adik
63
62 : Hamil Lagi Dan Makin Sayang
64
63 : Bertemu Azelia
65
64 : Secuil Penderitaan Azelia
66
65 : Bendera Perang
67
66 : Papah Terbaik
68
67 : Surat Balasan
69
68 : Trauma Devano
70
69 : Tak Mau Kehilangan
71
70 : Langsung Minder
72
71 : Reuni Mantan
73
72 : Sidang Dan Talak Tiga
74
73 : Azelia yang Terus Menunggu
75
74 : Menutup Kisah
76
75 : Luka Mental dan Batin
77
76 : Kami yang Dulu Dibuang
78
77 : Bertemu Pak Ramlan
79
78 : Terlalu Capek
80
79 : Kembar Beda Generasi
81
80 : Hari Pertama Devano Sekolah
82
81 : Ingin Anak Perempuan
83
82 : Menyiapkan Butik Dan Pakaian Pernikahan
84
83 : Akhirnya Devano Belajar Jadi Kakak
85
84 : Berproses Menjadi Berguna
86
85 : Hari-Hari yang Membahagiakan
87
86 : Harus Pakai Otak
88
87 : Pulang Kampung Rame-Rame
89
88 : Sudah Sampai Kampung
90
89 : Tidak Diizinkan Menjadi Bagian
91
90 : Kabar Duka Dan Sunat
92
91 : Syukuran Sunat Devano dan Rayyan
93
92 : Rencana Jahat Azelia
94
93 : Anak Papah
95
94 : Isi Pikiran Azelia
96
95 : Menjadi Ipar
97
96 : Keadaan Azelia
98
97 : Papahku Super Hero!
99
98 : Ketiga Anak Arnita
100
99 : Membahagiakan Anak-Anak
101
100 : Anak Ke Tiga
102
101 : Hamil Dan Menikah
103
102 : Gaun Pengantin
104
103 : Devano Dan Segala Pesonanya
105
104 : Taubat yang Terlambat
106
105 : Ibarat Pelangi
107
TAMAT
108
Novel Devano : Dibuang Calon Suami Dan Menjadi Kekasih Bos!
109
Novel Baru : Anak Genius Dari Istri yang Tak Perawan
110
Novel : Kisah Kita Belum Usai (Tuan Muda yang Dianggap Miskin)
111
Novel : Serangan Balik Dokter Terhebat
112
Novel : Mendadak Menikahi Mantan
113
Novel : Kembar Genius Kesayangan Bos Mafia Kejam
114
Novel Wanita Kuat : Serangan Balik Dokter Terhebat (Season 1-2)
115
Promo Novel : Dituduh Mandul Dan Dicerai, Tapi Hamil Anak Bos
116
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!